MAKALAH
PENDIDIKAN MASYARAKAT
Dosen Pengampu :
Dra. Wirdatul Aini, M. Pd
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. TUJUAN ..........................................................................................................................1
A. PENGERTIAN .................................................................................................................2
B. KARAKTERISTIK ..........................................................................................................3
C. PERBEDAAN ..................................................................................................................5
D. CONTOH .........................................................................................................................6
A. KESIMPULAN ................................................................................................................8
B. SARAN ............................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat, karena apabila kita
sadari arti pendidikan sebagai proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keterampilan dan aspekaspek kelakuan lainnya kepada generasi muda maka seluruh upaya
tersebut sudah dilakukan sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Hampir segala
sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain baik di rumah,
sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya. Wajar pula apabila segala sesuatu
yang kita ketahui adalah hasil hubungan timbal balik yang ternyata sudah sedemikian rupa
dibentuk oleh masyarakat kita. Bagi masyarakat sendiri hakikat pendidikan sangat
bermanfaat bagi kelangsungan dan proses kemajuan hidupnya. Agar masyarakat itu dapat
melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai-nilai,
pengetahuan, keterampilan dan bentuk tata perilaku lainnya yang diharapkan akan dimiliki
oleh setiap anggota. Setiap masyarakat berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses
adaptasi tertentu sesuai corak masing-masing periode jaman kepada generasi muda melalui
pendidikan, secara khusus melalui interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat
diartikan sebagai proses sosialisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan Pendidikan Sosial?
2. Bagaimana karakteristik Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan Pendidikan
Sosial?
3. Bagaimana perbedaan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan Pendidikan
Sosial?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan
Pendidikan Sosial?
2. Untuk mengetahui karakteristik Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan
Pendidikan Sosial?
3. Untuk mengetahui perbedaan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Massa, dan
Pendidikan Sosial?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Pendidikan Masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakat pada dasarnya dikembangkan dan dilaksanakan dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Melalui lembaga-
lembaga pendidikan berbasis masyarakat, masyarakat berupaya untuk memperbaiki
kehidupannya secara terus- menerus melalui pemberdayaan dengan sarana pendidikan dan
pelatihan.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari pendidikan masyarakat
diantaranya adalah :
i. Suharto (2011) mengemukakan bahwa pendidikan berbasis masyarakat adalah wujud dari
demokratisasi pendidikan melalui perluasan pelayanan pendidikan untuk kepentingan
masyarakat.
ii. Jalal dan Supriadi (2001) mengatakan bahwa pendidikam berbasis masyarakat adalah
pendidikan yang dirancang, dilaksanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat
yang mengarah pada usaha menjawab tantangan dan peluang yang ada di lingkungan
masyarakat tertentu dengan berorientasi pada masa depan.
iii. Cuningham mengemukakan bahwa pendidikan masyarakat adalah sebagai proses
pembangunan pendidikan masyarakat dengan tujuan untuk pengembangan potensi dan
partisipasi masyarakat di tingkat lokal yang pelaksanaannya mengikuti paradigma
fungsionalis.
Jadi, dapat simpulkan bahwa pendidikan masyarakat adalah suatu layanan pendidikan
yang ditujukan kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan, menambah
pengetahuan serta keterampilan tanpa pandang bulu.
2. Pendidikan Massa
Mass education (pendidikan massa) terdiri dari dua kata, yaitu mass dan education.
Mass adalah masa orang banyak atau kumpulan orang banyak. Sedangkan education adalah
pendidikan. Menurut Sudjana (2004), pendidikan massa (Mass Education) adalah
kesempatan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas dengan tujuan untuk
membantu masyarakat sehingga warganya memiliki kecakapan membaca, menulis, berhitung
dan pengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya menyesuaikan terhadap
lingkungannya. Sedangkan Menurut Maunah (2009), dikatakan bahwa Mass Education
2
3
(pendidikan massa) merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar
lingkungan sekolah yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum
untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekitarnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan massa adalah pendidikan yang dipusatkan
kepada masyarakat atau orang dewasa di luar lingkungan sekolah dengan berskala besar agar
memiliki pengetahuan dalam berbagai aspek atau bidang tertentu.
3. Pendidikan Sosial
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari pendidikan sosial diantaranya
adalah:
a) Menurut Al-Hasyimi (2001) mengemukakan bahwa pendidikan sosial adalah bimbingan
orang dewasa terhadap anak dengan memberikan pelatihan untuk pertumbuhan kehidupan
sosial dan memberikan macam-macam pendidikan mengenai perilaku sosial dari sejak
dini, agar hal itu mejadi elemen penting dalam pembentukan sosial yang sehat.
b) Menurut Vembriarto (1984) mengatakan bahwa pendidikan sosial adalah berarti suatu
usaha melalui proses untuk mempengaruhi dan mengembangkan sikap sosial pada anak
dalam arti mengarahkan kegiatan (aktifitas) pada sosialisasi anak dalam lingkungan
sosialnya.
c) Menurut Ulwan (1991) mengatakan bahwa pendidikan sosial adalah mendidik manusia
sejak kecil agar anak terbiasa menjalankan perilaku sosial yang baik, dan memiliki nilai
dasar-dasar kejiwaan mulia bersumber pada aqidah dan keimanan yang mendalam, agar
ditengah-tengah masyarakat nanti anak mampu bergaul dan berperilaku yang baik,
mempunyai keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.
Jadi pendidikan sosial menurut beberapa pendapat di atas adalah suatu proses yang
diusahakan oleh orang dewasa terhadap anak, secara sengaja dalam masyarakat untuk
mendidik, membina, membangun individu dalam lingkungan sosial supaya ditengah-tengah
masyarakat kelak anak mampu bergaul dan berperilalaku yang baik terhadap sesama.
B. KARAKTERISTIK
1. Pendidikan Masyarakat
Pendidikan non formal memiliki ciri-ciri yang berbeda dari pendidikan sekolah.
Namun keduannya pendidikan tersebut saling menunjang dan melengkapi. Dengan meninjau
sejarah dan banyaknya aktivitas yang dilaksanakan, pendidikan non formal memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
4
Selain itu, dalam pendidikan non formal bisa saja terdapat beberapa kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga
dan kesehatan secara umum.
D. CONTOH
1. Pendidikan Masyarakat
Pendidikan nonformal sendiri merupakan pendidikan yang diadakan di luar
pendidikan formal. Pendidikan nonformal hadir sebagai pelengkap pendidikan formal, yakni
untuk memenuhi aspek tertentu yang tidak diberikan pada pendidikan formal. Contoh dari
pendidikan nonformal yaitu: Kelompok Bermain (KB), sanggar, dan lembaga kursus/lembaga
pelatihan.
Pendidikan nonformal biasanya bersifat fleksibel. Pasalnya, lembaga pendidikan
nonformal dapat mendesain dan menerapkan metode dan kurikulumnya sendiri, atau tidak
terikat dengan aturan atau ketentuan sebagaimana lembaga pendidikan formal. Lembaga
pendidikan nonformal secara umum juga tidak menetapkan syarat-syarat tertentu bagi calon
peserta/murid. Dengan begitu, pendidikan nonformal jadi lebih eksklusif bagi siapapun yang
hendak bergabung.
2. Pendidikan Massa
Menurut Notoadmodjo 2007, metode pendidikan massa cocok untuk
mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena
sasaran pendidkan ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-
pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi awarenss, dan belum begitu diharapkan untuk
sampai pada perubahan perilaku. Pada umumnya, bentuk pendekatan massa ini tidak
langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh
metode yang cocok untuk pendekatan massa adalah ceramah umum, pidato, simulasi,
sinetron, tulisan-tulisan di majalah atau koran dan billboard.
3. Pendidikan Sosial
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, kepada tuhan YME berakhlak mulia,
7
sehat, berilmu, cakap ,kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Contoh dalam pelajaran sosial misalnya dalam nilai kehidupan dan
kemanusiaan yang ingin ditanamkan bagaimana hidup rukun didalam keluarga, masyarakat
berkasih sayang antar anggota keluarga, memelihara kebersihan lingkungan. mengajarkan
nilai kebudayaan misal di daerah Jakarta siswa harus tahu asal mula ondel-ondel terbuat dari
apa, gunanya buat apa dan bagaimana cara memeliharanya. Sedangkan mengajarkan
pengembangan moral bagaimana bersikap kepada yang lebih tua dan muda, dan yang paling
penting strategi mengajarkan nilai kehidupan, kemanusiaan, budaya dan moral pada anak usia
dini kita harus memberikan teladan atau contoh terlebih dahulu kalau ingin anak kita sopan
maka harus terlebih dahulu orangtuanya sopan karena anak usia dini itu melihat contoh dari
keluarga, masyarakat/lingkungan dan memang sedang berada pada proses imitasi atau
meniru.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat, karena apabila kita
sadari arti pendidikan sebagai proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keterampilan dan aspekaspek kelakuan lainnya kepada generasi muda maka seluruh upaya
tersebut sudah dilakukan sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Hampir segala
sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain baik di rumah,
sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya. Pada dasarnya tujuan utama dari tiap
pendidikan tersebut sama-sama untuk menjadikan objeknya menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa, kepada tuhan YME berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap ,kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tetapi dalam cara
penyampaian dan jenis materi yang disampaikan berbeda-beda.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan - kekurangan baik
dalam penulisan maupun isi dalam makalah ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengalaman dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kami mohon ma’af atas segala
kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan
sarannya dari kita semua baik dalam penulisan makalah ini maupun informasinya agar
pendidikan dinegara kita ini lebih baik dan bermutu dan tentu saja tidak terlepas dari peran
kita semua sebagai generasi penerus yang akan membangun negara ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://talia.blog.m3-access.com/posts/22989_Pendidikan-Sosial-Untuk-Anak-Dini-Usia.html (diakses
pada 18 September 2021)
https://muhammadalmustofa.wordpress.com/2011/04/03/pendidikan-sosial-untuk-anak-dini-usia/
(diakses pada 18 September 2021)
https://ophiephotograph.wordpress.com/2017/05/20/pengertian-persamaan-dan-perbedaan-
pendidikan-formal-nonformal-dan-informal/ (diakses pada 18 September 2021)