Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENDIDIKAN MASYARAKAT, PENDIDIKAN MASSA


DAN PENDIDIKAN SOSIAL”

Bertujuan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Masyarakat

OLEH :
KELOMPOK 4
1. Adelya Amanda (20002028)
2. Aini Septia Rahmalita (20002030)
3. Aulia Rahma Fitri (20002033)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Syur'Aini, M.Pd

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pendidikan Masyarakat,
Pendidikan Massa dan Pendidikan Sosial". Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Masyarakat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dr. Syur'Aini, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sebahagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, Supaya nantinya makalah ini dapat
menjadi makalah yang lebih baik lain. Demikian semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Padang, 19 September 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang………………………………...........................................................1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………......................1
C. Tujuan………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Pendidikan Masyarakat………………………………………………......................3
1. Pengertian Pendidikan Masyarakat...................................................................... 3
2. Karakteristik .................................................................................................... 4
3. Contoh Pendidikan Masyarakat .......................................................................... 6
B. Pendidikan Massa…………………………………………………………………..8
1. Pengertian Pendidikan Massa ............................................................................. 8
2. Keunggulan dan Kelemahan ............................................................................... 9
3. Karakteristik ...................................................................................................10
C. Pendidikan Sosial………………………………………………………….............10
1. Pengertian Pendidikan Sosial ............................................................................10
2. Karakteristik ...................................................................................................12
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 15
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………….15
B. Saran………………………………………………………………………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubakan kelakuan anak didik.
Pendidikan berkaitan erat dengan transmisi atau penyaluran ilmu pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keterampilan dan aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Kelakuan
manusia hakikatnya hampr keseluruhannya bersifat sosial, yakni yang dipelajari dalam
interaksi dengan manusia lainnya.
Masyarakat modern umumnya telah memandang pendidikan sebagai peranan
penting dalam mencapai tujuan sosial. Harapan masyarakat terhadap pendidikan adalah
berupa proses pendidikan yang berupaya menuju kearah tujuan pembangunan nasional.
Pendidikan hendaknya dapat mengembangkan wawasan anak terhadap ideology, politik,
agama, sosial, budaya dan pertahanan keamanan secara tepat dan benar sehingga dapat
membawa kemajuan individu, masyarakat dan negara untuk dapat mencapai
pembangunan nasional. Masih banyak kalangan masyarakat yang menganggap bahwa
pendidikan itu tidak terlalu penting. Padahal pendidikan memberikan kontribusi dalam
perkembangan masyarakat, tetapi mungkin masih banyak kalangan masyarakat yang
belum merasakan kontribusi pendidikan itu sendiri. Dikarenakan biaya pendidikan yang
semakin mahal, yang tidak terjangkau oleh kalangan masyarakat golongan bawah. Dan
dengan hal tersebut maka timbul sebuah persepsi masyarakat yang mengaggap
pendidikan itu tidak terlalu penting. Namun seiring dengan perkembangannya
pendidikan dari waktu ke waktu, sehingga semakin banyak bantuan-bantuan dana
pendidikan baik bagi mereka yang tidak mampu secara finansial, baik mereka yang
berprestasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas, Maka Rumusan Masalah dari Makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa Pengertian, Karakteristik atau Perbedaan, Contoh Dari Pendidikan Masyarakat ?
2. Apa Pengertian, Karakteristik atau Perbedaan, Contoh dari Pendidikan Massa ?
3. Apa Pengertian, Karakteristik atau Perbedaan, Contoh dari Pendidikan Sosial ?

1
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, Maka Tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian, karakteristik atau perbedaan, contoh
dari pendidikan masyarakat
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian, karakteristik atau perbedaan, contoh
dari pendidikan massa
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian, karakteristik atau perbedaan, contoh
dari pendidikan Sosial.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Masyarakat
1. Pengertian Pendidikan Masyarakat
Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Nasional Indonesia mengatakan
pendidikan tersebut adalah merupakan tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksud dari pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-
anak tersebut agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Menurut Heidjrachman dan Husnah (1997:77) pendidikan adalah suatu kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuaan umum seseorang termasuk di dalam peningkatan
penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-
persoalan yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan
dalam dunia pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut
Notoadmodjo (2003:77), kalau pendidikan formal dalam suatu organisasi merupakan
suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang
bersangkutan.
Terma “masyarakat” merupakan alih bahasa dari society atau community.
Society sering diartikan sebagai “masyarakat umum”, sedangkan community adalah
“masyarakat setempat” atau “paguyuban” (Shadily, 1983: 60-61). Koentjaraningrat
(1990 : 146-161) merumuskan definisi masyarakat sebagai kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu,
dan yang terikat oleh suatu rasa indentitas bersama.
Community merupakan sub-kelompok yang mempunyai karakteristik seperti
society, tetapi pada skala yang lebih kecil, dan dengan kepentingan yang kurang luas
dan terkoordinir. Tersembunyi dalam konsep community adalah adanya suatu
wilayah teritorial, sebuah derajat yang dapat dipertimbangkan mengenai perkenalan
dan kontak antar pribadi, dan adanya beberapa basis koherensi khusus yang

3
memisahkannya dari kelompok yang berdekatan. Community mempunyai perbekalan
diri terbatas di banding society, tetapi dalam batas-batas itu mempunyai asosiasi yang
akrab dan simpati yang lebih dalam. Mungkin ada beberapa ikatan kesatuan khusus
dalam community, seperti ras, asal-usul bangsa atau afiliasi keagamaan (Fairchild,
1977:52).
Pendidikan Masyarakat (PenMas) atau juga dapat di sebut dengan Pendidikan
Nonformal (PNF) adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (Sisdiknas, 20 Tahun 2003). Jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yakni bahwa PNF memiliki cirri khas tersendiri
dari pendidikan yang ada di Indonesia. Apabila kita kaji dari program pendidikan
formal antara lain dari mulai TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, dan PT. Sedangkan
pada Pendidikan nonformal ini meliputi: pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik (Sisdiknas, 20 Tahun 2003).
Pendidikan berbasis masyarakat menurut Sihombing (dalam Jalal dan Supriadi,
2001:186) merupakan pendidikan yang dirancang, dilaksanakan, dinilai dan
dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah pada usaha menjawab tantangan dan
peluang yang ada di lingkungan masyarakat tertentu dengan berorientasi pada masa
depan. Dengan kata lain, pendidikan berbasis masyarakat adalah konsep pendidikan
“dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”. Dengan ini Sihombing
menegaskan bahwa yang menjadi acuan dalam memahami pendidikan berbasis
masyarakat adalah pendidikan luar sekolah, karena pendidikan luar sekolah itu
bertumpu pada masyarakat, bukan pada pemerintah.
Dalam pelaksanaanya pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang
menekankan kepada kecakapan hidup seseorang sehingga yang diajarkan ialah
keterampilan fungsional untuk mengembangkan potensi peserta didik.

2. Karakteristik
Karakteristik Pendidikan Masyarakat dapat dilihat dari proses belajar
mengajarnya. Luasnya cakupan Pendidikan Masyarakat menimbulkan berbagai
persepsi terhadap berbagai program yang ada di masyarakat. Untuk lebih memperjelas

4
satuan dan jenis pendidikan Pendidikan Masyarakat, berikut dijelaskan karakteristik
Pendidikan Masyarakat menurut Sudjana (2001) adalah sebagai berikut:
a. Dari Segi Tujuan.
a) Jangka pendek dan khusus, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar
tertentu yang fungsional bagi kehidupan masa kini dan masa depan.
b) Kurang menekankan pentingnya ijazah, hasil belajar, berijazah atau tidak,
dapat diterapkan langsung dalam kehidupan di lingkungan pekerjaan atau
masyarakat.
b. Dari Segi Waktu
a) Waktu relatif singkat, jarang lebih dari satu tahun, pada umumnya kurang
dari satu tahun. Lamanya penyelenggaraan program bergantung pada
kebutuhan belajar peserta didik. Persyaratan untuk mengikuti program ialah
kebutuhan, minat, dan kesempatan waktu peserta.
b) Menekankan masa sekarang dan masa depan, memusatkan layanan untuk
memenuhi kebutuhan terasa peserta didik guna meningkatkan kemampuan
sosial ekonominya dalam waktu bebas.
c) Menggunakan waktu tidak penuh dan tidak terus menerus, waktu ditetapkan
dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan peserta didik, serta
memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar sambil bekerja atau
berusaha.
c. Dari Segi Isi Program
a) Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik, kurikulum bermacam
ragam sesuai dengan perbedaan kebutuhan belajar peserta didik dan potensi
daerah pendidikan.
d. Dari Segi Proses Pembelajaran
a) Dipusatkan dilingkungan masyarakat dan lembaga, kegiatan belajar mengajar
dapat dilakukan di berbagai lingkungan atau satuan Pendidikan Masyarakat.
b) Berkaitan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat, pada waktu
mengikuti program pendidikan, peserta didik berkomunikasi dengan dunia
kehidupan atau pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara fungsional
dengan kegiatan belajar.
c) Struktur program yang luwes, jenis dan urutan program kegiatan belajar
bervariasi. Pengembangan program dapat dilakukan sewaktu program sedang
berjalan.

5
d) Berpusat pada peserta didik, kegiatan pembelajaran dapat menggunakan
sumber belajar dari berbagai keahlian dan nara sumber. Peserta didik dapat
menjadi sumber belajar. Lebih menekankan kegiatan membelajarkan
dibandingkan mengajar.
e) Penghematan sumber-sumber yang tersedia, memanfaatkan tenaga dan
sarana yang terdapat di masyarakat dan lingkungan kerja dalam rangka
efisiensi.
e. Dari Segi Pengendalian
a) Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik, pengendalian tidak
terpusatkan. Koordinasi dilakukan antar lembaga-lembaga terkait. Otonomi
pada tingkat program dan derah menekankan inisiatif dan partisipasi
masyarakat.
b) Pendekatan demokratis, hubungan pendidik dengan peserta didik bercorak
hubungan sejajar atas dasar kefungsian. Pembinaan program dilakukan
secara demokratik.
3. Contoh Pendidikan Masyarakat
Perumusan pendidikan berbasis masyarakat tidak bisa dilepaskan dari makna dua
kata utama, yaitu kata “pendidikan” dan kata “masyarakat”. Penjelasan tentang
pendidikan telah diuraikan pada bab sebelumnya (2.1.1) sedangkan kata masyarakat
diambil terjemahan dari kata community dari frase community based aducation.
Pengambilan kata community untuk menjelaskan pengertian masyarakat ini juga
sejalan dengan pendapat Kunaryo (Wijanarko 2005 : 45).
Comton and Mc Clusky menggunakan istilah “community education for
development” untuk menjelaskan pendidikan berbasis masyarakat yang diartikan
sebagai proses dimana setiap anggota masyarakat hadir untuk mengemukakan semua
persoalaan dan kebutuhan, mencari solusi diantara mereka, mengerahkan sumberdaya
yang tersedia, dan melaksanakan suatu rencana kegiatan atau pembelajaran atau
keduanya. Sehingga, pendidikan berbasis masyarakat berangkat dari asumsi bahwa
masyarakat baik desa maupun kota memiliki potensi untuk memecahkan
permasalahan yang dialami secara mandiri dengan menggali potensi yang dimilikinya.
(Galbraith 1995). Ada beberapa bentuk pendidikan masyarakat yang berada
dikalangan masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Kursus.

6
Istilah kursus merupakan terjemahan dari "course" dalam bahasa inggris,
yang secara harfiah berart "mata pelajaran atau rangkaian mata pelajaran".
Dalam PP No. 73 tahun 1991 dijelaskan bahwa kursus adalah satuan
pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumplan warga masyarakat yang
memberikan pengetahuan keterampilan dan sikap mental tertentu bagi warga
belajar. Menurut Artasasmita (1985) kursus adalah sebagai mata kegiatan
pendidikan yang berlangsung didalam masyarakat yang dilakukan secara
sengaja, terorganisir, dan sistematik untuk memberikan materi pelajaran
tertentu kepada orang dewasa atau remaja dalam waktu yang relative singkat
agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan diri dan masyarakat.
b. Pelatihan.
Pelatihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperoleh
kemahiran atau kecakupan, pelatihan berkaitan dengan pekerjaan. Menurut
Artasasmita (1985) pelatihan adalah "kegiatan pendidikan yang dilaksanakan
dengan sengaja, terorganisir, dan sistematis di luar sistem persekolahan untuk
memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu
kepada kelompok tenaga kerja tertentu dalam waktu yang relative singkat
dengan mengutamakan praktek daripada teori, agar mereka memperoleh
pengetahuan, sikap, keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu
pekerjaan tertentu dengan cara efektif dan efisien.
c. Kelompok belajar.
Kelompok belajar adalah salah satu wadah dalam rangka membelajarkan
masyarakat. menurut Zaenudin (1985) kelompok belajar adalah upaya yang
dilakukan secara sadar dan berencana melalui bekerja dan belajar dalam
kelompok belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan
dengan kondisi sekarang.
d. Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)
Menurut Sihombing (2001) PKBM merupakan tempat belajar yang
dibentuk dari oleh dan untuk masyarakat dalam rangka usaha meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi dan bakat warga negara.
e. Majelis taklim.
Adalah suatu lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar pendekatan
dari kebutuhan masyarakat dengan kegiatannya lebih berorientasi pada

7
keagamaan, khususnya agama islam, melalui majelis taklim dibahas berbagai
aspek yang ditinjau dari sudut pandang agama islam

B. Pendidikan Massa
1. Pengertian Pendidikan Massa
Pendidikan berasal dari kata didik, artinya bina, mendapat awalan pen-, akhiran
–an, yang maknanya dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, maupun perbuatan
mendidik. Menurut Hasan Basri pendidikan merupakan pembinaan, pelatihan,
pengajaran, dan semua hal yang merupakan bagian dari usaha manusia untuk
meningkatkan kecerdasan dan ketrampilannya. Jadi, pendidikan merupakan proses
mengubah sikap melalui proses atau cara mendidik tertentu untuk meningkatkan
kecerdasan dan ketrampilan manusia.
Sedangkan mass education sendiri terdiri dari dua kata, yaitu mass dan
education.3 Mass adalah masa orang banyak atau kumpulan orang banyak.
Sedangkan education adalah pendidikan. Menurut D. Sudjana S. Pendidikan Massa
(Mass Education) adalah kesempatan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat
luas dengan tujuan untuk membantu masyarakat sehingga warganya memiliki
kecakapan membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan umum yang diperlukan
dalam upaya menyesuaikan terhadap lingkungannya. Pendidikan massa tidak jauh
berbeda dengan kegiatan pendidikan yang telah dibina oleh Direktorat Pendidikan
Masyarakat di Indonesia. Kegiatannya antara lain pemberantasan buta aksara, kursus
kader masyarakat, perpustakaan rakyat, dan latihan keterampilan. Dalam
perkembangan lebih lanjut, pendidikan massa menjangkau pula kegiatan-kegiatan
latihan bagi para pemimpin masyarakat yang secara suka rela menyelenggarakan
pendidikan massa. Pendidikan ini meliputi pula upaya penyebaran informasi untuk
menumbuhkan keyakinan masyarakat terhadap usaha-usaha kemasyarakatan yang
perlu dilakukan bersama secara dinamis.
Menurut Binti Maunah, dikatakan bahwa Mass Education merupakan
pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar lingkungan sekolah yang
bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum untuk dapat
mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekitarnya Orang dewasa dapat
disifati secara umum melalui gejala-gejala kepribadiannya, yaitu telah mampu

8
mandiri, dapat mengambil keputusan batin sendiri atas perbuatannya, memiliki
pandangan hidup dan kesadaran akan norma-norma, dan menunjukkan hubungan
pribadi dengan norma-norma.

2. Keunggulan dan Kelemahan


D. Sudjana S. mengungkapkan ada beberapa keunggulan dan kelemahan dalam
mass education. Adapun keunggulan dari mass education antara lain adalah sebagai
berikut:
 Segi biaya lebih murah apabila dibandingkan dengan biaya pendidikan
formal. Penyelenggaraan ini lebih murah karena adanya partisipasi dana
dari masyarakat dan adanya sumber- sumber lainnya menyebabkan
penyelenggaraan program pendidikan relatif lebih murah apabila
dibandingkan dengan biaya pendidikan formal.
 Program pendidikan tersebut lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
Adanya relevansi ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut, pertama,
pengorganisasian program pendidikan dilakukan dengan memanfaatkan
pengalaman belajar peserta didik, nara sumber teknis dan sumber-sumber
belajar lainnya yang ada di lingkungan masyarakat. Kedua, program
pendidikan diarahkan untuk kepentingan peserta didik, bukan
mengutamakan kepentingan penyelenggara program.
 Pendidikan tersebut memiliki program yang fleksibel. Fleksibilitas ini
ditandai oleh otonomi dikembangkan pada tingkat pelaksana program dan
daerah sehingga dapat mendorong perkembangan program yang bercorak
yang bercorak ragam sesuai dengan keragaman kebutuhan dan perbedaan
daerah.
Sedangkan kelemahan dari mass education kurang lebihnya adalah sebagai
berikut:
a. Kurangnya koordinasi, yang disebabkan oleh keragaman dan luasnya
program yang diselenggarakan oleh berbagai pihak.
b. Tenaga pendidik atau sumber belajar profesional masih kurang.
c. Motivasi belajar peserta didik lebih rendah. Hal ini dikarenakan adanya
kesan umum dalam pendidikan tersebut yang tidak menekankan pada
peranan ijazah, lebih rendah nilainya daripada pendidikan formal yang
peserta didiknya memiliki motivasi kuat untuk memperoleh ijazah.

9
3. Karakteristik
Pendidikan massa adalah pendidikan yang dilakukan melalui kegiatan kegiatan
yang sifatnya mendidikan dalam skala luas bisa melalui surat kabar, film,radio,
televise, perpustakaan, dan museum untuk menyampaikan informasi dengan tujuan
untuk memengaruhi opini dari publik atau massa. Ada beberapa karakteristik dar
pendidikan massa ini adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan yang berorientasi pada massa atau public di lingkungan tertentu
b. Pendidikan massa ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan yang
bergaman dan mengembangkan moral dari masyarakat secara berimbang
c. Pada pendidikan massa ini mengajarkan tentang life skill yang sesungguhnya
keterampilan ini dibutuhkan oleh masyarakat
d. Sistem penilaian yang digunakan dalam pendidikan ini adalah melalui hasil karya
ilmiah dan peningkatan kemampuan penguasaan bidang yang dipelajarinya.
e. Pendidikan massa ini merupakan pendidikan atau sekolah yang berbasiskan pada
kehidupan dan praktek-praktek lapangan
f. Para guru memotivasi dan mendorong siswa untuk mau dan mampu dalam
mempelajari hal apapun
g. Dalam pelaksanaan pendidikan massa ini lebih berorientasi pada seluruh public.

C. Pendidikan Sosial
1. Pengertian Pendidikan Sosial
Pendidikan dalam penyelenggaraannya juga berlandaskan pada landasan
sosial. Landasan sosial pendidikan menekankan pada pendidikan dalam prosesnya
memperhatikan kondisi dan proses sosial yang terjadi di suatu masyarakat ataupun
sebuah bangsa. Menurut Abdul Hamid al- Hasyimi Pendidikan sosial adalah
bimbingan orang dewasa terhadap anak dengan memberikan pelatihan untuk
pertumbuhan kehidupan sosial dan memberikan macam-macam pendidikan
mengenai perilaku sosial dari sejak dini, agar hal itu mejadi elemen penting dalam
pembentukan sosial yang sehat.
Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu, “socius” yang berarti segala sesuatu
yang lahir tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bersama. Sementara
pengertian dari kata sosial ada beberapa pendapat diantaranya;

10
a. Kata sosial sejalan dengan Bahasa Arab berasal dari kata ‚ijtama‘a -
yajtami‘u - ijtima>‘an yang berarti kumpul atau berkumpul, berhimpun,
berbaur, berinteraksi, dan bersosialisasi.
b. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata sosial diartikan lebih
mengedepankan kepentingan bersama, umum, seperti suka menolong,
menderma dan sebagainya.
c. Menurut Sahal Mahfudh, secara sosial mengacu pada segala hal yang
berkaitan dengan masyarakat dan mencakup berbagai fenomena dalam
kehidupan banyak orang, baik individu maupun makro.
Jelaslah kiranya yang dimaksud dengan sosial, yakni suatu kondisi dimana
manusia itu sejak kecilnya telah termasuk ke dalam berbagai golongan dalam
masyarakat. Dalam golongan tersebut ia mempunyai hak dan kewajiban yang
menyangkut berbagai fenomena hidup dan kehidupan orang banyak. Golongan ini
dimulai dari keluarga, sekolah sampai kemudian negara.
Dari ragam pengertian pendidikan dan sosial tersebut di atas, melahirkan
pengertian pendidikan sosial yang beragam pula. Berikut ini pengertian pendidikan
sosial menurut beberapa ahli:
a. Pendapat Ngalim Purwanto, bahwa pendidikan sosial sengaja dipengaruhi
oleh pendidik (seperti nenek, paman dan bibi, orang tua, ibu dan guru),
yang pengaruhnya bertujuan untuk: 1) Menjadikan anak sebagai anggota
atau bagian terbaik dari anak. 2) Melatih anak untuk bersabar dalam
kegiatan sosial di masyarakat atau di tempat dan fasilitas umum (seperti
jalan raya, angkutan umum, pasar, bioskop, dll). Singkatnya, kapan dan di
mana harus berinteraksi dengan orang lain.
b. Jalaluddin, mengatakan: Pendidikan sosial adalah membimbing dan
mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal agar dapat
menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat
Menurut Nashih Ulwan pendidikan sosial adalah mendidik manusia sejak kecil
agar anak terbiasa menjalankan perilaku sosial yang baik, dan memiliki nilai dasar-
dasar kejiwaan mulia bersumber pada aqidah dan keimanan yang mendalam, agar
ditengah-tengah masyarakat nanti anak mampu bergaul dan berperilaku yang baik,
mempunyai keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.

11
Pendidikan sosial menjadi sangat penting dan diperlukan dalam membangun
masyarakat yang sadar akan lingkungan sekitarnya. Melalui pendidikan sosial
diharapkan, dapat mendidik dan membentuk manusia yang mengetahui dan
menginsyafi tugas dan kewajibannya terhadap berbagai golongan masyarakat dan
membiasakannya berperilaku sosial yang baik sebagai anggota masyarakat, dan
sebagai warga negara mengetahui dan menginsyafi tugas dan kewajibannya untuk
dilaksanakan terhadap anggota masyarakat yang lain merupakan ciri utama dari
suatu pendidikan sosial. Dengan melihat betapa pentingnya pendidikan sosial, maka
kita harus mendidik anak secara baik dan mempersiapkannya untuk dapat hidup di
masyarakat dan mengarahkan kepribadiannya untuk berkehidupan sosial yang baik,
serta meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama agar mereka tidak merasa hina
karena adanya perbedaan ekonomi.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat penulis simpulkan
bahwa yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah usaha mempengaruhi yang
dilakukan dengan sadar, sengaja dan sistematis agar individu dapat membiasakan
diri dalam mengembangkan dan mengamalkan sikap-sikap dan perilaku sosial
dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan hak dan
kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.

2. Karakteristik
Berdasarkan tugas dan fungsi manusia, secara filosofis tujuan pendidikan sosial
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Tujuan individual yang berkaitan dengan diri sendiri, proses belajar atau
pembelajaran di sini bertujuan untuk mempersiapkan dirinya dalam
kehidupan.
b) Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara
keseluruhan dan perilaku masyarakat pada umumnya serta perubahan-
perubahan yang dikehendaki pada pertumbuhan pribadi, pengalaman, dan
kemajuan hidupnya.
c) Tujuan profesional yang berhubungan dengan pengajaran, seni dan profesi
serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat. Dengan demikian tujuan
pendidikan sosial adalah mempersiapkan peserta didik menjadi manusia
yang sempurna berakal budi baik dalam kehidupan pribadi maupun
kehidupan di masyarakat.

12
Pendidikan sosial sasarannya fokus pada pengembangan dua fungsi manusia,
yaitu:
a) Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang hidup
di tengah makhluk-makhluk yang lain, manusia harus bisa memerankan
fungsi dan tanggung jawabnya dalam kehidupan.
b) Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk sosial
(homososius) manusia dituntut mengadakan interelasi dan interaksi dengan
sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain dalam
interaksi sosialnya manusia dituntut untuk mengadakan hubungan yang
harmonis dengan masyarakat dan lingkungannya.
Dalam melaksanakan pendidikan sosial, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor
pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan sosial tersebut. Faktor-
faktor pendidikan itu ada enam (6) macam, di mana faktor-faktor yang satu dengan
yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Faktor tersebut adalah:
a) Faktor tujuan adalah usaha pencapaian oleh peserta didik tentang hasil
praktik pendidikan baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat secara luas.
b) Faktor pendidik, dalam konteks ini, pendidikan dibagi menjadi dua kategori;
 Pendidik berdasarkan fitrahnya, yakni orang tua. Dalam hal ini,
pendidik sebagai orang tua yang pertama kali harus memberikan
didikan kepada anak, selain perhatian, kasih sayang dan perhatian
 Pendidikan dilaksanakan berdasarkan jabatan, yaitu guru. Mengingat
pendidikan dilaksanakan berdasarkan jabatan, maka guru adalah
pendidik yang bertanggung jawab orang atas pihak-pihak, seperti
orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung jawab dari orang tua
diterima oleh guru karena atas dasar kepercayaan untuk memberikan
pendidikan dan pengajaran. Harapannya adalah kepribadian guru
dapat menularkan perilaku yang baik, sebagai kelanjutan perilaku
dari orang tua secara umum.
c) Faktor peserta didik adalah seseorang yang dipengaruhi oleh personal atau
komunal yang melaksanakan aktivitas pendidikan. Sebagai manusia, peserta
didik yang belum matang kedewasaannya, ia memiliki ketergantungan

13
kepada pendidikannya. Ia menyadari bahwa kekurangan yang dimilikinya
membuat kemampuannya terbatas ketimbang kemampuan pendidiknya.
d) Faktor konten pendidikan atau materi pendidikan adalah sesuatu yang akan
diberikan kepada peserta didik.
e) Faktor metode pendidikan, sekiranya interaksi yang terjadi dapat dilakukan
secara baik sehingga mencapai tujuan. Maka itu, selain memilih materi
pendidikan yang tepat, juga harus memilih metode yang juga tepat guna.
Metode adalah cara penyampaian materi dalam memperoleh tujuan
pendidikan.
f) Faktor lingkungan adalah kondisi dan semesta yang dapat memberikan
dampak terhadap perilaku manusia, pertumbuhan dan perkembangan mereka
melalui sejumlah cara.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak sekali jenis layanan pendidikan yang ada di Indonesia, mulai dari
pendidikan formal, informal, pendidikan massa, dan pendidikan sosial. Pendidikan
berbasis masyarakat adalah konsep pendidikan “dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat”. Dengan ini Sihombing menegaskan bahwa yang menjadi acuan
dalam memahami pendidikan berbasis masyarakat adalah pendidikan luar sekolah,
karena pendidikan luar sekolah itu bertumpu pada masyarakat, bukan pada pemerintah.
Dalam pelaksanaanya pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang menekankan
kepada kecakapan hidup seseorang sehingga yang diajarkan ialah keterampilan
fungsional untuk mengembangkan potensi peserta didik. Kemudian pendidikan Massa
merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar lingkungan sekolah
yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum untuk dapat
mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekitarnya Orang dewasa dapat disifati
secara umum melalui gejala-gejala kepribadiannya.
Sedangkan pendidikan sosial adalah Suatu usaha mempengaruhi yang dilakukan
dengan sadar, sengaja dan sistematis agar individu dapat membiasakan diri dalam
mengembangkan dan mengamalkan sikap-sikap dan perilaku sosial dengan baik dan
mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai
anggota masyarakat dan sebagai warga negara

B. Saran
Penulis menyadari ketidak sempurnaan dalam penyusunan makalah ini, Maka kami
mengharapkan Kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki dan menambah
kekurangan dalam penyempurnaan pembuatan makalah ini, baik bagi dosen, pembaca
dan khususnya bagi kami sebagai penyusun masalah. Terimakasih

15
DAFTAR PUSTAKA

Yudrik Jahya. 2000. Wawasan Kependidikan. Jakarta: Depdiknas


Nurseno. 2004. Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai Mandiri
Heidjrachman dan Suad Husnan (Ed. 4). 1997. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.
Sihombing, Umberto. 2001. Konsep dan Pengembangan Pendidikan Berbasis Masyarakat.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Sriwahyuni. 2019. Karakteristik Pendidikan Masyarakat.
https://sriwahyuni1113.blogspot.com/2019/10/karakteristik-pendidikan-
masyarakat.html. Diakses Pada 09 Obtober 2019.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

16

Anda mungkin juga menyukai