Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan salah satu masalah utama kesehatan, tidak hanya di

Indonesia namun di dunia. Strokeadalah penyebab kematian

kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia (Darotin et al., 2017). Stroke

timbul karena adanya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan

penderita menderita kelumpuhan dan bahkan kematian( Utami & Haryono,

2019)

Stroke terbagi menjadi beberapa bagian, salah satunya yaitu stroke

hemoragik (Darotin et al., 2017). Stroke hemoragik merupakan suatu keadaan

terjadinya perdarahan intra serebral atau perdarahan subrakhniodyang

dikaibatkan pecahnya pembuluh darah otak pada area tertentu sehingga darah

memenuhi jaringan otak. stroke hemoragik dapat disebabkan oleh riwayat

hipertensi, aneurisma,malformasi arteri venosa. Biasanya stroke hemoragik

terjadi saat melakukan aktivitas namun juga terjadi saat istirahat(Othandinar et

al., 2019)

Beberapa gejala yang sering muncul pada penderita stroke hemoragik

sepertihemiparesis atau hemiplegisehingga meninmbulkan hilangnya refleks

postural dalam keseimbangan dan rotasi tubuh pada ektermitas.

Terjadinyakelemahan otot, penurunan fleksibilitas jaringan lunak, serta

hilangnya koordinasi, hilangnya kemampuan keseimbangan tubuh) dan juga

stroke dapat menimbulkan cacat fisik yang permanen (Solihani, 2021)

1
2

Angka kejadian stroke meningkat setiap tahunnya World Health

Organization (WHO) melaporkan sekitar 13,7 juta kasus stroke, dan 5,5 juta

kematian disebabkanoleh stroke. Stroke menyebabkan 70% kematian dan 87%

disabilitas di negara berpendapatan rendah dan menengah (Kementerian

Kesehatan RI, 2019). Berdasarkan dara Riset Kesehatan Dasar (RISKERDAS)

tahun 2018 prevalensi stroke tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur (14,7 per

mil) dan terendah di Provinsi Papua (4,1 per mil). Sedangkan prevalensi stroke

di Propinsi Riau sebanyak 8,3 %. Riskerdas (2013) mengatakan Prevalensi

stroke menurut diagnosis nakes di kabupaten Kampar sebesar (4,2‰).

Sementara prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes dan/atau gejala

tertinggi di kabupaten Kampar (5,7). Berdasarkan data yang penulis dapatkan

di Puskesmas Kuok sepanjang tahun 2021 terdapat 25 kasus, sedangkan data

yang didapatkan sepanjang bulan Januari sampai dengan Maret 2022 adalah14

kasus.

Keluarga beperan penting dalam mengembangkan, mencegah,

mengadaptasi dan memperbaiki masalah kesehatan muncul dalam keluarganya.

Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan berpengaruh abagi

anggota keluarga. Keluarga merupakan salah satu faktor pendukung dalam

memecahkan masalah kesehatan dan kualitas hidup anggota keluarganya.

Keluarga harus mengenal apa itu penyakit stroke non hemoragic, cara

mencegahnya, mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, dan

memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita supaya

masalah kesehatan teratasi(Oktiawati dkk, 2017)


3

Asuhan keperawatan adalah kegiatan dalam keperawatan yang dapat

diberikan secara langsung kepada pasien dalam pelayanan kesehatan yang

dilakukan berdasarkan kaidah- kaidah keperawatandan berdasarkan pada

kebutuhan pasiendalam mengatasi masalah yang dihadapi keperawatan.

Asuhan keperawatan dapat di pertanggungjawabkan berdasarkan substansi

ilmiah yaitu logis, sistimatis, dinamis dan restruktur (Nadirawati,

2018)Perawatberkedudukan penting dalam pelayanan kesehatan salah satunya

di komunitas karena perawatan dapat memberikan pelayanan dengan

pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual selama 24 jam dan berkesinambungan

(Nursalam, 2017)

Berdasarkan data dan fakta maka penulis sebagai perawat berpendapat

bahwa stroke hemoragik masih memerlukan berbagai penanganan

komperhensif dan memerlukan keikutsertaan klien serta keluarga sehingga

penulis tertarik dalam melakukan asuhan keperawata keluarga pada penderita

stroke hemoragik di Desa Lereng Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Kuok Tahun

2022

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada penderita stroke

hemoragik di desa Lereng Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Kuok


4

2. Tujuan Khusus

a) Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada penderita stroke

hemoragik di desa Lereng Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Kuok

b) Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada penderita stroke

hemoragik didesa Lereng Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Kuok

c) Mampu menyusun perencanaan pada penderita stroke hemoragik di

desa Lereng Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Kuok

d) Mampu melakukan tindakan keperawatan pada penderita stroke

hemoragik di desa Lereng Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Kuok

e) Mampu melakukan evaluasi keperawatan penderita stroke hemoragik di

desa Lereng Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Kuok

C. Pengumpulan Data

Metode pegumpulan data yang penulis lakukanadalah dengan

melakukan pengamatan lansung serta wawancara lansung pada petugas

UPT. Puskesmas Kuok.

D. Manfaat Penulisan

1. Aspek Teoritis

Diharapakan asuhan keperawatan ini sebagai bahan informasi bagi

penulis selanjutnya dalam melakukan asuhan keperawatan pada

penderita stroke hemoragik dengan diagnosa keperawatan yang

berbeda.
5

2. Aspek praktis

a. Bagi Klien dan Keluarga

Diharapkan dapat menjadi masukan dan edukasibagi klien dan

keluarga agar dapat mengambil suatu keputusan sesuai dengan

masalah dan melakukan tindakan yang diberi perawat.

b. Bagi Instansi Kesehatan

Dapat menjadi informasi tambahan bagi perawat dalam melakukan

tindakan asuhan keperawatan bagi penderita stroke hemoragik

c. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai referensi tambahan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan keperawatan khususnya pada mata kuliah

keperawatan medikahl bedah dan kegawatdaruratan

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Asuhan keperawatan ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

dalam menambah pengetahuan tentang pemberian asuhan

keperawatan yang tepat pada penderita stroke hemoragik.


37
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Lokasi Pengambilan Kasus

Pada bab ini akan diuraikan asuhan keperawatan keluarga Pada Ny. J

dengan Stroke Hemoragik, penelitian ini dilakukan di tempat tinggal klien

yang beralamat Desa Lereng wilayah kerja puskesmas kuok yang

dilakukan pada tanggal 11-13 Oktober 2022.

Peneliti akan membahas meliputi segi pengkajian keperawatan,

diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi

keperawatan, dan evaluasi keperawatan mengenai kasus yang peneliti

angkat.

2. Pengkajian Asuhan Keperawatan

a. Data umum

1. Nama KK : Ny. J

2. Alamat dan telepon : Desa Lereng

3. Pekerjaan KK : Ibu Rumah Tangga

4. Pendidikan KK : SMA

5. Komposisi keluarga dan genogram :

Nama Umur JK Hub dgn KK Pendidikan Ket

Tn. K 60 thn L KK SD

44
45

Ny. J 62 thn P Istri SD

Tn. M 35 thn L Anak SMA

Tn. R 30 thn L Anak SMA

Ny. K 29 thn P Anak SMA

Genogram :

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Serumah

6. Tipe keluarga
46

Tipe keluarga Ny. J merupakan tipe keluarga inti (The Nuclear

Family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

7. Suku bangsa

Keluarga klien berasal dari suku melayu atau indonesia

kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan masalah

kesehatan, bahasa yang digunakan bahasa indonesia.

8. Agama

Ny. J beragama islam serta anak dan istri, setiap hari melakukan

shalat 5 waktu.

9. Status sosial ekonomi

Sumber pendapatan keluarga dari jasa kerja bangunan tukang relif

dengan penghasilan perbulannya Kurang lebih1.500.000,00.

Barang-barang yang dimiliki keluarga : kipas angin, sepeda 2,

lemari, meja makan.

10. Aktifitas rekreasi keluarga

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan

bermain hp bersama dirumah, rekreasi diluar rumah kadang-

kadang.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Ny. J saat ini adalah tahap

keluarga dengan umur lanjut usia.


47

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap lanjut usia

3) Riwayat kesehatan keluarga inti

a) Tn.K sebagai kepala keluarga mempunyai riwayat penyakit

tidak mempunyai masalah dengan istirahatnya, makan,

maupun kebutuhan dasar lainnya.

b) Ny. J Memiliki riwayat penyakit stroke sejak lama , istirahat,

makan, maupun kebutuhan dasar lainnya di bantu oleh

keluarga.

c) Tn.M jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan,

istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar lainnya.

d) Tn.R jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan,

istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar lainnya.

4) Ny.K jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan,

istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar lainnya.

5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Ny. J menderita Stroke hemoragik dikarenakan Ny. J

mengalami hipertensi yang cukup lama.

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang

baik dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik.


48

Denah Rumah :

Teras depan Kamar 2 mushalla

Kamar 1 Ruang tamu

Wc Ruang makan/dapur Kamar mandi

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Hubungan antar tetangga saling membantu.

3) Mobilitas geografis keluarga

Sebagai penduduk desa lereng tidak pernah transmigrasi maupun

imigrasi.

4) Perkumpulan keluarga interaksi dengan masyarakat

Tn.K sering berkumpul dibalai adat.

5) Sistem pendukung keluarga

Jumlah anggota keluarga yaitu 5 orang, puskesmas.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga


49

Anggota keluargamenggunakan bahasa ocu/melayu dalam

berkomunikasi sehari harinya dan mendapatkan informasi

kesehatan dari petugas kesehatan dan televisi.

2) Struktur kekuatan keluarga

Ny. J Menderita penyakit stroke hemoragik sedangkan anggota

keluarga lainnya tidak memiliki riwayat penyakit.

3) Struktur peran

Tn.K sebagai kepala keluarga, Ny.J sebagai ibu rumah tangga,

Tn.M, Tn.R dan Ny.K sebagai anak.

4) Nilai dan norma keluarga

Keluarga mempercayai nilai dan norma yang sudah berlaku di

tahun ini.

e. Fungsi keluarga

1) Keluarga afektif

Hubungan antara keluarga baik.

2) Fungsi sosial

Setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah, hubungan dalam

keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.

3) Fungsi perawatan keluarga

Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk

pauk dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari. Dalam merawat


50

An. J masih memberikan makanan yang sama dengan anggota

keluarga yang lain, Tapi masih dipantau.

4) Fungsi reproduksi

Monopause

5) Fungsi ekonomi

kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk Ny. J dan biaya

untuk berobat dipenuhi oleh anak-anaknya.

f. Stres dan koping keluarga

1) Stresor jangka pendek dan panjang :

Stresor jangka pendek : Ny. J sering mengeluh sakit kepala

Stresor jangka panjang : Keluarga khawatir dengan kondisi Ny. J.

2) Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan

stresor :

Keluarga akan memeriksakan keluarga nya kalau ada yang sakit

ke puskesmas untuk meminta obat yang bagus.

3) Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan

masalah yang ada.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Setiap Ny. J sakit di rawat oleh anaknya.

g. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

No Pemeriksaan Bapak Ibu Anak 1 Anak 2 Anak 3


51

1 Kepala Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
odema, odema, odema, odema, kulit odema,
kulit kulit kepala kulit kepala kepala kulit
kepala bersih bersih. bersih. kepala
bersih. bersih.

2 TTV TD : TD : TD : TD : 100/70 TD :
110/90 150/90 120/80 mmHg 120/80
mmHg mmHg mmHg
N : 76 x/i N : 74 x/i
N : 80 x/i N : 84 x/i N : 82 x/i
S : 35,5’C S : 35,4’C
S : 35’C S : 36’C S : 35,2’C
RR : 18 x/i RR : 22
RR : 20 RR : 16 x/i RR : 16 x/i x/i
x/i

3 BB, TB BB : 87 BB : 55 kg BB : 77 kg BB : 50 kg BB : 45
kg kg
TB : 150 TB : 155 TB : 70 cm
TB : 165 cm cm TB : 39
cm cm

4 Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


konjungti konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungti
va tidak tidak tidak tidak anemis, va tidak
anemis, anemis, anemis, sclera tidak anemis,
sclera sclera tidak sclera tidak ikretik. sclera
tidak ikretik. ikretik. tidak
ikretik. ikretik.

5 Hidung Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


bersih, bersih, bersih, bersih, tidak bersih,
tidak tidak polip. tidak polip. polip. tidak
polip. polip.

6 Mulut Mulut Mulut Mulut Mulut bersih, Mulut


bersih, bersih, bersih, mukosa bibir bersih,
mukosa mukosa mukosa lembab. mukosa
bibir bibir bibir bibir
lembab. lembab. lembab. lembab.
52

7 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesar pembesaran pembesaran pembesaran pembesar
an kelenjer kelenjer kelenjer an
kelenjer tiroid. tiroid. tiroid. kelenjer
tiroid. tiroid.

8 Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pengguna penggunaa penggunaa penggunaan pengguna
an obat n obat n obat obat bantu an obat
bantu bantu bantu pernapasan. bantu
pernapasa pernapasan. pernapasan. pernapasa
n. n.

9 Perut Datar, Datar, Datar, Datar, Datar,


mimetris, mimetris, mimetris, mimetris, mimetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri
tekan. tekan.

10 Tangan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat
odema. odema. odema. odema. odema.

11 Kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
varises, varises, varises, varises, tidak varises,
tidak ada tidak ada tidak ada ada odema. tidak ada
odema. odema. odema. odema.

h. Harapan Keluarga

Keluarga Ny. J berharap sehat-sehat aja untuk kedepannya.


53

i. Analisa Data

DATA (DS dan DO) Penyebab Masalah

DS : Ketidakmampuan keluarga Defisit perawatan diri


merawat anggota pada Ny.J
1. Klien mengatakan sulit khususnya Ny. J dengan
berjalan atau beraktivitas Stroke Hemoragik
dikarenakan kedua
kakinya tidak bisa
digerakkan.

2. Keluarga klien
mengatakan klien
mengalami penurunan
kesadaran.

3. Keluarga mengatakan
kurang paham cara
merawat Ny. J

4. Keluarga mengatakan
kurang memahami cara
mengenal masalah Ny. J
yang khawatir
keadaannya makin
memburuk.

DO :

TD : 140/80 mmHg

N : 84 x/i

S : 36’C
54

RR : 16 x/i

DS :

1. Keluarga tidak paham


mengenai memelihara
lingkungan Ketidakmampuan keluarga Resiko jatuh pada Ny.J
memelihara/memodifikasi
2. Keluarga tidak tahu cara lingkungan
mengatasi permasalahan
tersebut

3. Keluarga bertanya
bagaimana cara
memelihara lingkungan
yang sehat.

DO :

1. Keluarga tampak
bingung

2. Klien tampak tidak


nyaman

TD : 140/80 mmHg

N : 84 x/i

S : 36’C

RR : 16 x/i

j. Diagnosa Keperawatan

1) Defisit perawatan diri pada Ny.J berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Tabel skoring

No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran


55

1 Sifat masalah Bila keadaan tidak


segara ditangani maka
Ny. J akan mengalami
3/3×1=1
penyebaran penyakit
Skala : 3
yang semakin luas
Ancaman kesehatan 2 1

Tidak/kurang sehat 1
Krisis

2 Kemungkinan masalah Penyediaan sarana dari


untuk diubah keluarga kurang
memadai seperti (obat,
3/3×2=2
nutrisi atau makanan)
Skala :
2
3
Tinggi
2
Cukup
1
Rendah

3 Potensial untuk Penyediaan obat-


dicegah obatan dan
menghindari makanan
1 2/2×1=1
penyebab stroke serta
2
mengurangi makan
Skala :
1 makanan yang
Tinggi berkolestrol.
0
Cukup

Rendah

4 Menonjolnya masalah Keluarga merasa


keadaan atau penyakit
tersebut sudah terlalu
1 2/2×1=1
lama dan harus segera
Skala :
ditangani
Masalah berat harus
56

ditangani 2

Masalah tidak perlu


segera ditangani
1
Masalah tidak

dirasakan
0

Jumlah 5

2) Resiko jatuh pada Ny.J berhubugan dengan ketidakmampuan

keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan.

No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah Ny. S mengalami


gangguan gerak, gerak
lambat, kelemahan
3/3×1=1
anggota gerak tangan
Skala : 3
dan kaki kirinya,
Ancaman kesehatan 2 1 kekuatan otot tangan
kiri 0 dan kaki kiri 4
Tidak/kurang sehat 1
Krisis

2 Kemungkinan masalah Masalah kelemahan


untuk diubah anggota gerak dapat
dilatih dengan latihan
3/3×2=2
ROM.
Skala :
2
3
Tinggi
2
Cukup
1
Rendah
57

3 Potensial untuk Keluarga belum


dicegah pernah memperoleh
informasi tentang
1 2/2×1=1
tindakan sejak di RS
2
Skala :
1
Tinggi
0
Cukup

Rendah

4 Menonjolnya masalah Penanganan


kelemahan anggota
gerak memerlukan
1 2/2×1=1
penangan yag lama.
Skala :

Masalah berat harus 2


ditangani

Masalah tidak perlu


segera ditangani 1

Masalah tidak

dirasakan 0

Jumlah 5

k. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Intervensi

1 Defisit perawatan diri pada Ny.J Observasi :


berhubungan dengan 1. Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai
ketidakmampuan keluarga usia
merawat anggota keluarga yang 2. Monitor kemampuan menelan
sakit. 3. Monitor kebersihan tubuh (rambut, mulut,
kulit, kuku)
Terapeutik :
1. Buka pakaian yang diperlukan untuk
memudahkan eliminasi
2. Dukung penggunaan toilet/pispot
58

3. Jaga privasi saat eliminasi


4. Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
5. Bersihkan alat bantu BAB/BAK setelah
digunakan
6. Latih BAB/BAK sesuai jadwal
7. Atur posisi yang nyaman untuk
makan/minum
8. Letakkan makanan disisi mata yang sehat
9. Sediakan sedotan untuk minum
10. Berikan bantuan saat makan dan minum
sesuai tingkat kemandirian pasien
11. Sediakan peralatan mandi
12. Sediakan lingkungan aman dan nyaman
13. Berikan bantuan sesuai tingkat
kemandirian
Edukasi :
1. Anjurkan BAB/BAK secara rutin
2. Anjurkan kekamar mandi/toilet
3. Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak
mandi terhadap kesehatan
2.
Resiko jatuh pada Ny.J
Observasi :
berhubungan dengan
1. Identifikasi defisit fisik pasien yang dapat
ketidakmampuan keluarga
meningkatkan potensi terjatuh
memelihara/memodifikasi
dilingkungan tertentu
lingkunga.
2. Identifikasi perilaku dan faktor yang
mempengaruhi resiko terjatuh
3. Identifikasi riwayat terjatuh
4. Identifikasi karakteristik lingkungan yang
dapat meningkatkan potensi jatuh
(misalnya : lantai licin dan tangga terbuka)
5. Monitor keseimbangan dan tingkat
kelelahan dengan ambulasi
6. Monitor kemampuan untuk pindah dari
tempat tidur kekursi roda dan sebaliknya
Terapeutik :
1. Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

l. Diagnosa Keperawatan

a) Defisit perawatan diri pada Ny.J berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.


59

b) Resiko jatuh pada Ny.J berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan.

m. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi

1 Defisit perawatan diri pada Selasa,11- Observasi :


Ny.J berhubungan dengan 12Oktober 1. Mengidentifikasi kebiasaan
ketidakmampuan keluarga 2022 BAB/BAK sesuai usia
merawat anggota keluarga 2. Memonitor kemampuan menelan
yang sakit. 3. Memonitor kebersihan tubuh
(rambut, mulut, kulit, kuku)
Terapeutik :
1. Membuka pakaian yang diperlukan
untuk memudahkan eliminasi
2. Mendukung penggunaan
toilet/pispot
3. Menjaga privasi saat eliminasi
4. Mengganti pakaian pasien setelah
eliminasi
5. Membersihkan alat bantu
BAB/BAK setelah digunakan
6. Melatih BAB/BAK sesuai jadwal
7. Mengatur posisi yang nyaman untuk
makan/minum
8. Meletakkan makanan disisi mata
yang sehat
9. Menyediakan sedotan untuk minum
10. Memberikan bantuan saat makan
dan minum sesuai tingkat
kemandirian pasien
11. Menyediakan peralatan mandi
12. Menyediakan lingkungan aman dan
nyaman
13. Memberikan bantuan sesuai tingkat
kemandirian
60

Edukasi :
1. Menganjurkan BAB/BAK secara
rutin
2. Menganjurkan kekamar mandi/toilet
3. Menjelaskan manfaat mandi dan
dampak tidak mandi terhadap
kesehatan
Rabu,
2. Resiko jatuh pada Ny. 13Oktober Observasi :
berhubungan dengan 2022 1. Mengidentifikasi defisit fisik pasien
ketidakmampuan keluarga yang dapat meningkatkan potensi
memelihara/memodifikasi terjatuh dilingkungan tertentu
lingkungan 2. Mengidentifikasi perilaku dan faktor
yang mempengaruhi resiko terjatuh
3. Mengidentifikasi riwayat terjatuh
4. Mengidentifikasi karakteristik
lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi jatuh
(misalnya : lantai licin dan tangga
terbuka)
5. Memonitor keseimbangan dan
tingkat kelelahan dengan ambulasi
6. Memonitor kemampuan untuk
pindah dari tempat tidur kekursi
roda dan sebaliknya
Terapeutik :
1. Mengatur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
2. Mendokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Menginformasikan hasil
pemantauan, jika perlu

n. Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Evaluasi

1 Defisit perawatan diri pada Selasa, 11-12 1. Mendiskusikan bersama keluarga


Ny.J berhubungan dengan Oktober 2022 cara perawatam diri dengan cara
ketidakmampuan keluarga menjelaskan cara merawat anggota
merawat anggota keluarga keluarga yang sakit. Didapatkan
yang sakit. hasil objektif keluarga mampu
menjelaskan bagai mana cara
61

melakukan perawatan diri, hasil


analisa bahwa masalah teratasi dan
tindak lanjutnya intervensi yaitu
keluarga dapat mempertahankan
perawatan diri.
2. Keluarga mampu menyebutkan
masalah Stroke, data objektif yang
diperoleh Keluarga Sudah dapat
menyebutkan masalah Stroke walau
masih terbatas, Hasil analisanya
masalah teratasi dan
tindaklanjutnyaKeluarga mampu
mengatasi Stroke.
3. Keluarga mampu memenuhi
kebutuhan Ny. J dengan cara
membantu Ny. J saat mau makan,
maupun ke toilet . data objektif Tn.
Mampu melakukan hal tersebut.
Hasil analisanya masalah teratasi
tindak lanjutnya masalah dilanjutkan
dengan Keluarga dapat
mempertahan kebutuhan Ny. J.

2.
Resiko Jatuh pada Ny.J Rabu,13
Oktober 2022 1. Keluarga mampu
berhubungan dengan
memelihara/memodifikasi
ketidakmampuan keluarga lingkungan agar Ny. J merasa
memelihara/memodifikasi
nyaman, hasil analisa masalah
lingkungan teratasi dan tindak lanjutnya
Keluarga dapat mempertahankan
memelihara/memodifikasi
lingkungan yang sehat.
2. Keluarga mampu menilai resiko
jatuh berhubungan dengan ketidak
mampu keluarga merawat anggotra
keluarga yang sakit, Hasil objektif
Tn. A mampu mengontrol resiko
jatuh ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang
sakit, hasil analisanya masalah
teratasi, sedangkan tindak lanjutnya
Keluarga mempertahankan
perawatan diri.
3. Keluarga mampu membersihkan
rumah setiap hari agar kondisi Ny.
J dalam keadaan nyaman, Data
objektif yang diperoleh Keluarga
mau melakukan hal tersebut. Hasil
62

analisanya masalah teratasi dan


tindak lanjutnya keluarga dapat
mempertahankan hal tersebut.
BAB VI
PENUTUP

Setelah melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan

keperawatan secara langsung pada pasien dengan kasus Stroke Hemoragik

di Desa Lereng Wilayah Kerja Puskesmas Kuok, maka penulis dapat

menarik kesimpulan sekaligus saran yang dapat bermanfaat dalam

meningkatkan mutu asuhan keperawatan keluarga dengan Stroke

Hemoragik.

A. Kesimpulan

1. Hasil pengkajian didapatkan Ny. J mengeluh kaku di leher bagian

belakang, Sakit kepala, lemas seluruh badan & pusing.

2. Intervensi yang dilakukan dirumuskan berdasarkan diagnosa yang telah

didapatkan dan berdasarkan 5 tugas khusus keluarga yaitu mengenal

masalah, memutuskan tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,

memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

3. Implementasi dilakukan pada tanggal 11-13 oktober 2022 berdasarkan

Intervensi keperawatan yang telah dibuat.Implementasi dilakukan

dengan metode konseling, diskusi, demonstrasi, dan penyuluhan.

Masalah dan menyatakan keputusan terhadap masalah yang dihadapi.

4. Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi kepada pasien dan keluarga

padatanggal 11-13oktober tahun 2022, mengenai tindakan keperawatan

yangtelah dilakukan berdasarkan catatan perkembangan . Pada keluarga

Ny. J dari 2 Diagnosa dilakukan sudah teratasi.

66
64
6567

B. Saran

1. Aspek Teoritis

a. Untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan

hubungan yang baik dan keterlibatan pasien, keluarga dan tim

kesehatanlainnya.

b. Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional

alangkah baiknya diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang

membahas tentang masalah kesehatan yang ada pada pasien.

c. Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu

ditingkatkan baik secara formal dan informal.

2. Aspek praktis

a. Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai

pengetahuan, keterampilan yang cukup serta dapat bekerja sama

dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan

pada pasien stroke hemoragik.


DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses Dan Praktik


Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Darotin, R., Nurdiana, & Nasution, T. H. (2017). Analisis Faktor Prediktor


Mortalitas Stroke Hemoragik Di Rumah Sakit Daerah Dr Soebandi
Jember. Nurseline Journal, 2(2), 9.
Fitriani. (2019). Pengaruh Stimulasi Dua Dimensi Terhadap Kekuatan Otot
Ekstremitas Atas Pasien Stroke Non Hemoragik Di Rsup Sanglah
Denpasar. Jurnal Udayana.

Junaidi. (2013). Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: Andi Offset.

Kemenkes RI. (2018). Stroke Dont Be The One (Hal. 10).


Mutiasari. (2019). Ischemic Stroke: Symtomps,Risk Factors, And Prevention.
Jurnal Ilmiah Kedokteran, 24-27.

Nadirawati. (2018). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. 1st Edn. Edited By
Anna. Bandung: PT Refika Aditama.

Notoatmodjo. (2018). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2017). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Oktiawati Dkk. (2017). Teori Dan Konsep Keperawatan Pediatrik. TIM.

Othandinar Et Al. (2019). Impact Of Sensory Integration Training On Balance


Among Stroke Patients: Sensory Integration Training On Balance Among
Stroke Patients‘. Open Medcine.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Sacco, Ralph L. Et Al. (2013). N Updated Definition Of Stroke For The 21st
Century: A Statement Forhealthcare Professionals From The American
Heart Association/American Stroke Association. 12-15.

Solihani. (2021). Latihan Rom Pasif Unilateral Dan Bilateral Terhadap


Peningkatan Kekuatan Otot Akibat Stroke Iskemik. Jurnal Keperawatan
Silampari.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Utami & Haryono. (2012). Faktor Penyebab Stroke Hemoragic. Jurnal


Keperawatan, 12-16.

Wijaya & Putri. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dan Askep
Lengkap. Yogyakarta: Nuha Medika.

Zakaria. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Pendekatan Teori Dan Konsep.


Malang: International Research And Development For Human.

Anda mungkin juga menyukai