MAKALAH
oleh:
Devita Soraya 1904157
Bilqisty Nur Arasshifa 1907745
Nursiam 1907982
Wulan Putri Seruni 1900520
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 3
A. Anak dengan Hambatan Kecerdasan...................................................... 3
B. Anak dengan Hambatan Motorik............................................................ 5
C. Anak dengan Hambatan Majemuk.......................................................... 6
D. Profound Intellectual and Multiple Disabilities..................................... 7
BAB III
PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Anak dengan Kombinasi Hambatan Kecerdasan dan Motorik............... 8
B. Faktor Penyebab Anak dengan Kombinasi Hambatan Kecerdasan dan
Motorik.................................................................................................... 8
C. Dampak Anak dengan Kombinasi Hambatan Kecerdasan dan Motorik 9
D. Layanan bagi Anak dengan Kombinasi Hambatan Kecerdasan dan
Motorik....................................................................................................
............................................................................................................10
BAB IV
PENUTUP........................................................................................................... 11
Simpulan............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12
i
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik yang
khusus dan berbeda dengan anak pada umumnya. Yang termasuk kedalam
ABK antara lain: tunanetra (hambatan penglihatan), tunarungu (hambatan
pendengaran), tunagrahita (hambatan kecerdasan), tunadaksa (hambatan
motorik), tunalaras (hambatan emosi dan perilaku), berkesulitan belajar, anak
berbakat, dan anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain yang sering
digunakan bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak
cacat.
Dalam kategori anak berkebutuhan khusus, terdapat anak yang disebut
anak dengan hambatan majemuk. Sunanto (2013) mengemukakan kondisi
hambatan majemuk sangat bervariasi tergantung jenis hambatan dan juga
berat ringannya hambatan yang dialami. Penyebab dari hambatan majemuk
ini yaitu adanya kombinasi dua atau lebih antara hambatan fisik, sosial,
sensoris, emosi, kecerdasan, dll.
Salah satu kombinasi hambatan majemuk yang cukup sering dijumpai
kecerdasan dan motorik. Kondisi ini mengakibatkan anak perlu pendidikan
khusus lebih banyak. Namun, perlu diperhatikan konsepnya sehingga
pelayanan yang diberikan dapat sesuai.
1
B. Rumusan Masalah
Oleh karena itu, terdapat empat rumusan masalah dalam penelitian ini,
yaitu:
C. Tujuan Penelitian
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
2. Karakteristik Anak dengan Hambatan Kecerdasan
Meskipun secara fisik terlihat normal, pada umumnya psikis anak
dengan hambatan kecerdasan cukup berbeda. Mumpuniarti (Sukadi,
2013) membagi karakteristik anak dengan hambatan kecerdasan menjadi
tiga bagian sebagai berikut:
a. Segi fisik, umumnya terlihat normal dan sedikiti mengalami
kelambatan pada kemampuan sensomotoriknya.
b. Segi psikis, sangat sulit untuk berpikir abstrak dan juga logis. Lemah
dalam kemampuan analisa, asosiasi, mengendalikan perasaan, dan
lain-lain.
c. Segi sosial, mampu bergaul dan beradaptasi.
3. Klasifikasi Anak dengan Hambatan Kecerdasan
Berdasarkan ukuran tingkat intelegensinya, Grosman (dalam
Lestari, 2015) mengklasifikasikan anak dengan hambatan kecerdasan
menjadi berikut:
a. 50/55 - 70/75 = Mild Mental Retardation
b. 35/40 – 50/55 = Moderate Mental Retardation
c. 20/25 – 35/40 = Severe Mental Retardation
d. <20/25 = Profound Mental Retardation
e. 0 = Unspecified
4. Faktor Penyebab timbulnya Anak dengan Hambatan Kecerdasan
Merujuk pada DSM-5 oleh Admin PSIBK (2019), faktor genetik
atau fisiologis adalah penyebab lahirnya anak dengan hambatan
kecerdasan. Saat dalam kandungan, bayi dapat mengalami gangguan
pada kromosom ataupun penyakit bawaan dari ibu. Selain itu, terdapat
juga pengaruh eksternal seperti alkohol dan obat-obatan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan otak janin.
4
B. Anak dengan Hambatan Motorik
1. Pengertian Anak dengan Hambatan Motorik
Hambatan motorik yaitu kelainan yang terjadi bukanlah terletak
pada indera, tetapi kelainan yang terjadi pada anggota tubuh sehingga
anak tersebut perlu adanya layanan, peralatan, dan program latihan
yang spesifik. Meskipun memiliki keterbatasan pada fisiknya, anak
dengan hambatan motorik berhak mendapatkan pendidikan seperti
anak normal lainnya (Krisnan, 2018). Hal ini diperjelas oleh Somantri
(2015) yang mengemukakan anak dengan hambatan motorik adalah
keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat dari gangguan bentuk
atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang
normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau
dapat juga karena bawaan sejak lahir.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
anak dengan hambatan motorik adalah anak yang memiliki kelainan
berupa rusak atau terganggu pada tulang, otot, dan sendi sehingga
perlu adanya layanan pendidikan khusus. Anak dengan hambatan
motorik dapat dibagi menjadi dua jens, yaitu kelainan pada sistem
cerebral dan kelainan pada sistem otot dan rangka.
2. Karakteristik Anak dengan Hambatan Motorik
Dilansir dari Terandik.net, karakteristik anak dengan hambatan
motorik dibagi ke dalam tiga aspek, yaitu:
a. Aspek kognitif, anak dengan hambatan motorik memiliki tingkat
kecerdasan yang bervariatif. Pada umumnya anak dengan hambatan
fisik memiliki IQ yang normal, namun sebagian anak dengan
cerebral palsy banyak mengalami hambatan kecerdasan.
b. Aspek sosial dan emosi, pada aspek ini anak dengan hambatan
motorik mayoritas mengalami perasaan-perasaan yang negatif
seperti merasa tidak berguna, takut berkawan, dll.
c. Aspek fisik, pada aspek ini anak mengalami hambatan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, gangguan bicara, dll.
5
3. Faktor Penyebab timbulnya Anak dengan Hambatan Motorik
Murtie (dalam Riadi, 2020) mengemukakan tiga faktor yang
menjadi penyebab timbulnya hambatan motorik pada anak sebagai
berikut:
a. Faktor kelahiran, dapat terjadi karena pinggul ibu yang terlalu
semping hingga bayi sulit keluar dan terjepitm pemberian injeksi
berlebihan, atau melakukan treatment mengeluarkan bayi dengan
cara ditarik
b. Faktor kecelakaan, dapat terjadi saat masa bayi seperti jatuh ketika
digendong, saat sudah bisa berjalan seperti jatuh dari tempat yang
cukup tinggi, atau kecelakaan dengan orang lain.
c. Terkena virus, virus membuat salah satu atau beberapa organ
menjadi tidak berfungsi seperti polio.
6
7
D. Profound Intellectual and Multiple Disabilities
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
dapat berupa faktor genetik maupun kelainan kromosom. Selain itu, ada juga
sang ibu mengalami infeksi saat hamil, terpapar asap rokok, ibu
mengonsumsi alkohol dan obat tertentu, kekurangan nutrisi, maupun alasan
lainnya. Pada saat hamil, kondisi kesehatan ibu dan janin harus tetap dijaga
dengan baik.
Kombinasi hambatan kecerdasan dan motorik pun dapat terjadi karena
kecelakaan semasa hidup. Kecelakaan yang dimaksud bisa ketika masih bayi
seperti jatuh saat digendong, ketika sudah bisa berjalan seperti jatuh dari
tempat yang cukup tinggi, atau kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dengan
orang lain.
Meskipun trauma saat dalam kandungan dan kecelakaan semasa hidup
adalah penyebab yang sering ditemukan pada anak dengan kombinasi
hambatan kecerdasan dan motorik, tidak menutup kemungkinan jika ada hal-
hal lain yang menjadi faktor timbulnya anak dengan kombinasi hambatan
kecerdasan dan motorik ini, seperti terkena virus polio.
10
Kurangnya kemampuan berbahasa pada anak dengan kombinasi
hambatan kecerdasan dan motorik menimbulkan dampak kesulitan dalam
bersosialisasi juga. Anak tersebut umumnya menjadi kurang pesesuaian sosial
dengan lingkungan.
11
Hambatan motorik yang terjadi pada anak dengan kombinasi hambatan
kecerdasan dan motorik menjadikan mereka kesulitan dalam beraktivitas
karena anggota tubuh tidak mampu berfungsi secara maksimal. Umumnya,
gerakan tubuh sangat kaku atau layu.
D. Layanan bagi Anak dengan Kombinasi Hambatan Kecerdasan dan
Motorik
Pelayanan bagi anak dengan kombinasi disabilitas hambatan kecerdasan
dan motorik hampir sama dengan pelayanan bagi anak MDVI. Untuk layanan
pendidikan, anak dengan kombinasi hambatan ini terfokus pada:
1. Pengenalan terhadap diri dan lingkungan, berhubungan dengan
mengenali diri dan lingkungan sekitar (contoh: mengetahui nama diri,
nama barang-barang di sekitar, lokasi kelas, lokasi toilet, dll.)
2. Sensorimotor, berhubungan dengan pancaindera dan organ gerak
(contoh: membuat origami, bermain plastisin, dll.)
3. Motorik kasar, berhubungan dengan gerakan yang menggunakan otot
bsesar (contoh: sikap duduk-berdiri, berlari, naik turun tangga, dll)
4. Bahasa dan komunikasi, berhubungan dengan kemampuan berbahasa dan
menyampaikan komunikasi (contoh: latihan kosakata)
5. Bina diri dan sosial, berhubungan dengan kemampuan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari (contoh: memakai sepatu, memakai pakaian,
mandi, dll)
E.
12
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14