Anda di halaman 1dari 72

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

G DENGAN DIAGNOSA

MEDIS HIPERTENSI DI BPSTW ABIYOSO PAKEM YOGYAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Gerontik


Pembimbing Akademik: Mulyanti, S.Kep., Ns., M.Kes
Pembimbing Lapangan: Muh. Fathoni Rohman, S.KM,S.Kep

Disusun oleh :
Nidya Elma Viany
220300902

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny G


dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Wisma Indrokilo BPSTW Abiyoso Yogyakarta”
ini disusun untuk memenuhi tugas individu Praktik Klinik Keperawatan Gerontik
Profesi Ners, diajukan untuk disetujui pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Perceptor

Muh. Fathoni Rohman, S.KM,S.Kep., Ns


Mulyanti, S.Kep., Ns., M.Kes
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini dengan
baik. Asuhan keperawatan ini penulis susun untuk memenuhi tugas kelompok Praktik
Klinik Keperawatan Gerontik. Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini penulis
mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran serta dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Mulyanti, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik.
2. Bapak Muh. Fathoni Rohman, S.KM,S.Kep selaku Pembimbing Lapangan.
3. Perawat yang ada di BPSTW Abiyoso Yogyakarta.
4. Teman-teman kelas Prodi Profesi Ners.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan asuhan keperawatan ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan asuhan keperawatan ini sehingga kedepannya menjadi
lebih baik.

Yogyakarta, Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan publik utama di seluruh dunia dan
merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler tersering, serta belum terkontrol
optimal di seluruh dunia. Namun, hipertensi dapat dicegah dan penanganan dengan
efektif dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung (Kaplan NM, dkk,
2010). Hipertensi berdasarkan kriteria JNC 7, didefinisikan sebagai kondisi di mana
tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah
diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg (Chobanian AV, dkk, 2013).
Hipertensi mengakibatkan pada ½ penyakit jantung koroner dan sekitar 2/3 penyakit
serebrovaskular (Cutler JA, dkk,2018).
Prevalensi hipertensi pada populasi global usia di atas 20 tahun pada tahun 2000
sebesar 26,4% (1 miliar jiwa); 26,6% laki-laki; 26,1% perempuan (Kearner PM, dkk,
2015). Menurut Kearney dkk diperkirakan pada tahun 2025, prevalensi hipertensi
meningkat menjadi 60% (Adrogue HJ, dkk, 2017). Di negara-negara maju,
prevalensi pada laki-laki 37,4%, pada perempuan 37,2%. Hipertensi di Amerika
Serikat (20,3%) dan Kanada (21,4%) lebih rendah dibandingkan beberapa negara
Eropa, seperti Swedia (38,4%), Italia (37,7%), Inggris (29,6%), Spanyol (40%), dan
Jerman (55,3%). Di bekas negara sosialis, prevalensi hipertensi pada laki-laki 35,3%,
perempuan 39,1% (Erceg M ,dkk,2009). Prevalensi hipertensi di Asia termasuk Cina
sebesar 20,0%, Korea 22,9%. Perkiraan pada tahun 2025 terjadi peningkatan
prevalensi hipertensi pada populasi global menjadi 29,2% (1,56 miliar), hal ini
terutama didasarkan pada peningkatan tajam hipertensi di negara sedang berkembang
(Dorobantu M, dkk, 2010). Pada tahun 2030. 23 juta kematian kardiovaskular dan
sekitar 85% terjadi pada negara penghasilan rendah sampai menengah (Damasceno A,
dkk, 2019). Riset yang dipublikasikan antara tahun 1980 dan 2002 mengindikasikan
prevalensi hipertensi di negara berkembang meningkat lebih tinggi dibandingkan
negara maju (Kearney PM, dkk, 2005). Pencegahan hipertensi adalah mungkin, di
mana deteksi dan pengobatan dini dapat mengurangi insiden komplikasi termasuk
stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung dan penyakit ginjal (Israili ZH, dkk
2017).
Banyak masalah penyakit kardiovaskular sekarang terjadi di negara
berpendapatan rendah sampai menengah. Negara-negara ini berjuang menghadapi
penyakit kardiovaskular terkait kemiskinan dan infeksi seperti penyakit jantung
rematik, fibrosis endomiokardial, infeksi human immunodeficiency virus (HIV),
perikarditis tuberkulosis, dan penyakit Chagas. Kombinasi keterbatasan ekonomi,
sumber daya, dan tumpang tindih beberapa penyakit membebani kemampuan untuk
menangani faktor risiko tidak menular dan penyakit terkait (Sliwa K, dkk 2011.
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis peroleh dan mengingat masih
tingginya angka lansia yang menderita stroke maka penulis tertarik untuk
mengambil judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny G dengan Diagnosa
Medis Hipertensi di Wisma Indrokilo PSTW Abiyoso Yogyakarta”.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan pada permasalahan diatas dapat dikemukakan rumusan masalah


"Bagaimana Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny. G dengan Diagnosa Medis
Hipertensi di Wisma Indrokilo BPSTW Abiyoso Yogyakarta?”

C. TujuanPenulisan

1. TujuanUmum

Mampu memberikan asuhan keperawatan gerontik pada Ny. G dengan diagnosa


medis Hipertensi di Wisma Indrokilo BPSTW Abiyoso Yogyakarta.

2. TujuanKhusus

a. Melakukan pengkajian gerontik pada Ny.G dengan diagnosa medis Hipertensi di


Wisma Indrokilo BPSTW AbiyosoYogyakarta.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan gerontik pada Ny.G dengan diagnosa medis


Hipertensi di Wisma Indrokilo BPSTW AbiyosoYogyakarta.

c. Menyusun intervensi keperawatan gerontik pada Ny. G dengan diagnosa medis


Hipertensi di Wisma Indrokilo BPSTW AbiyosoYogyakarta.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan gerontik pada Ny. G dengan diagnosa


medis Hipertensi di Wisma Indrokilo BPSTW Abiyoso Yogyakarta.
e. Melaksanakan evaluasi keperawatan gerontik pada Ny. G dengan diagnosa medis
Hipertensi di Wisma Indrokilo BPSTW AbiyosoYogyakarta.

f. Melaksanakan dokumentasi keperawatan gerontik pada Ny.G dengan diagnosa medis


Hipertensi di Wisma Indrokilo BPSTW Abiyoso Yogyakarta.

D. Metodologi Penulisan

Untuk memperoleh bahan penulisan yang dibutuhkan dalam penyusunan asuhan


keperawatan ini, maka penulis menggunakan metode studi pustaka dari berbagai
literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa
jenis referensi utama adalah beberapa buku mengenai asuhan keperawatan dan artikel
ilmiah yang bersumber dari internet. Jenis data yang diperoleh bervariatif, bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Penulisan diupayakan saling terkait antara satu sama lain
sesuai dengan topik yang dibahas.

E. ManfaatPenulisan

1. ManfaatTeoritis

Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk kemajuan di
bidang ilmu keperawatan gerontik.

2. ManfaatPraktis
a. BagiPasien
Asuhan keperawatan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pasien mengenai
penatalaksanaan lansia dengan hipertensi.
b. BagiPerawat
Asuhan keperawatan ini dapat meningkatkan peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lansia dengan hipertensi.
c. BagiMahasiswa
Asuhan keperawatan ini dapat digunakan mahasiswa sebagai bahan masukan penelitian
selanjutnya dan menjadi bahan referensi materi pembelajaran bagi kemajuan
pendidikan.
BAB II
PENDAHULUAN
A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus
lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani,2014)
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana peredaran darah seseorang
meningkat terus-menerus secara kronis atau tekanan darah mengalami
peningkatan di atas normal yang ditunjukkan oleh angka atas (sistolik) dan
angka bawah (diastolik) pada saat pemeriksaan tekanan darah menggunakan
alat pengukur tekanan darah (Irwan, 2018).
B. Etiologi Hipertensi
1. Hipertensiessensial

Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar


patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi essensial.
Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik
mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress,
reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-
lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan
merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain (Nafrialdi, 2019). Pada sebagian
besar penyandang, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup
tampaknya memiliki peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi.
Kebanyakan penyandang hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan
penelitian pada berbagai populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat badan
yang berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-70 % untuk terkena hipertensi
primer (Guyton,2008).
2. Hipertensisekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder dari penyakit
komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada
kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit
renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu,
baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau
memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah (Oparil, 2013).
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan
beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem
saraf pusat (Sunardi, 2010).
C. Patofisiologi Hipertensi
Faktor-faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah, pada dasarnya
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi rumus dasar: tekanan darah = curah
jantung x resistensi perifer (Vikrant S, dkk, 2011). Tekanan darah dibutuhkan
untuk mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi yang merupakan hasil dari aksi
pompa jantung atau yang sering disebut curah jantung (cardiac output) dan tekanan
dari arteri perifer atau sering disebut resistensi perifer (Fuster V, dkk, 2018). Kedua
penentu primer adanya tekanan darah tersebut masing-masing juga ditentukan oleh
berbagai interaksi faktor-faktor serial yang sangat kompleks, seperti yang
ditunjukkan di gambar1.

Gambar 1. Faktor Risiko Hipertensi


Beberapa faktor risiko yang terkait dengan pengendalian tekanan darah yang
berdasarkan rumus dasar: tekanan darah = curah jantung x resistensi perifer.
Dikutip dari: Vikrant S, Tiwari SC, Essential Hypertention – Pathogenesis and
Pathophysiology, J Indian Acad Clin Med. 2011; 2(3); 140-61.
Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka peningkatan tekanan darah secara
logis dapat terjadi karena peningkatan curah jantung dan atau peningkatan
resistensi perifer. Peningkatan curah jantung dapat melalui dua cara mekanisme
yaitu melalui peningkatan volume cairan (preload) atau melalui peningkatan
kontraktilitas karena rangsangan neural jantung (Vikrant S, dkk, 2011).
Meskipun faktor peningkatan curah jantung terlibat dalam permulaan timbulnya
hipertensi, namun temuan-temuan pada penyandang hipertensi kronis
menunjukkan adanya hemodinamik yang khas yaitu adanya peningkatan
resistensi perifer dengan curah jantung yang normal (Vikrant S, dkk, 2011).
Adanya pola peningkatan curah jantung yang dapat menyebabkan
peningkatan resistensi perifer secara persisten, sudah diteliti pada beberapa
orang dan pada banyak hewan coba pada penelitian-penelitian tentang
hipertensi. Pada hewan coba, dengan kondisi jaringan ginjal yang berkurang,
ketika diberi penambahan volume cairan, maka tekanan darah pada awalnya
akan naik sebagai konsekuensi tingginya curah jantung, namun dalam beberapa
hari, resistensi perifer akan meningkat dan curah jantung kembali ke nilai basal.
Perubahan resistensi perifer tersebut menunjukkan adanya perubahan properti
intrinsik dari pembuluh darah yang berfungsi untuk mengatur aliran darah yang
terkait dengan kebutuhan metabolik dari jaringan (Vikrant S, dkk, 2011).
Proses tersebut di atas disebut sebagai autoregulasi, yaitu proses di mana
dengan adanya peningkatan curah jantung maka jumlah darah yang mengalir
menuju jaringan akan meningkat pula, dan peningkatan aliran darah ini
meningkatkan pula aliran nutrisi yang berlebihan melebihi kebutuhan jaringan
dan juga meningkatkan pembersihan produk-produk metabolik tambahan yang
dihasilkan, maka sebagai respons terhadap perubahan tersebut, pembuluh darah
akan mengalami vasokonstriksi untuk menurunkan aliran darah dan
mengembalikan keseimbangan antara suplai dan kebutuhan nutrisi kembali ke
normal, namun resistensi perifer akan tetap tinggi yang dipicu dengan adanya
penebalan struktur dari sel-sel pembuluh darah (Vikrant S, dkk, 2011).
D. Tanda dan GejalaHipertensi
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 nmmHg
2. Sakitkepala
3. Pusing/migrain
4. Rasa beratditengkuk
5. Penyempitan pembuluhdarah
6. Sukar tidur
7. Kelemahan
8. Nokturia
9. Azotemia
10. Sulit bernafas saatberaktivitas
Menurut Nuraif dan Kusuma (2013) tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan
menjadi:
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah.
2) Gejala yang lazim
Gejala terlazim yang menyertai meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
penyandang yang mencari pertolongan medis.
E. Faktor Resiko Hipertensi
1. Riwayat keluarga (genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai
risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. (Wade, A, Hwheir,
2013)
2. Usia
Usia menjadi salah faktor risiko hipertensi karena hal ini sesuai dengan
(Depkes RI, 2011) yaitu tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya
umur, disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar,
sehingga lumen menjadi sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih
kaku, sebagai akibat adalah meningkatkan tekanan darah sistolik.
3. Jeniskelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita namun wanita
terlindungi dari penyakit kardiovaskuler sebelum penyakit jantung koroner.
Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen
yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL).
Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam
mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
4. Obesitas
Penurunan berat badan akan mengakibatkan menurunnya tekanan darah
(Kottke, T.E., Stroebel, R.J. Hoffman, 2013).
Menurut Supariasa, (2012) pengukuran status gizi dapat dilakukan dengna
metode antropometri. Metode ini menggunakan pengukuran terhadap berat
badan, tinggi badan, dan tebal lapisan kulit. Pengukuran tersebut bervariasi
menurut umur dan kebutuhan gizi. Tingkat obesitas dapat dihitung
menggunakan Indeks Masa Tubuh dengan tabel IMT.

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat < 17,0


berat Kekurangan berat badan 17,0 – 18,4
tingkat ringan
Normal 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat 25,1 – 27,0


Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Tabel 1. Indeks Masa Tubuh

Sumber: Kemenkes (2019)


5. Diabetes Melitus Tipe2
Gula darah yang tidak terkontrol dengan baik membuat seseorang sangat mudah
mengalami komplikasi hipertensi. Terjadinya aterosklerosis adalah kondisi tekanan
darah yang tinggi merusak endotel dinding pembuluh darah, apalagi disertai
dengan gula darah yang tinggi, kolesterol, dan bahan-bahan perusak lainnya dalam
aliran darah, akhirnya timbul pengapuran, penyempitan, hingga pembuntuan
pembuluh darah (Tandra, 2018).
F. Diagnosa Hipertensi
1. Hipertensiprimer
Faktor yang diduga terlibat di dalamnya termasuk:
a) Adanya peningkatan aktivitas saraf simpatis, dengan peningkatan secara
responsif reseptor beta-adrenergik (Kaplan, NM, dll2010).
b) Peningkatan aktivitas angiotensin II dan berlebihannya mineralkortikoid
(Kaplan, NM, dll2010).
c) Kejadian hipertensi adalah meningkat menjadi sekitar dua kali lipat pada
individu yang memiliki satu atau dua kali lipat pada individu yang memiliki
satu dua orangtuanya menderita hipertensi. Serta terdapat beberapa studi
epidemiologi yang menunjukkan bahwa faktor genetik memberikan
kontribusi sekitar 30 persen dalam variasi peningkatan tekanan darah di
berbagai populasi (Staessen JA, dll, 2013).
d) Berkurangnya massa nefron yang matang dari ginjal sehingga menyebabkan
kerentanan terhadap kejadian hipertensi, di mana hal ini mungkin berkaitan
dengan faktor genetik, maupun gangguan perkembangan saat intrauterin
(misalnya, akibat hipoksia, obat-obatan, kekurangan gizi), dan faktor
lingkungan post natal (misalnya, kekurangan gizi, infeksi) (Staessen JA,
dll,2013).
2. Hipertensisekunder
Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi
sekunder, antara lain:
a) Penyakit ginjal primer – baik penyakit ginjal akut maupun kronis, terutama
dengan kelainan glomerulus atau gangguan pembuluh darah di ginjal (Kaplan,
NM, dll2010).
b) Kontrasepsi oral- kontrasepsi oralsering meningkatkan tekanan darah dalam
kisaran normal tetapi juga dapat memicu hipertensi (Kaplan, NM, dll2010).
c) Drug induce hypertension/hipertensi yang dipicu oleh obat-penggunaan agen
antiinflamasi nonsteroid dan antidepresan kronis dapat menimbulkan hipertensi.
Begitu juga konsumsi alkohol yang kronis maupun penyalahgunaan alkohol juga
dapat meningkatkan tekanan darah (Kaplan, NM, dll2010).
d) Pheochromocytoma- sekitar setengah dari penyandang dengan pheochromocytoma
memiliki hipertensi paroksimal, sedangkan sisanya menjadi hipertensi primer
(Kaplan, NM, dll2010).
e) Aldosteronisme primer - terutama adanya kelebihan mineralokortikoid, terutama
aldosteron, harus dicurigai pada setiap penyandang dengan trias hipertensi,
hipokalemia yang tidak dapat dijelaskan, dan alkalosis metabolik. Namun, beberapa
penyandang memiliki konsentrasi plasma kalium normal. Prevalensi aldosteronisme
primer juga harus dipertimbangkan pada penyandang dengan hipertensi resisten
(Kaplan, NM, dll 2010).
f) Penyakit renovaskular - penyakit renovaskular adalah gangguan umum, terjadi
terutama pada penyandang dengan arterosklerosis (Kaplan, NM, dll2010).
g) Sindrom Cushing – Hipertensi merupakan penyebab utama morbiditas dan kematian
pada penyandang dengan sindrom Cushing (Kaplan, NM, dll2010).
h) Gangguan endokrin lainnya: Hypothyroidism, hypertiroidisme, hiperparatiroidisme
juga dapat menyebabkan hipertensi (Chobanian AV, dll, 2013).
i) Obstructive sleep apnea: gangguan pernapasan saat tidur tampaknya menjadi faktor
risiko independen untuk terjadinya hipertensi sistemik (Kaplan, NM, dll 2010).
j) Aorta Coarctation – coarctasi dari aorta adalah salah satu penyebab utama hipertensi
sekunder padaanak-anak.
G. Penatalaksanaan Hipertensi
Terapi pada penyakit hipertensi menurut Marya (2013) dibagi menjadi dua
yaitu terapi farmakologis dan non farmakologis
a. Terapifarmakologis
1) Diuretic
Peranan sentral retensi garam dan air dalam proses terjadinya hipertensi essensial,
penggunaan diuretic dalam pengobatan hipertensi dapat masuk akal. Akan tetapi,
akhir-akhir ini rasio manfaat terhadap resikonya masih belum jelas. Efek samping
yang ditimbulkan dari penggunaan diuretic seperti hypokalemia, hipereurisemia, dan
intoleransi karbohidrat dapat meniadakan efek manfaat obat tersebut dalam
menurunkan tekanan darah tinggi.
2)Vasodilator
Peningkatan resistensi perifer merupakan kelainan utama hipertensi
essensial, maka pemberian obat vasodilator dapat menjawab kelainan
ini. Obat-obat vasodilator akan menyebabkan vasodilatasi atau
pelebaran pembuluh darah yang akan menurunkan tekanan darah.
a. Terapi nonfarmakologis
Terapi non farmakologis bagi penderita hipertensi, yaitu :
1) Mengurangi atau menghilangkan factor-faktor seperti stress, merokok
danobesitas
2) Melakukan aktivitas olahraga aerobic secara teratur
3) Membatasi asupan jumlah kalori, garam, kolesterol, lemak dan lemak
jenuh darimakanan.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Hepertensi
1. PengkajianKeperawatan
Pengkajian keperawatan untuk pasien gagal jantung berfokus pada
pemantauan keefektifan terapi dan kemampuan pasien untuk memahami
dan menjelaskan strategi manajemen diri. Tanda dan gejala kongesti paru
dan kelebihan beban cairan harus segera dilaporkan yang akan
mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen atau timbulnya masalah
oksigenasi. Pengkajian keperawatan pada pasien dengan masalah
oksigenasi meliputi :
a. IdentitasKlien
Identitas klien yang perlu dikaji meliputi nama, jenis kelamin, tanggal
lahir, nomor register, usia, agama, alamat, status perkawinan,
pekerjaan, dan tanggal masuk rumah sakit.
b. Identitas Penanggungjawab
Identitas penanggung jawab yang perlu dikaji meliputi nama, umur,
pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien.
2. Keluhan utama
Keluhan hipertensi biasanya bermula dari nyeri kepala yang
disebabkan oleh peningkatan tekanan aliran darah keotak.
3. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Kesehatan sekarang
Keadaan yang didapatkan pada saat pengkajian misalnya pusing,
jantung kadang berdebar-debar, cepat lelah, palpitasi, kelainan
pembuluh retina (hipertensi retinopati), vertigo dan muka merah dan
epistaksis spontan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan :
1) Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya. Banyak factor yang mempengaruhi seperti genetic,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatis dan factor-faktor
yang meningkatkan resiko seperti : obesitas, alcohol, merokok serta
polisetemia.
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebabnya seperti :
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
3) Riwayat kesehatankeluarga
Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada pria dan
penyakit ini sangat dipengaruhi oleh factor keturunan yaitu jika orang
tua mempunyai riwayat hipertensi maka anaknya memiliki resiko
tinggi menderita penyakit seperti orangtuanya.
4. Riwayatpsikososial
Gejala : Riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah kronik,
factor
stress multiple.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empati, muka tegang, gerak
fisik, pernafasan menghela nafas, penurunan pola bicara.
5. Riwayat spiritual
Pada riwayat spiritual bila dihubungkan dengan kasus hipertensi belum
dapat diuraikan lebih jauh, tergantung dari dan kepercayaan masing-
masingindividu.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : pasien Nampak lemah
b. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh kadang meningkat, pernapasan dangkal dan nadi juga cepat,
tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolic di atas 90 mmHg.
b. Review ofsistem
1) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, atherosclerosis, penyakit jantung
kongesti/katup dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan tekanan darah
Nadi: denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan
denyut. Denyut apical : titik point of maksimum impuls, mungkin
bergeser atau sangat kuat. Frekuensi/irama : takikardia, berbagai
disritmia. Bunyi jantung : tidak terdengar bunyi jantung I, pada
dasar bunyi jantung II dan bunyi jantung III. Murmur stenosis
valvular. Distensi vena jugularis/kongesti vena. Desiran vaskuler
tidak terdengar di atas karotis, femoralis atau epigastrium (stenosis
arteri). Ekstremitas : perubahan warana kulit, suhu dingin,
pengisian kapiler mungkin lambat atautertunda.
2) Neurosensory
Gejala : Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala sub
occipital. Episode bebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Gangguan penglihatan dan episode statis staksis.
Tanda : Status mental : perubahan keterjagaan, orientasi. Pola/isi
bicara, afek, proses pikir atau memori. Respon motoric :
penurunan kekuatan, genggaman tangan. Perubahan retinal optic :
sclerosis, penyempitan arteri ringan-mendatar, edema, papiladema,
exudat,hemoragi.
3) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung).
Nyeri tungkai yang hilang timbul/klaudasi. Sakit kepala oxipital
berat. Nyeriabdomen/masa.
4) Pernafasan (berhubungan dengan efek cardiopulmonal tahap lanjut
dari hipertensimenetap/berat).
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja tachypnea,
ortopnea, dispnea, nocturnal paroxysmal, batuk dengan/tanpa
pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda : Distress respirasi/pengunaan otot aksesori pernafasan,
bunyi nafas tambahan,sianosis.
5) Keamanan
Keluhan : Gangguan koordinasi/cara berjalan.
Gejala : Episode parastesia unilateral transien, hipotensi postural.
7. Aktivitassehari-hari
1) Aktivitas
Gejala : Kelemahan, letih nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
2) Eliminasi
Gejala : Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya : infeksi,
obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu).
3) Makanan dancairan
Gejala : Makanan yang disukasi mencakup makanan tinggi garam,
lemak, kolesterol serta makanan dengan kandungan tinggi kalori.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema, kongesti
vena, distensi vena jugularis, glikosuria.
8. DiagnosaKeperawatan
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis(mis:iskemia)
2) Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanandarah
3) Hipervolemia b.d gangguan mekanismeregulasi
4) Intoleransi aktifitas b.dkelemahan
5) Defisit pengetahuan b.d kurang minat dalambelajar
6) Ansietas b.d kurang terpaparinformasi
7) Resiko penurunan curah jantung d.d perubahanafterload
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA NY. G DENGAN GOUT ATHRITIS DI WISMA INDROKILO
PSTW ABIYOSO KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
Tanggal Pengkajian: Selasa, 06 Desember 2022

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny. G
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
SukuBangsa : Jawa –Indonesia
StatusMarital : Tidak menikah
Pendidikan : SMP
Agama : Kristen
Alamat : Sleman, DI.Yogyakarta

Penanggung Jawab : -
Tanggal Masuk Panti : 09 April 2022

2. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


a. Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
b. Perkerjaan sebelumnya : Asisten rumah tangga

3. Alasan Masuk Panti


Ny.G hidup bersama adik perempuannya dan adik iparnya dikarenakan
Ny.G tidak menikah.Ny. G memutuskan tidak menikah dikarenakan dirinya
dulu merantau ke Bandung dan bekerja menjadi asisten rumah tangga. Lalu
setelah sudah merasa lansia Ny G kembali lagi ke Jogja dan tinggal Bersama
adiknya. Karena Ny G merasa merepotkan adiknya, lalu Ny G meminta
adiknya untuk mengantarkannya ke Abiyoso saja.
4. Lingkungan Tempat Tinggal
a. Kebersihan dan kerapihan lingkungan
Ruangan klien nampak bersih dan rapi. Tidak terdapat sisa-sisa
makanan. Klien pandai menata barang-barang dengan teratur sehingga
kamar terlihat tertata.
b. Penerangan
Penerangan cukup dibantu dengan sumber cahaya dari jendela.
Klien juga menyalakan lampu apabila merasa cahayanya kurang.
Penerangan cukup untuk membantu klien melakukan kegiatan sehari-hari.
c. Sirkulasi udara
Sirkulasi udara kurang karena angin-angin hanya berada di atas
jendela. Jumlah jendela 5 per wisma.
d. Keadaan kamar mandi dan WC
Kamar mandi ada 2 WC jongkok dan duduk.Kamar mandi nampak
bersih, tidak licin, dan tidak tercium bau pesing.
e. Pembuangan air kotor
Pembuangan air di septic tank.
f. Sumber air minum
Air minum menggunakan galon aqua. Klien sering mengonsumi air putih.
g. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah di bak sampah.
h. Sumber pencemaran
Tidak ada pencemaran udara, dikarenakan di lingkungan wisma
tidak ada yang merokok dan jauh dari tempat pengolahan sampah serta
jauh dari jalan raya.
i. Privasi
Terdapat privasi setiap klien.
j. Resiko injury
Lantai di dekat sumur terdapat lumut sehingga beresiko klien jatuh.
1. Riwayat Kesehatan

a. Status kesehatan saat ini


Klien merasa khawatir saat mengetahui tensi klien tinggi. Tensi klien
pernah mencapai 159/97 mmHg. Klien mengeluh pusing saat tensi tinggi. Klien
nampak gelisah saat mengetahui tensi klien tinggi. Klien ingin segera di tensi
untuk mengetahui hasil tensi terbaru. Selain itu klien merasa khawatir mengenai
asam urat dan gula darahnya yang sering tinggi. Terakhir hasil gula darah
sewaktu pada 08 Desember 2022 adalah 162 mg/dL dan pada tanggal 12
Desember 2022 adalah 148 mg/dL. Klien juga mengeluhkan bahwa pada mata
kirinya mengalami katarak 1 tahun terakhir sehingga penglihatannya berkurang.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan sudah menderita hipertensi sejak usia 25 tahun tetapi
tidak mengonsumsi obat rutin. Sejak masuk PSTW klien menjadi rutin minum
obat Amlodipin 10 mg. Selain itu klien mengatakan ketahuan bahwa menderita
DM sejak Agustus 2021 di karenakan pada saat itu kadar gula darah
sewaktunya mencapai 256 mgdL dan gula darah puasanya mencapai 183 mgdL.
Untuk gangguan pengelihatan klien mengatakan bahwa 4 tahun lalu mata
kanannya terkena ujung meja lalu dioperasi tetapi mata kanan klien malah tidak
bisa melihat.
2. Pola Fungsional
a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan
Klien mengatakan cemas saat mengetahui tekanan darah klien tinggi.
Klien merasa selalu hidup sehat, rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang yang diberikan dari wisma. Klien mengatakan selalu rutin
minum obat yang didapatkan dari klinik. Klien mengatakan selalu ikut
pemeriksaan rutin di klinik. Klien mengatakan rutin mengikuti senam yang ada
di balai PSTW.

b. Nutrisi metabolik

Klien mengatakan makan 3x sehari, klien mengatakan selalu


menghabiskan porsi makan yang disediakan, klien mengatakan jenis makanan
yang disediakan beragam, klien mengatakan tidak menyukai sawi putih dan kol,
klien mengatakan tidak terdapat alergi terhadap makanan. Klien paling
menyukai sayur bayam. Klien minum 1500cc perhari, minuman kesukaan klien
adalah air putih. Klien tidak pernah mengonsumsi kopi, hanya teh tapi jarang
dan susu.
1) Buang Air Kecil
Klien mengatakan BAK kurang lebih 5-6x dalam sehari. .Klien
mengatakan tidak ada keluhan sakit saat buang air kecil. Klien mengatakan
konsistensi urine kuning bening dan berbau khas. Klien mengatakan tidak ada
ganggun untuk pergi ke kamar mandi dikarenakan klien masih mandiri dalam
beraktivitas.
2) Buang Air Besar
Klien mengatakan BAB 1x sehari namun waktunya tidak menentu. Klien
mengatakan konsistensi feses lunak, berwarna kuning, dan berbau khas. Klien
mengatakan tidak ada keluhan dalam buang air besar. Klien mengatakan belum
pernah menggunakan obat pencahar.
a. Aktivitas pola dan latihan
Klien mengatakan sehari mandi 2x sehari. Klien mengatakan keramas 2
hari sekali. Klien mengatakan jika mandi selalu menggosok gigi. Klien
mengatakan selalu mengikuti kegiatan di BPSTW seperti pengajian,
keterampilan dan dendang ria. Klien rutin ganti baju, saat klien dipanggil untuk
ada acara di aula, klien langsung ganti baju.

b. Pola istirahat tidur

Klien mengatakan tidur pukul 20.30 WIB dan bangun pukul 04.30 WIB.
Klien tidur selama ±8 jam. Klien mengatakan tidur siang ketika kegiatan
selesai. Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pola tidurnya.
c. Pola kognitif persepsi
Klien mengatakan matanya masih sedikit jelas apabila melihat objek di
depannya karena mata kiri klien mengalami katarak sejak 1 tahun terakhir dan
untuk mata kanan klien mengatakan sudah tidak bisa melihat dikarenakan 4
tahun yang lalu terbentur ujung meja sehingga harus dioperasi, tetapi setelah
dioperasi mata kanan klien tidak bisa melihat. Klien mengatakan
pendengarannya sedikit berkurang sehingga harus berdekatan dan bicara sedikit
keras ketika Bersama klien. Klien tampak mampu menjawab setiap pertanyaan
tanpa menyuruh mengulang pertanyaan. Klien mengatakan mampu membuat
keputusan untuk dirinya sendiri.
d. Persepsi diri – pola konsep diri
Klien mengatakan merasa mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
Klien mengatakan selalu semangat dalam menjalani hidup. Klien mengatakan
hidup sekarang merupakan pemberian dari Tuhan harus disyukuri dan sabar.
Klien tampak semangat mengikuti kegiatan wisma seperti ibadah bersama,
ketrampilan, dendang ria dan juga senam. Klien mengatakan memiliki harapan
untuk selalu sehat dan tidak merepotkan orang lain.
e. Pola peran-hubungan
Klien menganggap temannya sudah seperti keluarga. Klien mengatakan
sering ngobrol dengan teman-teman di wisma. Klien merasa puas memiliki
teman-teman di wisma. Hubungan sosial klien dengan teman-temannya baik,
mereka sudah sering sharing satu sama lain. Klien mengenal seluruh teman satu
wismanya.
f. Seksualitas
Klien mengatakan tidak pernah memenuhi kebutuhan seksualnya dikarenakan
klien tidak menikah.
g. Koping-pola toleransi stress
Klien mengatakan puas dengan kelangsungan hidupnya sekarang. Klien
selalu merasa cukup dengan keadaan sekarang. Klien mengatakan sering
berbincang dengan temannya untuk menghilangkan rasa bosan di wisma dan
juga mengikuti semua kegiatan yang ada di wisma.
h. Nilai-pola keyakinan
Klien memaknai keadaan yang sekarang klien rasakan pemberian dari
Tuhan sehingga mau tidak mau harus dijalani.Klien mengatakan ibadah untuk
membuat hidupnya damai dan sebagai bekal untuk di akhirat. Klien selalu
mendoakan orang-orang sekitar klien setiap klien beribadah.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda-tanda vital (Selasa, 06 Desember 2022)
Tekanan darah : 159/90 mmHg
Suhu :36.00C
Nadi :86x/menit
RR :20x/menit
c. Berat badan : 43kg
d. Tinggi badan : 150 cm

e. Kepala
Bentuk kepala oval dan tidak ada lesi, edema
f. Rambut
Rambut tidak terdapatketombe dan rambut berwarna hitam dan putih
beruban

g. Mata

Sclera tidak tampak ikteris, konjungtiva tidak Nampak anemis dan pupil
isokor saat dikenai cahaya pada mata kiri.
h. Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat serumen. Klien mengatakan
pendengarannya sedikit berkurang sehingga harus berdekatan dan bicara
sedikit keras ketika bersama klien.
i. Mulut, gigi,bibir
Tidak tercium bau yang tidak sedap, bibir tampak lembab, gigi nampak bersih
kecoklatan tidak terdapat karies gigi sedikit. Ada beberapa gigi klien yang sudah
tanggal.
j. Paru-paru

1) Inspeksi
- Saat respirasi tidak ada pembesaran sebelah (simetris).
- Tidak terdapat retraksi dinding dada
- Nafaseupnea.
- Fase ekspirasi tidak tampak memanjang.
- Tidak terdapat lesi,edema.
- Tidak terdapat benjolan
2) Palpasi
- Vokal fremitus normal, teraba dibagian depan maupun belakang.
- Tidak terdapat benjolan.
3) Perkusi
- Terdengar suara sonor pada paru kanan.
- Terdengar suara sonor pada paru kiri.
4) Auskultasi
- Suara nafas vesikuler.
k. Kardiak

1) Palpasi
- Ictus cordis dapat teraba pada ruang intercostal kiri V, medial (2cm)
dari lineal midclavicularis kiri
2) Perkusi
- Terdengar suara dall atau redup
3) Auskultasi
- Reguler (S1 lub dan S2 dub)

l. Abdomen
1) Inspeksi
- Bentuk simetris dan tidak ada pembesaran.
- Warna kulit sawo matang.
- Tidak terdapat lesi,edema.
2) Auskultasi
- Bising usus terdengar 5x/menit.
3) Palpasi
- Tidak ada pengerasan maupun asites.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak terdapat benjolan.
4) Perkusi
- Terdengar suara tympani.
m. Kulit
- Tidak tercium bau tidak sedap, klien wangi.
- Kulit nampak sedikit kering dankeriput.
- Tidak terdapat kelainan kulit.
n. Ekstremitasatas
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari tangan, capillary
refill < 3 detik, turgor kulit < 3 detik. Tidak ada edema. Kekuatan otot
disemua ekstremitas bagian atas adalah 5.
o. Ekstremitas bawah
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari tangan, capillary
refill < 3 detik, turgor kulit < 3 detik. Tidak ada edema. Kekuatan otot
disemua ekstremitas bagian bawaah adalah 5.

Berpakaian Mampu mengambil dan Memerlukan bantuan


mengenakan pakaian scara mengambil dan mengenakan
Skor: 1
lengkap tanpa memerlukan pakaian atau bila tidak Klien
bantuan akan berpakaian tidak lengkap
atau tidak berpakaian sama
sekali

Berpindah Bergerak naik-turun dari Tidak turun dari tempat tidur


tempat tidur dan kursi tanpa sama sekali (bila turun harus
Skor: 1
memerlukan bantuan (mungkin dengan bantuan atau
menggunakan objek penopang pertolongan sepenuhnya)
seperti walker atau tongkat)
atau naik/turun dari tempat
tidur/kursi denganbantuan

Toileting Pergi ke toilet, membuka baju Tidak mampu pergi ke kamar


dan mengenakan baju, mandi dalam proses
Skor: 1
membersihkan genetalia tanpa eleminasinya
bantuan

Kontinensia Mengendalikan perkemihan Pengawasan yang dilakukan


dan defikasi secara mandiri, merupakan bantuan dalam
Skor: 1
atau kadang terjadi ketidak mengendalikan perkemihan
sengajaan dan defikasi Klien: dapat
menggunakan kateter atau
bahkan terjadi inkontensia
sepenuhnya
Makan Menyuap sendiri tanpa bantuan Memerlukan bantuan saat
kecuali pada saat memotong makan, atau makan melalui
Skor: 1
daging atau mengolesi roti selang atau cairan inravena
dengan mentega baik sebagian maupun
sepenuhnya

Jumlah Penilaian : 6 (MANDIRI)


4. Pengkajian khusus
a.Indeks Katz
Aktivitas Tanpa pengawasan, langsung Dengan pengawasan, bantuan
Poin (0-1) atau tanpa bantuan (1 poin) penuh (0 poin)

Mandi Tak membutuhkan bantuan, Memerlukan bantuan lebih


atau menerima bantuan saat dari satu bagian tubuhnya
Skor: 1
mandi (atau tidak mandi samasekali)

6 : berfungsi sepenuhnya (mandiri)


3 – 5 : gangguan sedang(dibantu)
≤2 : gangguan fungsiberat

b. SPMSQ (Short Portablr Mental Status Questionnare)

Skor
No Pertanyaan Jawaban
+ -
√ 1 Tanggal berapa hari ini?
√ 2 Hari apa sekarang? Senin
√ 3 Apa nama tempat ini? Wisma Indrokilo
√ 4 Dimana alamat anda? Pakem
√ 5 Berapa umur anda? 66 tahun
√ 6 Kapan anda lahir? 1956
√ 7 Siapa Presiden Indonesia? Jokowi
Siapa nama Presiden Indonesia
√ 8 SBY
sebelumnya?
√ 9 Siapa nama ibu anda?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka
√ 10 17
yang baru, semua secara
menurun.
Jumlah Keseluruhan Total 10 (fungsi intelektual
utuh)
Interpretasi SPMSQ
Salah 0-2 : Fungsi Intelektual Utuh
Salah 3-4 : Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Salah 5-7 : Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Salah 8-10 : Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
c.APGAR Keluarga Lansia
No Uraian Fungsi Skor
1. Saya puas bahwa saya tidak dapat kembali pada Adaptation 1
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada
sesuatu menyusahkan saya.
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya Partnership 2
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan
3. Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya Growth 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) daya Affection 2
mengekspresikan efek dan berespon terhadap emosi-
emosi saya seperti marah, sedih, atau Mencintai

5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya Resolve 2


menyediakan waktu bersama-sama.
Keterangan: Total : 9 (tidak
terjadi
Selalu = 2
disfungsional/
Kadang-kadang = 1 mandiri).
Hampir tidak pernah = 0
Penilaian: 9
>6 : berfungsi sepenuhnya (mandiri)
4 -6 : gangguan sedang (dibantu)
<3 : gangguan fungsiberat
d. Inventaris Depresi Back (mengetahui tingkat depresi lansia)
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat
Menghadapinya
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
Membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
1 Saya merasa berkecil hati hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang yang saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Rasa Kepuasan
3 Saya tidak merasa puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Ketidakbersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan
diri sendiri
H. Menarik diri sendiri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka
2 Saya telaah kehilangan semua minat saya oada orag lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daru sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanen dalam penampilan saya dan
ini membuat saya tidak tertarik
1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
Sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya telah lelah melakukan sesuatu
2 Saya merasa lela untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa telah lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak mempuanyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk hari sebelumnya
Penilaian
0 – 4 : depresi tidak ada / minimal
5 – 7 : depresiringan
8 – 15 : depresi sedang
>16 : depresi berat
Total skor pengkajian Depresi Back Ny adalah 0 yang termasuk depresi
tidak ada.
e.Pengkajian Resiko Jatuh : GET UP AND GO TEST
Pengkajian (Beri tanda centang)

No Penilaian / pengkajian Ya Tidak


a. Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih
1. Tidak seimbang / sempoyongan /limbung

2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk, √
tripot, kursi roda, oranglain).
b. Menopang saat akan duduk : tampak memegang √
pinggiran kursi atau meja/ benda lain sebagai
penopang saat akan duduk.

Hasil (Beri tandang centang)


No Hasil Penilaian/Pengkajian Keterangan
1. Tidak Beresiko Tidak ditemukan a dan b √
2. Resiko Rendah Ditemukan salah satu dari a
atau b
3. Resiko Tinggi Ditemukan a dan b
Hasil pengkajian Risiko Jatuh (GET UP AND GO TEST) Ny. G termasuk
dalam tidak beresiko.
f. Pengkajian Status Nutrisi : MNA (Mini NutritionalAssessment)

A. Apakah terjadi penurunan asupan makan selama 3 bulan terakhir


berkaitan dengan penurunan nafsu makan, gangguan saluran cerna,
kesulitan mengunyah atau kesulitan menelan?
0 = penurunan nafsu makan tingkat berat
1 = penurunan nafsu makan tingkat sedang
2 = tidak kehilangan penurunan nafsu makan
B. Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = penurunan berat badan >3kg (6 lbs)
1 = penurunan berat badan tidak diketahui
2 = penurunan berat badan antara 1 dan 3 kg (2,2 dan 6,6 lbs)
3 = tidak terjadi penurunan berat badan
C. Mobilitas
0 = hanya di atas kasur atau kursi roda
1 = dapat beranjak dari kursi/kasur, tetapi tidak mampu beraktivitas
normal
2 = mampu beraktivitas normal
D. Menderita penyakit psikologis atau penyakit akut dalam 3 bulan
terakhir
0 = ya
2 = tidak
E. Masalah neuropsikologis
0 = demensia tinkat berat atau depresi
1 = demensia tingkat sedang
2 = tidak ada masalah psikologis
F. Body mass Index (BMI)
0 = BMI < 19
1 = BMI 19 -<21
2 = BMI 21 -<23
3 = BMI ≥ 23
Skor skrining (subtotal maksimal 14 poin)
12 -14 poin : Status gizi normal
8-11 poin : Beresiko mal nutrisi
0 – 7 Poini :Mal nutrisi
Total skor pengkajian MNA Tn.S adalah 12 yang berarti status gizi normal.

g. Pengkajian istirahat/tidur : PSQI (PIRTZBURG SLEEP QUALITY INDEX)

Selama sebulan ini:


1. Jam berapa anda tidur malam hari? Jam 20.30WIB
2. Berapa menit anda perlukaan sampai anda tidur di malam hari? ± 10menit
3. Jam berapa anda bangun di pagi hari? Jam 04.30WIB
4. Berapa jam anda tidur pulas di malam hari? 8jam
5. Seberapa sering Tidak 1x 2x ≥ 3x
masalah masalah pernah Seminggu Seminggu Seminggu
dibawah ini dalam (1) (2) (3)
mengganggu tidur sebulan
anda? terakhir(0)

a. Tidak mampu tertidur √


Selama 30 menit
sejak berbaring
b. Terbangun √
ditengah malam
atau dini hari
c. Terbangun untuk √
ke kamar mandi
d. Sulit bernafas √
dengan baik
e. Batuk atau mengorok √
f. Kedinginan √
dimalam hari
g. Kepanasan √
dimalam hari
h. Mimpi buruk √
i. Terasa nyeri √
j. Berapa sering kamu √
mengalami masalah
tidur
6. Selama sebulan √
terakhir, seberapa
sering anda
menggunakan obat
Tidur
7. Selama sebulan √
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan
aktivitas disiang
hari
Tidak Kecil Sedang Besar
Antusias (1) (2) (3)
(0)
8. Selama satu √
bulanterakhir,berapa
banyak masalah yang
anda dapatkan dan
seberapa antusias
anda selesaikan
permasalahan
tersebut?
Sangat Cukup Cukup Sangat
buruk Buruk
Baik (0) Baik (1)
(2) (3)
9. Selama bulan √
terakhir,
bagaimana anda
menilai kepuasan
tidur anda?

Jawaban Kuesioner PSQI :


Sistem Penilaian
No Komponen No.Item
Jawaban NilaiSkor
1 Kualitas Tidur Subyektif Sangat Baik 0
Baik 1
9
Kurang 2
Sangat kurang 3
2 Latensi Tidur ≤15menit 0
16-30 menit 1
2
31-60 menit 2
>60 menit 3
Tidak Pernah 0
1x Seminggu 1
5a
2x Seminggu 2
>3x Seminggu 3
Skor Latensi Tidur 0 0
1-2 1
2+5a
3-4 2
5-6 3
3 Durasi Tidur >7 jam 0
6-7 jam 1
4
5-6 jam 2
<5 jam 3
4 Efisiensi Tidur >85% 0
Rumus: 75-84% 1
Durasi Tidur : lama di 65-74% 2
Tempat tidur) X100% <65% 3
1,3,4
*DurasiTidur(no.4)
*LamaTidur(kalkulasi
responno.1dan3)

5 Gangguan Tidur 5b,5c, 0 0


5d,5e, 1-9 1
5f,5g, 10-18 2
5h, 19-27
5i,5i, 3
5j
6 Penggunaan Obat Tidak pernah 0
6
1x Seminggu 1
2x Seminggu 2
>3x Seminggu 3

7 Disfungsi di siang hari 7 Tidak Pernah 0


1x Seminggu 1
2x Seminggu 2
>3x Seminggu 3
8 Tidak Antusias 0
Kecil 1
Sedang 2
Besar 3
7+8
0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
Untuk menentukan skor akhir yang menyimpulkan kualitas Tidur keseluruhan:
Jumlahkan semua hasil skor mulai dari komponen 1 sampai 7. Dengan hasil ukur:
- Baik : ≤5
- Buruk : >5
Hasil pengkajian PSQI Ny. G adalah 4 yang berarti kualitas tidur baik.
Pengkajian DASS Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.
Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
- 0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
- 1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang.
- 2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering.
- 3 : Sangat sesuai dengan saya, atau seringsekali.
Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman
Bapak/Ibu/Saudara selama satu minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang
benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri
Bapak/Ibu/Saudara yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang
terlintas dalam pikiran Bapak/Ibu/ Saudara.

No PERNYATAAN 0 1 2 3
Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-
1 X
hal sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering. X
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif. X
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya:
seringkali terengah-engah atau tidak dapat
bernafas padahal tidak melakukan aktivitas fisik X
4 sebelumnya).

5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan


suatu kegiatan. X
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi. X
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’). X
8 Saya merasa sulit untuk bersantai. X
9 Saya menemukan diri saya berada dalam situasi X
yang membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa sangat lega jika semua ini berakhir.
Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa
10 X
depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal. X
Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa
12 X
cemas.

13 Saya merasa sedih dan tertekan. X


Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar
ketika mengalami penundaan (misalnya : kemacetan
14
lalu lintas, menunggu sesuatu). X
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan. X
16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal. X
Saya merasa saya tidak berharga sebagai seorang manusia X
17
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung. X
Saya berkeringat secara berlebihan
19 (misalnya: tangan berkeringat),padahal temperatur tidak panas
atau tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya. X
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas. X
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat. X
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat. X
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan. X
Saya tidakdapat merasakan hal kenikmatan dari berbagai yang
24 saya lakukan. X
Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak sehabis
25 melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasadetak X
jantung meningkat atau melemah).
26 Saya merasa putus asa dan sedih. X
27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah. X
28 Saya merasa saya hampir panik. X
Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat
29 sayakesal. X
Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’oleh tugas-tugas
30 sepele yang tidak biasa saya lakukan. X
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun. X
Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap
32 hal yang sedang saya lakukan. X
33 Saya sedang merasa gelisah. X
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga. X
Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi
35 X
saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan. X
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan. X
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti. X
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah. X
Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin
40
menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri. X
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan). X
Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam X
42 melakukan sesuatu.
Penilaian :
0 – 69 :Normal
70 – 78 :Ringan
79 – 86 :Sedang
87 – 89 : Berat
90 – 91 : Sangat berat
Total skor pengkajian tingkat ansietas DASS adalah 0 yang berarti Ny. G termasuk dalam
kategori normal.
i. Pengkajian Quality of Life(WHO)
Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan anda pada empat
mingguterakhir.

Sangat Buruk Biasa- Baik Sangat


buruk biasa saja baik

1. Bagaimana menurut 1 2 3 4 5
anda kualitas hidup
anda?

Biasa- Sangat
Sangat tdk Tdk biasa Memua
memuaskan memuask skan memua
saja skan
an

2. Seberapa puas anda 1 2 3 4 5


terhadap kesehatan anda?

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut
ini dalam empat minggu terakhir.

Dlm
Tdk Dlm
Sangat jumlah
sama Sedikit jumlah
sering berlebiha
sekali sedang
n
3. Seberapa jauh rasa sakit fisik
anda mencegah anda dalam 5 4 3 2 1
beraktivitas sesuai kebutuhan
anda?
4. Seberapa sering anda
membutuhkan terapi medis 4
5 3 2 1
untuk dpt berfungsi dlm
Kehidupan sehari-hari anda?

5. Seberapa jauh anda menikmati 1 2 3 4 5


hidup anda?

6. Seberapa jauh anda merasa 1 2 3 4 5


hidup anda berarti?

7. Seberapa jauh anda mampu 1 2 3 4 5


berkonsentrasi?

8. Secara umum, seberapa aman anda 1 2 3 4 5


rasakan dlm kehidupan anda
sehari-hari?
9. Seberapa sehat lingkungan 1 2 3 4 5
dimana anda tinggal (berkaitan
dgn sarana dan prasarana)

Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini dalam 4
minggu terakhir?

Tdk Sedikit Sedang Sering Sepenuhn


sama kali ya
sekali dialami

10. Apakah anda memiliki 1 2 3 4 5


vitalitas yg cukup untuk
beraktivitas sehari2?
11. Apakah anda dapat 1 2 3 4 5
menerima penampilan
tubuh anda?

12. Apakah anda memiliki 1 2 3 4 5


cukup ruang untuk
memenuhi kebutuhan
anda?
13. Seberapa jauh 1 2 3 4 5
keetersediaan
informasi bagi
kehidupan anda dari
hari ke hari?

14. Seberapa sering anda 1 2 3 4 5


memiliki kesempatan
untuk bersenang-
senang / rekreasi?
15. Seberapa baik 1 2 3 4 5
kemampuan anda
dalam bergaul?
Sangat tdk Tdk Biasa- Memuaska Sangat
memuaskan memuas biasa n memuaska
kan saja n

16. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5


anda dgn tidur anda?

17. Seberapa puaskah anda


dgn kemampuan anda 1 2 3 4 5
untuk menampilkan
aktivitas kehidupan
anda sehari-hari?

18. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5


anda dengan
kemampuan anda
untuk bekerja?
19. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda terhadap diri
anda?
20. Seberapa puaskah anda 1 2 3 4 5
dengan hubungan
personal/sosial anda?

21. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5


anda dengan
kehidupan seksual
anda?
22. Seberapa puaskah
anda dengan 4
1 2 3 5
dukungan yg anda
peroleh dari teman
anda?
23. Seberapa puaskah
anda dengan kondisi 1 2 3 5
tempat anda tinggal 4
saat ini?

24. Seberapa puaskah anda 1 2 3 4 5


dgn akses anda pd
layanankesehatan?

25. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5


anda dengan
transportasi yg hrs
anda jalani?

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau


mengalami hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir.
Tdk Jarang Cukup Sangat Selalu
pernah sering sering

26. Seberapa sering anda


memilikiperasaan negatif 5 4 3 2 1
seperti
‘feelingblue’(kesepian),
putus asa, cemas dan
depresi?

Transfor Interpretasi
Equations for computing Raw score medscore
domain scores s*

0-100

27. Domain 1 Q3+Q4+Q10+Q15+Q16+Q17+Q Baik


18 a.= 26 c: 69
(Kesehatan
Fisik)

28. Domain 2 Q5+Q6+Q7+Q11+Q19+Q26 Baik

(Psikologis) a.= 25 c: 69

29. Domain 3 Q20+Q21+Q22 Baik

(Relasi sosial) a.= 11 c: 69

30. Domain 4 Q8+Q9+Q12+Q13+Q14+Q23+Q Baik


24+Q25 a.= 28 c: 63
(Lingkungan)

Kesimpulan:

Penilaian Quality Of Life pada kesehatan fisik Ny. G didapatkan skore 69 (baik).
Pada Psikologis Ny. G didapatkan skore 69 (baik). Pada relasi sosial Ny. G
didapatkan skore 63 (baik). Pada lingkungan didapatkan skore 63 (baik).
ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB
Tanggal 06 Desember 2022 Ansietas (SDKI Krisis Situasional
Pukul 11.00 WIB 2017 hal 180 (SDKI 2017 hal
DS: D.0080) 180 D.0080)
- Klien merasa khawatir saat
mengetahui tensi klien tinggi.
- Klien mengeluh pusing saat
tensinyatinggi.
- Klien mengatakan ingin segera
diperiksa tensinya.
- Klien mengatakan ingin segera
mengetahui hasil tensi terbarunya
- Klien mengatakan juga memiliki
penyakit DM sejak Agustus 2021
- klien mengatakan jika sering
khawatir jika gula darah nya tinggi
DO:
- Klien tampak gelisah saat
mengetahui tensinyatinggi

- Hasil tekanan darah klien paling


tinggi yaitu 161/90 mmHg.
- N =86x/menit
- TD : 159/90 mmHg
Tanggal 07 Desember 2022 Resiko Perfusi Faktor Resiko
Pukul 11.00 WIB Perifer Tidak Efektif Hipertensi
DS: (SDKI: 2017 hal 48 (SDKI: 2017 hal
- Klien mengatakan jika tensinya D.0015)
48 D.0015)
sering tinggi.
- Klien mengatakan sudah terbisa
tensinya tinggi sejak lama.
- Klien mengatakan jika tidak
pusing
DO:
- Hasil tekanan darah klien paling
tinggi yaitu 161/98 mmHg.
- N :86x/menit
- TD : 159/90 mmHg
Tanggal 08 Desember 2022 Ketidakstabilan Hiperglikemi
Pukul 11.00 WIB Kadar Glukosa (Resistensi Insulin)
DS: Darah (SDKI: 2017 (SDKI: 2017hal
- Klien mengatakan jika menderita hal 71 D.0027) 71 D.0027)
DM sejak Agustus tahun lalu.
- Klien mengatakan awalnya
karena sering merasa lelah dan
lebih sering haus.
DO:
- Hasil gula darah sewaktu klien
pada 08 Desember 2022 yaitu
162 mg/dL.

- Hasil gula darah pada Agustus


2021 yaitu GDS 162 mgdL dan
GDP 183 mg/dL.
Tanggal 08 desember 2022 Gangguan Persepsi Gangguan
Pukul 11.00 WIB Sensori (SDKI : Penglihatan (SDKI :
DS : 2017 hal 190 2017 hal 190
- Klien mengatakan bahwa mata D.0085) D.0085)
kanannya sudah tidak bisa
melihat dikarenakan 4 tahun lalu
terbentur ujung meja
- Klien mengatakan 4 tahun lalu
dioperasi mata kanannya tetapi
tetap tidak melihat
- Klien mengeluhkan bahwa pada
mata kirinya mengalami katarak
sejak 1 tahun terakhir sehingga
penglihatannya berkurang
DO :
- Klien mendapat obat bovito tetes
mata 3x1gr
- Klien tampak tidak focus saat
berbicara dan mata kemana-
mana
Tanggal 08 Desember 2022 Kesiapan -
Pukul 11.00 WIB Peningkatan
DS: Manajemen
- Klien mengatakan memiliki harapan Kesehatan (SDKI
untuk selalu sehat dan 2017 hal 249 D.
tidakmerepotkan oranglain. 0112)
- Klien merasa selalu hidupsehat,

rutin berolahraga dan mengonsumsi


makanan bergizi seimbang sesuai
yang diberikan dari balai PSTW.
- Klien mengatakan selalu rutin
minum obat yang didapatkan dari
klinik seperti obat hipertensi yaitu
amlodipine 1x1 gr, metformin 1-0-0,
dan bovito tetes mata 3x1gr.
- Klien mengatakan selalu ikut
pemeriksaan rutin di klinik.
- Klien mengatakan akan selalu
melakukan pengaturan makanan agar
tekanan darah dan kadar gulanya
terkendali.
DO:
- Klien rutin berolahraga dengan
mengikuti senam setiap pagi yang
ada di bali PSTW.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN menurut prioritas:
1. Ansietas berhubungan dengan Krisis Situasional ditandai dengan:
- Klien merasa khawatir saat mengetahui tensi klien tinggi.
- Klienmengeluhpusingsaat tensinya tinggi.
- Klien mengatakan ingin segera diperiksa tensinya.
- Klien mengatakan ingin segera mengetahui hasil tensi terbarunya
- Klien mengatakan juga memiliki penyakit DM sejak Agustus 2021
- klien mengatakan jika sering khawatir jika gula darah nya tinggi
- Klientampakgelisah saat mengetahui tensinyatinggi
- Hasil tekanan darah klien paling tinggi yaitu 161/97 mmHg.
- Hasil gula darah sewaktu klien pada 08 desember 2022 yaitu 162 mgdL.
- N =86x/menit
- TD : 159/90 mmHg

2. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif dengan faktor resiko Hipertensi


ditandai dengan:
- Klien mengatakan jika tensinya sering tinggi.
- Klien mengatakan sudah terbiasa tensinya tinggi sejak lama.
- Hasil tekanan darah klien paling tinggi yaitu 161/97 mmHg.
- N : 86x/menit
- TD : 159/90 mmHg
3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan hiperglikemi (resistensi
insulin) ditandai dengan:

- Klien mengatakan jika menderita DM sejak Agustus tahun lalu.

- Klien mengatakan awalnya karena sering merasa lelah dan lebih sering haus.

- Hasil gula darah sewaktu klien pada 08 Desember 2022 yaitu 162 mgdL.

- Hasil gula darah pada Agustus 2021 yaitu GDS 256 mgdL dan GDP 183 mgdL
4. Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan penurunan penglihatan ditandai
dengan :
- Klien mengatakan bahwa mata kanannya sudah tidak bisa melihat dikarenakan 4
tahun lalu terbentur ujung meja
- Klien mengatakan 4 tahun lalu dioperasi mata kanannya tetapi tetap tidak
melihat
- Klien mengeluhkan bahwa pada mata kirinya mengalami katarak sejak 1 tahun
terakhir sehingga penglihatannya berkurang
- Klien mendapat obat bovito tetes mata 3x1gr
- Klien tampak tidak focus saat berbicara dan mata kemana-mana
5. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan ditandai dengan:
- Klien mengatakan memiliki harapan untuk selalu sehat dan tidak merepotkan
orang lain.
- Klien merasa selalu hidup sehat,rutin berolahraga dan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang sesuai yang diberikan dari balai PSTW.
- Klien mengatakan selalu rutin minum obat yang didapatkan dari klinik
seperti obat hipertensi yaitu amlodipine 1x1 gr, metformin 1-0-0, dan bovito
tetes mata 3x1gr.
- Klien mengatakan selalu ikut pemeriksaan rutin di klinik.
- Klien mengatakan akan selalu melakukan pengaturan makanan agar tekanan
darah dan kadar gulanya terkendali.
- Klien rutin berolahraga dengan mengikuti senam setiap pagi yang ada di bali
PSTW.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi

1. Tanggal 07 Desember 2022 Tanggal 07 Desember 2022 Tanggal 07 Desember 2022

Pukul 11.00 WIB Pukul 11.00 WIB Pukul 11.00 WIB

Ansietas berhubungan dengan krisis Setelah dilakukan implentasi selama 3 hari Reduksi Ansietas (I.09314)
situasional. dalam 1 minggu , diharapkan tingkat ansietas
Observasi
menurun dengan kriteria hasil:
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Tingkat Ansietas (L.09093)
2. Monitor tanda- tanda ansietas
Ekspektasi: Menurun
Terapeutik
1. Perilaku gelisahmenurun
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
2. Verbalisasi kebingunganmenurun
menumbuhkan kepercayaan
3. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang
2. Pahami situasi yang membuat ansietas
dihadapi menurun
3. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan

4. Motivasi mengidentifikasi situasi yang


memicu kecemasan

Edukasi

1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi


yang mungkin dialami

2. Informasikan secara fakstual mengenai


diagnosis, pengobatan, dan prognosis.

3. Latih kegiatan pengalihan untuk


mengurangi ketegangan.

4. Latih teknik relaksasi

(Nidya)

2. Tanggal 07 Desember 2022 Tanggal 07 Desember 2022 Tanggal 07 Desember 2022

Pukul 11.00 WIB Pukul 11.00 WIB Pukul 11.00 WIB

Resiko perfusi jaringan perifer tidak Setelah dilakukan implementasi selama 3 Perawatan sirkulasi (SIKI: I.02079
efektif faktor resikohipertensi hari dalam 1 minggu keadekuatan aliran hal.345)
darah pembuluh darah distal untuk Observasi
mempertahankan jaringan meningkat dengan 1. Periksa sirkulasi perifer (misal nadi,
kriteria hasil: pengisian kapiler, warna, suhu,edema).
Perfusi perifer (L.02011) 2. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
Ekspektasi : meningkat bengkak pada ekstremitas.
1. Nyeri ekstremitas menurun Terapeutik
2. Kram otot menurun 1. Hindari pengukuran tekanan darah pada
3. Tekanan darah sistolik membaik ekstremitas dengan keterbatasan perfusi.
4. Tekanan darah diastolik membaik 2. Lakukan hidrasi.
Edukasi
1. Anjurkan berolahraga rutin.
2. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darah secara teratur.
3. Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (misal rendah lemak jenuh,
minyak ikan omega 3).
4. Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan (misal rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa).

(Nidya)
3. Tanggal 08 Desember 2022 Tanggal 08 Desember 2022 Tanggal 08 Desember 2022
Pukul 11.00 WIB Pukul 11.00 WIB
Pukul 11.00 WIB
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Setelah dilakukan implementasi 3 hari dalam
berhubungan dengan hiperglikemi 1 minggu diharapkan kestabilan kadar Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
(resistensi insulin) glukosa darah meningkat dengan kriteria Observasi
hasil: 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia
Kestabilan Kadar Glukosa Darah (L.
03022)
2. Monitor kadar glukosa darah
Ekspetasi : Meningkat
3. Monitor tanda dan gejala
1. Mengantuk menurun
hiperglikemia
2. Pusing menurun
4. Monitor intake dan output cairan
3. Lelah/lesu menurun Terapeutik

4. Rasa haus menurun 1. Berikan asupan cairan oral

2. Konsultasi dengan medis bila tanda


5. Kadar glukosa dalam darah membaik
dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Edukasi
1. Anjurkan menghindari olahraga saat
kadar glukosa darah lebih dari 250
mg/dL

2. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan


olahraga

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian insulin

TTD
(Nidya)
4. Tanggal 08 Desember 2022 Tanggal 08 Desember 2022 Tanggal 08 Desember 2022 2022
Pukul 11.00 WIB Pukul 11.00 WIB Pukul 11.00 WIB
Gangguan Persepsi Sensori berhubungan Minimalisasi Rangsangan (I.08241)
Setelah dilakukan implementasi selama 3
dengan penurunan penglihatan Observasi
hari dalam 1 minggu diharapkan persepsi
1. Periksa tingkat kenyamanan
sensori membaik dengan kriteria hasil:
Terapeutik
Persepsi Sensori (L.09083)
1. Diskusikan tingkat toleransi terhadap
1. Respon sesuai stimulus membaik beban sensori (terlalu terang)
2. Batasi stimulus lingkungan (cahaya,
2. Konsentrasi membaik
aktivitas)
3. Orientasi membaik
3. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu
istirahat
Edukasi
1. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
(mengatur pencahayaan ruangan)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat yang
mempengaruhi persepsi stimulus
(Nidya)
5. Tanggal 08 Desember 2022 Tanggal 08 Desember 2022 Tanggal 08 Desember 2022
Pukul 11.00 WIB Pukul 11.00 WIB Pukul 11.00 WIB
Kesiapan Peningkatan Manajemen Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan dalam 1 minggu diharapkan manajemen
kesehatan meningkat dengan kriteria hasil: Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Manajemen kesehatan (L. 12104)
menerima informasi
Ekspetasi : meningkat
1. Menerapkan program perawatan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkat meingkatkan dan menurunkan motivain
2. Aktivitas hidup sehari-hari efektif perilaku hidup bersih dansehat.
memenuhi tujuan kesehatan meningkat
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan.

2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai


kesepakatan

3. Berikan kesempatan untuk bertanya


Edukasi
1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan

2. Ajarkan perilaku hidup bersihsehat.

3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan


untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat.

(Nidya)
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan : Ansietas berhubungan dengan Krisis Stituasional
Waktu/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
No.
Tanggal Keperawatan
1) Selasa, 07 Ansietas Pukul 08.30 WIB Pukul 11.00 WIB
Desember 1. Mengidentifikasi saat tingkat S:
2022 - Klien merasa khawatir saat mengetahui tensi
ansietas berubah
klien tinggi.
2. Memonitor tanda- tanda
- Klien mengeluh pusing saat tensinya
ansietas tinggi.
- Klien mengatakan ingin segera diperiksa
3. Menciptakan suasana
tensinya.
terapeutik untuk menumbuhkan
- Klien mengatakan ingin segera mengetahui
kepercayaan hasil tensi terbarunya
- Klien mengatakan juga memiliki penyakit DM
4. Memahami situasi yang
sejak Agustus 2021
membuat ansietas
- Klien mengatakan jika sering khawatir jika gula
5. Menggunakan pendekatan darah nya tinggi
O:
yang tenang dan meyakinkan
- Klien tampak gelisahsaat mengetahui tensinya
TTD
tinggi
Nidya
- Hasil tekanan darah klien paling tinggi yaitu
161/97 mmHg.
- Hasil gula darah sewaktu klien pada 08
Desember 2022 yaitu 162 mgdL.

- N : 86x/menit

- TD : 159/90 mmHg
A: Ansietas belum teratasi
P:Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tanda-tanda ansietas
2. Memotivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
3. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
4. Informasikan secara fakstual mengenai
hipertensi.
TTD
Nidya
2) Rabu, 08 Ansietas Pukul 10.00 WIB Pukul 11.20 WIB
Desember 1. Memonitor tanda-tanda S:
2022 ansietas - Klien mengatakan hari ini lebih tenang dari
2. Memotivasi mengidentifikasi sebelumnya
situasi yang memicu - Klien mengatakan akan lebih tenang jika
kecemasan diperiksa tekanan darahnya agar hasilnya tidak
3. Menjelaskan prosedur, tinggi
termasuk sensasi yang mungkin - Klien mengatakan jika akan lebih tenang jika
dialami mengetahui hasil tensi dan gula darahnya
4. Menginformasikan secara O:
fakstual mengenai hipertensi. - Klien tampak lebih tenang dibanding hari
TTD sebelumnya
Nidya - N : 90x/menit
A: Ansietas teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi

1. Melatih kegiatan pengalihan untuk


mengurangi ketegangan.

2. Melatih teknik relaksasi nafas dalam


TTD
Nidya
3) Kamis, 09 Ansietas Pukul 09.00 WIB Pukul 11.00 WIB
Desember S:
1. Melatih kegiatan
2022 - Klien mengatakan akan selalu mengikuti
pengalihan untuk mengurangi
kegiatan di balai untuk mengalihkan
ketegangan.
kecemasannya.
2. Melatih teknik relaksasi nafas - Klien mengatakan jika merasa cemas akan
dalam melakukan kembali relaksasi nafas dalam untuk
TTD mengurangi kecemasannya.
Nidya O:
- Klien tampak bisa menirukan dan mengulangi
teknik nafas dalam dengan benar
- N : 85 x/menit
A: Ansietas teratasi
P: Lanjutkan intervensi
TTD
Nidya

2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif dengan factor resiko hipertensi

Waktu/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan


No.
Tanggal Keperawatan
1) Selasa, 07 Resiko Perfusi Pukul 08.30 WIB Pukul 11.00 WIB
Desember Perifer Tidak 1. Mengukur tekanan darah dan S:
2022 Efektif nadi - Klien mengatakan jika tensinya sering
2. Memonitor nyeri pada tinggi.
ektermitas - Klien mengatakan sudah terbisa tensinya
3. Mengukuran tekanan darah tinggi sejak lama.
4. Menganjurkan berolahraga - Klien mengatakan jika tidak pusing
rutin - Klien mengatakan jika tidak ada nyeri di
ektermitasnya
TTD - Klien mengatakan jika akan olahraga rutin
Nidya seperti mengikuti senam setiap pagi
O:
- Hasil tekanan darah klien paling tinggi yaitu
161/97 mmHg.
- N :86x/menit
- TD : 159/90 mmHg
A : Resiko perfusi jaringan tidak efektiif belum
teratasi

P: Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darah secara teratur.
2. Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (rendah garam).
TTD
Nidya
2) Rabu, 08 Resiko Perfusi Pukul 10.00 Pukul 11.30 WIB
Desember Perifer Tidak 1. Menganjurkan minum obat S:
2022 Efektif pengontrol tekanan darah - Klien mengatakan akan minum obat rutin dan
secara teratur. mengikuti kontrol rutin di klinik
2. Mengajarkan program diet - Klien mengatakan akan mengurangi makanan
untuk memperbaiki sirkulasi yang terlalu asin
(rendah garam). O:
TTD - Obat yang dikonsumsi klien adalah Amlodipin
Nidya 3x1 gr PO.
- N : 90 x/menit.
A: Resiko Perfusi Perifer tidak efektif teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi

1. Anjurkan minum banyak

2. Informasikan tanda dan gejala darurat yang


harus dilaporkan (misal rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa).
TTD
Nidya
3) Kamis, 09 Resiko Perfusi Pukul 09.00 WIB Pukul 11.00
Maret 2022 Perifer Tidak S:
1. Memeriksa tekanan darah dan
Efektif - Klien mengatakan jika akan lebih rajin minum
nadi klien
terutama air putih
2. Menanjurkan minum banyak
- Klirn mengatakan jika terjadi tanda dan gejala
3. Menginformasikan tanda dan hipertensi yang berlebih akan langsung ke klinik
gejala darurat yang harus O:
dilaporkan (misal rasa sakit yang - TD : 145/85 mmHg
tidak hilang saat istirahat, luka - N : 84x/menit
tidak sembuh, hilangnya rasa). A: Resiko Perfusi perifer tidak efektif teratasi penuh
TTD P: Hentikan intervensi
Nidya TTD
Nidya

3. Diagnosa Keperawatan : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


Waktu/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
No.
Tanggal Keperawatan
1) Rabu, 08 Ketidakstabila Pukul 08.30 WIB Pukul 11.00
Desember n Kadar S:
1. Mengidentifikasi
2022 Glukosa
kemungkinan penyebab - Klien mengatakan jika menderita DM sejak
hiperglikemia Agustus tahun lalu.
2. Memonitor kadar glukosa - Klien mengatakan awalnya karena sering
darah merasa lelah dan lebih sering haus.

3. Memonitor tanda dan gejala O :


hiperglikemia
- Hasil gula darah sewaktu klien pada 08
4. Memonitor intake dan Desember 2022 yaitu 162 mgdL.
output cairan
- Hasil gula darah pada Agustus 2021 yaitu
TTD
GDS 256 mgdL dan GDP 183 mgdL
Nidya
A : Ketidakstabilan kadar glukosa darah belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan untuk memenuhi cairan tubuh dengan
minum yang cukup
2. Anjurkan untuk konsultasi dengan medis bila
tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
TTD
Nidya
2) Kamis, 09 Ketidakstabila Pukul 10.00 Pukul 11.00
Maret 2022 n Kadar S:
1. Menganjurkan untuk
Glukosa - Klien mengatakan akan rajin untuk minum
memenuhi cairan tubuh
Darah terutama air putih dan menghindari yang manis-
dengan minum yang cukup
manis
2. Menganjurkan untuk
- Klien mengatakan akan kontrol rutin ke kllinik
konsultasi dengan medis bila
- Klien mengatakan akan rutin mengonsumsi obat
O:
tanda dan gejala
- Obat yang dikonsumsi klien yaitu metformin 1-0-
hiperglikemia tetap ada atau
0.
memburuk
A: Ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi
TTD
sebagian
Nidya
P: Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
2. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga
3. Kelola pemberian insulin
TTD
Nidya
3) Jum’at, 10 Ketidakstabila Pukul 09.00 WIB Pukul 11.00
Desember n Kadar 1. Menganjurkan menghindari S:
2022 Glukosa olahraga saat kadar glukosa - Klien mengatakan jika akan mengikuti olahraga
Darah darah lebih dari 250 mg/dL senam di balai setiap pagi
2. Menganjurkan kepatuhan - Klien mengatakan jika belum tahu mengenai
terhadap diet dan olahraga senam kaki DM dan akan memepelajari leaflet
3. Mengelola pemberian insulin yang diberikan praktikan
TTD - Klien mengatakan akan selalu menjaga
Nidya makannya agar gula darahnya stabil dengan
menghindari makanan dan minuman yang
banyak mengandung gula
- Klien mengatakan akan selalu rutin minum obat
yang diberikan dokter
O:
- Klien tampak paham mengenai diet hipertensi
- Klien tampak paham mengenai olahraga yang
cocok untuk penderita hipertensi
A: Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah teratasi
P: Hentikan intervensi
TTD
Nidya

4. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan penurunan penglihatan

Waktu/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan


No.
Tanggal Keperawatan
1) Selasa, 07 Gangguan Pukul 08.30 WIB Pukul 11.00 WIB
Desember Persepsi 1. Mengidentifikasi penyebab S:
2022 Sensori pengurangan penglihatan - Klien mengatakan bahwa mata kanannya sudah
2. Memeriksa tingkat tidak bisa melihat dikarenakan 4 tahun lalu
kenyamanan terbentur ujung meja
3. Mendiskusikan tingkat - Klien mengatakan 4 tahun lalu dioperasi mata
toleransi terhadap beban kanannya tetapi tetap tidak melihat
sensori (terlalu terang) - Klien mengeluhkan bahwa pada mata kirinya
TTD mengalami katarak sejak 1 tahun terakhir
Nidya sehingga penglihatannya berkurang
- Klien mengatakan dengan pengurangan
penglihatannya membuatnya terganggu
- Klien mengatakan jika siang hari sering
membuka jendela di kamarnya untuk
membantunya dalam melihat sekitarnya
O :
- Klien tampak tidak focus saat berbicara dan
mata kemana-mana
-
A: gansiatalum tergguan persepsi sensori b
P: Lanjutkan intervensi
1. Batasi stimulus lingkungan (cahaya,
aktivitas)
2. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu
istirahat
3. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
(mengatur pencahayaan ruangan)
TTD
Nidya
2) Rabu, 08 Gangguan Pukul 10.00 Pukul 11.00
Desember Persepsi 1. Membatasi stimulus S:
2022 Sensori lingkungan (cahaya, aktivitas) - Klien mengatakan jika selalu
2. Menjadwalkan aktivitas memaksimalkan cahaya untuk membantunya
harian dan waktu istirahat beraktivitas
3. Mengajarkan cara - Klien mengatakan dengan kegiatan di balai
meminimalisasi stimulus yang sudah terjadwal membuatnya lebih
(mengatur pencahayaan mudah mengikuti aktivitas di balai
ruangan) O:
TTD - Klien tampak sudah membuka jendela kamar saat
Nidya siang hari
- Klien lebih sering di ruang tamu atau teras wisma
jika siang hari dikarenakan pencahayan dari luar
yang cukup.
A: Gangguan Persepsi Sensori teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Kelola pemberian obat ang mempengaruhi
persepsi stimulus (Bovito tetes mata 3x 1 gr)
TTD
Nidya
3) Kamis, 09 Gangguan Pukul 09.00 WIB Pukul 11.00
Desember Persepsi 2. Mengelola pemberian obat angS:
2022 Sensori mempengaruhi persepsi - Klien mengatakan sudah mengonsumsi obat tetes
stimulus (Bovito tetes mata 3x mata dari klinik
1 gr) O:
TTD - Obat yang digunakan klien yaitu Bovito tetes
Nidya mata 3x1
A: Gangguan Persepsi sensori teratasi
P: Hentikan intervensi
TTD

Nidya

5. Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan


Waktu/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
No.
Tanggal Keperawatan
1) Selasa, 07 Kesiapan Pukul 08.30 WIB Pukul 11.00
desember Peningkatan 1. Mengidentifikasi kesiapan S:
2022 Manajemen dan kemampuan menerima - Klien mengatakan jika memiliki harapan untuk
Kesehatan informasi selalu sehat dan tidak merepotkan orang lain
2. Mengidentifikasi faktor- - Klien mengatakan dengan banyak teman di balai
faktor yang dapat membuatnya lebih termotivasi untuk hidup bersih
meingkatkan dan dan sehat
menurunkan motivain - Klien mengatakan untuk tetap hidup sehat harus
perilaku hidup bersih dan rajin olah raga salah satunya mengikuti senam
sehat. setiap pagi di balai
3. Menjadwalkan pendidikan O:
kesehatan sesuai kesepakatan - Klien tampak semangat dalam mengikuti
TTD kegiatan di balai
Nidya A: Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
belum teratasi
P:Lanjutkan intervensi
1. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan.
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
TTD
Nidya
2) Selasa, 08 Kesiapan Pukul 10.00 Pukul 11.00
Maret 2022 Peningkatan 1. Menyediakan materi dan S:
Manajemen media pendidikan - Klien mengatakan paham apa yang dijelaskan
Kesehatan kesehatan. praktikan yaitu mengenai resiko yang dapat
2. Memberikan kesempatan mempengruhi kesehatan
untuk bertanya - Klien mengatakan jadi mengetahui pentingnya
3. Menjelaskan faktor risiko rutin minum obat dan kontrol ke klinik
yang dapat mempengaruhi O:
kesehatan - Klien tampak memperhatikan ketika diberikan
TTD pendidikan kesehatan
Nidya - Klien banyak bertanya menenai materi.
A: Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Ajarkan perilaku hidup bersih sehat.
2. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Anjurkan untuk selalu ikut pemeriksaan rutin dan
rutin konsumsi obat.
TTD
Nidya
3) Kamis, 09 Kesiapan Pukul 09.00 WIB Pukul 11.00
desember Peningkatan 1. Mengajarkan perilaku hidup bersih S:
2022 Manajemen sehat. - Klien mengatakan jika akan menerapkan apa
Kesehatan 2. Mengajarkan strategi yang dapat yang diajarkan praktikan untuk mempertahankan
digunakan untuk meningkatkan kesehatannya
perilaku hidup bersih dan sehat - Klien mengataka akanselalu mengikuti
3. Menganjurkan untuk selalu ikut pemeriksaan rutin dan rutin minum obat
pemeriksaan rutin dan rutin -
konsumsi obat. O:
TTD - Obat yang dikonsumsi klien yaitu amlodipin
Fathina 1x1gr, metformin 1-0-0, dan Bovito obat tetes
3x1 gr
A: Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
teratasi
P: Hentikan intervensi
TTD
Nidya
BAB IV
ANALISA JURNAL

Judul : Efektivitas Terapi Air Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi
Tahun : 2020
Oleh : Siti Hadrayanti Ananda dan TahiruddinTahiruddin
Link : https://stikesks-kendari.e-journal.id/JK/article/view/233/127
Analisa : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian terapi air: minum
air putih efektif menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, baik
sistolik maupun diastolik. Selanjutnya, disarankan kepada pihak Puskesmas
Poasia dapat merekomendasikan terapi air: minum air putih bagi penderita
hipertensi yang datang berobat agar tekanan darah yang dialami dapat
terkontrol dan mengurangi efek lanjut dari hipertensi. Hidroterapi merupakan
suatu metode perawatan dan penyembuhan dengan menggunakan air untuk
mendapatkan efek terapis atau penyembuhan. Penggunaan terapi air putih
yang dimaksud adalah meminum air putih sebanyak 1,5 liter setiap pagi
segera setelah bangun tidur . Mengkonsumsi air putih dapat menurunkan
tekanan darah tinggi sebab air putih dapat melarutkan kelebihan garam
sehingga terbuang bersamaurin.
Hal ini sesuai dengan kasus kelolaan klien dengan diagnosa hipertensi
yang terkontrol dapat menjadi normal hasilnya apabila rutin mengonsumsi air
putih. Klien juga tidak mengonsumi minuman lain selain air putih. Klien
menghindari makanan maupun minuman yang terlalu banyak mengandung
gula.
BAB V
KESIMPULAN
Pada asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. G, dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami 5 permasalahan yang perlu mendapatkan
asuhan keperawatan diantaranya adalah

1. Pada diagnose keperawatan ansietas berhubungan dengan krisis situasional


dilakukan implementasi selama 3 hari sesuai di atas. Didapatkan kesimpulan
diagnosa keperawatan teratasi dan intervensi dihentikan.
2. Pada diagnose keperwatan resiko perfusi perifer tidak efektif dengan faktor resiko
hipertensi dilakukan implementasi 3 hari sesuai di atas. Didapatkan kesimpulan
diagnosa keperawatan teratasi dan intervensi dihentikan.
3. Pada diagnosa keperawatan keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah
dilakukan implementasi selama 3 hari sesuai di atas. Didapatkan kesimpulan
diagnosa keperawatan teratasi dan intervensi dihentikan.
4. Pada diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori dilakukan implementasi
selama 3 hari sesuai data di atas. Didapatkan kesimpulan diagnosa keperawatan
tertatasi dan intervensi dihentikan.
5. Pada diagnosa keperawatan kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
dilakukan implementasi selama 3 hari sesuai data di atas. Didapatkan kesimpulan
diagnosa keperawatan tertatasi dan intervensi dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. (2019). In Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru


Pada Dewasa.

Anita, M. (2012). In Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Mitra


Cendikia.

Aryatiningsi , D., & Silaen, J. (2018). Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Di


Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru.

Aspiani, R. (2016). In Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler.

Jakarta : EGC. Aspiani, R. Y. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan

Kardiovaskular.

Irwan. (2018). In Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish.

Jumriani, A., & Indra, D. (2019). Determinana Kejadian Hipertensi Pada


Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang Kota Makassar,
Nasional Ilmu Kesehatan.

Kemenkes, R. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 (Indonesia Health Profil


2018).

Misbach, J. (2013). Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Management. . Jakarta: Balai

Penerbit FKUI. Pikir BS, d. (2014). In Hipertensi Manajemen Komprehensif.

Surabaya: Pusat Penerbitan dan


Percetakan Umar (AUP).

SDKI, T. Po. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st Ed.; PPNI,
Ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat. 44

SIKI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (II). jakarta: DPP


PPNI.

SLKI, T. Po. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (I). Retrieved from
http:/www.inna-ppni.or.id
Sri, & Herlina. (2016). Hubungan Gangguan Mental Emosional Dengan Hipertensi
Pada Penduduk Indonesia.

Triyanto, E. (2014). In Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai