Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENTANG
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS

OLEH:
BIBIN RAHWILIAH, S.Pd
NIP. 19771014 20081 2 010

SDN CIPARAY
UPTD PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN CINANGKA
KABUPATEN SERANG
TAHUN 2016
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH

“PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS”

Menyetujui Cinangka, 5 April 2016


Kepala SDN Ciparay Penulis

Pupun Kurniasih, S.Pd.M.MPd Bibin Rahwiliah, S.Pd


NIP. 19680308 199003 2 003 NIP. 19771014 20081 2 010
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ……………………………………………………………………………………………………….

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………….…………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………………………….1

B. Rumusan masalah …………………………………………........……………………………………………


2

BAB II ISI

3
A. Pengertian Pendekatan Kontekstual ……………………………………………………………………

B. karakteristik Pendekatan Kontekstual ……………………………………………………………………


4

C. Komponen Pendekatan Kontekstual ……………………………………………………………………


4

D. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran ……………………………. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Contextual teaching and learning (CTL) merupakan konsep belajar yang


membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan fakta dalam
kehidupan siswa.CTL lebih mentekankan pada rencana kegiatan kelas ysng dirancang
guru.Rencana kegiatan tersebut berisi scenario tahap demi tahap tentang apa yang
akan di lakukan bersama siswanya sehubungan dengan topic yang akan di
pelajari.Pembelajaran kontekstual lebih memntingkan strategi belajar bukan hasil
belajar.Pembelajaran kontekstual mengharapkan siswa memperoleh materi pelajaran
meskipun sedikit tetapi mendalam bukan banyak tapi dangkal.

Pembelajaran kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara


pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.Komponen
dalam pembelajaran kontekstual adalah contruktivisme ,inquiri,bertanya,masyarakat
belajar,pemodelan,refleksi,dan penilaian yang sebenarnya.Apa bila sebuah kelas
menerapkan ketujuh komponen di atas dalam proses pembelajaran ,maka kelas
tersebut telah menggunakan model pembelajaran kontekstual.Penggunaan CTL dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dikelas dapat menarik perhatian siswa
karenaCTL memiliki berbagai komponen sehingga pembelajaran tidak membosankan
.menurut suyanto CTL dapat membuat siswa terlibat dalam kegiatan yang bermakana
yang diharapkan dapat membantu mereka mampu menghubungkan pengetahuan yang
diperoleh dikelas dengan konteks sitasi kehidupan nyata pembelajaran dengan peran
serta lingkungan secara alami akan memantapkan pengetahuan yang dimiliki
siswa.Belajar akan lebih bermanfaat jika siswa mengalami apa yang di pelajarinya
bukan hanya sekedar mengetahui.Belajar tidak hanya sekedar menghapal tetapi siswa
dapat mengintruksikan pengetahuan yang dimiliki dengan cara mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki pada realita kehidupan sehari-hari

Dengan demikian pengembangan CTL dalam pembelajaran bahasa dan sastra


Indonesia pada aspek mendengarkan,berbivcara,membaca,dan menulis baik dari segi
berbahasa maupun bersastra akan membuat pembelajaran lebih berfariasi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendekatan Kontekstual (CTL) ?
2. Apa karakteristik dari pendekatan Kontekstual?
3. Apa saja komponen pendekatan Kontekstual?
4. Bagaimana penerapan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran.

2
BAB II

ISI

A. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Menurut Blanchard (2001) dalam Triyanto (2007) menyatakan bahwa


pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan suatu konsepsi yang
membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluaraga,warga Negara,dan tenaga

University of Washington (2001) dalam Triyanto (2007),pengajaran


kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai dengan
SMU untuk menguatka,memperluas,dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar
dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang
disimulasikan.

Menurut Blanchard (2001) dalam Triyanto (2007) menyatakan bahwa


pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat
dengan pengalaman yang sesungguhnya .

Menurut Triyanto (2007:105),Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang


membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif,yakni
konstruktivisme,bertanya,menemukan,masyarakat belajar(Learning
community),pemodelan(modeling) dan penilaian sebenarnya (AuthenticAssessement)

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan


kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata untuk menguatkan,memperluas,dan

3
menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari hari.

B. Karakteristik Pendekatan Kontekstual


Menurut Sofyan dan Amirudin bahwa karakteristik dari Pendekatan Kontekstual
(CTL) yaitu :
Kerjasama,Saling menunjang,Menyenangkan,tidak membosankan,Pembelajaran
terintegrasi,Menggunakan berbagai sumber,peserta didik aktif ,Sharing dengan
teman,Belajar dengan bergairah,Peserta didik kritis dan kreatif.

C. Komponen Pendekatan Kontekstual kontrukstivisme


Merupakan landasan berfikir CTL,yang menekankan bahwa belajar tidak hanya
sekedar menghafal,mengingat pengetahuan,tetapi merupakan suatu proses belajar
mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya,yang
dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya .

Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pada


pengetahuan awal,pembelajaran harus dikemas menjadi proses”mengkonstruksi”
bukan menerima pengetahuan.

Inquiry

Merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual.Karena


pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri.Kegiatan
menemukan merupakan siklus observasi,bertanya,mengajukan dugaan,pengumpulan
data,penyimpulan.
Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.
Siswa belajar menggunakan keterampilan berfikir kritis.

4
Questioning (bertanya)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya,Bertanya


merupakan strategi utama pembelajaran berbasis kontekstual.Kegiatan bertanya
berguna untuk :
1.Menggali informasi
2.Menggali pemahaman siswa
3. Membangkitkan respon kepada siswa
4. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
5.Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
6.Memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru
7. Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa,untuk menyegarkan
kembali pengetahuan siswa.
Kegiatan guru untuk mendorong,membimbing dan menilai kemampuan berfikir
siswa.
Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis
inquiry.

Learning Community (Masyarakat Belajar)

Menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama orang lain.Hasil


belajar diperoleh dari hasil sharing dengan teman,antar kelompok dan antar yang
tahu.Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah,dua kelompok atau
lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.Bekerjasama dengan orang
lain lebih baik dari pada belajar sendiri.
Tukar pengalaman.

Modeling (Pemodelan)

Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan ,mendemonstrsikan


bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru
inginkan agar siswanya melakukan.Dalam pembelajaran kontekstual guru bukan satu-
5
satunya model.Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan mendtangkan
dari luar. Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berfikir,bekerja dengan
belajar.
Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya.

Reflection (Refleksi)

Merupakan cara berfikir atau respon tentang apa yang barudipelajari atau berfikir
kebelakang tentang apa yang telah dilakukan dimasa lalu.Realisasinya dalam
pembelajaran,guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang
merupakan pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
Cara berfikir tentang apa yang telah kita pelajari,mencatat apa yang telah di
pelajari.Membuat jurnal,karya seni,diskusi kelompok .

Autentic Assessement (Penilaian yang sebenarnya)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data,yang bisa memberikan gambaran


perkembangan belajar siswa .Dalam pembelajaran berbasi CTL ,gambaran
perkemangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa
mengalami pembelajaran yang bwenar.Fokus penilaian adalah pada penyelesaian
tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun
hasil.
Mengukur keterampilan dan pengetahuan siswa.
Penilaian produk (kinerja) .Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual

D. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran

Untuk mengaplikasikan pembelajaran kontekstual dapat dipergunakan berbagai


metode yang membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran seperti problem based
learning ,coopratif learning ,project based learning,servic learning, dan work based
learning (Berns2001:4) .Pendapat tersebut mengatakan bahwa untuk mewujudkan
pembelajaran kontekstual guru harus menggunakan metode yang banyak melibatakn
pengalaman belajar siswa secara langsung.
6
Coorperative learning merupakan salah satu alternative pilihan yang dapat
mewujudkan pembelajaran kontekstual.Penerapan model pembelajaran kooperatif
dirasa sangt sesuai karena mengkaji permasalahan yang autentik dan membangun
masyarakat belajar di dalam pembelajaran kooperatiftidak hanya mempelajari materi
saj a,namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang
disebut keterampolan kooperatif.Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk
melancarakn hubungan kerja dan tugas.Peranan hubungan kerja dapat di bangun
dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok.Sedangkan peranan
tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan.

Dengan model ini diharapkan tujuan dan misi pembelajaran IPS yaitu mendidik dan
membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan sikap,nilai,moral dan keterampilan
untuk memahami lingkungan social masyarakat dapat dicapai.(Etin solihatin ,2007:3)

7
BAB III

KESIMPULAN

Contextual Teaching and Learning (CTL) atau pembelajaran kontekstual merupakan konteks
belajar yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan realitas dunia siswa sehingga siswa
da[pat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan
peambelajaran bahasa bukan hanya memberikan pemahaman berupa definisi melainkan siswa
dituntut untuk dapat menemukan pengetahuannya sendiri.

Guru harus memiliki strategi yang memacu siswa untuk dapat berpikir kritis dan kreatif
.Implementasi CTL pada pembelajaran membaca,berbicara,menulis,dan mendengarkan dapat
membuat pembelajaran lebih kreatif,dan menunutut siswa untuk berfikir kritis,artinya siswa
dipacu untuk mengubungkan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari
.Guru harus dapat menjadi model pada kompetensi tertentu,sehingga siswa mendapatkan
contoh atau model untuk mengembangkan konsep yang didapat.

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode CTL akan membuat pembelajaran semakin
menarik dan kreatif tanpa menghilangkan tujuan pembelajaran .Guru seharusnya dapat
menciptakan berbagai strategi pembelajaran yang inovatif sehingga siswa semakin
berantusias mengikuti pembelajaran.Kerjasama yang baik antara pelaksana pendidikan
dengan masyarakat akan memperlancar proses pendidikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Endraswara,Suwadi. 2003.Membaca,Menulis,mengajarkan Sastra.Yogyakarta:Kota


Kembang.

Komarudin,Erien. 2005, Panduan kreatif Bahasa Indonesia.Bogor:Yudistira.

Priyatni,Endah Tri .2002.Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Pembelajaran kontekstual.

Anda mungkin juga menyukai