Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN KELAS DALAM PEMBELAJARAN EFEKTIF

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen pembelajaran
Efektif yang diampuh oleh:

Dr. Fetri Yeni j, M.Pd


Elsa Rahmayanti, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 7

Aulia Ramadhani 18004113


Gustia Darti 18004123
Syifa Adilla   18004096
Rofi Arafah 18004092

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas pada
mata kuliah “Manajemen Pembeajaran Efektif”
Kami kelompok 7 mengucapkan terima kasih kepada dosen dan rekan-
rekan semua yang terlibat dalam terbentuknya makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah
selanjutnya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut berperan membantu dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Padang, 1 September 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5
A. Perspektif Mmanajemen Kelas.............................................................
B. Dukungan Teoritis dan Praktis..............................................................
C. Mempersiapkan Manajemen Kelas yang efektif...................................
D. Program-program Manajemen Kelas....................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran bahwa penguasaan pengetahuan dan


keterampilan hidup yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi kehidupan rill
adalah merupakan tujuan pendidikan. Tetapi dalam proses pembelajaran
dalam kelas bagaiamana siswa dapat menguasai dan memahami bahan ajar
secara tuntas masih merupakan masalah yang sulit. Hal tersebut dikarenakan
bahwa dalam satu kelas para siswa adalah merupakan makhluk sosial yang
mempunyai latar belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
aspek kecerdasan, pisikologis, biologis. Dari perbedaan tersebut maka dapat
menimbulkan beragamnya sikap dan anak didik di dalam kelas. Menjadi tugas
guru bagaiman menjadikan keanekaragaman karakteristik siswa tersebut dapat
diatasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar
dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung
menggiatkan siswa mencapai tujuan seperti menelaah kebutuhan siswa,
menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa,
mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-
contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan
dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera,
mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan
aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan
mengelola kelas.
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif pula. Maka dari itu 
pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif
demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas
dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada
dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap
guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana
kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal
menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan
menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang
kondusif.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Bagaimana perspektif manajemen kelas?
2. Apa dukungan teoritis dan praktis?
3. Bagaimana mempersiapkan manajemen kelas yang efektif?
4. Apa Program program Manajemen Kelas?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Mengetahui perspektif manajemen kelas
2. Memahami dukungan teoritis dan praktis
3. Menegtahui Bagaimana mempersiapkan manajemen kelas yang efektif
4. Mengetahui Program program Manajemen Kelas
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perspektif Manajemen Kelas
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (H. Malayu S.P. Hasibuan,2004:54).
Kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama
yang mendapatkan pembelajaran dari guru”. (Syaiful Bahri, Djamarah,2002 :
196) Menurut Suharsimi Arikunto, kelas adalah “sekelompok siswa yang pada
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama”.
(Syaiful Bahri,2002 :196)
Dari kedua pendapat di atas keduanya sejalan karena mengemukakan
pengertian kelas dari segi anak didik. Sedangkan menurut Hadari Nawawi
memandang kelas dari dua sudut yaitu: 1) Kelas dalam arti sempit adalah
ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul
untuk mengikuti proses belajar mengajar dan 2) Kelas dalam arti luas adalah
suatu masyarakat kecil merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang
sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk
mencapai suatu tujuan.Berdasarkan dari pendapat di atas dapat dipahami
bahwa pada dasarnya kelas merupakan tempat berkumpulnya beberapa orang
dalam melangsungkan proses belajar mengajar. (Syaiful Bahri, Djamarah,
Aswan Zain, 2006: 176) Menurut Johana Kasim Lemlech sebagaimana yang
dikutip oleh Cece Wijya dan Tabrani Rusyan bahwa:
“Classroom management of the orchestration life: planning
curriculum, organizing procedures and resoces, arranging the
environment to maximize efficiency, monitoring student progress,
anticipating potential problems”. (Cece Wijaya, dan Tabrani Rusyan,
1994: 113)
Berdasarkan definisi, dapat dijelaskan bahwa manajemen merupakan
usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan
kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan
lingkungannya untuk memaksimalkan efesiensi, memantau kemajuan siswa
dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses
belajar. Studi manajemen mempunyai tiga sasaran pokok:
1. Perencanaan kurikulum yang lengkap mulai dari rumusan tujuan, bahan
pembelajaran sampai pada evaluasi, hal ini dilakukan karena tanpa
perencanaan usaha penataan kelas sulit mencapai hasil yang maksimal;
2. Pengorganisasian proses belajar mengajar dan sumber belajar sehingga
serasi dan bermakna;
Penataan lingkungan sangat dibutuhkan agar bisa menjadi usaha guru
dalam menata kelas agar kelas menjadi merangsang dan penuh akan motivasi
untuk memunculkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Adapun Menurut Sudirman N, dkk. manajemen kelas adalah “upaya
mendayagunakan potensi kelas”, dijelaskan lagi oleh Hadari Nawawi dengan
mengatakan bahwa:Manajemen kelas diartikan sebagai kemampuan guru atau
wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian
kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehinggah waktu dan dana yang
tersedia dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-
kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
(Syaiful , Djamarah, Aswan Zein, 2006: 177)
Manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggungjawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar seperti yang diharapkan. (Suaharsimi dalam Syaiful Bahri Djamara,
Aswan Zain, 2006: 177) Made Pidarta (dalam Djamarah, 2005:172)
“Manajemen kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat
terhadap problem dan situasi kelas”. Guru bertugas menciptakan,
memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak
didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas-
tugas individual. Sudirman (dalam Djamarah 2006:172)” Manajemen kelas
merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas”.
Kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang
keberhasilan proses interaksiedukatif, agar memberikan dorongan dan
rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-
baiknya oleh guru. “Manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika
terjadi gangguan dalam pembelajaran” (Mulyasa 2006:91). Sedangkan
menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:177) ”Manajemen kelas adalah
upaya mendayagunakan potensi kelas”. Ditambahkan lagi oleh Nawawi
(dalam Djamarah 2006:177) ”Manajemen atau manajemen kelas dapat
diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas
berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk
melakukan kegitan-kegiatan yang kreatif dan terarah ”. Arikunto (dalam
Djamarah 2006:177) juga berpendapat “ bahwa manajemen kelas adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau
yang membantu dengan maksud agardicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan”. Manajemen dapat dilihat
dari dua segi, yaitu manajemen yang menyangkut siswa dan manajemen fisik
(ruangan, perabot, alat pelajaran).
Menurut konsepsi lama manajemen kelas adalah sebagai upaya untuk
mempertahankan keyertiban kelas. Sementara itu menurut konsepsi modern,
manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tepat
terhadap problem dan situasi manajemen kelas. Guru, menurut konsepsi
lama , berugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau
organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaatkan kemampuannya,
bakat dan energinya pada tugas-tugas individual. Sedangkan berdasarkan
pandangan operasional : Pertama, definisi yang memandang bahwa
manajemen kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa.
Pandangan ini guru akan bersifat otoratif. Kedua, Definisi yang didasarkan
atas pandangan yang bersifat “permisif”. Pandangan ini menekankan bahewa
guru betugas memeksimalkan perwujudan kebebasad kelas.Ketiga, definisi
yang didasarkan pada pandangan proses pengubahan tingkah laku. Menurut
pandangan ini tugas guru adalah mengenbangkan dan mengurangi atau
meniadakan tingkah laku yang tidak dihaarapkan. Dalam hal ini, guru
berfungsi sebagai pembantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang
diharapkan melalui prinsip-prinsip penguatan.Keempat, definisi yang di
dasrkan atas pandangan proses penciptaan iklim sosio-emosonal yang positif
di dalam kelas. Aggapan dasar pandangan ini adalah bahwa kegatan belajar
akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif
melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa
dan antara siswa dan siswa. Kelima, definisi yang didasarkan pada pandangan
bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok sebagai
kuncinya. Pandangan tersebut menyatakan bahwa kehidupan kelas dalam
kelompok memiliki pengaruh yang sangat berarti terhadap kegiatan belajar,
kendatipun belajar dianggap sebagai proses individual.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses
belajar mengajar secara sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan
alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses
belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, manajemen kelas
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan atau
mempertahankan kondisi yang optimal, dalam proses belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
Pengelolaan kelas merupakan program pembelajaran yang harus
direncanakan dan dilaksanakan guru dengan menggunakan berbagai
pertimbangan antara lain: kemampuan siswa, sarana pembelajaran, materi
pembelajaran, waktu dan tujuan pembelajaran, proses dan pencapaian
pembelajaran, maupun evaluasinya. Ketika guru merencanakan pembelajaran,
mereka memastikan pengelolaan kelas yang baik, ketika guru merencanakan
alokasi waktu untuk berbagai kegiatan belajar atau mempertimbangkan
bagaimana ruang kelas seharusnya ditata, saat itu mereka mengambil
keputusan penting yang akan mempengaruhi pengelolaan kelasnya.
Semua strategi untuk membangun komunitas belajar yang produktif,
seperti membantu kelas agar dapat berkembang sebagai kelompok,
memusatkan perhatian pada motivasi siswa, dan memfasilitasi pembicaraan
yang jujur juga merupakan komponen-komponen penting dalam pengelolaan
kelas.
Setiap model atau strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk
digunakan, maka akan menuntut pada sistem pengelolaan kelas dan
mempengaruhi perilaku guru serta siswa. Tugas-tugas pembelajaran yang
terkait dengan ceramah membutuhkan perilaku yang berbeda bagi siswa
dibanding perilaku yang dibutuhkan untuk tugas keterampilan. Tuntutan
perilaku siswa yang bekerja kooperatif dalam kelompok-kelompok kecil
berbeda dengan tuntutan untuk mengerjakan tugas mandiri. Berbagai
pertimbangan sebagaimana yang telah diuraikan tersebut di atas menjadi
gambaran usaha guru dalam mencegah berbagai kemungkinan kegagalan
ataupun kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Dukungan Teoritis dan Praktis


Seacara Teoritis Manajemen kelas dapat dideskripsikan sebagai proses
mengorganisasi dan mengkoordinasi peserta didik, untuk menyelesaikan
tujuan pendidikan. Artinya guru harus dapat menciptakan pola kegiatan yang
berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan keadaan, sehingga peserta didik
dapat memanfaatkan rasionalnya, bakat kreatifnya terhadap tugas-tugas
pendidikan yang menantang.
Kegiatan dalam mengelola kelas secara umum dapat diklasifikasikan
kedalam lima kegiatan, antara lain sebagai berikut.
a. Pengaturan siswa.
Kegiatan yang dilakukan guru dalam pengaturan siswa meliputi
kegiatan dalam mengatur siswa kedalam kelompok-kelompok belajar.
b. Pengaturan tempat belajar
Kegiatan pengaturan tempat belajar meliputi kegiatan pengaturan
tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, pengaturan perabotan
kelas. Pengaturan tempat belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas
saja namun juga di ruang laboraturium, dan tempat belajar lainnya.
c. Pemilihan media pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran berkenaan dengan cara guru
memvariasikan kreativitasnya dalam pembuatan media pembelajaran.
Guru dituntut untuk dapat memanfaatkan media yang ada, dan sebisa
mungkin menggunakan kreativitasnya dalam menciptakan media
pembelajaran.
d. Pemilihan bentuk kegiatan
Seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah harus
dapat menguasai bentuk-bentuk kegiatan, seperti kegiatan membuka
pelajaran, menyelenggarakan diskusi kelas, dan sebagainya. e.
Penilaian Kegiatan penilaian berupa kegiatan yang bertujuan untuk
mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Semua kegiatan yang
dilakukan dalam pengelolaan kelas bertujuan untuk menciptakan
suasana kelas yang kondusif saat proses pembelajaran berlangsung,
sehingga dapat tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM).
3. Mempersiapkan Manajemen kelas yang efektif

a. Menegakkan aturan dan menerapkan prosedur

Untuk mempersiapkan pengelolaan kelas yang efektif, siswa harus


mengetahui aturan kelas dan prosedur. Aturan kelas adalah pernyataan yang
menyebutkan apa yang diharapkan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh
siswa. Biasanya aturan dibuat secara tertulis dan dimengerti dengan jelas oleh
siswa. Sedangkan prosedur adalah cara untuk menyelesaikan pekerjaan atau
kegiatan dan jarang yang dibuat dalam bentuk tertulis. Prosedur kelas
ditetapkan oleh guru untuk menangani tugas-tugas rutin dan menginstruksikan
apa yang seharusnya dilakukan siswa. Pengelolaan kelas yang efektif akan
terwujud bila konsisten dalam menegakkan aturan dan menerapkan prosedur.
Bila tidak, aturan dan prosedur apapun akan hilang dengan cepat. Tabel
berikut merupakan contoh aturan kelas.
Aturan dan prosedur perlu diajarkan, dalam mengajarkannya, guru
perlu menjaga konsistensi, mencegah perilaku menyimpang dalam
pembelajaran, dan mengkonsentrasikan kegiatan kelas selama periode yang
tidak stabil, yaitu ketika tata tertib paling sulit dicapai dan dipertahankan.
Misalnya pada saat memulai pelajaran, saat masa transisi, dan saat mengakhiri
pelajaran. Guru mencegah perilaku menyimpang dengan melancarkan
pembelajaran, yaitu menghindari masalah-masalah yang sering mengganggu
kelancaran pelajaran. Masalah-masalah yang sering mengganggu kelancaran
pelajaran tersebut antara lain: guru memulai kegiatan pembelajaran dan
kemudian membiarkannya menggantung tanpa penyelesaian, guru memecah
suatu kegiatan pembelajaran menjadi unit-unit yang terlalu kecil, guru
mengulang-ulang pembelajaran yang sudah dimengerti dengan jelas oleh
siswa. Pada saat memulai pelajaran dapat dilakukan antara lain sebagai
berikut. Guru menyambut kedatangan anak-anak di pintu kelas dan
mengucapkan selamat datang. Guru sudah menulis tujuan pembelajaran hari
itu di papan tulis sehingga segera dapat memulai pelajaran begitu masuk ke
ruang kelas.
Masa transisi (peralihan) adalah waktu perpindahan selama pelajaran
yang dilakukan guru dari satu tipe kegiatan belajar ke tipe kegiatan belajar
lain. Misal dari kegiatan diskusi menuju kegiatan presentasi hasil. Untuk
memberi tanda bahwa transisi segera terjadi atau untuk membantu guru
menjalani transisi dengan lancar antara lain dapat dilakukan dengan memberi
isyarat atau sinyal. Contoh isyarat antara lain: guru memberi isyarat dengan
mendekati setiap kelompok bahwa waktu diskusi kelompok kecil berakhir 5
menit lagi. Sedangkan contoh sinyal antara lain dengan tepuk tangan,
pandangan mata, dan tanda bel, lampu, jari, atau jempol.
Pada waktu mengakhiri pelajaran dapat dilakukan antara lain dengan
menyisakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan kegiatan penutup.
Memberi pekerjaan rumah lebih awal sehingga ketidakjelasan selama
pembelajaran dapat diatasi sebelum menit terakhir pelajaran. Menetapkan
prosedur rutin untuk mengumpulkan pekerjaan siswa.
b. Mengembangkan tanggung jawab siswa
Untuk mempersiapkan pengelolaan kelas yang efektif, guru perlu
mengembangkan tanggung jawab kepada siswa. Hal-hal yang dapat dilakukan
antara lain sebagai berikut. Guru mengkomunikasikan dengan jelas tugas-
tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas dan guru perlu pula
mengetahui kemajuan siswa setelah tugas diberikan. Bila tugas dilakukan di
dalam kelas guru dapat berjalan mengitari kelas untuk memeriksa dan
memberi bimbingan. Untuk tugas-tugas jangka panjang, sebaiknya dipecah
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan siswa dibimbing membuat
laporan kemajuan secara bertahap. Guru memeriksa secara konsisten
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh siswa dan memberikan umpan balik
pada hasil pekerjaan tersebut.

c. Menangani perilaku yang tidak semestinya dan mengganggu


Menurut Glasser (dalam Arend, 2007), bila siswa berperilaku buruk di
sekolah, guru sering menunjuk pada keadaan rumah yang tidak
menguntungkan sebagai alasannya. Padahal seringkali alasan sebenarnya
adalah karena siswa tersebut menganggap sekolah tidak cukup memuaskan
dirinya. Guru seharusnya menyadari bahwa siswa tersebut ingin terpenuhi
semua kebutuhan dan pengalaman belajarnya di kelas. Bila guru cukup sabar
untuk menghadapai ketidakmampuan siswa dalam belajar, maka siswa akan
memiliki peluang cukup banyak untuk mendapatkan pengalaman yang lebih
baik.
Untuk menangani perilaku buruk, antara lain guru memiliki
keterampilan whit-it (cepat dan akurat) dan overlapping (tumpang tindih).
Keterampilan whit-it adalah keterampilan guru menangani perilaku yang
menyimpang dari siswa dengan cepat dan akurat. Contoh: bila siswa
berperilaku menyimpang, maka guru langsung menegur dan menyuruh siswa
membaca aturan kelas yang telah disepakati, agar siswa menyadari perilaku
yang dilakukan menyimpang dari aturan kelas. Keterampilan overlapping
adalah keterampilan guru untuk menangani siswa yang berperilaku tidak
semestinya secara tidak menyolok, sehingga pelajaran tidak terganggu. Misal
dengan meletakkan tangan guru pada pundak siswa yang sedang berbicara
dengan teman sebelahnya padahal bukan waktu berdiskusi, dan sambil terus
melanjutkan instruksinya. Keterampilan whit-it maupun overlapping
membutuhkan kemampuan guru untuk membaca situasi kelas dengan cepat
dan akurat serta kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran serta
menangani perilaku siswa yang menyimpang. Apabila guru dapat
melaksanakan keterampilan-keterampilan tersebut, maka pengelolaan kelas
akan berjalan dengan lancar.

d. Merespon perilaku siswa yang menyimpang


Seringkali siswa berperilaku menyimpang atau tidak mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru, misal mengganggu teman. Dengan adanya
perilaku menyimpang, maka guru harus merespon tindakan menyimpang
tersebut. Contoh respon guru terhadap perilaku menyimpang (Arend, 2007).
i. Respon kejelasan (clarity). Guru jelas atau spesifik menyebutkan apa
yang salah dari perilaku yang menyimpang dari siswa. Contoh:
“Hentikan”, “Jangan meraut pensilmu jika saya sedang berbicara”
ii. Respon ketegasan (firmness). Guru mengkomunikasikan
keseriusannya dalam menanggapi perilaku yang menyimpang dari
siswa. Contoh: “Kumohon jangan lakukan itu” atau “Saya tidak
menoleransi perbuatanmu”
iii. Respon kekerasan (roughness). Guru mengkomunikasikan
kemarahannya dalam menanggapi perilaku yang menyimpang dari
siswa. Contoh: “Seharusnya kau tidak melakukannya lagi” atau “Kalau
kau melakukannya lagi, saya akan marah dan menghukummu”.
4. Program program Manajemen Kelas

Berikut ini dibahas program-program pengelolaan kelas yaitu


program-program tradisional yang didasarkan pada perspektif penguatan,
program-program yang didasarkan perspektif konstruktivis dan berpusat pada
siswa, dan pengorganisasian atau susunan kelas yang dapat
diimplementasikan di kelas matematika.

a. Program-program tradisional berdasar pada perspektif penguatan


Program-program tradisional yang didasarkan pada perspektif
penguatan adalah disiplin tegas dan respon tegas yang penjelasannya sebagai
berikut.
1) Disiplin tegas adalah salah satu pendekatan pengelolaan kelas yang
menekankan bahwa guru meminta dengan tegas agar siswa berperilaku
baik dan guru merespon setiap pelanggaran secara tegas.
2) Respon tegas adalah respon guru terhadap perilaku buruk siswa
dengan gaya tegas dan bukan dengan merespon secara pasif atau
memusuhi. Berikut ini diberikan contoh gaya pasif, bermusuhan, dan
gaya tegas.
3) Gaya pasif tidak mengkomunikasikan dengan jelas. Misalnya guru
merespon perilaku buruk siswa dengan menanyakan pada anak
tersebut: “Mengapa kamu melakukannya?”
4) Gaya bermusuhan sering menghasilkan ancaman. Misalnya guru
merespon perilaku buruk siswa dengan mengatakan pada anak
tersebut: “Kamu akan menyesal”.
5) Gaya tegas menuntut guru benar-benar jelas dalam mengungkapkan
harapannya dan merespon perilaku buruk siswa dengan tegas dan
penuh percaya diri.
b. Program-program berdasar perspektif konstrutivis dan berpusat pada
siswa

Salah satu program yang didasarkan pada perspektif konstruktivis dan


berpusat pada siswa yaitu guru menyelenggarakan pertemuan kelas secara
reguler dengan tujuan membantu siswa mengidentifikasi dan mengatasi
berbagai situasi yang bermasalah (Arend, 2007).

Menurut Glasser (dalam Arend, 2007), langkah-langkah yang


dilakukan guru dalam menyelenggarakan pertemuan kelas adalah sebagai
berikut.

1) Fase 1. Membentuk iklim


Guru menggunakan berbagai strategi dan prosedur untuk membentuk
iklim sehingga semua siswanya merasa bebas berpartisipasi dan berbagi
pendapat dan saling memberi umpan balik
2) Fase 2. Mengidentifikasi permasalahan
Guru meminta siswa duduk melingkar untuk mengangkat suatu
permasalahan. Permasalahan yang diangkat dideskripsikan dengan jelas.
Siswa didorong memberikan contoh-contoh spesifik untuk masalah yang
didiskusikan.
3) Fase 3. Membuat penilaian
Guru meminta siswa untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri tentang
masalah tersebut dan perilaku yang terkait.
4) Fase 4. Mengidentifikasi rangkaian tindakan
Guru meminta siswa menyarankan berbagai alternatif perilaku atau
prosedur yang mungkin membantu untuk mengatasi masalah itu dan
menyepakati salah satunya untuk diujicobakan.
5) Fase 5. Membuat komitmen
Guru meminta siswa membuat komitmen untuk mengujicobakan perilaku
atau prosedur baru yang telah disepakati bersama.
6) Fase 6. Tindak lanjut
Guru mengingatkan bahwa pada pertemuan yang akan datang, masalah
tersebut dibahas lagi untuk melihat seberapa efektif masalah itu diatasi
dan apakah komitmen siswa masih tetap dipegang. Pada saat menjadi
siswa mungkin Anda pernah diperlakukan sebagai wadah yang pasif untuk
menampung pengetahuan yang diberikan oleh guru. Barangkali saat itu
Pengelolaan Kelas dan Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika di
SD 17 Anda diminta melakukan apa yang diperintahkan oleh orang-orang
dewasa di sekolah Anda. Sebaliknya pada saat sebagai siswa Anda
mungkin juga pernah mengalami diminta untuk mengambil peran aktif
dalam mengonstruksi intelektual dan perilaku Anda sendiri.
Pada pendekatan terakhir ini guru mengembangkan komunitas belajar
yang peduli, siswanya boleh menyatakan pendapatnya tentang apa yang
mereka lakukan dan bagaimana mereka bertingkah laku. Waktu yang
digunakan untuk mengontrol siswa dikurangi. Sebaliknya, waktu untuk
membantu mereka memikirkan tentang dirinya sendiri dan perduli
terhadap orang lain diperbanyak. Hal ini merupakan tantangan Anda
dalam mengelola kelas saat ini dan masa depan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan
oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar
mengajar di kelas. Pengelolaan kelas sangat berkaitan dengan upaya-upaya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
(penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian
ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma
kelompok yang produktif, di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan
fasilitas yang ada.
Guru sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola
pembelajaran saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan
mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Oleh
karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua jenjang
pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah
satu alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang
mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air.

B. Saran
Dikatakan bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak
bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif pula. Maka dari itu  pentingnya
pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan
kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan
memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Press.

Syaiful Bahri Djamarah. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai