Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Keperawatan


Keluarga

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Dicky Candra Kusuma (1803030)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG

2021
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK)
Tn. J
2. Usia
45 tahun
3. Pendidikan
SMA
4. Pekerjaan
Karyawan Swasta
5. Alamat dan telepon
Kalipancur, Semarang. No telepon 081366782122
6. Komposisi keluarga

No. Nama Jenis Hubungan TTL Pendidikan


Kelamin dengan KK
1. Tn. J Laki-laki Ayah (Kepala Semarang, 02 SMA
keluarga) September
1976
2. Ny. S Perempuan Ibu Purwodadi, 06 SMA
Februari 1982
3. Nn. A Perempuan Anak pertama Semarang, 06 SMA
Maret 2000
4. An. I Laki-laki Anak kedua Semarang, 16 SMP
Maret 2006
5. An. N Perempuan Anak ketiga Semarang, 26 Belum
September sekolah
2018
Genogram

Keterangan
Ket:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Menikah
: Anak
-------- : Tinggal satu rumah
Klien merupakan seorang laki-laki bernama An.I berusia 15 tahun.
Klien adalah anak kedua dari 3 bersaudara yang tinggal satu rumah
dengan kedua orang tua, satu kakak perempuan, dan satu adik
perempuan. Komunikasi antara An.I dengan anggota keluarga cukup
baik. Akan, tetapi ketika di rumah, klien lebih suka didalam
kamarnya bermain video game, klien juga jarang bertegur sapa
dengan anggota keluarganya. Sedari kecil An. I diasuh dan
dibesarkan oleh pengasuh anak dan pengambilan keputusan dalam
keluarga An. I didominasi oleh Tn.J yaitu ayah atau kepala keluarga.
Serta klien mengatakan apabila orang tuanya pulang bekerja sering
bertengkar perihal masalah mengasuh anak.
7. Tipe keluarga
Tipe pada keluarga klien An.I adalah tipe keluarga inti yang terdiri
dari ayah sebagai kepala keluarga, ibu, dan anak-anak yang tinggal
satu rumah.
8. Suku
Dalam keluarga ini semuanya bersuku jawa atau Indonesia
kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan masalah
kesehatan, bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa Jawa dan
Indonesia.
9. Agama
Agama didalam keluarga ini adalah Islam, setiap datang waktu shalat.
Keluarga ini shalat masing-masing di kamar maupun di mushola
rumahnya. Jarang sekali shalat berjamaah satu keluarga dikarenakan
kedua orang tuanya terkadang pulang larut malam.
10. Status social ekonomi keluarga
Ayah dari An. I yang bernama Tn.J bekerja sebagai karyawan
disebuah pabrik swasta begitupun ibunya yang bernama Ny.S bekerja
sebagai karyawan di perusahaan dengan gaji dari keduanya ±3,5 juta
per bulan. Status social keluarga ekonomi keluarga klien An.I beada
pada middle class (kelas tengah) hal ini dibuktikan dengan
pernyataan An.I bahwa segalanya dalam keluaraga dapat terpenuhi
dan cukup. Tidak berlebihan dan tidak kekurangan.
Penghasilan :
Tn.J (Ayah dan kepala keluarga) : Rp 2.000.000
Ny.S (Istri dan ibu anak-anak) : Rp 2.000.000
Total Penghasilan dalam 1 bulan : Rp 4.000.000

Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga :


Makan : Rp 1.500.000
Listrik : Rp 250.000
Lain-lain : Rp 750.000
Total kebutuhan keluarga sebulan : ± Rp 2.500.000
Barang-barang yang dimiliki : Televisi, Kulkas, 2 kipas angina,
sepeda motor, mobil, 3 lemari, 1 set kursi ruang tamu, 1 set kursi
ruang makan.
11. Aktivitas rekreasi keluarga
An.I mengatakan bahwa saat ada waktu luang biasa diisi dengan
bermain game dan keluarganya yang lain menonton TV. Sesekali
mengunjungi keluarganya yang masih berada didalam kota dan
sesekali keluar kota untuk bertemu dengan keluarga lainnya. Apabila
AnI merasa bosan dengan rutinitasnsya biasanya dia keluar rumah
dan berkumpul bersama dengan teman-temannya hingga larut malam
dan pulang ke rumah pukul 02.00 WIB.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Kelurga ini terdiri dari 5 anggota yaitu Tn.J sebagai ayah dan
kepala keluarga di kelurga ini, Ny.S sebabagi ibu kandung, Nn.A
sebagai anak pertama dikeluarga belum menikah dan masih berstatus
mahasiswi, Tn.I sebagai anak kedua dikeluarga ini belum menikah
dan masih sekolah, An.N sebagai anak ketiga di keluarga ini belum
menikah dan belum sekolah.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Tahap perkembangan keluarga Tn.J yang belum terpenuhi karena
Tn.J harus membiayai 3 orang anaknya yang masih bersekolah. Anak
kedua Tn.J yaitu An. I masih dalam tahap proses perkembangan anak
usia remaja, yang saat ini anak pertama Tn.J yaitu Nn.A massih
dalam proses kuliah semester 6, anak kedua Tn.J massih sekolah
Menengah Atas kelas 1, anak ketiga Tn.J masih belum sekolah dan
usianya masih dibawah 5 tahun.
14. Riwayat keluarga inti
Tn.J selaku kepala rumah tangga mengeluh pusing, lemas, dan
kelelahan karena kurangnya istirahat. Ketika dilakukan pemeriksaan
tekanan darah pada Tn.J didapatkan hasil 100/70mmHg. Tn.J tidak
pernah memeriksakan dirinya ke dokter. Karena Tn.J beranggapan
nanti akan sembuh dengan sendirinya jika sudah istirahat dan tidur.
Ny.S selaku istri Tn.J dan ibu kandung dari anak-anak
mengeluhkan pusing dan lemas hasil pemeriksaan menyatakan
tekanan darah pasien 100/90, juga. Ny.S menceritakan bahwa
biasanya Ny.S meminum obat yang ia beli dari apotek akan tetapi
belakangan ini Ny.S tidak pernah lagi mengkonsumsi obat dan
menggantinya dengan istirahat dan tidur saja bila pusing dan lemas
itu kembali datang padanya.
Nn.A tidak memiliki masalah pada kesehatannya. Akan tetapi bila
kecapean biasanya sedikit pusing dan apabila diistirahatkan
kondisinya kembali seperti sebelumnya.
An.I selaku pasien memiliki masalah pada lambungnya
dikarenakan sering telat makan, dan suka sekali makan-makanan
yang pedas. An. I juga mengeluhkan terkadang nyeri perut sebelah
kiri, pusing, mual, dan lemah. Apabila perutnya terasa sakit dan perih
An.I biasanya minum obat pelindung lambung yang dibelinya di
warung dekat rumahnya dan setelahnya beristirahat. An.I juga sering
batuk-batuk dikarenakan kebiasaan merokoknya.
An.N selaku anak ketiga dan berusia dibawah lima tahun. Gigi
pada An.N nampak berwarna hitam dan setelah dikaji ternyata An.N
sering makan-makanan yang manis seperti permen dana coklat.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat sebelumnya pada keluarga ini tidak ada. Tidak ada keluarga
yang mengidap penyakit menular maupun tidak menular didalam
keluarga TnJ ini. Dan apabila sakit keluarga ini dengan cepat dan
tanggap membawanya ke pelayanan kesehatan terdekat. Riwayat
yang belum terpenuhi didalam keluarga ini yaitu perihal tumbuh
kembang anak pada usia remaja yaitu An.I yang dijaga oleh pengasuh
anak sedari bayi. Hal tersebut dikarenakan orang tuanya yang sibuk
bekerja.
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
Tempat tinggal An.I dan keluarga memiliki luas 114,75 m, Tipe
rumah 45, milik sendiri. Rumah An.I memiliki kamar/ruangan
sebanyak 10 ruangan, ventilasi/ penerangan cukup, dengan
pemanfaatan ruangan : 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 ruang keluarga,
1 dapur, 2 kamar mandi, rumah keluarga Tn.I memiliki septik tenk,
jarak pembuangan septik tenk dan sumber mata air ±10 m. Keluarga
An.I menggunakan sumber air minum dari PDAM. Tersedia tempat
sampah, untuk limbah rumah tangga ada didepan rumah dan biasanya
diangkut oleh petugas kebersihan 3 hari sekali. Lingkungan rumah
An.I dan keluarga cukup bersih, jarak jalan dengan jalan raya sekitar
30 m.

Kamar 1 Kamar 2 Kamar 3 Kamar 4

Kamar mandi 2
Ruang keluarga

Dapur
Kamar mandi 1

Garasi Ruang tamu

17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga An.I tinggal di daerah perumahan, tetangga yang ada
disekitar rumah semuanya ramah dan saling tolong-menolong satu
sama lain. Warga sekitar baik bapak-bapak maupun ibu-ibunya
memiliki kebiasaan yaitu arisan RT dan diikuti acara pengajian setiap
satu minggu sekali yang biasa dilakaukan di hari minggu malam dan
didakan di mushola perumahan. Warga sekitar juga sering
mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan setiap satu bulan
sekali.
18. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga An.I menempati rumah itu sudah sejaka Juli 2009 sampai
sekarang. An.I beserta satu kakak perempuan dan satu adik
perempuannya lahir dan besar di Semarang, sedangkan Ayahnya
yaitu Tn.J lahir di Semarang dan Ibunya yaitu Ny.S lahir di
Purwodadi keduanya bertemu di Semarang dan kemudian menikah.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Biasanya para orang tua disekitar lingkungan rumah mengadakan
arisan RT yang dilakukan bareng dengan pengajian mingguan di
mushola perumahan. Dan rutin mengikuti kerja bakti yang diadakan 1
bulan sekaali bagi bapak-bapak. Selagi bapak-bapak sedang bekerja
bakti ibu-ibu menyiapkan makan dan minum untuk bapak-bapak
setelah kerja bakti.
Nn. A memiliki banyak teman dari berbagai universitas, teman
organisasi kampusnya, teman kuliah, dan teman yang setia menemani
dari SMP hingga sekarang. Nn.A jarang berkumpul dengan temannya
karena sibuk dengan tugas kuliahnya yang banyak danharus
diselesaikan dengan cepat. Sehingga hal itu menyebabkan Nn.A
jarang berkumpul dan bermain dengan teman-temannya.
An.I memiliki banyak teman dari berbagai tingkatan sosial, mulai
dari penjual koran, pedagang kopi, tukang tambal ban, mahasiswa,
komunitas motor dan komunitas mobil. An. I juga mengatakan bila
semua temannya merokok dan sebagian ada yang minum minuman
alcohol. Namun, selama berkumpul dengan teman-temannya itu An.I
selalu menjaga dirinya untuk tidak masuk kedalam hal-hal yang
negative seperti temannya dan An.I juga mengatakan apabila dia
hanya merokok bila bersama dengan teman-temannya.
An.N yang masih berusia dibawaha lima tahun sering bermain
bersama anak-anak kecil yang ada di gang rumahnya setiap sore.
20. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara keluarga
saling membantu dan menyayangi walau terkadang ada sedikit
persilisihan didalam keluarga. Keluarga An.I memiliki fasilitas :
televisi, kamar mandi, tempat tidur yang nyaman, sumber air bersih,
motor dan mobil untuk sarana transportasi keluarga, dan beberapa
barang elektronik lainnya. Keluarga An.I juga memiliki akses untuk
membantu biaya pengobatan.
IV. Struktur keluarga
21. Pola komunikasi keluarga
Dalam kesehariannya An.I dan keluarga berkomunikasi langsung
dan menggunakan gadget maing-masing. Bahasa yang digunakan
keluarga yaitu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Dalam keadaan
marah keluarga Tn.I biasanya menggunakan bahasa yang positif akan
tetapi dengan nada bicara yang tinggi. Biasanya Nn.A lah yang
menjadi tempat curhat bagi adik-adiknya setelah mendapat teguran
dan dimarahi oleh kedua orang tuanya.
22. Struktur kekuatan keluarga
An.I memiliki orang tua yang sering bertengkar. Akan tetapi An.I
sangat menyayangi kepada adik dan kakak perempuannya. Ketika
dalam kondisi baik semua keluarga akan saling menyayangi,
mencintai dan saling tolong menolong.
23. Struktur peran
a. Tn. J
Peran formal : sebagai suami dari istri, sebagai kepala
keluarga, sebagai ayah, pelindung dan
pemberi rasa aman dalam keluarga, sebagai
anggota masyarakat.
Peran informal : pengambil keputusan tertinggi di rumah.
b. Ny. S
Peran formal : sebagai istri dari suami, ibu, mengurus
rumah tangga, mendidik anak-anak, anggota
masyarakat.
Peran informal : sebagai pendamai antar anggota keluarga.
c. Nn. A
Peran formal : Menjadi anak pertama, mahasiswi.
Peran informal : Sebagai penyelaras dan tempat bercerita
adik-adiknya.
d. Tn. I
Peran formal : Menjadi anak kedua, sebagai anggota
masyarakat, pelajar
Peran informal : sebagai pelindung adik dan kakaknya.
e. An. N
Peran formal : Menjadi anak ketiga, sebagai anggota
masyarakat.
Peran informal : Sebagai penghibur di rumah.
24. Nilai dan norma budaya
An.I beserta keluarganya menganut agama Islam dan norma yang
berlaku di masyarakat dan adat istiadat jawa terutama Semarang dan
Purwodadi. Keluarga An.I mematuhi peraturan yang ada di rumah,
seperti anak perempuan tidak boleh pulang larut diatas jam 10
malam, dan pentingnya bersikap sopan dan santun terhadap orang
lain dan orang yang lebih tua. Apabila ada keluarga yang sakit,
keluarga mempercayai bahwa ini adalah cobaan yang Allah berikan
agar keluarga lebih kuat. Keluarga selalu mencoba menggunakan
pikiran yang positif dan berdoa kepada Allah.

V. Fungsi keluarga
25. Fungsi afektif
Keluarga merasakan perasaan saling memiliki setiap anggota
keluarga, serta berusaha mengembangkan sikap saling menghargai.
26. Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga.
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan
rumah tangga. Walau terkadang ada perselihian antara kedua
orang tua An.I.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Interaksi dalam keluarga cukup baik, walaupun An.I tidak terlalu
sering berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya karena sering
berada diluar rumah dan asik bermain game dikamarnya. Dalam
hal perhatian orang tua pada fokus tumbuh kembang anak kurang
didapatkan dari anak akibat kesibukan orang tuanya.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan.
Keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn.
J yaitu ayahnya.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang.
Menonton TV di rumah, pergi kerumah tetangga, mengunjungi
sanak saudara yang masih tinggal dalam satu kota.
e. Partisipasi dalam kegiatan social.
Kegiatan gotong royong setiap bulan dan yasinan setiap minggu
rutin diikuti oleh keluarga dari An.I.
27. Fungsi perawatan keluarga.
Keluarga sudah baik dalam memelihara lingkungan rumah baik
didalam rumah itu sendiri, maupun disekitar lingkungan luar rumah.
Dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan keluarga lebih
memilih pergi ke Rumah Sakit apabila ada yang anggota keluarga
yang sakit.

28. Fungsi reproduksi.


a. Perencanaan jumlah anak: 3 orang anak satu perempuan, satu
laki-laki, dan satu perempuan
b. Akseptor: ya, yang digunakan pil KB lamanya satu tahun.
c. Keterangan lain: Tidak ada masalah dalam masalah seksual sama
bapak maupun ibu walaupun bapak dan ibu sering keluar pergi
bekerja.
29. Fungsi ekonomi.
a. Upaya pemenuhan sandang pangan: Pemenuhan sandang, pangan
keluarga sangat tercukupi hal ini dibuktikan dengan pekerjaan
kedua orang tua An.I saling berkomunikasi dan bekerja untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya.
b.  Pemanfaatan sumber dimasyarakat: Ny.S dan Tn. J sering ikut
serta dalam membantu menunjang administrasi yang dibutuhkan
dalam kegiatan yang diadakan dilingkungan masyarakat.
VI. Stress dan koping keluarga
30. Stressor jangka pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn. J dan Ny. S dalam waktu pendek
adalah khawatir dan cemas dengan An.I akan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang seharusnya sangat butuh pengawasan dari
orang tua. Akibat orang tua yang sibuk dengan pekerjaanya, An.I
sering terlihat merokok dirumah dan sering keluyuran.
31. Stressor jangka panjang.
Tn. J dan Ny. S resah dengan masa depan An.I nanti kalau An.I
masih memiliki kebiasaan yang sama seperti saat ini: keluyuran,
merokok, dan setiap arahan atau nasehat oleh orangtua masuk telinga
kanan dan keluar telinga kiri.
32. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah.
Tn. J dan Ny. S selalu berdo’a untuk anaknya menjadi anak yang
berbakti dan menyakini bahwa anaknya mampu mengerti kondisi
orangtua dan belajar menjadi anak yang dewasa dan mandiri.
33. Strategi koping yang digunakan.
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah.
34. Strategi adaptasi disfungsional
Meskipun An.I sedikit sulit untuk diberi arahan oleh orang tua, Ny.
S selalu memantau perkembangan anak dirumah melalui ibu Tn. J
(nenek) yang rumahnya sebelahan dengan rumah Tn. J dan Ny.T
(pengasuh dengan jadwal kerja jam 08.00-20.00 WIB) untuk selalu
memantau apapun yang dilakukan anak-anaknya setiap harinya.
VII. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga.
35. Terhadap masalah kesehatan.
Keluarga mengatakan harapan agar setiap anggota keluarganya selalu
sehat dan tidak pernah menderita sakit yang parah.
36. Terhadap petugas kesehatan yang ada.
Keluarga berharap pelayanan kesehatan Puskesmas yang ada
didaerahnya agar kualitas kesehatan keluarganya lebih baik dari
sekarang, dan dalam penggunaan pengobatan dengan menggunakan
Jamkesmas agar lebih dimudahkan.

B. ANALISA DATA

No Problem Etiologi Subyek


1 Perilaku Kesehatan Pemilihan gaya hidup Data Subyektif:
cenderung berisiko tidak sehat (rokok) - Keluarga
mengatakan jika
An. I merasa bosan
dengan
rutinitasnya
biasanya keluar
rumah dan
berkumpul
bersama dengan
teman-temannya
hingga larut malam
dan pulang ke
rumah pukul 02.00
WIB.
- Klien mengatakan
ia merokok
- Klien mengatakan
semua temannya
merokok
- Klien mengatakan
sebagian temannya
ada yang
meminum-
minuman alcohol
- Klien mengatakan
beberapa temannya
ada yang
menggunakan
obat-obatan
terlarang
- Klien mengatakan
ada salah satu
temannya yang
pernah masuk
penjara
- Keluarga
mengatakan sering
melihat An. I
merokok di rumah

Data Obyektif:
- An. I tampak
menunjukkan
penolakan terhadap
perubahan status
Kesehatan
- An. I tampak
merokok
- An. I Gagal
mencapai
pengendalian yang
optimal
2 Ketidakmampuan Hubungan keluarga Data Subyektif:
koping keluarga ambivalen - Keluarga
mengakatan An. I
tidak terlalu sering
berinteraksi
dengan anggota
keluarga lainnya
- Keluarga
mengatakan Ketika
An. I di rumah
lebih suka di dalam
kamarnya untuk
bermain video
game
- Keluarga
mengatakan sedari
kecil An. I diasuh
dan dibesarkan
oleh pengasuh
anak
- Klien mengatakan
apabila orang
tuanya pulang
bekerja sering
bertengkar perihal
masalah mengasuh
anak
- Keluarga klien
mengatakan An. I
sering telat makan
- Keluarga klien
mengatakan An. I
mempunyai sakit
asam lambung
- Keluarga klien
mengatakan An. I
suka makanan
yang pedas
- Klien mengatakan
terkadang
mengeluh
merasakan nyeri
perut sebelah kiri,
pusing, mual dan
lemah
- Klien mengatakan
biasanya Ketika
sakit membeli obat
di warung lalu
istirahat
- Klien mengatakan
jika marah tidak
melontarkan kata-
kata yang kotor
tetapi nada
bicaranya tinggi
- Klien mengatakan
memiliki orang tua
yang suka
bertengkar
- Keluarga
mengatakan Tn. J
dan Ny. S kurang
perhatian kepada
anak-anaknya
karena sibuk
- Keluarga
mengatakan
khawatir dan
cemas dengan
pertumbuhan dan
perkembangan An.
I yang seharusnya
sangat butuh
pengawasan dari
orang tuanya
karena orang
tuanya sibuk
- Keluarga
mengatakan An. I
sering keluyuran
- Keluarga
mengatakan An. I
sulit diberi arahan
dan diberitahu
- Keluarga
mengatakan resah
dengan masa
depan An. I

Data Obyektif:
- Tidak toleran
- Mengabaikan
anggota keluarga
- Tidak
berkomitmen
- Perilaku menolak
- Perilaku
individualistic
- Perilaku sehat
terganggu

C. PERENCANAAN
1. Skoring
Diagnose Perilaku Kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan
Pemilihan gaya hidup tidak sehat (rokok)

Kriteria Skor Bobo Nilai Pembenaran


t
Sifat Masalah: - Klien
- Tidak/kurang sehat 3 1 mengatakan ia
(3) 3 3 merokok
×1=
3 3
- Ancaman Kesehatan - Klien
(2) mengatakan
- Krisis/keadaan semua
sejahtera (1) temannya
merokok
- Klien
mengatakan
sebagian
temannya ada
yang
meminum-
minuman
alcohol
- Klien
mengatakan
beberapa
temannya ada
yang
menggunakan
obat-obatan
terlarang
- Klien
mengatakan
ada salah satu
temannya yang
pernah masuk
penjara
- An. I sering
batuk-batuk
karena
kebiasaan
merokok
- Keluarga
mengatakan
sering melihat
An. I merokok
di rumah
Kemungkinan diubah: - Kemungkinan
- Mudah (2) 1 2 1 2 masalalah
×2=
2 2
- Sebagian (1) dapat diubah
- Tidak dapat (0) Sebagian
karena
membutuhkan
keyakinan
untuk dapat
menjaga pola
hidup sehat
Kemungkinan dicegah: - Kemungkinan
- Tinggi (3) 2 1 2 2 masalah cukup
×1=
3 3
- Cukup (2) dapat dicegah
- Rendah (1) karena
mengalani
masalah ini
belum terlalu
lama.
Menonjolnya masalah: Masalah disini
- Membutuhkan 1 2 2 membutuhkan
×1=
2 2
perhatian segera (2) 2 perhatian segera
- Tidak karena agar tidak
membutuhkan terjadi dan
perhatian segera (1) menimbulkan
- Tidak dirasakan masalah-masalah
sebagai masalah yang baru.
atau kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)
Total 4
3
6

Diagnose Ketidakmampuan koping keluarga behubungan dengan


hubungan keluarga ambivalen

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


Sifat Masalah: Masalah disini
2 2
- Tidak/kurang sehat 2 1 ×1= dapat mengancam
3 3
(3) kesehatan karena
- Ancaman Kesehatan ketidakmampuan
(2) koping keluarga
- Krisis/keadaan menyebabkan salah
sejahtera (1) satu anggota
keluarganya
mengalami tidak
betah dirumah dan
pergaulan yang
lumayan bebas
(merokok dan
lingkungan terbiasa
dengan alkohol)
Kemungkinan diubah: Kemungkinan
- Mudah (2) 1 2 1 2 masalah dspat
×2=
2 2
- Sebagian (1) diubah sebagian
- Tidak dapat (0) karena kita dapat
memberikan
pengetahuan
tentang koping
keluarga.
Kemungkinan dicegah: Kemungkinan
- Tinggi (3) 2 1 2 2 masalah cukup
×1=
3 3
- Cukup (2) dapat dicegah yaitu
- Rendah (1) karena kepelikan
masalah cukup
dapat diicegah
Menonjolnya masalah: Masalah ini
- Membutuhkan 2 1 2 2 membutuhkan
×1=
2 2
perhatian segera (2) perhatian segera
- Tidak karena keluarga
membutuhkan belum mengetahui
perhatian segera (1) secara pasti apa
- Tidak dirasakan masalah yang
sebagai masalah terjadi
atau kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)
Total 4
3
6

2. Prioritas diagnose keperawatan


a. Perilaku Kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan
Pemilihan gaya hidup tidak sehat (rokok)
b. Ketidakmampuan koping keluarga behubungan dengan hubungan
keluarga ambivalen

3. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan Promosi perilaku
cenderung berisiko Tindakan keperawatan upaya Kesehatan
penggunaan zat selama 1x30 menit
(rokok) kunjungan rumah. Observasi:
Keluarga dapat - Identifikasi
mengetahui: perilaku upaya
Perilaku kesehatan Kesehatan yang
- Penerimaan terhadap dapat ditingkatkan
perubahan status Terapeutik:
Kesehatan: Skor 4 - Berikan
- Kemampuan lingkungan yang
pencegahan masalah mendukung
Kesehatan: skor 3 Kesehatan
- Kemampuan - Orientasi
peningkatan pelayanan
Kesehatan: 4 Kesehatan yang
Keterangan dapat
1: menurun dimanfaatkan
2: cukup menurun Edukasi:
3: cukup - Anjurkan tidak
4: cukup meningkat merokok di dalam
5: meningkat rumah

Manajemen Kesehatan Dukungan berhenti


keluarga merokok
- Kemampuan
menjelaskan Observasi:
masalah Kesehatan - Identifikasi
yang dialami: skor 4 keinginan berhenti
- Aktivitas keluarga merokok
mengatasi masalah - Identifikasi upaya
Kesehatan tepat: berhenti merokok
skor 4 Terapeutik:
- Diskusikan
Keterangan motivasi
1: menurun perhentian
2: cukup menurun merokok
3: cukup - Diskusikan
4: cukup meningkat kesiapan
5: meningkat perubahan gaya
hidup
- Lakukan
pendekatan
psioedukasi untuk
mendukung dan
membimbing
upaya berhenti
merokok
Edukasi:
- Jelaskan efek
langsung berhenti
merokok
- Jelaskan berbagai
intervensi dengan
farmakoterapi

Terapi pemberhentian
merokok

Observasi:
- Identifikasi status
merokok saat ini
dan Riwayat
merokok
- Identifikasi alas an
berhenti merokok
Terapeutik:
- Yakinkan bahwa
gejala fisik putus
nikotin bersifat
sementara
- Motivasi
menentukan
tanggal berhenti
merokok
- Buatkan cacatan
tentang penyebab
dan akibat dari
merokok
Edukasi:
- Jelaskan manfaat
mberhenti
merokok
- Jelaskan gejala
fisik putus nikotin
- Informasikan
penganti nikotin
(permen karet)
- Informasikan
bahwa mulut
kering, batuk,
tenggorokan gatal,
dan perasaan sesak
merupakan gejala
yang mungkin
terjadi setelah
berhenti merokok
Kolaborasi:
- Rujuk pada
sumber daya
organisasi nasional
dan loal untuk
dukungan
pemberhentian
merokok
2 Manajemen Setelah dilakukan Dukungan
Kesehatan Tindakan keperawatan pengambilan
tidak efektif selama 1x30 menit keputusan
berhubungan kunjungan rumah.
dengan konflik Keluarga dapat Observasi:
keluarga mengetahui: - Identifikasi
Proses informasi persepsi mengenai
- Memahami cerita: masalah dan
skor 5 informasi yang
- Menyampaikan memicu konflik
pesan yang koheren: Terapeutik:
skor 4 - Diskusikan
- Pesan verbal yang kelenihan dan
koheren: skor 4 kekurangan dari
- Proses pikir teratue: setiap solusi
skor 4 - Fasilitasi
- Proses pikir logis: hubungan antara
skor 5 pasien, keluarga
- Menjelaskan dan tenaga
kesamaan antara dua Kesehatan lainnya
item : skor 4 Edukasi:
- Menjelaskan - Informasikan
perbedaan antara alternative solusi
dua item: skor 4 secara jelas
Keterangan - Berikan informasi
1: menurun yang diminta
2: cukup menurun pasien
3: sedang Kolaborasi:
4: cukup meningkat - Kolaborasi dengan
5: meningkat tenaga Kesehatan
lain dalam
Tingkat pengetahuan memfasilitasi
- Pertanyaan tentang pengambilaln
masalah: sor 4 keputusan
- Persepsi yang keliru
terhadap masalah: Konseling
skor 4
Observasi:
Keterangan: - Identifikasi
1: meningkat kemampuan dan
2: cukup meningkat beri penguatan
3: sedang - Identifikasi
4: cukup menurun perilaku keluarga
5: menurun yang
mempengaruhi
pasien
Terapeutik:
- Bina hubungan
terapeutik
berdasarkan rasa
percaya dan
penghargaan
- Berikan empati,
kehangatan, dan
kejujuran
- Tetapkan tujuan
dan lama konseling
- Fasilitasi untuk
mengidentifikasi
masalah
Eedukasi:
- Anjurkan
mengekspresikan
perasaan
- Anjurkan membuat
daftar alternative
penyelesaikan
masalah

Anda mungkin juga menyukai