Anda di halaman 1dari 49

BAB IV

Hasil

A. Hasil Penelitian

a. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Pada bab ini akan diuraikan tentang Asuhan Keperawatan pada An.M

dengan gizi kurang, penelitian ini dilakukan di desa Naumbai Wilayah Kerja

Puskesmas Air Tiris, yang dilakukan pada tanggal 07-12 Juli 2022. Asuhan

keperawatan ini dilakukan dari pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

b. Pengkajian

a. Identitas Pasien

1) Nama Pasien : An.M

2) Umur : 2 tahun 6 bulan

3) Jenis Kelamin : Laki-laki

4) Agama : Islam

5) Pendidikan : Belum sekolah

6) Pekerjaan : Tidak Bekerja

7) Status Perkawinan : Belum Kawin

8) Suku/Bangsa : Domo/Indonesia

9) Alamat : Desa Naumbai

10) Jumlah Keluarga : 4 (Empat)

79
80

11) Diagnosis Medis : Gizi Kurang

b. Penanggung jawab/Keluarga

1. Nama : Ny. E

2. Umur : 23 tahun

3. Pendidikan : SLTP

4. Pekerjaan : IRT

5. Alamat : Desa Naumbai

6. Hubungan dengan pasien : Ibu

7. Status Perkawinan : Kawin

c. Daftar Anggota Keluarga

Tabel 4.1 Daftar anggota keluarga

NO. Nama Umur Agama L/ Hub. Pnddkn Pkrjn K


P Dg KK et
1 Tn.I 35th Islam L KK SLTP Wiraswasta

2 Ny.e 23thn Islam P Istri SLTP IRT

3 An.K 6thn Islam L Anak SD -

4 An.M 2thn Islam L Anak - -

6bln
81

d. Genogram

Gambar 4.1 genogram

Keterangan :

: Laki-laki Hidup

: Perempuan hidup

: garis pernikahan

: klien

e. Fungsi Keluarga

Ny.E mengatakan suaminya, Tn.I bekerja sebagai wiraswasta. Ny.E

meenytakan suaminya tidak hanya bekerja disatu tempat, namun juga

bekerja diluar wilayah Air Tiris. Semua kebutuhan dicukupi oleh Tn.I.

Hubungan semua anggota keluarga terjalin dengan baik, saling

pengertian, mensuport, dan melindungi keluarga.


82

f. Tumbuh Kembang Keluarga

Keluarga Tn.I merupakan keluarga dengan tipe keluarga inti, tinggal

bersama istri dan kedua anaknya. Tn.I memiliki satu orang anak usia

prasekolah dan satu orang anak usia sekolah.

g. Tugas Perkembangan Keluarga

Keluarga Tn.I termasuk keluarga inti. Tn.I bertugas mencari nafkah dan

Ny.E bertugas mendidik anak. Ny.E mengatakan tidak paham dengan apa

yang harus dilakukan kepada anaknya. Ketika terdapat masalah pada anak

Ny.E akan segera menghubungi orang tuanya.

h. Struktur Keluarga

Tn.I tinggal bersama istri dan kedua anak kandungnya. Pengambilan

keputusan oleh Tn.I dengan dimusyawarahkan dengan istrinya terlebih

dahulu.

i. Kebiasaan Anggota Keluarga Sehari-hari

1) Nutrisi

Keluarga Tn.I makan sehari 3 kali dengan nasi dan lauk, kadang

dengan sayur dan buah. Rata-rata makanan didapat dari warung.

Keluarga Tn.I rata-rata minum air putih 6 gelas sehari.

An.M yang berusia 2 tahun 6 bulan sudah tidak minum ASI sejak

usia 1 tahun 6 bulan karena produksi ASI tidak banyak. An.M tidak

minum susu formula setelah berhenti minum ASI. An.M makan 2


83

kali sehari dengan nasi dan lauk, kadang dengan kuah sayur dan

buah. An.M makan dengan porsi kecil jika disuapkan oleh ibu kurang

lebih sepuluh suapan, jika dibiarkan makan sendiri An.M hanya

makan kurang lebih 5 suapan saja.

An.M minum air putih 6 sampai 8 gelas sehari. An.M sangat jarang

mendapat makanan pendamping.

2) Pola Istirahat

Keluarga Tn.I rata-rata tidur mulai jam 22.00 sampai 05.00 WIB.

Tn.I bangun lebih pagi pukul 04.00 WIB untuk mempersiapkan

pekerjaannya. An.M tidak memiliki siklus tidur. An.M tidur rata-rata

8 jam sehari.

3) Pola Eliminasi

Tn.I BAB lancer 1 kali sehari, begitu pula dengan Anggota keluarga

yang lainnya. Khususnya An.M, BAB 2 kali sehari dengan

konsistensi lunak warna kuning cerah.

Ny.E mengatakan An.M selalu BAB setelah makan, kurang lebih 5

menit setelah makan.

Keluarga Tn.I rata-rata BAK 3-5 kali sehari. Tidak ada masalah

BAB/BAK, An.M BAK 6 kali sehari, warna urin kuning cerah tidak

ada darah.

4) Pola Kebersihan
84

Keluarga Tn.I mandi 2 kali sehari dengan sabun. Selalu menyikat

gigi 2 kali sehari. Keramas 1 sampai2 hari sekali. Memotong kuku 1

kli seminggu. Pakaian tampak bersih. Kulit tampak terawat. An.M

dimandikan oleh Ny.E pagi dan sore hari,terkadang sebelum tidur

siang An.M kan dimandikn terlebih dahulu oleh Ny.E dengan

menggunakan sabun.

5) Pola aktivitas

Tn.I sehari-hari bekerja dari pagi hingga sore hari, dan Ny.E

beraktivitas membersihkan dan memelihara lingkungan rumah serta

menyiapkan kebutuhan keluarga, seperti memasak, mencuci, dan

mengasuh anak.

j. Faktor Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Faktor social : Tn.I dan keluarga memiliki hubangan yang baik dengan

tetangga dan masyarakat kampong. Tn.I dan keluarga aktif dalam

kegiatan yang diselenggarakan oleh masjid dan desa.

Faktor ekonomi : Anggota keluarga yang memiliki penghasilan hanya

Tn.I. Penghasilan Tn.I dalam sebulan adalah ±Rp.1.500.000,-.

k. Faktor Rumah dan Lingkungan

1. Rumah

Rumah Tn.I berukuran lebar 7m x panjang 9m. Ventilasi rumah >10%

Dari luas rumah. Pencahayaan cukup. Kebersihan cukup. Tidak lembab

dan tertata rapi.


85

2. Sarana Memasak

Terdapat ruang dapur dibelakang dekat dengan kamar mandi. Sarana

memasak berupa kompor gas dengan kepatenan tempat adekuat.

3. Pengelolaan Sampah

Keluarga Tn.I mengolah sampah dengan cara dibakar di belakang rumah

setiap 2 hari sekali. Keluarga Tn.I membuang sampah sementara di

keranjang sampah yang diletakkan di dapur.

4. Sumber Air

Keluarga Tn.I menggunakan air yang dibeli menggunakan galon untuk

dikonsumsi. Untuk keperluan mandi dan mencuci keluarga Tn.I

menggunakan air PAM.

5. Jamban Keluarga

Terdapat jamban keluarga yang berjenis kloset jongkok di dalam rumah

keluarga Tn.I

6. Pembuangan Air Limbah

Pembuangan air limbah disalurkan melalui saluran buatan sendiri yang

dialirkan ke sungai.

7. Kandang Ternak

Keluarga Tn.I tidak memiliki kandang ternah hewan apapun didekat

rumah.
86

8. Halaman

Rumah keluarga Tn.I memiliki halaman rumah seluas 1m x 3m. Halaman

bersih.

9. Lingkungan Rumah

Lingkungan rumah tampak bersih. Barang ditata rapi. Tidak ada tikus,

kecoak, dan serangga yang berkeliaran didalam rumah keluarga Tn.I.

10. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan terdekat adalah Tk/ Paud. Jarak rumah Tn.I dengan

TK/ PAUD ± 50 m.

11. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang dekat dengan rumah keluarga Tn.i adalah

Praktek Rumah Bidan Swasta berjarak 150m dari rumah, sedangkan

Puskesmas Air Tiris berjarak kurang lebih 2k dari rumah keluarga Tn.I.

12. Fasilitas Perdagangan

Jarak rumah dengan pasar terdekat salah kurang lebih 2 km dari rumah.

13. Fasilitas Peribadahan

Keluarga Tn.I beragama islam. Masjid terdekat berjaraj 100 m dari

rumah.

14. Sarana Hiburan

Sarana Hiburan yang dimiliki oleh keluarga Tn.I adalah smart phone dan

TV.
87

15. Sarana Transportasi

Keluarga Tn.I memiliki satu sepeda motor. Apabila motor sedang dipakai,

anggota keluarga yang lain hanya dirumah atau berjalan kaki. Fasilitas

tersebut dirasa cukup untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga

Tn.I.

l. Riwayat Kesehtan Keluarga

1. Kesehatan Keluarga

An.M lahir dengan berat badan 4500 gram. Saat ini An.M berada pada

garis kuning dilihat dari KMS balita. An.M berhenti minum ASI sejak

usia 1 tahun 6 bulan karena produksi asi yang sudah tidak banyak.

Setelah itu An.M sudah tidak ada minum susu,mupun susu formula.

AN.M mendapat makan nasi beserta lauk dan terkadang mendapat

makanan pendamping. Tubuh An.M tampak kurus untuk anak seusia

2tahun 6 bulan.An.M tampak tidak mampu menatap mata lawan bicara

saat diajak berkomunikasi dan respon An.M saat berkomunikasi lambat

dengan volume suara kecil.

Anggota keluarga yang lain tidak memiliki riwayat penyakit.

2. Kebiasaan Minum Obat

Tidak ada kebiasaan minum obat dalam keluarga Tn.I dikarenakan tidak

anggota keluarga yang sakit.


88

3. Kebiasaan Memeriksakan diri

Keluarga Tn.I hanya sesekali berobat ke puskesmas Air Tiris saat sakit

dengan biaya ditanggung BPJS.

4. Kesehatan Ibu dan Anak

a) Riwayat Kehamilan Yang Lalu

Tn.I memiliki dua orang anak. Persalinan anak pertama (An.K)

dilakukan secara normal di Bidan Praktik Swasta tanpa ada

tindakan lanjutan. Persalinan ank kedua (An.M) dilakukan secara

secario di Rumah Sakit Swasta.

b) Ibu Hamil

Tidak ada anggota keluarga Tn.I yang sedang hamil.

c) Persalinan

Persalinan An.M dilakukan di Rumah Sakit Swasta.

d) Masa Nifas

Tidak ada anggota keluarga Tn.I dalam masa nifas

e) Keluarga Berencana

Tn.I dan istri menggunakan kontrasepsi jenis implant.


89

m. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yang sakit

Nadi : 98 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu badan :36,9 ºc

Berat badan : 9.7 kg

Tinggi Badan : 85 cm

Lingkar lengan atas : 12 cm

Lingkar perut : 62 cm

2. Keadaan Umum

Keadaan An.M tampak terlihat lebih kurus daripada anak normal

seusianya, tinggi badan An.M dan berat badannya tidak mencapai batas

normal pada anak seusianya. Respon An.M saat diajak berkomunikasi

lambat dengan volume yang kecil. An.M tidak dapat menatap lawan

bicaranaya saat berkomunikasi.

3. Kepala dan leher

Bentuk kepala An.M normal, tidak ada benjolan dikepala dan tidak ada

nyeri tekan dikepala. Pada leher An.M tidak ada pembesaran pada leher

dan tidak ada nyeri tekan. Tidak ada terjadi gangguan pendengaran pada

telinga An.M. Kondisi rambut An.M tidak rontok dan berwarna hitam.

4. Sistem Integumen
90

Keadaan turgor kulit An.M elastis. Kulit tampak lembab dan rambut

tidak terasa kasar.

5. Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan An.M masih dalam rentang normal dengan frekuensi

20x/menit.

6. System Kardiovaskuler

Perfusi jarigan An.M tidak mengalami penurunan.

7. System Gastrointestinal

Bising usus pada An.M terdengar jelas, dengan frekuensi 15 kali/menit.

An.M tidak mengalami mual muntah. An.M tidak mengalami diare dan

konstipasi. An.M tidak mengalami kenaikan berat badan sudah 3

bulan.Terjadi peningkatan lingkar abdomen (perut mulai membuncit)

pada An.M.

8. Sistem Urinary

System perkemihan pada An.M tidak mengalami gangguan. An.M minum

±1500ml/hari. BAK An.M 5 sampai 6 kali dalam sehari.

9. Sistem Muskuluskletal

Tidak terjadi penyebaran lemak dan penyebaran masa otot pada An.M.

Perubahan tinggi badan terjadi secara lambat pada An.M. Saat bermain

bersama teman An.M tidak terlihat bersemangat dan lebih banyak duduk

melihat temannya bermain.


91

10. Sistem Neurologis

Tidak terjadi penurunan kesadaran pada An.M. Saat diajak untuk

berkomunikasi An.M cenderung lambat merespon dan merasa malu jika

bertemu dengan orang lain yang bukan keluarga atau tetangganya.

n. Lima Tugas Keluarga

1. Mengenal Masalah

Tn.I dan Ny.E menyatakan tahu bahwa anaknya mengalami gizi kurang,

Ny.E tidak mengerti tentang masalah gizi kurang yang terjadi pada anak,

Ny.E menyatakan tidak mengetahui tentang interpretasi garis kuning pada

buku KMS.

2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga

Tn.I menyatakan bahwa An.Y perlu mendapatkan perawatan agar status

gizinya membaik.

3. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Ny.E mengatakan ketika usia anaknya 1 tahun 6 bulan, ASI nya sudah

tidak keluar lagi. Kemudian Ny.E hanya memberikan makanan pokok

pada An.M tanpa adanya makanan pendamping. Ny.E mengatakan tidak

mengetahui makan jenis apa yang tepat untuk anak usia 2 tahun 6 bulan.

Ny.E selalu meminta bantuan untuk merawat anaknya jika sakit kepada

ibu kandungnya.
92

4. Memodifikasi lingkungan keluarga yang sehat

Lingkungan Rumah Tn.I tampak bersih dan rapi. Lingkungan rumah

ridak ada barang tajam atau sesuatu yang dapat membahayakan anak.

5. Mampu menggunakan pelayanan kesehatan

An.M selalu dibawa ke posyandu untuk melakukan pengukuran dan

pemberian imunisasi. Keluarga Tn.I jarang sekali berobat ke puskesmas

karena tidak ada anggota keluarga yang sakit.


93

o. Analisa Data

Tabel 4.2 Analisa Data

No Data Masalah Penyebab


1 DS: Resiko defisit nutrisi  Ketidakmampuan
 Ibu menyatakan anaknya mengabsorbsi
susah makan makanan
 Ibu menyatakan anaknya  Ketidakmampuan
tidak mendapat makanan mengabsorbsi
pendamping nutrient
 Ibu menyatakan anaknya  Factor ekonomi
tidak suka sayur dan tidak  Factor psikologis
mendapatkan susu formula
setelah berhenti minum ASI
di usia 1 tahun 6 bulan.
 Ibu menyatakan anak sering
bab setelah makan
Do:
 Usia :2 tahun 6 bulan
 Bb : 9,7kg
 Tb : 85cm
 Lila : 12 cm
 Lingkar perut :62 cm
 Status gizi anak pada buku
kms berada pada garis
kuning.
 Anak terlihat berbadan kecil
dan kurus
 Anak tampak memiliki
perut yang buncit.
2 Ds: Resiko keterlambatan  Efek
 Ibu mengatakan berat badan perkenmbagan dan ketidakmampuan
anaknya sulit untuk naik. pertumbuhan sesuai usia fisik
 Ibu mengatakan anaknya anak.  Keterbatasan
lebih sering dirumah lingkungan
bersamanya.  Inkonsistensi
 Ibu mengatakan anaknya respon
jika bermain dengan  Pengabaian
temannya akan lebih cepat  Defisiensi stimulus
lelah dan lebih banyak
duduk.
Do:
 Anak tampak lemah
 Anak tampak lambat
merespon jika ditanya dan
cenderung berbicara dengan
volume yang kecil .
 Anak tampak hanya melihat
94

abang dan temannya saat


bermain.
 Anak tampak malu saat
diajak berbicara dan tidak
berani melakukan kontak
mata dengan lawan
bicaranya.
 Ibu tampak tidak dapat
menjawab pertanyaan
tentang anak gizi kurang
 Ibu tampak tidak dapat
menjawab pertanyaan
tentang perbedaan anak
dengan gizi kurang dengan
anak yang normal.
 Ibu tampak tidak
mengetahui tentang nutrisi
yang dibutuhkan An.M.

3 Ds: Defisit pengetahuan  Keterbatasan


 Ibu menyatakan mengetahui tentang gizi kurang. kognitif
anaknya mengalami gizi  Gangguan fungsi
kurang dari posyandu. kognitif
 Ibu mengatakan tidak  Kurang terpapar
mengerti cara merawat anak informasi
gizi kurang  Kurang minat
 Ibu mengatakan jika dalam belajar
anaknya sakit, dia akan  Kurang mampu
meminta bantuan kepada dalam mengingat
ibunya.  Ketidaktahuan
 Ibu mengatkan tidak tahu menemukan
ciri-ciri anak dengan gizi sumber informasi
kurang.
 Ibu mengatakan tidak ada
perbedaan makanan antara
orang tua dan anak dirumah.
Do:
 Ibu tampak tidak dapat
menjelaskan definisi gizi
kurang
 Ibu tampak tidak dapat
menyebutkan ciri-ciri anak
dengan gizi kurang.
 Ibu tampak tidak dapat
menyebutkan jenis makanan
yang sehat dan sesuai untuk
dikonsumsi anak.
95

p. Skoring Diagnosa Keluarga

1. Defisit nutris (D.0019)

Tabel 4.3 Skoring Defisit Nutrisi

KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN


1) Sifat masalah: 3 x 1/3 1 An.M sudah berada pada
(1) Actual garis kuning dan sudah 3
(2) Ancaman Kesehatan bulan tidak mengalami
(3) Potensial kenaikan berat badan.
Bobot : 1 Bb An.M :

2) Kemungkinan masalah 2 x 2/2 2 Ny.E bertugas mengurus


dapat diubah : anak sepenuhnya.
Mudah (2) Dengan focus mengurus
Sebagian (1) anak diharapkan dapat
Tidak dapat (0) mengubah kondisi An.M
Bobot : 2

3) Potensi maslah untuk 3 x 1/3 1 An.M merupakan anak


dicegah: yang sehat dengan berat
Tinggi (3) lahir baik. Dengan pola
Cukup (2) asuh yang baik keadaan
Rendah (1) An.M dapat membaik
Bobot :1 dan tidak terjadi gizi
kurang lagi.
4) Menonjolnya masalah : 2x½ 2 Tn.I menyatakan bahwa
Segera diatasi (2) anaknya harus dirawat
Tidak segera diatasi (1) agar gizinya kembali
Masalah (0) baik.
Bobot :1
TOTAL SKOR 5
96

2. Gangguan perkembangan (D.0106)

Tabel 4.4 skoring gangguan tumbuh kembang

KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN


5) Sifat masalah: 3 x 1/3 1 An.M sudah berada pada
Actual (1) garis kuning dan sudah 3
Ancaman Kesehatan (2) bulan tidak mengalami
Potensial (3) kenaikan berat badan.
Bobot : 1 Bb An.M :

6) Kemungkinan masalah 2 x 2/2 2 Ny.E bertugas mengurus


dapat diubah : anak sepenuhnya.
Mudah (2) Dengan focus mengurus
Sebagian (1) anak diharapkan dapat
Tidak dapat (0) mengubah kondisi An.M
Bobot : 2

7) Potensi maslah untuk 3 x 1/3 1 An.M merupakan anak


dicegah: yang sehat dengan berat
Tinggi (3) lahir baik. Dengan pola
Cukup (2) asuh yang baik keadaan
Rendah (1) An.M dapat membaik
Bobot :1 dan tidak terjadi gizi
kurang lagi.
8) Menonjolnya masalah : 1x ½ 1/2 Tn.I menyatakan bahwa
Segera diatasi (2) anaknya harus dirawat
Tidak segera diatasi (1) agar gizinya kembali
Masalah (0) baik.
Bobot :1
TOTAL SKOR 4½
97

3. Defisit pengetahuan tentang masalah gizi kurang pada anak (D.0111)

Tabel 4.5 defisit pengetahuan tentang gizi kurang

KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN


9) Sifat masalah: 3 x 1/3 1 An.M sudah berada pada
(4) Actual garis kuning dan sudah 3
(5) Ancaman Kesehatan bulan tidak mengalami
(6) Potensial kenaikan berat badan.
Bobot : 1 Bb An.M :

10) Kemungkinan masalah 2 x 2/2 2 Ny.E bertugas mengurus


dapat diubah : anak sepenuhnya.
Mudah (2) Dengan focus mengurus
Sebagian (1) anak diharapkan dapat
Tidak dapat (0) mengubah kondisi An.M
Bobot : 2

11) Potensi maslah untuk 3 x 1/3 1 An.M merupakan anak


dicegah: yang sehat dengan berat
Tinggi (3) lahir baik. Dengan pola
Cukup (2) asuh yang baik keadaan
Rendah (1) An.M dapat membaik
Bobot :1 dan tidak terjadi gizi
kurang lagi.
12) Menonjolnya masalah : 0x½ 0 Tn.I menyatakan bahwa
Segera diatasi (2) anaknya harus dirawat
Tidak segera diatasi (1) agar gizinya kembali
Masalah (0) baik.
Bobot :1
TOTAL SKOR 4
98

c. Diagnosa Keperawatan

a. Defisit nutrisi (D.0019)

Data Subjektif :

 Ibu menyatakan anaknya susah makan

 Ibu menyatakan anaknya tidak mendapat makanan pendamping

o Ibu menyatakan anaknya tidak suka sayur dan tidak mendapatkan susu

formula setelah berhenti minum ASI di usia 1 tahun 6 bulan.

o Ibu menyatakan anaknya sering BAB setelah makan.

Data Objektif :

 Usia : 2 tahun 6 bulan

 Bb : 9,7 kg

 Tb : 85 cm

 Lila : 12 cm

 Lingkar perut : 62 cm

 Status gizi anak pada buku kms berada pada garis kuning.

 Anak terlihat berbadan kecil dan kurus

 Anak tampak memiliki perut yang buncit.


99

b. Gangguan tumbuh kembang (D.0106)

Data Subjektif :

 Ibu mengatakan berat badan anaknya sulit untuk naik.

 Ibu mengatakan anaknya lebih sering dirumah bersamanya.

 Ibu mengatakan anaknya jika bermain dengan temannya akan lebih cepat

lelah dan lebih banyak duduk.

Data Objektif :

 Anak tampak lemah

 Anak tampak lambat merespon jika ditanya dan cenderung berbicara

dengan volume yang kecil .

 Anak tampak hanya melihat abang dan temannya saat bermain.

 Anak tampak malu saat diajak berbicara dan tidak berani melakukan

kontak mata dengan lawan bicaranya.

 Ibu tampak tidak dapat menjawab pertanyaan tentang anak gizi kurang

 Ibu tampak tidak dapat menjawab pertanyaan tentang perbedaan anak

dengan gizi kurang dengan anak yang normal.

 Ibu tampak tidak mengetahui tentang nutrisi yang dibutuhkan An.M.

c. Defisit pengetahuan tentang gizi kurang pada anak (D.0111)

Data Subjektif :

 Ibu menyatakan mengetahui anaknya mengalami gizi kurang dari

posyandu.
100

 Ibu mengatakan tidak mengerti cara merawat anak gizi kurang

 Ibu mengatakan jika anaknya sakit, dia akan meminta bantuan kepada

ibunya.

 Ibu mengatkan tidak tahu ciri-ciri anak dengan gizi kurang.

 Ibu mengatakan tidak ada perbedaan makanan antara orang tua dan anak

dirumah.

Data Objektif :

 Ibu tampak tidak dapat menjelaskan definisi gizi kurang

 Ibu tampak tidak dapat menyebutkan ciri-ciri anak dengan gizi kurang.

 Ibu tampak tidak dapat menyebutkan jenis makanan yang sehat dan sesuai

untuk dikonsumsi anak.


101

d. Intervensi Keperawatan

Tabel 4.6 intervensi

No DIAGNOSA SLKI SIKI


SDKI
1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutisi
(D.0019) asuhan keperawatan Observasi :
Definisi : selama 1x30 1. Identifikasi status nutrisi
Asupan nutrisi tidak menit,diharapkan defisit 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
cukup untuk nutrisi dapat teratasi makanan
memenuhi kebtuhan dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi perlunya penggunaan
metabolisme. a. Porsi makan yang selang nasogastric
dihabiskan meningkat 4. Monitor asupan makanan
b. Berat badan 5. Monitor berat badan.
meningkat Terapeutik :
c. Frekuensi makan 1. Lakukan oral hygiene sebelum
bertambah makan,jika perlu
d. Nafsu makan 2. Sajikan makan secara menarik
meningkat dan suhu yang sesuai
e. Perasaan cepat 3. Hentikan pemberian makanan
kenyang menurun. melalui selang nasogastric jika
asupan oral dapat ditoleransi.
Edukasi :
1. anjurkan posisi duduk,jika
mampu
2. ajurkan diet yang diprogramkan
kolaborasi :
1. kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menetukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
Promosi Berat Badan
Observasi :
1. identifikasi kemungkinan
penyebab berat badan kurang
2. monitor adanya mual dan
muntah
Terapeutik :
1. sediakan makanan yang tepat
sesuai kondisi pasien
2. berikan pujian kepada pasien
untuk peningktan yang dicapai
edukasi :
102

1. jelaskan jenis makanan yang


bergizi tinggi dan terjangkau.

2 Gangguan tumbuh Setelah dilakukan asuhan Perawatan Perkembangan


kembang (D.0106) keperawatan 1x30 menit, Observasi :
Definisi : diharapkan status 1. Identifikasi pencapaian tugas
Kondisi individu perkembangan anak perkembangan anak
mengalami gangguan meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi isyarat perilaku
kemampuan hasil : dan fisiologis yang ditunjukkan
bertumbuh dan a. Keterampilan/perilaku anak
berkembang sesuai sesuai usia meningkat Terapeutik :
dengan kelompok b. Kemampuan 1. Pertahankan lingkungan yang
usia. melakukan perawatan mendukung perkembangan
diri meningkat optimal
c. Respon social 2. Motifasi anak untuk
meningkat berinteraksi dengan orang lain
3. Sediakan aktivitas yang
memotifasi anak berinteraksi
dengan anak lainnya
4. Fasilitasi anak berbagi dan
bergantian/bergilir
5. Dukung anak mengekspresikan
diri melalui penghargaan positif
atau umpan balik atas
usahanya.
6. Pertahankan kenyaman anak
7. Fasilitasi anak melatih
keterampilan pemenuhan
kebutuhan secara mandiri
8. Bernyanyi bersama anak lagu-
lagu yang disukai
9. Bacakan cerita atau dongeng
10. Dukung partisipasi anak
disekolah, ekstrakulikuler dan
aktifitas komunitas.
Edukasi :
1. Jelaskan pada orang tua atau
pengasuh tentang milestone
perkembangan anak dan
perilaku anak
2. Anjurkan orangtua berinteraksi
dengan anak
3. Ajarkan anak keterampilan
berinteraksi
4. Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi :
103

1. Rujuk konseling jika perlu


Promosi Perkembangan anak
Observas :
1. Identiifikasi kebutuhan khusus
anak dan kemampuan adaptasi
Anak

Terapeutik :
1. Fasilitasi hubungan anak
dengan teman sebaya
2. Dukung anak berinteraksi
dengan orang lain
3. Dukung anak mengekspresikan
perasaannya secara positif
4. Dukung anak dalam bermimpi
atau berfantasi sewajarnya
5. Dukung partisipasi anak
disekolah
6. Berikan mainan yang sesuai
dengan usia anak
7. Bernyanyi bersama anak lagu
yang disukai
8. Bacakan cerita atau dongeng
9. Sediakan kesempatan dan alat-
alat untuk menggambar,
melukis, dan mewarnai
Edukasi :
1. Jelaskan nama-nama benda
objek yang ada dilingkungan
sekitar
2. Ajarkan pengasuh milestones
perkembangan dan perilaku
yang di bentuk
3. Ajarkan sikap kooperatif,
bukan kompetisi diantara anak
4. Ajarkan anak cara meminta
bantuan dari anak lain, jika
perlu
5. Ajarkan teknik asertif pada
anak
6. Demonsrasikan kegiatan yang
meningkatkan perkembangan
kepada pengasuh
Kolaborasi :
1. Rujuk untuk konseling jika
perlu
104

3 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi kesehatan


tentang gizi kurang asuhan keperawatan Observasi :
pada anak (D.0111) selama 1x30 menit 1. Identifikasi kesiapan dan
Definisi : diharapkan tingkat kemampuan menerima informasi
Ketiadaan atau pengetahuan meningkat 2. Identifikasi factor yang dapat
kurangnya informasi Kriteria hasi: meningkatkan dan menurunkan
kognitif yang a. Perilaku sesuai motivasi perilaku hidup bersih
berkaitan dengan anjuran meningkat dan sehat.
topic tertentu. b. Kemampuan Terapeutik :
menjelaskan suatu 1. Sediakan materi dan media
topic meningkat pendidikan kesehatan
c. Pertanyaan tentang 2. Jadwalakan pendidikan
masalah yang kesehatan sesuai kesepakatan
dihadapi menurun 3. Berikan kesempatan untuk
d. Persepsi yang keliru bertanya
terhadap masalah Edukasi :
menurun 1. Jelaskan factor resiko yang
e. Perilaku meningkat dapat mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
105

e. Implementasi Keperawatan

Tabel 4.7 implementasi


DIAGNOSA TANGGAL IMPLEMENTASI
Defisit nutrisi 9 Juli 2022 Manajemen nutrisi :
(D.0019) Observas :
1. Mengidentifikasi status nutrisi anak
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
makanan
3. Mengidentifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastric
4. Memonitor asupan makanan
5. Memonitor berat badan
Terapeutik
1. Melakukan oral hygiene sebelum makan
jika perlu
2. Menyajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
Edukasi :
1. Menganjurkan posisi duduk yang nyaman
saat makan
2. Menganjurkan diet yang diprogramkan.
Kolaborasi :
1. Menjalin kolaborasi dengan ahli gizi u tuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan.
Promosi Berat Badan
Observasi :
1. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab
berat badan kurang
2. Memonitor adanya mual dan muntah.
Terapeutik :
1. Menyediakan makanan yang tepat sesuai
dengan kondisi anak.
2. Memberikan pujian kepada pasien untuk
peningkatan yang dicapai.
Edukasi :
1. Menjelaskan jenis makanan yang bergizi
tinggi dan terjangkau.
Perawatan perkembangan
106

Gangguan tumbuh 11 Juli 2022 Observasi :


kembang (D.0106) 1. Mengidentifikasi pencapaian tugas
perkembangan anak.
2. Mengidentifikasi isyarat perilaku dan
fisiologis yang ditunjukkan anak.
Terapeutik :
1. Mempertahankan lingkungan yang
mendukung perkembangan optimal.
2. Memotivasi anak untuk berinteraksi dengan
orang lain.
3. Menyediakan aktivitas yang memotifasi
anak berinteraksi dengan orang lain.
4. Memfasilitasi anak untuk berbagi dan
bergantian/bergilir.
5. Mendukung anak mengekspresikan diri
melalui penghargaan positif atau umpan
balik atas usahanya.
6. Mempertahankan kenyamanan anak.
7. Memfasilitasi anak melatih keterampilan
pemenuhan kebutuhan secara mandiri.
8. Menyanyi bersama anak lagu-lagu yang
disukai.
9. Membacakan cerita atau dongeng.
10. Mendukung partisipasi anak di aktiivitas
komunitas.
Edukasi :
1. Menjelaskan kepada orang tua atau
pengasuh tentang perkembangan anak dan
perilaku anak.
2. Menganjurkan orang tua selalu berinteraksi
dengan anak.
3. Mengajarkan anak keterampilan
berinteraksi.
4. Mengajarkan anak teknik asertif.
Kolaborasi :
1. Merujuk konseling jika perlu.
Promosi Perkembangan Anak
Observasi :
1. Mengidentifikasi kebutuhan khusus anak
dan kemampuan adaptasi anak.
Terapeutik :
1. Memfasilitasi hubungan anak dengan teman
sebaya.
2. Mendukung anak berinteraksi dengan orang
lain.
3. Mendukung anak mengekspresikan
perasaannya secara positif.
4. Mendukung anak dalam bermimpi atau
berfantasi sewajarnya.
5. Mendukung partisipasi anak dalam sekolah
6. Memberikan mainan yang sesuai dengan
107

usia anak.
7. Menyanyi bersama
8. Membacakan cerita atau dongeng.
9. Menyediakan kesempatan dan alat-alat
untuk menggambar, melukis dan mewarnai.
Edukasi :
1. Menjelaskan nama-nama benda objek yang
ada dilingkungan sekitar.
2. Mengajarkan pengasuh milestone
perkembangan dan perilaku anak.
3. Mengajarkan sikap kooperatif.
4. Mengajarkan anak cara meminta bantuan
dari anak lain, jika perlu.
5. Mengajarkan teknik asertif pada anak.
6. Mendemonstrasikan kegiatan yang
meningkatkan perkembangan kepada
pengasuh.
Kolaborasi :
1. Merujuk untuk konseling jika perlu.

Defisit pengetahuan 12 Juli 2022 Edukasi Kesehatan


tentang gizi kurang Observasi :
pada anak (D.0111) 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi.
2. Mengidentifikasi factor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
hidup bersih dan sehat.
Terapeutik :
1. Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan.
2. Menjadwalakn pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan.
3. Memberikan kesepatan untuk bertanya.

Edukasi :
1. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
3. Mengajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat.
108

f. Evaluasi

Tabel 4.8 evaluasi


DIAGNOSA TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
Defisit Nutrisi 11 Juli 2022 S: -Ny.E mengatakan siap menerima informasi
(D.0019) mengenai nutrisi anak
-Orang tua klien mengatakan sudah memahami
jenis makanan yang sesuai dengan usia anak
-orang tua klien mengatakan akan selalu
menyajikan makanan yang menarik nafsu makan
klien.

O : - orang tua klien tampak dapat menjawab


pertanyaan tentang jenis makanan yang bergizi
tinggi dan terjangkau untuk anak dan keluarga.
-orang tua tampak dapat menyebutkan penyebab
berat badan kurang/ gizi kurang pada anak.
- orang tua tampak bias menyediakan makanan
yang tepat dan menarik dengan menu nasi, lauk dan
sayur yang dipotong kecil.

A : Masalah defisit nutrisi pada anak teratasi.

P : Anjurkan keluarga tetap melanjutkan edukasi ini


setiap hari dan tetap menjaga gizi seimbang untuk
anak.
Gangguan tumbuh 12 Juli 2022 S : -orang tua mengatkaan sudah memahami materi
kembang (D.0106) yang disampaikan tentang perkembangan anak.
-orang tua mengatakan anaknya sudah mau bermain
dengan teman sebaya tanpa adanya Ny.E
-orang tua mengatakan selalu memotivasi anak
untuk berinteraksi dengan orang lain

O : - Orang tua tampak memperhatikan saat diberi


penejlasan
-orang tua tampak bisa mengulangi isi edukasi
dengan baik
-orang tua tampak selalu berinteraksi dengan anak
melalui pertanyaan-pertanyaan kecil kepada
109

anaknya.
-Anak tampak mulai mau menjawab pertanyaan
yang diajukan
-anak tampak mau diajak untuk kegiatan
menggambar dan mewarnai.

A : Masalah gangguan perkembangan teratasi

P : Beritahu keluarga untuk tetap menjalankan


edukasi ini setiap hari dan menjadi kebiasaan
keluarga.
Defisit pengetahuan 13 Juli 2022 S : -Orang tua klien mengatakan siap menerima
tentang gizi kurang informasi mengenai gizi kurang pada anak.
pada anak (D.0111) -orang tua mengatakan paham dengan materi yang
disampaikan.
- orang tua mengatakan sudah memberikan
makanan seimbang untuk anak dengan tampilan
menarik.

O : -keluarga tampak memperhatikan saat


dijelaskan materi edukasi.
-orang tua aktif bertanya
-keluarga tampak tidak kebingunan saat ditanya
tentang gizi kurang pada anak.
-orang tua tampak lebih paham.

A: Masalah defisit pengetahuantentang gizi kurang


pada anak teratasi

P : -Beritahu keluarga untuk tetap menjaga gizi


seimbang anak.
-beritahu keluarga untuk selalu hidup bersih dan
sehat.
110
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Setelah melakukan Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan Gizi

Kurang pada anak prasekolah di Desa Naumbai Wilayah Kerja Puskesmas

Air Tiris yang telah dilaksanakan pada tanggal 8 Juli sampai dengan 13 Juli

2022 sebanyak satu kali kunjungan sehari, Pada bab pembahasan penulis

akan memaparkan kecukupan atau kesenjangan yang ada pada pasien

antara teori dan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan

keperawatan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, perumusan

rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

a. Identitas

Pada tahap pengkajian, peneliti mengkaji keluarga Tn.I dengan

format pengkajian asuhan keperawatan keluarga. Pengkajian gizi

kurang pada anak usia prasekolah diperoleh dengan teknik wawancara,

observasi, dan pemeriksaan fisik untuk melengkapi data yang

dibutuhkan.

Saat pengkajian dan pemeriksaan fisik, Ny.E mengatakan

bahawa An.M sulit untuk menghabiskan makanannya walaupun dalam

jumlah porsi yang sedikit. Ny.E mengatakan An.M tidak suka makan

109
110

sayur dan tidak mendapat makanan pendamping seperti buah atau susu

sejak An.M berhenti minum ASI. Hasil dari pemeriksaaan fisik yang

dilakukan pada An.M yaitu BB 9,7 kg, TB 85cm, LILA 12cm,

Lingkar Perut 62cm. An.M tampak memiliki badan yang kecil dan

kurus, warna rambut normal, turgor kulit normal, dan menu makan

anak tidak seimbang.

Keluhan yang disampaikan oleh Ny.E adalah berat abdan

An.M sangat sulit untuk naik. Nafsu makan yang kurang dan

kebiasaan tidak menghabiskan makanan. Menurut perkiraan peneliti,

asupan gizi dan pola makan sangat mempengaruhi tumbuh kembang

anak. Faktor pencetus terjadinya gizi kurang adalah pola makan yang

kurang baik, kurangnya perhatian, asupan gizi yang kurang, penyakit

infeksi dan berbagai penyakit yang berhubungan dengan gizi kurang

pada anak.

Gizi kurang disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor penyebab

langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Penyebab langsung gizi

kurang pada anak prasekolah adalah kurangnya asupan makanan yang

mengandung protein dan kalori yang dibutuhkan tubuh, perbedaan

sosial dan budaya kebiasaan makan yang mempengaruhi gizi anak.

Kurangnya pengetahuan tentang gizi, adanya penyakit penyerta seperti

pencernaan, aborsi makanan, kurangnya penyusunan menu

berdasarkan tingkat istirahat dan tidur (Sari, 2018).


111

Faktor tidak langsung adalah kurangnya pendidikan ibu,

kurangnya pengetahuan ibu tentang pola pengasuhan anak, pendapatan

keluarga serta riwayat pemberian ASI eksklusif.(Sari, 2018)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul dan ditemukan pada

tinjauan teori dengan kasus masalah gizi kurang terdapat sedikit

perbedaan. Dalam teori terdapat 4 diagnosa keperawatan, namun pada

kasusnya hanya ada 3 diagnosa keperawatan diantaranya :

a. Defisit nutrisi (D.0019).

b. Gangguan tumbuh kembang (D.0106).

c. Defisit pengetahuan tentang gizi kurang pada anak (D.0111).

Dari beberapa masalah yang diperoleh pada kasus tersebut,

ditentukan 3 diagnosa yang dipilih berdasarkan prioritas masalah.

Masalah yang didapatkan adalah defisit nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh anak berhubungan dengan ketidakmampuan

menyerap makanan, ketidakmampuan menyerap zat gizi, faktor

ekonomi, faktor psikologis. Data ini berdasarkan data subjektif : Ny.E

mengatakan berat badan An.M sulit untuk naik. An.M makan dengan

porsi yang sedikit namun tidak pernah habis. Ny.E mengatakan

anaknya tidak suka makan sayur. Kebiasan makan An.M sehari-hari

tidak menentu.
112

Data Objektif yang mendukung adalah An.M mempunyai BB

9,7kg, TB 85cm, LiLA 12cm, lingkar perut 62cm. An.M tampak

memiliki badan yang kecil dan kurus dari anak seusianya, warna

rambut normal, turgor kulit normal, dan menu makan anak tidak

seimbang.

Menurut analisa peneliti, kurangnya asupan nutrisi pada anak usia

prasekolah dapat menyebabkan mal nutrisi ditandai dengan berat

badan yang tidak sesuia dengan usia anak. Diagnosa ini menejelaskan

bahwa salah satu fungsi keluarga adalah fungsi pemeliharaan

kesehatan. Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang

menyediakan makanan, pakaian, perumahan, perawatan kesehatan,

dan perlindungan dari bahaya. (Gusti Ayu, 2018)

Pelayanan dan praktik kesehatan ( mempengaruhi status kesehatan

anggota keluarga individu) adalah fungsi keluarga yang paling

penting bagi perawat keluarga. Ketidakmampuan keluarga dalam

memenuhi kebutuhan anak terutama dalam asupan makanan dapat

menyebabkan anak mengalami gizi kurang.

Diagnosa kedua adalah gangguan tumbuh kembang yang

berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik, keterbatasan

lingkungan, inkonsistensi respon, penelantaran, dan kurangnya


113

stimulusi. Data subjektif pendukung yaitu : Ny.E mengatakan An.M

berat badan anaknya sulit naik, Ny.E mengatakan An.M lebih sering

dirumah bersamanya, Ny.E mengatakan anaknya jika bermain dengan

temannya akan lebih cepat lelah dan lebih banyak duduk.

Data objektif yaitu : An.M tampak lemah, An.M tampak lambat

merepon jika ditanya cenderung berbicara dengan volume yang kecil.

An.M tampak lebib sering bersama ibu dari pada teman

sebayanya.Ny.E tampak tidak dapat menjawab pertanyaan tentang cir-

ciri anak gizi kurang dan tidak mengetahui jenis nutrisi yang

dibutuhkan oleh anak. Pada diagnosa kedua, gizi kurang dapat

membawa dampak negative terhadap pertumbuhan fisik maupun

mental.

Diagnosa kedua sesuai dengan teori yang yang dapat menunjukkan

seorang anak dengan masalah gizi kurang. Salah satu indikatornya

adalah anak harus mampu berinteraksi dengan teman sebayanya dan

anak juga mampu melakukan kegiatan mewarnai atau bermain diluar

rumah tanpa ibunya.(Azizah, 2017)

Diagnosa ketiga yaitu defisit pengetahuan tentang gizi kurang pada

anak berhubungan dengan keterbatasan kognitif, gangguan fungsi

kognitif, kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar,


114

kurang mampu dalam mengingat, serta ketidaktahuan menemukan

sumber informasi..Data subjektif yang didapatkan yaitu : Ny.E

mengatakan baru mengetahui An.M mengalami gizi kurang setelah

mengikui posyandu, Ny.E mengatakan masih kurang mengerti

mengenai masalh gizi kurang pada anak dan penatalaksanaannya.

Sedangkan data objektif yaitu: Ny.E tidak dapat menjawab ketika

ditanya tentang masalah gizi kurang pada anak.

Pada diagnosa ketiga, .Ny.E mengatakan masih belum memahami

masalah gizi kurang dan cara penanganannya. Ny.E tidak mampu

menjawab pertanyaan yang ditanyakan tentang masalah gizi kurang

pada anak. Penelitian ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa

kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit dapat

mempengaruhi perhatian dan kasih sayang yang diberikan orang tua

kepada anak sehingga pola asupan nutrisi pada anak menurun. Dengan

memberikan pendidikan tentang masalah yang diderita anak dan

akibatnya, dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan

menyadarkan orang tua untuk dapat merawat anak dengan gizi kurang

dengan baik (Pudiastuti, 2013).

Menurut penelitian (Nuzula, 2016), penyebab tidak langsung gizi

kurang yaitu pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga,

pola asuh dan riwayat pemberian ASI eksklusif.


115

3. Intervensi Keperawatan

Perawat keluarga berperan dalam mendidik keluarga agar dapat

memahami masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga.

Masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarga biasanya terjadi sesuai

dengan siklus atau budaya yang dipraktikkan dalam keluarga.(Utara,

2016)

Intervensi dari diagnosa pertama defisit nutrisi sesuai dengan tugas

pertama perawatan keluarga yaitu mengenali masalah dengan cara

manajemen nutrisi agar keluarga mengerti dan dapat mengidentifikasi

gizi kurang pada anak. Selanjutnya dengan cara promosi berat badan

agar defisit nutrisi pada An.M bias teratasi dan memotivasi keluarga

agar mampu merawat An.M untuk mengatasi masalah gizi kurang

pada An.M.

Intervensi pada diagnosa kedua gangguan tumbuh kembang

yaitu, dengan cara meberikan perawatan perkembangan agar keluarga

mampu mengenal masalah yang dapat menyebabkan keterlambatan

pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Lalu merawat anggota

keluarga dengan masalah gizi kurang denga cara memberikan promosi

berat badan dengan melakukan demonstrasi menciptakan makanan

yang menarik minat anak untuk makan. Tugas keluarga selanjutnya

adalah keluarga mampu membantu anak agar dapat berinteraksi


116

dengan teman seusianya dan memiliki minat untuk bermain dengan

teman seusianya.

Intervensi diagnosa ketiga defisit pengetahuan tentang gizi

kurang pada anak diberikan perawatan keluarga yang pertama dengan

cara melakukan penyuluhan mengenai gizi kurang pada anak. Dengan

dilaksanakannya penyuluhan diharapakan dapat menambah

pengetahuan keluarga tentang maslah gizi kurang yang bias

memperburuk keadaan An.M. Selanjutnya untuk mengatasi maslah

gizi kurang dengan meningkatkan asupan nutrisi dan kebiasaan makan,

keluarga menyatakan keputusannya untuk merawat anggota keluarga

yang sakit.

Menurut asumsi peneliti, rencana keperawatan dijabarkan

untuk memandu implementasi kepada keluarga. Kenalkan masalahnya

kepada keluarga, agar keluarga dapat mengambil keputusan dan

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengatasi maslah

gizi kurang.(Aminatun, 2018)

Menurut (Friedman 2012),menyampaikan bahwa lima tugas

kesehatan keluarga adalah : Pertama, keluarga diharapkan mampu

mengenali berbagai masalah kesehatan yang dialami oleh seluruh

anggota keluarga. Kedua, keluarga dapat memutuskan tindakan

keperawatan yang tepat untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan

yang dialami oleh seluruh anggota keluarga. Ketiga, keluarga dapat


117

melakukan perawatan sehari-hari dengannbaik di rumah. Keempat,

keluarga dapat menciptakan dan memodifikasi lingkungan rumah yang

dapat mendukung dan meningkatkan kesehatan seluruh anggota

keluarga. Kelima, keluarga diharapkan dapat memanfaatkan

pelayanan kesehatan untuk memantau kesehatan dan mengatasi

masalah kesehatan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh keluarga.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan keluarga merupakan suatu proses

tindakan berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang

menggunakan berbagai sumber dalam keluarga dan menjadikannya

mandiri dalam bidang kesehatan. Keluarga diberikan pendidikan dan

demonstrasi agar dapat menilai potensi dirinya dan

mengembangkannya melalui implementasi yaitu peduli terhadap

keluarga untuk : mengenali masalah kesehatannya, mengambil

keputusan terkait masalah kesehatan yang dihadapinya, merawat dan

merangkul anggota keluarga sesuai dengan kondisi kesehatan mereka,

memodifikasi lingkungan yang sehat untuk semua anggota keluarga

dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat (Avivah,

2018).

Implementasi diagnosa pertama yaitu Defisit Nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh anak Tn.I dilakukannya demonsrasi kepada

keluarga tentang cara peyajian makanan yang menarik nafsu makan


118

An.M meningkat. Pelaksanaan yang dilakukan adalah membuat nasi

yang dicampur dengan wortel kemudian diberi hiasan dengan

potongan ayam dan potongan telur dibagian kepala sebagai rambut

dan potongan tomat sebagai mata. Implementasi selanjutnya

mendorong keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang nyaman

untuk meningktakan nafsu makan An.M.

Menurut asumsi peneliti, dengan membuatkan makanan yang

menarik untuk anak, minat makan anak juga meningkat, jika

lingkungan anak juga bersih dan rapi. Webster Gnady menjelaskan

bahwa terapi untuk malnutrisi melibatkan peningkatan asupan energi

dan protein, meningkatkan berat badan dan mengurangi penurunan

berat badan. Penata laksanaan dapat dilakukan dengan menilai status

gizi,, melakukan tindakan non teknis yang relative mudah untuk

membantu memperoleh pangan yang cukup, dan memberikan

suplemen yang mengandung energi dan suplai gizi yang tinggi.

(Pudiastuti, 2016)

Implementasi diagnosa kedua yaitu gangguan perkembangan

yang dilakukan pada keluarga Tn.I adalah menyampaikan masalah

tersebut kepada keluarga melalui pembinaan tumbuh kembang anak.

Implementasi kedua adalah demonstrasi atau evaluasi tumb kembang

anak melalui stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang

anak.
119

Menurut asumsi peneliti, setiap anak yang gizi kurang beresiko

mengalami keterlambatan tumbuh kembang, karena asupan nutrisi

yang kurang sehingga nutrisi otak juga berkurang dan menyebabkan

otak berfungsi lebih lambat. Pelaksaan diagnosa kedua ini sesuai

dengan teori yaitu pada indikator untuk menetukan anak mengalami

keterlambatan pertumbuhan sesuai usia. (Sciences, 2016)

Implementasi dari diagnosa ketiga Defisit Pengetahuan tentang

gizi kurang pada anak Tn.I yaitu mengenali masalah dengan

melakukan penyuluhan gizi kurang pada anak dan berdiskusi dengan

keluarga dalam mengatasi gizi kurang kurang pada anak usia

prasekolah.

Pelaksanaan diagnosa ketiga ini juga sesuai dengan teori yang

menjelaskan bahwa perhatian dan kasih sayang orang tua pada anak

sangat diperlukan selama tumbuh kembang anak. Kurangnya

pengetahuan orang tua tentang masalah gizi kurang dapat

mengakibatkan menurunnya perhatian dan kasih sayang orang tua

terhadap anak, sehingga asupan gizi anak tidak optimal. Dengan

mengenalkan masalah gizi kurang yang dialami oleh anak dan

akibatnya dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan

menyadarksan orang tua untuk dapat merawat anak yang kekurangan

gizi

.
120

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai

keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya

sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam perkembangan

setiap anggota keluarga.(Dwi Lestari, 2016)

Evaluasi diagnosa Defisit nutrisi yaitu mendemonstrasikan cara

menata makanan menarik untuk meningkatkan nafsu makan anak pada

keluarga Tn.I. didapatkan hasil subjektif Ny.E siap menerima

informasi mengenai nutrisi anak, orang tua klien mengatakan sudah

memahami jenis makanan yang sesuai dengan anak, Ny.E mengatakan

sudah menyajikan makanan dengan tampilan yang menarik. Hasil

objektif yang didapatkan adalah orang tua klien tampak dapat

menjawab tentang jenis makanan yang bergizi, orang tua dapat

menyebutkan penyebab berat badan kurang, Ny.E tampak bias menata

makanan menjadi menarik, An.M tampak menghabiskan makanannya

dengan cara disuap oleh ibunya, An.M menghabiskan makanannya

meskipun masih dalam porsi sedikit.

Hasil analisis bahwa masalah teratasi dan tindak lanjutnya

telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi yaitu anjurkan

keluarga tetap melanjutkan edukasi ini setiap hari dan tetap menjaga

gizi seimbang untuk anak.


121

Evaluasi diagnosa kedua gangguan perkembangan

pertumbuhan pada anak yaitu didapatkan hasil subjektif yaitu orang

tua mengatakan sudah memahami materi yang disampaikan, orang tua

mengatakan An.M sudah mau bermain dan berinteraksi dengan teman

sebayanya. Hasil objektif yaitu orang tua tampak sudah memahami

materi edukasi dan dapat mengulangi pembahasan dengan baik, anak

tampak mualai mau menjawab pertanyaan yang diajukan, anak mau

diajak melakukan aktifitas menggambar dan mewarnai bersama.

Hasil analisisnya adalah gangguan perkembangan teratasi.

Tindakan selanjutnya adalah beritahu keluarga untuk tetap

menjalankan edukasi ini setiap hari dan menjadi kebiasaan keluarga.

Evaluasi diagnosa ketiga Defisit Pengetahuan tentang masalah

gizi kurang pada anak, hasil subjektifnya adalah Orang tua klien

mengatakan siap menerima informasi mengenai gizi kurang pada ana,

orang tua mengatakan paham dengan materi yang disampaikan, dan

orang tua mengatakan sudah memberikan menu makanan seimbang

untuk anak dengan tampilan yang menarik. Hasil objektif yang

didapatkan adalah keluarga tampak memperhatikan dan sering

bertanya sat diberikan edukasi, keluarga tampak tidak kebingungan

saat ditanya tentang gizi kurang,orang tua tampak lebih paham.

Hasil analisisnya adalah masalah defisit pengetahuan tentang

gizi kurang pada anak teratasi. Tindakan selanjutnya adalah beritahu


122

keluarga untuk tetap menjaga gizi seimbang anak. Dan beritahu

keluarga untuk selalu hidup bersih dan sehat.

Menurut asumsi peneliti, pemberian informasi yang berulang-

ulang akan meningkatkan pengetahuan keluarga. Sama halnya dengan

teori yang menetapkan bahwa rata-rata pengetahuan dan sikap tentang

gizi pada ibu mengalami penigkatan yang signifikan terjadi pada ibu

yang menerima lebih banyak konseling. Intervensi yang berisi

stimulus akan merubah perilaku seseorang.(Anggraini, 2013)


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian asuhan kperawatan keluarga pada An.M dengan

gizi kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris kecamatan Kampar tahun

2022, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengkajian didapatkan berat badan An.M sulit untuk naik. An.M

makan dengan menu seadanya tanpa sayur dan makanan pendamping

2. Diagnosa pertama yang muncul berdasarkan prioritas yaitu defisit

nutrisi

3. Intervensi yang dilakukan dirumuskan berdasarkan diagnosa yang

telah didapatkan dan berdasarkan 5 tugas khusus keluarga yaitu

mengenal masalah, memutuskan tindakan, merawat anggota keluarga

yang sakit, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan

kesehatan.

4. Implementasi dilakukan pada tanggal 9 Juli sampai 12 Juli

2022berdasarkan intervensi keperawatan yang telah dibuat.

Implementasi dilakukan dengan cara metode konseling, diskusi,

demonstrasi, dan penyuluhan. Dalam pelaksanaan ada beberapa

implementasi yang digabungkan seperti tugas khusus keluarga pertama

dan kedua yaitu mengenal masalah dan menyatakan keputusan

terhadap masalah yang dihadapi.

123
124

5. Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi kepada pasien dan keluarga

pada tanggal 11 Juli sampai 13 Juli 2022, mengenai tindakan

keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan catatan perkembangan

dengan metode S-O-A-P. Pada keluarga Tn.I implementasi sudah

teratasi.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi pihak Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris

pada keluarga Tn.I agar dapat melanjutkan pembinaan untuk

memantau pertumbuhan dan perkembangan An.M dengan cara

pengukuran BB dan TB setiap bulannya, serta memperbaiki status gizi

anak. Sedangkan untuk keluarga Tn.I agar dapat melanjutkan rencana

tindak lanjut sehingga An.M tidak jatuh pada status gizi buruk.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penerapan asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan

ada beberapa yang harus ditindak lanjuti, diantaranya lakukan

pengkajian lebih lanjut pada An.M agar diagnosa bertambah.

3. Bagi Keluarga

Dengan memberikan asuhan keperawatan pada keluarga sehingga

keluarga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam

merawat anggota keluarga yang sakit khususnya An.M.


125

Anda mungkin juga menyukai