KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH:
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Pendidikan Berbasis
Komunitas guna memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan semua
pihak yang terlibat atas penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk perbaikan
pada laporan selanjutnya.
Penulis,
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
Pasal 55 menyebutkan bahwa masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan yang
disebut pendidikan berbasis masyarakat (community-based education) “untuk
kepentingan masyarakat”. Akan tetapi, penyelenggaraan pendidikan berbasis
masyarakat ini harus tetap mengikuti dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi
pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
Hakekatnya, pendidikan dapat dimasukkan dalam wadah yang sangat luas.
Terlebih jika sudah masuk dalam praktek secara langsung. Ia tidak hanya terbatas
dalam instansi formal, namun juga dalam wadah informal dan nonformal. Ketiganya
memiliki sistem yang berbeda, akan tetapi sama-sama penting dan saling melengkapi
satu dengan yang lainnya.
Dengan adanya uraian diatas maka penulis ingin membuat makalah dengan
judul “Makalah Tentang Pendidikan Berbasis Komunitas (Community Based
Education)”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dituju sebagai berikut.
1. Apa yang di maksud dengan Pendidikan Berbasis Komunitas (Community Based
Education)
2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap Pendidikan Berbasis Komunitas
(Community Based Education)
3. Bagaimana konsep dasar dari Pendidikan Berbasis Komunitas (Community Based
Education)
C. Tujuan
Adapun rumusan masalah yang dituju sebagai berikut.
1. Untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, pengenalan dan pengamatan
mengenai Pendidikan Berbasis Komunitas (Community Based Education).
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Pendidikan Berbasis Komunitas
(Community Based Education)
4
3. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap Pendidikan Berbasis
Komunitas (Community Based Education)
4. Untuk mengetahui konsep dasar dari Pendidikan Berbasis Komunitas (Community
Based Education)
5. Dapat digunakan sebagai acuan referensi oleh pembaca
5
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
6
mengacu pada situasi di mana pembelajaran dan pemikiran dipengaruhi oleh konteks
fisik dan sosial tempat orang membenamkan diri. Belajar seharusnya tidak hanya
dilihat sebagai transmisi pengetahuan abstrak dan de-kontekstualisasi dari satu
individu ke individu lainnya, tetapi sebagai proses sosial dimana pengetahuan
dibangun bersama.
B. Pandangan Masyarakat Terhadap Pendidikan Berbasis Komunitas (Community
Based Education)
Terdapat tiga besaran teori yang saat ini memiliki basis pendukung yang kuat
Russell (1993). Teori yang pertama menunjukkan bahwa tujuan dari pendidikan
adalah satu ngmerintsatunya adalah menyediakan peluang bagi pertumbuhan
masyarakat dan menyingkirkan pengaruh pengaruh yang merintangi. Teori yang
kedua beranggapan bahwa tujuan pendidikan adalah membudidayakan individu dan
mengembangkan kapasitasnya secara maksimal (kapasitas didapat dari aspek
keturunan, abilitas didapat dari pelatihan dan pendidikan). Teori ketiga beranggapan
bahwa pendidikan harus lebih mempertimbangkan hubungan hubungan dengan
komunitas dengan hubungan individu. Dalam hal ini bagaimana melatih individu
menjadi lebih berguna sebagai warga Negara.
Menurut filosof Inggris ini, di antara ketiga teori tersebut teori pertama
termasuk yang terbaru. Teori kedua dan ketiga memiliki pandangan yang sama ,
bahwapendidikan merupakan sesuatu yang positive, tetapi pandangan pertama melihat
pendidikan sebagai suatu unsure negative. Bagi Russell, ketiga teori ini dalam tataran
empiric tidak sepenuhnya benar,tetapi dalam kajian substansial yang lebih mendasar
dan kritis, maka teori pertama lebih menguntungkan. Teori pendidikan kedua dan
ketiga tampak sekali mengiring manusia kepada liberalism sejak masa rousseau,
seakan-akan secara idiologi liberalism memiliki tingkat kebenaran dan kesalahan
yang sama, yang menjadi bagian dari bidang-bidang yang lain (diluar pendidikan).
Semua orang percaya bahwa usaha pendidikan adalah mulia untuk melatih
anakmenurut cara-cara yang seharusnya dilalui, pendidikan mengajarkan moral,
kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat industry, suatu perbendaraan ilmu
pengetahuan yang sebanding dengan lingkungan social. Orang kemudian dibiasakan
berdisiplin, memiliki komformitas social, kemampuan untuk memerintah, kedudukan
dalam kelas social tertentu sampai pada tindak kekerasan tertentu kepada manusia
yang lain dengan tidak mempertimbangkan aspek manusiawi.
7
C. Konsep Dasar Dari Pendidikan Berbasis Komunitas (Community Based
Education)
Pendidikan berbasis masyarakat (community-based education) merupakan
mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan umur hidup. Kemunculan paradigma
pendidikan berbasis masyarakat dipicu oleh arus besar modernisasi yang
menghendaki terciptanya demokratisasi dalam segala dimensi kehidupan manusia,
termasuk pendidikan. Konsekuensinya, pendidikan harus dikelola secara
desentralisasi dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi pratisipasi
masyarakat(1). konsep pendidikan berbasis masyarakat merupakan salah satu solusi
alternatif untuk memecahkan problem pendidikan. Keterpurukan cara-cara lama
dalam mengelola pendidikan yang lebih sangat sentralistik mendorong perubahan cara
pandang ke arah sebaliknya, yaitu pemberian otonomi kampus-masyarakat untuk
mengelola pendidikan dengan memperhatian aspirasi serta kondisi yang terjadi di
masyarakat.
Secara konseptual, istilah pendidikan berbasis masyarakat atau yang biasa
disebut (community-based education) merupakan model penyelenggaraan pendidikan
yang bertumpu pada prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat.” 5 Pendidikan dari masyarakat artinya masyarakat ditempatkan sebagai
subyek/ pelaku pendidikan, bukan obyek pendidikan. Dalam konteks ini, masyarakat
dituntut peran dan partisipasi aktifnya dalam setiap program pendidikan. Sedangkan
yang dimaksud dengan pendidikan untuk masyarakat adalah masyarakat dilibatkan
dalam semua program yang dirancang untuk menjawab kebutuhan mereka. Dengan
kata lain, masyarakat perlu diberdayakan, diberi peluang dan kebebasan untuk
mendesain, merencanakan, membiayai, mengelola dan menilai sendiri apa yang
diperlukan secara spesifik di dalam, untuk dan oleh masyarakat sendiri.
Sedangkan Smith sebagaimana yang dikutip oleh Zubaidi, mengatakan bahwa
pendidikan berbasis masyarakat adalah sebuah proses yang didesain untuk
memperkaya kehidupan individual dan kelompok dengan mengikutsertakan
orangorang dalam wilayah geografi, atau berbagai kepentingan umum, untuk
mengembangkan dengan suka rela tempat pendidikan, tindakan, dan kesempatan
refleksi yang ditentukan oleh pribadi, sosial, ekonomi, dan kebutuhan politik
mereka.6 Dengan demikian, esensi dari pendidikan berbasis masyarakat pada
dasarnya merupakan program pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan secara
8
mandiri oleh masyarakat untuk menggali potensi dan kekuatan yang mereka miliki.
Dalam konteks inilah, masyarakat merupakan agen yang mampu melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam konteks keindonesiaan, model pendidikan
berbasis masyarakat saat ini telah diakui keberadaannya. Hal itu tertuang dalam dalam
UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada pasal 26 ayat 1-7.
Hanya saja Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, tidak menggunakan istilah
pendidikan berbasis masyarakat, akan tetapi mengunakan istilah pendidikan non
formal.7 Jadi, esensi undang-undang tersebut disebutkan bahwa pendidikan non-
formal diselenggarakan oleh warga yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah, pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Amalba, A., van Mook, WNKA, Mogre, V. et al. The perceived usefulness of community
based education and service (COBES) regarding students' rural workplace
choices. BMC Med Educ 16, 130 (2016). https://doi.org/10.1186/s12909-016-
0650-0
Darwis, Maidar. Model Pendidikan Berbasis Komunitas. FITRA, Vol. 2, No. 1, Januari –Juni
2016 • p-ISSN 2442-725X • e-2621-7201
Suharto, Toto. 2016. Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat. Diunduh pada Kamis,
24 September 2020 https://www.researchgate.net/publication/264869655
11