Anda di halaman 1dari 12

“Progresivisme”

KELOMPOK 1-3
Progresivisme

Menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan


secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan progresivisme adalah suatu aliran yang
menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan
kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada
pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berfikir
secara sistematis melalui care-care ihniah seperti memberikan analisis, pertimbangan, dan
perbuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk
pemecahan masalah yang dihadapi.
Progressivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan
kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan
dapat menghadapi masalah yang menekan atau mengecam adanya manusia itu
sendiri. Aliran Progressivisme mengakui dan berusaha mengembangakan asas
Progressivisme dalam semua realitas, terutama dalam kehidupan adalah tetap survive
terhadap semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat segala sesuatu
dari segi keagungannya. Berhubungan dengan itu progressivisme kurang menyetujui
adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu
maupun pada zaman sekarang.
Sejarah Progresivisme

Awal mula lahirnya aliran progresivisme ialah dilatar belakangi ketidak puasan
terhadap pelaksanaan pendidikan yang sangat tradisional, cenderung otoriter dan
peserta didik hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran. Menurut Gutek (1974:139)
Aliran ini berakar dari semangat pembaharuan sosial pada awal abad ke 20 yakni
gerakan pembaharuan politik Amerika. Adapun aliran progresif pendidikan Amerika
mengacu pada pembaharuan pendidikan di Eropa barat.
Progresivisme juga merupakan pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat:
1.Fleksibel ( Tidak kaku, tidak menolak perubahan,dan tidak terikat oleh dokrin
tertentu )
2.Curious ( Ingin mengetahui, ingin menyelidiki )
3.Toleran dan open-minded ( Mempunyai hati terbuka )

Dalam pandangan pendidikan, progresivisme merupakan suatu sarana untuk


mengembangkan kemampuan berpengetahuan para peserta didik supaya memiliki
pengetahuan untuk kehidupan yang lebih maju, yang mana peserta didik diajarkan cara
berpikir secara kritis guna untuk memecahkan suatu permasalahan.
Progresivisme sebagai aliran filsafat mempunyai watak yang dapat digolongkan
sebagai:
Negative and diagnostic yang berarti bersikap anti terhadap otoritarianisme dan
absolutisme dalam segala bentuk.Positive and remedial, yakni suatu pernyataan dan
kepercayaan atas kemampuan manusia sebagai subjek yang memiliki potensi-potensi
alamiah, terutama kekuatan self-regenerative untuk menghadapi dan mengatasi semua
problem hidupnya.
TUJUAN
Progresivisme dalam pandangan pendidikan:
1. Tujuan pendidikan
Maksud dari progresivisme ini bertujuan untuk memberikan banyak pengalaman pada
peserta didik dalam upaya dapat memecahkan masalah baru yang dihadapi dalam
kehidupan pribadinya maupun kehidupan sosialnya.
2. Belajar dalam pandangan progresivisme
Progsivisme memandang bahwa belajar adalah suatu proses yang berpijak pada akal
manusia yang bersifat kreatif dan dinamis sebagai potensi yang ada pada diri manusia.
3. Pendidik dan peserta didik dalam progresivisme
Terdapat perbedaan diantara peran keduanya. Yang mana prinsip pembelajaran
dipusatkan pada peserta didik, dan pendidik berperan sebagai fasilitator, pembimbing
dan pengarah untuk peserta didik.
Adapun tujuan dari aliran progresivisme dalam pendidikan ialah ingin merubah
praktik pendidikan yang selama ini terkesan otiriter menjadi demokratis dan lebih
menghargai potensi dan kemampuan anak, serta mendorong untuk dilaksanakannya
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik. Dengan menerapkan aliran
progresivisme dalam pendidikan, harapannya dapat membahwa perubahan dan
kemajuan pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas, sehingga mampu
mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia.
Teori progresivisme
Menempatkan peserta didik pada posisi sentral dalam melakukan pembelajaran.
karena peserta didik mempunyai kecenderungan alamiah untuk belajar dan menemukan
sesuatu tentang dunia di sekitarnya dan juga memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu
yang harus terpenuhi dalam kehidupannya.
Dalam pandangan progresivisme terdapat perbedaan antara peran guru dan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Karena prinsip pembelajaran progresivisme
menghendaki pembelajaran yang dipusatkan pada siswa. Adapun peran guru menurut
aliran progresivisme ialah berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah bagi
siswa. pendidikan progresif mencari guru yang memang berbeda dari guru di
pendidikan tradisional dalam hal watak, pelatihan, dan teknik pengajarannya.
Karena kelas pendidikan progresif berorientasi pada kegiatan yang bertujuan,
pendidik progresif sangat perlu mengetahui bagaimana cara mendorong untuk dapat
berpendapat, berencana, dan menyelesaikan proyek mereka. Selain itu, guru juga perlu
mengetahui bagaimana tahapan kerja kelompok karena pola dasar pengajaran progresif
berpusat pada partisipasi kelompok. Aliran progresivisme ingin mengatakan bahwa
tugas guru sebagai pembimbing aktivitas anak didik/siswa dan berusaha memberikan
kemungkinan lingkungan terbaik untuk belajar. Sebagai Pembimbing ia tidak boleh
menonjolkan diri, ia harus bersikap demokratis dan memperhatikan hak-hak alamiah
anak didik/siswa secara keseluruhan.
Dalam aliran progresif ini Proses belajar mengajar di kelas ditandai dengan beberapa
hal antara lain :
1. Guru merencanakan pelajaran yang membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
siswa.
2. Selain membaca buku siswa juga diharuskan berinteraksi dengan alam misalnya
melalui kerja lapangan atau lintas alam.
3. Guru membangkitkan minat siswa melalui permainan yang menantang siswa untuk
berpikir.
4. Siswa didorong untuk berinteraksi dengan sesamanya untuk membangun
pemahaman sosial.
5. Kurikulum menekankan studi alarm dan siswa dipajankan (exposed) terhadap
perkembangan barn dalam saintifik dan sosial.
Pendidikan sebagai proses yang terns menerus memperkaya siswa umuk tumbuh,
bukan sekedar menyiapkan siswa untuk kehidupan dewasa. Para pendidik aliran ini
sangat menentang praktik sekolah tradisional, khususnya dalam lima hal : (1) guru
yang otoriter, (2) terlampau mengandalkan metode berbasis buku teks, (3)
pembelajaran pasif dengan mengingat fakta (4) filsafat empat tembok, yakni
terisolasinya pendidikandari kehidupan nyata, dan (5) penggunaan rasa takut atau
hukuman badan sebagai alat untuk menanamkan disiplin pada siswa
Pendidikan sebagai proses yang terns menerus memperkaya siswa umuk tumbuh,
bukan sekedar menyiapkan siswa untuk kehidupan dewasa. Para pendidik aliran ini
sangat menentang praktik sekolah tradisional, khususnya dalam lima hal :
(1) guru yang otoriter,
(2) terlampau mengandalkan metode berbasis buku teks,
(3) pembelajaran pasif dengan mengingat fakta
(4) filsafat empat tembok, yakni terisolasinya pendidikandari kehidupan nyata, dan
(5) penggunaan rasa takut atau hukuman badan sebagai alat untuk menanamkan
disiplin pada siswa
“TERIMAKASIH”

Anda mungkin juga menyukai