Anda di halaman 1dari 12

“PENDIDIKAN MASYARAKAT, PENDIDIKAN MASSA,

DAN PENDIDIKAN SOSIAL”

MAKALAH
PENDIDIKAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu :
Dra. Wirdatul Aini, M. Pd

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 :

Asri Novika (19002005)


Elsia Syahida Lendi (19002010)
Thoriq Haikal (19004123)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Wirdatul Aini, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Masyarakat sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan
Masyarakat dengan judul “Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan Pendidikan
Sosial”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Padang, 18 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................1

C. TUJUAN ..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................2

A. PENGERTIAN .................................................................................................................2

B. KARAKTERISTIK ..........................................................................................................3

C. PERBEDAAN ..................................................................................................................5

D. CONTOH .........................................................................................................................6

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................8

A. KESIMPULAN ................................................................................................................8

B. SARAN ............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat, karena apabila kita
sadari arti pendidikan sebagai proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keterampilan dan aspekaspek kelakuan lainnya kepada generasi muda maka seluruh upaya
tersebut sudah dilakukan sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Hampir segala
sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain baik di rumah,
sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya. Wajar pula apabila segala sesuatu
yang kita ketahui adalah hasil hubungan timbal balik yang ternyata sudah sedemikian rupa
dibentuk oleh masyarakat kita. Bagi masyarakat sendiri hakikat pendidikan sangat
bermanfaat bagi kelangsungan dan proses kemajuan hidupnya. Agar masyarakat itu dapat
melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai-nilai,
pengetahuan, keterampilan dan bentuk tata perilaku lainnya yang diharapkan akan dimiliki
oleh setiap anggota. Setiap masyarakat berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses
adaptasi tertentu sesuai corak masing-masing periode jaman kepada generasi muda melalui
pendidikan, secara khusus melalui interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat
diartikan sebagai proses sosialisasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan Pendidikan Sosial?
2. Bagaimana karakteristik Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan Pendidikan
Sosial?
3. Bagaimana perbedaan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan Pendidikan
Sosial?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan
Pendidikan Sosial?
2. Untuk mengetahui karakteristik Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan
Pendidikan Sosial?
3. Untuk mengetahui perbedaan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan
Pendidikan Sosial?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN

1. Pendidikan Masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakat pada dasarnya dikembangkan dan dilaksanakan dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Melalui lembaga-
lembaga pendidikan berbasis masyarakat, masyarakat berupaya untuk memperbaiki
kehidupannya secara terus- menerus melalui pemberdayaan dengan sarana pendidikan dan
pelatihan.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari pendidikan masyarakat
diantaranya adalah :
i. Suharto (2011) mengemukakan bahwa pendidikan berbasis masyarakat adalah wujud dari
demokratisasi pendidikan melalui perluasan pelayanan pendidikan untuk kepentingan
masyarakat.
ii. Jalal dan Supriadi (2001) mengatakan bahwa pendidikam berbasis masyarakat adalah
pendidikan yang dirancang, dilaksanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat
yang mengarah pada usaha menjawab tantangan dan peluang yang ada di lingkungan
masyarakat tertentu dengan berorientasi pada masa depan.
iii. Cuningham mengemukakan bahwa pendidikan masyarakat adalah sebagai proses
pembangunan pendidikan masyarakat dengan tujuan untuk pengembangan potensi dan
partisipasi masyarakat di tingkat lokal yang pelaksanaannya mengikuti paradigma
fungsionalis.
Jadi, dapat simpulkan bahwa pendidikan masyarakat adalah suatu layanan pendidikan
yang ditujukan kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan, menambah
pengetahuan serta keterampilan tanpa pandang bulu.
2. Pendidikan Massa
Mass education (pendidikan massa) terdiri dari dua kata, yaitu mass dan education.
Mass adalah masa orang banyak atau kumpulan orang banyak. Sedangkan education adalah
pendidikan. Menurut Sudjana (2004), pendidikan massa (Mass Education) adalah
kesempatan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas dengan tujuan untuk
membantu masyarakat sehingga warganya memiliki kecakapan membaca, menulis, berhitung
dan pengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya menyesuaikan terhadap
lingkungannya. Sedangkan Menurut Maunah (2009), dikatakan bahwa Mass Education
2
3

(pendidikan massa) merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar
lingkungan sekolah yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum
untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekitarnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan massa adalah pendidikan yang dipusatkan
kepada masyarakat atau orang dewasa di luar lingkungan sekolah dengan berskala besar agar
memiliki pengetahuan dalam berbagai aspek atau bidang tertentu.
3. Pendidikan Sosial
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari pendidikan sosial diantaranya
adalah:
a) Menurut Al-Hasyimi (2001) mengemukakan bahwa pendidikan sosial adalah bimbingan
orang dewasa terhadap anak dengan memberikan pelatihan untuk pertumbuhan kehidupan
sosial dan memberikan macam-macam pendidikan mengenai perilaku sosial dari sejak
dini, agar hal itu mejadi elemen penting dalam pembentukan sosial yang sehat.
b) Menurut Vembriarto (1984) mengatakan bahwa pendidikan sosial adalah berarti suatu
usaha melalui proses untuk mempengaruhi dan mengembangkan sikap sosial pada anak
dalam arti mengarahkan kegiatan (aktifitas) pada sosialisasi anak dalam lingkungan
sosialnya.
c) Menurut Ulwan (1991) mengatakan bahwa pendidikan sosial adalah mendidik manusia
sejak kecil agar anak terbiasa menjalankan perilaku sosial yang baik, dan memiliki nilai
dasar-dasar kejiwaan mulia bersumber pada aqidah dan keimanan yang mendalam, agar
ditengah-tengah masyarakat nanti anak mampu bergaul dan berperilaku yang baik,
mempunyai keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.
Jadi pendidikan sosial menurut beberapa pendapat di atas adalah suatu proses yang
diusahakan oleh orang dewasa terhadap anak, secara sengaja dalam masyarakat untuk
mendidik, membina, membangun individu dalam lingkungan sosial supaya ditengah-tengah
masyarakat kelak anak mampu bergaul dan berperilalaku yang baik terhadap sesama.
B. KARAKTERISTIK

1. Pendidikan Masyarakat
Pendidikan non formal memiliki ciri-ciri yang berbeda dari pendidikan sekolah.
Namun keduannya pendidikan tersebut saling menunjang dan melengkapi. Dengan meninjau
sejarah dan banyaknya aktivitas yang dilaksanakan, pendidikan non formal memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
4

a) Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan. Pendidikan


nonformal menekankan pada belajar yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan
dalamkehidupan peserta didik.
b) Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar mandiri, peserta
didikadalah pengambilan inisiatif dan mengkontrol kegiatan belajarnya.
c) Waktu penyelenggaraannya relative singkat, dan pada umumnya tidak
berkesinambungan.
d) Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat dimusyawarahkan
secaraterbuka, dan banyak ditentukan oleh peerta didik.
e) Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif, dengan penekanan pada belajar
mandiri.
f) Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah fasilitator
bukan menggurui.
2. Pendidikan Massa
Adapun karakteristik pendidikan massa secara umum, yaitu:
a) Fokus menemukan dan memupuk potensi unggul tiap anak. Sejak usia dini potensi anak
sudah dapatdideteksi dan sepanjang perjalanan pendidikannya bakat ini akan terus
dikembangkan untuk mencapaitingkat terbaiknya, tanpa memilah-milah apakah ini
sebagai bakat akademik atau ekstrakurikuler. Sehingga, kelak anak akan menjadi anak
yang unggul pada bidangnya masing- masing.
b) Mengembangkan kecerdasan beragam dan mengembangkan moral anak secara
berimbang.
c) Mengajarkan life skill. Life skill inilah yang sesungguhnya dibutuhkan oleh anak kita
untuk menjadi suksesketimbang akademik dan hafalan.
d) Sistem penilaian yang berbasis hasil karya ilmiah dan peningkatan kemampuan
penguasaan bidang-bidang yang dipelajarinya. Anak didorong untuk selalu berkarya
melalui mata pelajaran yang diajarkan. Dicermati dan dicatat perkembangan
kemampuannya dalam satu bidang mata pelajaran. Karya-karya iniakan disimpan sebagai
bukti sejarah perjalanan proses belajar anak (portfolio management system).
e) Sekolah yang berbasiskan pada kehidupan dan praktek-praktek lapangan.
f) Para guru yang selalu memotivasi dan mendorong siswa untuk mau dan mampu
mempelajari apapun.
5

g) Mengembalikan sistem dan pola pembelajaran pada kodrat penciptaan anak.


3. Pendidikan Sosial
Menurut, DR. Abdullah Nasih Ulwan dalam kitabnya "Tarbiyatul Awlaad fil Islam"
menyatakan bahwatujuan pendidikan sosial adalah-penanaman kejiwaan yang mulia;-
menjaga hak-hak orang lain-menjaga etika sosial;-pengawasan dan kritik sosial. Abdullah
Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam, terj. Pendidikan Anak dalam Islam, jilid 1,
(Jakarta:pustaka Amani, 1999), hlm. 438
Perspektif lain mengenai tujuan reformasi pendidikan sosial, hal ini dalam rangka
pengembangan SDM berbasis masyarakat adalah:
(1) Membantu pemerintah dalam memobiliasa sumber daya setempat dandari luar serta
meningkatkan peranan masyarakat untuk mengambil bagian dalam
perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan di semua jenjang, jenis, dan jalur
pendidikan.
(2) Menstimulasi perubahan, sikap dan persepsi masyarakat terhadap rasa kepemilikan,
tanggung jawab, kemitraan,toleransi dan kesediaan menerima perbedaan sosial budaya.
Sebenarnya, tujuan utama pemberdayaan masyarakat/ pendidikan sosial yang penulis
kutip di atas terdapat empat point. Hanya saja, dua point di atas sudah cukup mewakili,
menurut penulis. Point nomor dua menjadi penting saat ini untuk lebih diperhatikan, yaitu
tanggung jawab, perilaku toleransidan kesediaan menerima perbedaan sosial budaya.
Mengingat, perilaku intoleransi adalah masalah sosial yang paling krusial, terbukti, bila
musim pilkada tiba, perbedaan sosial budaya sekaligus agamaselalu menjadi momok
menakutkan bagi masyarakat.
C. PERBEDAAN
Pada dasarnya antar pendidikan masyarakat, pendidikan massa dan pendidikan sosial
sama-sama menekankan pentingnya bersikap kearah positif, bermanfaat dan kemampuan
berkomunikasi dengan baik. Salah satu perbedaan yang bisa kita temukan yaitu, setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Sedangkan pendidikan
sosial tidak menekankan sarana dan prasarana khusus dalam penerapan pendidikannya.
6

Selain itu, dalam pendidikan non formal bisa saja terdapat beberapa kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga
dan kesehatan secara umum.
D. CONTOH
1. Pendidikan Masyarakat
Pendidikan nonformal sendiri merupakan pendidikan yang diadakan di luar
pendidikan formal. Pendidikan nonformal hadir sebagai pelengkap pendidikan formal, yakni
untuk memenuhi aspek tertentu yang tidak diberikan pada pendidikan formal. Contoh dari
pendidikan nonformal yaitu: Kelompok Bermain (KB), sanggar, dan lembaga kursus/lembaga
pelatihan.
Pendidikan nonformal biasanya bersifat fleksibel. Pasalnya, lembaga pendidikan
nonformal dapat mendesain dan menerapkan metode dan kurikulumnya sendiri, atau tidak
terikat dengan aturan atau ketentuan sebagaimana lembaga pendidikan formal. Lembaga
pendidikan nonformal secara umum juga tidak menetapkan syarat-syarat tertentu bagi calon
peserta/murid. Dengan begitu, pendidikan nonformal jadi lebih eksklusif bagi siapapun yang
hendak bergabung.
2. Pendidikan Massa
Menurut Notoadmodjo 2007, metode pendidikan massa cocok untuk
mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena
sasaran pendidkan ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-
pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi awarenss, dan belum begitu diharapkan untuk
sampai pada perubahan perilaku. Pada umumnya, bentuk pendekatan massa ini tidak
langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh
metode yang cocok untuk pendekatan massa adalah ceramah umum, pidato, simulasi,
sinetron, tulisan-tulisan di majalah atau koran dan billboard.
3. Pendidikan Sosial
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, kepada tuhan YME berakhlak mulia,
7

sehat, berilmu, cakap ,kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Contoh dalam pelajaran sosial misalnya dalam nilai kehidupan dan
kemanusiaan yang ingin ditanamkan bagaimana hidup rukun didalam keluarga, masyarakat
berkasih sayang antar anggota keluarga, memelihara kebersihan lingkungan. mengajarkan
nilai kebudayaan misal di daerah Jakarta siswa harus tahu asal mula ondel-ondel terbuat dari
apa, gunanya buat apa dan bagaimana cara memeliharanya. Sedangkan mengajarkan
pengembangan moral bagaimana bersikap kepada yang lebih tua dan muda, dan yang paling
penting strategi mengajarkan nilai kehidupan, kemanusiaan, budaya dan moral pada anak usia
dini kita harus memberikan teladan atau contoh terlebih dahulu kalau ingin anak kita sopan
maka harus terlebih dahulu orangtuanya sopan karena anak usia dini itu melihat contoh dari
keluarga, masyarakat/lingkungan dan memang sedang berada pada proses imitasi atau
meniru.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat, karena apabila kita
sadari arti pendidikan sebagai proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keterampilan dan aspekaspek kelakuan lainnya kepada generasi muda maka seluruh upaya
tersebut sudah dilakukan sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Hampir segala
sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain baik di rumah,
sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya. Pada dasarnya tujuan utama dari tiap
pendidikan tersebut sama-sama untuk menjadikan objeknya menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa, kepada tuhan YME berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap ,kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tetapi dalam cara
penyampaian dan jenis materi yang disampaikan berbeda-beda.
B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan - kekurangan baik
dalam penulisan maupun isi dalam makalah ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengalaman dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kami mohon ma’af atas segala
kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan
sarannya dari kita semua baik dalam penulisan makalah ini maupun informasinya agar
pendidikan dinegara kita ini lebih baik dan bermutu dan tentu saja tidak terlepas dari peran
kita semua sebagai generasi penerus yang akan membangun negara ini.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://talia.blog.m3-access.com/posts/22989_Pendidikan-Sosial-Untuk-Anak-Dini-Usia.html (diakses
pada 18 September 2021)

https://muhammadalmustofa.wordpress.com/2011/04/03/pendidikan-sosial-untuk-anak-dini-usia/
(diakses pada 18 September 2021)

https://ophiephotograph.wordpress.com/2017/05/20/pengertian-persamaan-dan-perbedaan-
pendidikan-formal-nonformal-dan-informal/ (diakses pada 18 September 2021)

Anda mungkin juga menyukai