Mineral merupakan zat yang sebagian besar bersifat hablur
atau kristal yang terdapat dalam batuan kerak bumi, bersifat
homogen secara fisik dan kimia serta terbentuk secara alami. Mineral merupakan bahan pembentuk batuan yang mempunyai bentuk padat sebagian bentuk cair dan gas. Didalam kerak bumi terdapat delapan unsur mineral, unsur pembentuk mineral dalam kerak bumi antara lain : O = 47% Si = 27% Al = 8% Fe = 5% Ca = 3,5% Na = 2,5% K = 2,5% Mg = 2,5% Semua unsur-unsur ini membentuk 99,25% dari susunan kimia kerak bumi , sisanya kira-kira 1% merupakan unsurdari zat lain. Mineral batuan digolongkan menjadi 3 kelompok: mineral utama, merupakan komponen mineral batuan yang diperlukan untuk menggolongkan dan menanamkan batuan dalam jumlah sedikit. Mineral sekunder, terbentuk dari mineral primer oleh proses pelapukan, sirkulasi larutan atau metamorfosis. Misalnya mineral klorit yang terbentuk dari mineral biotit oleh pelapukan. Mineral aksesori/ tambahan, terbentuk oleh kristalisasi magma dalam jumlah kurang dari 5%. Misalnya magnetit (FeO) yang terdapat dalam batuan beku, bersifat magnetit kuat dan berwarna hitam. Mineral di alam mempunyai 2 bentuk, yakni : Unsur bebas, misalnya tembaga, emas, besi, platina, perak, belerang, intan, granit Unsur persenyawaan digolongkan menjadi mineral oksida, sulfida, karbonat, sulfat, non ferro magnesian silicates dan ferromagnesian silicates. Contoh : FeO, FeS , CaCO, CaSO.2HO, SiO, (Mg, Fe) SiO Pengelompokan mineral Mineral batuan di bumi dikelopokkan menjadi : 1. mineral sebagai unsur bebas, misalnya Cu, Au, Fe, Pt, Ag, S, dan C 2. Mineral sebagai persenyawaan : a. persenyawaan oksida, misalnya HO, FeO, dan FeO b. Persenyawaan sulfida, misalnya PbS dan FeS c. Persenyawaan karbonat, misalnya CaCO dan CaMg(CO ) d. Persenyawaan silikat, misalnya CaSO HO e. Persenyawaan non ferro magnesian silicates, misalnya SiO dan KAlSiO (OH.F) f. Persenyawaan ferromagnesian silicates, misalnya K(Mg.Fe) (OH) (AlSiO) Identifikasi Mineral Mineral dapat diidentifikasi dengan berbagai cara yaitu : 1. analisis petrografis, yakni analisis dengan cara menyayat mineral sampai ketebalan 0,3 mm dan diamati dibawah mikroskop petrografi 2. analisis sinar X, yakni analisis menggunakan sinar X dengan teknik film fotografis yang menghasilkan rona dan pola tertentu menggambarkan susunan geometris ion dari mineral yang teliti. 3. analisis kimia, yakni cara analisis mineral dengan mereaksikannya dengan zat-zat kimia tertentu. Hasil reaksi tersebut digunakan untuk menginterprestasikan mineral yang diidentifikasi. Identifikasi sifat fisik mineral 1. Belahan/ cleavage, adalah kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu arah 2. Pecahan/ fracture, jika mineral tidak membelah secara teratur maka mineral akan pecah dengan arah yang tidak teratur. Macam-macam pecahannya adalah : a. Conchoidal, pecahan mirip botol pecah, bergelombang b. Splintery/fibrous, menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbes dan augite c. Univen/ irregular, permukaan tidak teratur/ kasar, misalnya garnet dan hematite d. Hackly, permukaan tidak teratur dengan ujung yang runcing, misalnya Cu dan Ag 3. bentuk/ form, mineral yang tidak mempunyai bentuk disebut amorf, mineral kristal disebut kristalin. Misalnya halite berbentuk isometrik dan kalsit berbentuk heksagonal 4. Warna/ color, mineral ada yang warnanya tetap. Misalnya galena dan magnetite 5. Cerat/ streak, adalah warna mineral dalam bentuk serbuk. Misalnya pyrite warnanya kuning tapi ceratnya kehijauan 6. Kilap/ luster, adalah kenampakan mineral karena pantulan cahaya. Kilap dibagi menjadi kilap logam (metallic), contohnya pyrite sreta galena dan kilap non-metallic, contohnya kwarsa serta kalsit 7. Kekerasan/ hardness, adalah ketahanan mineral terhadap goresan, kekerasan diukur dengan skala Mohs yang mempunyai kekerasan antara 1 sampai 10 1. Berat jenis/ specific gravity, dapat digunakan untuk identifikasi secara fisik karena berat jenis mineralnya berbeda-beda.