Anda di halaman 1dari 15

Strategi Belajar Biologi

Kelompok 6 :
1.
2.
3.

Ayuk Amalia
Arini Tri Wahyuningtyas
Feri Nur Eviriana

(4401414009)
(4401414012)
(4401414047)

Page | 1

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang
2015/2016

Kata pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Strategi Belajar Biologi.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Semarang, 8 September 2015

Penulis

Page | 2

Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................................

C. Tujuan .........................................................................................................................

BAB II ISI
A. Tinjauan Pustaka....................................................................................................
1. Pengerrtian Strategi..........................................................................................
2. Pengertian Belajar............................................................................................
3. Pengertian Strategi Belajar...............................................................................
4. Strategi Metakognitif dan Sosio-afektif...........................................................
B. PEMBAHASAN....................................................................................................

5
5
5
6
10
13

.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

16

Page | 3

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tujuan pengajaran

yang

dilaksanakan

di

dalam

kelas

adalah

menitikberatkan pada perilaku siswa atau perbuatan (performance) sebagai suatu


jenis output yang terdapat pada siswa, dan teramati, serta menunjukkan bahwa
siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan belajar.
Pengajaran mengemban tugas utama untuk mendidik dan membimbing
siswa-siswa dalam belajar serta mengembangkan dirinya.
Mengajar menurut kaum konstruktivisme bukan kegiatan memindahkan
pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan yang
memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti
partisipasi dengan siswa dalam bentuk pengetahuan, membuat makna, mencari
kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan

justifikasi.

Dengan

demikian

mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri.


Berfikir yang baik lebih penting dari pada mempunyai jawaban yang benar atas
suatu persoalan yang sedang dipelajari. Seseorang yang mempunyai cara berfikir
yang baik, dalam arti bahwa cara berfikirnya dapat digunakan untuk
menghadapi suatu fenomena baru, akan dapat menemukan pemecahan dalam
menghadapi persoalan yang baik. Mengajar dalam kontek ini adalah membantu
seseorang berfikir secara benar dengan membiarkan berfikir sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Strategi Belajar Biologi ?
2. Bagaimana strategi belajar yang tepat digunakan oleh peserta didik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Strategi Belajar Biologi
2. Untuk mengetahui strategi yang paling tepat digunakan oleh peserta didik.

Page | 4

BAB II
ISI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Strategi
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.
Yang dapat dianggap berkaitan langsung dengan pengertian strategi dalam
pengajaran biologi adalah bahwa strategi merupakan rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Hornboy (1969) mengemukakan bahwa strategi adalah kiat merancang operasi
di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang angkatan
darat dan laut. Semua konsep perencanaan dalam rangka menghancurkan musuh
termasuk dalam makna strategi.
Dalam konteks pengajaran, menurut Gagne (1974) strategi adalah kemampuan
internal seseorang untuk berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berfikir secara
unik untuk dapat menganalisis, memecahkan masalah di dalam mengambil keputusan.
Sedangkan strategi secara kognisi adalah sebagai proses berpikir induktif, yaitu
membuat generalisasi dari fakta, konsep, dan prinsip dari apa yang diketahui
seseorang (Bell Gredler, 1986).
Keseluruhan pengertian strategi di atas merujuk pada aspek perencanaan yang
cermat, terukur, dan dipersiapkan melalui mekanisme yang benar. Pengertian strategi
tersebut diterapkan pada berbagai disiplin ilmu, termasuk dalam konteks pengajaran
Biologi. Artinya, strategi pembelajaran Biologi adalah rencana pengajaran Biologi
yang dilakukan dengan cermat dan terukur.
2.
Pengertian Belajar
Kata belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (KBBI,1989).
Dalam bahasa sederhana kata belajar dimaknai sebagai menuju ke arah yang lebih
baik dengan cara sistematis. Burner mengemukakan proses belajar yang terdiri atas
tahapan-tahapan, yaitu tahap informasi, transformasi, dan evaluasi.
Teori belajar lain dikemukakan oleh Gagne yang menetapkan proses belajar
melalui analisis yang cermat dalam suatu kontribusi pengajaran. Ia membuat
kontribusi pengajaran berdasarkan gambaran varieties of change (variasi perubahan).
Yang dimaksud dengan varieties of change adalah perubahan tingkah laku yang terjadi

Page | 5

pada diri anak didik. Perubahan-perubahan tersebut dimaknai berdasarkan beberapa


tingkatan besar.
3.
Pengertian Strategi Belajar.
Strategi belajar menurut Huda (1999) dapat digolongkan atas beberapa cara.
Pertama, strategi belajar digolongkan atas strategi utama dan strategi pendukung, atau
strategi langsung dan strategi tidak langsung. Strategi utama dipakai secara langsung
dalam mencerna materi pembelajaran, sedangkan strategi pendukung dipakai untuk
mengembangkan sikap belajar dan membantu pembelajar dalam mengatasi gangguan,
kelelahan, frustasi, dan sebagainya.
Kedua, strategi belajar dibedakan atas strategi kognitif dan strategi
metakognitif. Strategi kognitif dipakai untuk mengelola materi pembelajaran agar
dapat diingat untuk jangka waktu yang lama. Sedangkan strategi metakognitif adalah
langkah yang dipakai untuk mempertimbangkan proses kognitif, seperti monitoring
diri sendiri, dan penguatan diri sendiri.
Sejumlah ahli menggolongkan pula strategi belajar atas strategi belajar sosial
dan nonsosial. Strategi belajar sosial berkaitan dengan upaya pembelajaran mendapat
kesempatan sebanyak mungkin, meningkatkan interaksi dengan penutur asli, dan
meningkatkna motivasi belajar. Termasuk ke dalam kategori ini adalah cara bagaimana
mengajukan pertanyaan, memberikan penjelasan, gerakan badan, jarak badan dengan
lawan bicara, dan sebagainya.
Subyantoro dkk (2004) mengungkapkan jenis-jenis utama strategi belajar
dillihat dari karakteristik belajar setiap individu yang terbagi atas :
1)
strategi mengulang
2)
strategi elaborasi
3)
strategi organisasi
4)
strategi metakognitif
a. Strategi mengulang
Strategi mengulang terdiri atas mengulang sederhana dan mengulang
kompleks. Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang
materi tertentu dan hanya untuk menghafal saja. Contoh lain strategi sederhana
adalah menghafal nomor telefon, arah tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan, dan
sebagainya. Memori yang sudah ada di dalam pikiran dimunculkan kembali untuk
kepentingan jangka pendek, seketika, dan sederhana.
Penyerapan bahan belajar yang lebih kompleks memerlukan strategi
mengulang kompleks. Menggaris bawahi ide-ide kunci, membuat catatan pinggir,
dan menuliskan kembali inti informasi yang telah diterima merupakan bagian dari
kegiatan mengulang kompleks.
b. Strategi Elaborasi
Page | 6

Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan


PQ4R. PQ4R adalah singakatan dari preview (membaca selintas dengan cepat),
question (bertanya), 4R singkatan dari read, reflecs, recite, dan review atau
membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulas secara
menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif
dalam membantu peserta didik menghafal informasi bacaan.
Menurut sumber dari buku PEMBELAJARAN INOVATIF (Khanifatul,
S.Pd), strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru
akan menjadi lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi pengkodean lebih mudah
dilakukan dan lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan
informasi baru dari memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang
dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang
pernah ada.
Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara
informasi yang dimiliki sebelumnya dengan informasi baru yang diperoleh melalui
proses mencatat. Dengan mencatat, peserta didik dapat menuangkan ide baru dari
perpaduan kedua informasi itu. Sedangkan analogi merupakan cara belajar dengan
pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antar ciri pokok benda
atau ide. PQ4R adalah strategi yang digunakan untuk membantu peserta didik
mengingat apa yang mereka baca.
Strategi elaborsi merupakan strategi pembelajaran yang menekankan proses
penambahan rincian informasi sehingga informasi baru akan lebih bermakna.
Beberapa bentuk strategi elaborasi, antara lain pembuatan catatan dan analogi.
Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara informasi
yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melaui proses
mencatat. Sementara analogi, merupakan cara belajar dengan pembandingan yang
dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda atau ide.
c. Strategi organisasi
Seperti halnya strategi elaborasi, strategi organisasi membantu pelaku belajar
meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur pengorganisasian.
Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang ide-ide atau istilah menjadi
bagian yang lebih kecil. Strategi itu juga berperan sebagai pengidentifikasi ide-ide
atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Bentuk strategi
Page | 7

organisasi adalah outlining, yakni membuat garis besar. Peserta didik belajar
menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama.
Mapping, yang lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih
efektif daripada outlining. Mnemonics membentuk kategori khusus dan secara teknis
dapat diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi, organisasi. Mnemonics
membantu pembentukan asosiasi, yang secara alamiah tidak ada yang membantu
pengorganisasian informasi menjadi memori kerja. Strategi mnemonics terdiri atas
pemotongan, akronim, dan kata berkait.
Strategi organisasi merupakan strategi yang dapat membantu siswa
meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur penorganisasian.
Strategi itu juga berperan pengidentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari
sekumpulan informasi yang lebih besar. Bentuk straegi organisasi adalah outlining,
yaitu membuat garis strategi siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik
atau ide dengan beberpa ide utama.
d. Strategi metakognitif
Metakognitif berhubungan dengan berpikir peserta didik tentang berpikir
mereka sendiri dan kemampuan menggunakan strategi belajar dengan tepat.
Metakognisi memiliki dua komponen, yakni pengetahuan tentang kognisi dan
mekanisme pengendalian atau monitoring. Metakognisi mementingkan learning how
to learn, yaitu belajar bagaimana belajar.
Kajian tentang strategi belajar telah menghasilkan sejumlah taksonomi
strategi belajar. Beberapa taksonomi yang dapat diidentifikasi adalah taksonomi
Rubin dan Thompson, Stern, Oxford-Carpenter, OMalley, Chamot, StewnerMenzanares, Kupper dan Russo, OMalley dan chamot, serta Oxford.
OMalley, dkk. menggolongkan strategi belajar atas tiga kelompok, yaitu
strategi metakognitif, strategi kognitif, dan sosio-afektif. Termasuk ke dalam
kelompok strategi metakognitif adalah advance organizer, perhatian yang diarahkan,
perhatian terpilih, manajemen diri sendiri, perencanaan fungsional, produksi
tertunda, dan evaluasi diri. Ke dalam strategi kognitif termasuk pengulangan,
sumber,

penerjemahan,

pengelompokkan,

pencatatan,

desuksi,

rekombinasi,

pembayangan, representasi pendengaran, kata kunci, kontekstualisasi, elaborasi,


transfer, dan inferensi. Kelompok strategi sosio-afektif terdiri atas kerjasama dan
pertanyaan untuk penjelasan.
Oxford-Carpenter menggolongkan strategi langsung atau strategi utama dan
strategi tidak langsung atau strategi pendukung. Strategi utama terdiri atas sembilan
Page | 8

butir dan tiap butir kemudian

dirinci lagi menjadi beberapa strategi spesifik.

Kesembilan butir tersebut ialah seperti berikut :


1) Inferensi
2) Bahasa 1 Bahasa 2
3) Mnemonik
4) Ingatan umum
5) Penekanan dan peringkasan
6) Latihan fungsional
7) Latihan dengan bunyi dan aturan
8) Klarifikasi dan verifikasi
9) Sumber
Sedangkan strategi pendukung terdiri atas delapan butir dan setiap butirnya
kemudian dirinci lagi. Kedelapan butir tersebut adalah :
1)
Penguat perhatian
2)
Manajemen pribadi
3)
Afektif
4)
Perencanaan dan penetapan tujuan
5)
Produksi dan persepsi
6)
Belajar
7)
Penciptaan latihan, dan
8)
Kerjasama
Oxford (dalam Huda, 1999) mengajukan struktur strategi belajar yang agak
berbeda walaupun masih membedakan strategi langsung dengan strategi tidak
langsung. Kedua jenis strategi ini saling mendukung dan membantu. Strategi
langsung secara langsung berhubungan dengan bahasa dalam berbagai tugas dan
situasi. Strategi ini adalah pelaku dalam kegiatan belajar mengajar dan
mengembangkan kemampuan bahasa. Strategi langsung terdiri atas (1) strategi
ingatan yang bertugas untuk menyimpan dan memanggil informasi dalam otak, (2)
strategi kognitif yang bertugas memahami dan memproduksi bahasa, dan (3)
strategi kompensasi yang bertugas menggunakan bahasa karena hasanah
pengetahuan berada dalam otak.
4.
Strategi Metakognitif dan Sosio-afektif
Menurut pendapat OMalley dkk, yang termasuk ke dalam kelompok strategi
metakognitif adalah advance organizer, perhatian yang diarahkan, perhatian terpilih,
manajemen diri sendiri, perencanaan fungsional, produksi ganda, dan evaluasi diri.
Menurut Oxford yang termasuk ke dalam strategi metakognitif yaitu (1)
memprioritaskan kegiatan belajar, (2) mengatur dan merencanakan kegiatan belajar,
dan (3) melakukan evaluasi kegiatan belajar.
Sedangkan menurut Subbyantor (2004) strategi metakognnitif berhubungan
dengan berfikir peserta didik tentang berfikir mereka sendiri dan kemampuan
Page | 9

menggunakan strategi belajar dengan tepat. Metakognisi ini memiliki dua komponen,
yaitu pengetahuan tentang kognisi dan mekanisme pengendalian atau monitoring
(pemantauan) kognisi. Metakognitif mementingkan learning how to learn, yaitu
belajar beagaimana harusnya belajar.
Metakognitif merupakan istilah umum yang berarti berfikir tentang berfikir.
Strategi ini membuat para peserta didik menyadari proses membaca dan memecahkan
masalah. Mereka akan menjadi lebih menyadari keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk memenuhi situasi belajar tertentu. Contoh penerapan strategi
metakognisi ini, setelah membaca suatu cerita, pengajar dapat menolong para peserta
didik menganalisis pertanyaan untuk menentukan proses berfikir yang diperlukan
untuk menentukan jawaban.
Di samping dapat mengidentifikasi proses atau keterampilan yang diperlukan
untuk melakukan suatu tugas, para peserta didik harus dapat menentukan apakah
mereka menggunakan keterampilan tersebut secara benar.
Menurut buku PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Dr. Ahmad Rifai RC, M.Pd dan
Dra Catharina Tri Anni, M.Pd) penentuan strategi belajar umumnya tidak seluruhnya
efektif bagi setiap orang, artinya: mungkin strategi yang digunakan itu efektif untuk
seseorang, namun tidak efektif bagi orang lain. Kebermaknaan strategi belajar itu
tergantung pada karakteristik individu dalam belajar, dan penggunaan strategi belajar
dalam mempelajari sesuatu. Apabila yang dipelajari itu berupa konsep misalnya, tentu
menggunakan strategi yang berbeda ketika seseorang belajar tentang fakta. Thomas
dan Rohwer (Slavin, 1994) menyajikan beberapa prinsip belajar yang efektif sebagi
berikut :
a. Spesifikasi (spesification)
Strategi belajar itu hendaknya sesuai dengan tujuan belajar dan karakteristik
peserta didik yang menggunakannya. Misalnya, strategi belajar, yang sama dapat
efektif bagi anak laki-laki namun tidak efektif bagi anak perempuan. Belajar sambil
menulis ringkasan mungkin lebih efektif bagi orang lain.
b. Pembuatan (generativity)
Strategi belajar yang efektif yaitu yang memungkinkan seseorang mengerjakan
kembali materi yang telah dipelajari, dan membuat sesuatu menjadi baru. Strategi
belajar itu hendaknya mampu melibatkan pengolahan mental tingkat tinggi pada diri
seseorang. Misalnya, membuat ringkasan dari bacaan dan membuat pertanyaan untuk
orang lain, menyusun tulisan kedalam bentuk garis besar, dan membuat diagram yang
menghubungkan antar gagasan.
Page | 10

c. Pemantauan yang efektif (efective monitoring)


Pemantauan yang efektif yaitu berarti bahwa peserta didik mengetahui kapan
dan bagaimana cara menerapkan strategi belajarnya dan bagaimana cara
menyatakannya bahwa strategi yang digunakan itu bermanfaat.
d. Kemujaraban personal (personal efficicy)
Peserta didik harus memiliki kejelasan bahwa belajar akan berhasil apabila
dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dalam hal ini pendidik dapat membantu peserta
didik dengan cara menyelenggarakan ujian berdasarkan pada materi yang telah
dipelajari.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip penggunaaan strategi belajar itu, Slavin
(1994) menyarankan tiga strategi belajar yang dapat digunakan yaitu: (a) membuat
catatan, (b) belajar kelompok, dan (c) menggunakan metode PQ4R.
Membuat catatan.
Strategi yang paling banyak digunakan pada sewaktu belajar dari bacaan
mampu belajar dari mendengarkan ceramah adalah membuat catatan. Strategi ini akan
menjadi efektif utnuk materi belajar tertentu karena mempersyaratkan pengolahan
mental untuk memperoleh gagasan utama tentang materi yang telah dipelajari, dan
pembuatan keputusan tentang gagasan-gagasan apa yang harus ditulis. Dalam
pembelajaran dikelas, pendidik dapat memberikan kerangka catatan sebelum
memberikan penjelasan, dan menyusun gagasan-gagasan utama yang harus dicatat
peserta didik.
Belajar keompok.
Belajar kelompok ini memungkinkan peserta didik membahas materi yang
telah dibaca atau didengar di kelas. Banyak penelitian menemukan bahwa peserta
didik yang belajar kelompok akan belajar dan mengingat apa yang telah dipelajari
secara lebih baik dibandingkan dengan peserta didik belajar sendiri. Alasannya adalah
setiap individu dalam kelompok belajar dapat bertindak sebagai penyaji materi dan
sekaligus menjadi pendengar. Posisi penyaji dan pendengar ini dapat dilakukan secara
bergantian sehingga seluruh individu dan kelompok memiliki pemahaman yang sama
terhadap materi yang dipelajari.
Metode PQ4R
Strategi belajar ini bertujuan untuk meningkatakan pemahaman dan daya ingat
peserta didik terhadap materi yang dipelajari.

Page | 11

B. Pembahasan
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan, sedangkan belajar
adalah bentuk aktifitas manusia yang dilakukan sejak lahir sampai meninggal dunia
atau suatu yang perubahan pada kepribadian yang dinyatakan pengusahaan
pengusahaan respin (sambutan) atau tingkah laku yang baru yang berupa perubahan
keterampilan, sikap, kebiasaan, kesanggupan dan pemaksaan sedangkan mengajar
adalah suatu pembuatan dapat dikatakan tindakan mengajar bila tindakan itu
didasarkan atas suatu perencanaan yang matang dan teliti.
Setiap peserta didik memiliki strategi belajar yang berbeda beda. Hal itu
dikarenakan setiap peserta didik memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda. Ada yang
hanya membaca bisa langsung paham, ada yang sekali dijelaskan bisa langsung
mengerti, namun ada pula peserta didik yang membutuhkan waktu lebih lama untuk
dapat memahami materi yang diberikan. Oleh karena itu harus ada penyesuaian
strategi belajar dari setiap peserta didik menurut kemampuannya. Disini, peran
seorang guru sangat diperlukan untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik
agar dapat memperoleh strategi belajar yang sesuai dengan kemampuannya.
Berfungsinya peran guru untuk peserta didik yang saling berkesinambungan,
maka strategi belajar yang digunakan akan memberi dampak positif dengan
pemahaman peserta didik. Sehingga dapat dikatakan berhasil dalam mengatur strategi
belajar untuk peserta didik, maka tujuan awal akan tercapai.
Jika peserta didik mempunyai bekal materi sebelum guru memberikan materi
yang disampaikan, maka peserta didik akan lebih mudah memahami materi tersebut.
Jadi yang mendukung keberhasilan siswa itu bukan hanya ditentukan dari apa yang
Page | 12

diajarkan oleh guru, namun keberhasilan itu juga ditentukan oleh pesrta didik itu
sendiri. Dalam memberikan materi kepada peserta didik seharusnya guru itu
mempunyai strategi agar materi yang di informasikan itu mudah dipahami.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh peserta didik, yaitu mengulang
materi yang diajarkan oleh guru ketika di sekolah, sehingga materi yang diajarkan oleh
guru tersebut akan terus tersimpan di dalam memori otak mereka. Selain itu, peserta
didik juga dapat membuat catatan yang berisi ringkasan tentang materi yang telah
disampaikan guru ketika di sekolah. Ketika peserta didik sudah mengetahui bahwa
mereka paham terdapat cara yang dapat dilakukan peserta didik agar dirinya lebih
menguasai, yakni melalui Outlining, Mapping, Mnemonics. Outlining yakni membuat
garis besar, dimana peserta didik menghubungkan berbagai macam topik atau ide
dengan beberapa ide utama. Mapping, yang lebih dikenal dengan pemetaan konsep
dalam hal ini

hal lebih efektif dari pada outlining, karena ketika menggunakan

mapping ini peserta didik dapat belajar secara terarah. Strategi mnemonics terdiri atas
pemotongan, akronim, dan kata berkait. Sebaiknya peserta didik menyadari proses
membaca dan memecahkan masalah, sehingga mereka akan menjadi lebih menyadari
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi situasi belajar tertentu.
Contohnya ialah penerapan setelah membaca buku biologi, para peserta didik
menganalisis pertanyaan untuk menentukan proses berfikir yang diperlukan untuk
menentukan jawaban.
Banyak penelitian menemukan bahwa peserta didik yang belajar kelompok
akan lebih mengingat apa yang telah dipelajari secara lebih baik dibandingkan dengan
peserta didik belajar sendiri. Alasannya adalah setiap individu dalam kelompok belajar
dapat bertindak sebagai penyaji materi dan sekaligus menjadi pendengar. Siswa juga
harus sadar bahwa strategi yang digunakan dapat meningkatakan pemahaman dan
daya ingat peserta didik terhadap materi yang dipelajari.

Page | 13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap peserta didik mempunyai macam-macam cara untuk membuat dirinya
memahami materi yang disampaikan oleh gurunya. Macam macam strategi
belajar yaitu mengulang, elaborasi, organisasi, dan metakognitif. Peran guru juga
sangat mempengaruhi peserta didik dalam merealisasikan keberhasilan.
B. Saran
Sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar hendaknya baik guru maupun
peserta didik dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu agar guru maupun peserta
didik tidak masuk kelas dengan fikiran kosong. Apapun strategi belajar mengajar
yang digunakan, tetaplah bergantung pada individu masing-masing. Sehingga
selain menentukan strategi belajar mengajar mana yang paling sesuai juga tetap
mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Page | 14

Daftar Pustaka
Iskandarwassid, Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA.
Khanifatul. 2012. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA
Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas
Negeri Semarang

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai