A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates atau RSUD Wates
adalah rumah sakit umum yang terletak di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. RSUD Wates merupakan rumah sakit rujukan utama untuk
tingkat kabupaten Wates dan dimiliki pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Untuk
dusun di kabupaten kulon progo yaitu diantaranya Pengasih, Wates, Temon, Kokap,
Responden yang berada di dusun terkait sejumlah 198 yang sangat mempengaruhi
jumlah angka BBLR yang dilahirkan oleh ibu dengan jumlah responden total 140 orang
yang terdiri dari 70 kelompok kasus dan 70 kelompok kontrol yang sesuai dengan
kriteria inklusi penelitian. Tanggal 11 -20 Juni 2022. Hal tersebut guna untuk
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini berupa karaktristik responden meliputi, usia,
a. Karaktristik Responden
2. Analisis Bivariat
kasus dan 70 responden kelompok kontrol yang pernah melahirkan di RSUD Wates
Kabupaten Kulon Progo, berupa usia ibu, pekerjaan, pendidikan terakhir, penghasilan
keluarga, tempat tinggal, jumlah anggota keluarga dan komplikasi kehamilan. Hasil
analisis dari karaktristik responden pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
adalah Sebagian besar ibu berusia (21 – 35) tahun yaitu berjumlah 25 responden
dengan persentasi 83,3 %. Sementara itu responden yang berusia kurang dari 21
Progo. Sebagian besar tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu
3,3 %.
persentase 10%.
Tabel 4.2 Analisis Univariat Responden Paritas Jumlah Anak yang Memiliki
Riwayat Persalinan di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo (n=70) Tahun 2022
Kehamilan 3 19 27,1 %
Kehamilan 5 2 2,9 %
Total 70 100,0 %
Kehamilan 3 14 20,00 %
Kehamilan 4 3 4,3%
Kehamilan 5 1 1,4%
Total 70 100,0%
Total 70 100,0%
3 Anak 12 17,1%
Total 70 100%
3 Anak 14 20,0%
Total 70 100,0%
Total 70 100,0%
Total 70 100,0%
Berdasarkan table 4.2 dari 70, yang bersedia menjadi responden dalam penelitian
yang dilakukan, di ketahui bahwa mayoritas ibu memiliki riwayat kehamilan yang
pertama adalah sejumlah 25 resonden atau sekitar 35,7% untuk kelompok responden.
Dan responden yang memiliki riwayat kehamilan ke 5 hanya 2 responden atau sekitar
2,9%.
yang berpartisipasi dalam penelitian ini diketahui bahwa untuk kelompok kasus
mayoritas ibu yang memiliki riwayat kehamilan yang pertama adalah sejumlah
responden kasus ibu yang memiliki riwayat kehamilan 5 kali hanya sebesar 2
dalam penelitian ini diketahui bahwa riwayat kehamilan yang pertama adalah
1,4%.
dengan persentase 47,1% dan Sebagian kecil responden lainnya memiliki jarak
57,1% dan Sebagian kecul lainnya memiliki jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
yang memiliki jumlah anak lebih dari 3 sebanyak 1 responden dengan persentase
1,4%.
Tabel 4.3 Analisis Univariat Self Efficacy Kelompok Kasus dan Kelompok
Kontrol di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo (n=70) Tahun 2022
Kelompok Kasus
kelompok kasus mayoritas termasuk dalam status self-efficacy yang baik yaitu
jumlah responden kelompok kasus di RSUD Wates kabupaten Kulon Progo sebear 70
Kelompok Kontrol
kelompok kasus mayoritas termasuk dalam status self-efficacy yang baik yaitu
jumlah responden kelompok kasus di RSUD Wates kabupaten Kulon Progo sebear 70
Tabel 4.3 Analisis Univariat Niat Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol di
RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo (n=70) Tahun 2022
Kelompok Kasus
kasus mayoritas termasuk memiliki niat pencegahan BBLR yang baik sebanyak 63
persentase 4,3%.
Kelompok Kontrol
kontrol mayoritas termasuk memiliki niat pencegahan BBLR yang baik yaitu
sebanyak 70 responden dengan persentase 100,0%. Berdasarkan data sekunder,
jumlah responden kelompok kasus di RSUD Wates kabupaten Kulon Progo sebear 70
Tabel 4.5 Analisis Hubungan Paritas dengan Niat dalam Pnecegahan BBLR
pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol di RSUD Wates Kabupaten
Kulon Progo (n=70) Tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.5 setelah dilakukan Analisa statistik dengan menggunakan uji
pearson product moment, berdasarkan tabel 4.5 p-value dari paritas pada jumlah
kehamilan kelompok kasus adalah 0,592>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu
jumlah kehamilan tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di
RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. Dan p-value dari paritas pada jumlah kehamilan
kelompok kontrol adalah 0,763>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, jumlah
kehamilan yaitu tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di
moment, berdasarkan tabel 4.5 p-value dari paritas pada jarak kehamilan pada kelompok
kasus adalah 0,135>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu jarak kehamilan
tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates
Kabupaten Kulon Progo. Dan p-value dari paritas pada jarak kehamilan pada kelompok
kontrol adalah 0,710>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu jarak kehamilan
tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates
moment, berdasarkan tabel 4.5 p-value dari paritas pada jumlah anak pada kelompok kasus
adalah 0,135>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu jumlah anak tidak ada
hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates Kabupaten
Kulon Progo. Dan p-value dari paritas pada jumlah anak pada kelompok kontrol adalah
0,567>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu jumlah anak tidak ada hubungan
secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates Kabupaten Kulon
Progo.
moment, berdasarkan tabel 4.5 p-value dari paritas pada riwayat persalinan pada kelompok
kasus adalah 0,294>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu riwayat persalinan
tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates
Kabupaten Kulon Progo. Dan p-value dari paritas pada riwayat persalinan pada kelompok
kontrol adalah 0,891>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu riwayat persalinan
tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates
Tabel 4.5 Analisis Hubungan Self Efficacy dengan Niat dalam Penecegahan
BBLR pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol di RSUD Wates
Kabupaten Kulon Progo (n=70) Tahun 2022
Setelah dilakukan Analisa statistik dengan menggunakan uji pearson product moment
berdasarkan tabel 4.6 p-value dari self-efficacy pada kelompok kasus adalah 0,000<0,05
maka H0 ditolak yang berarti, yaitu ada hubungan secara signifikan dengan niat
pencegahan BBLR di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. Nilai korelasi 0,595 dari
kelompok kasus menunjukan hubungan positif atau searah antara kedua variabel, semakin
rendah nilai dari self-efficacy maka semakin rendah pula niat pencegahan BBLR.
Sebaliknya jika semakin tinggi nilai dari self-efficacy maka niat dalam pencegahan BBLR
juga semakin tinggi. Adapun kekuatan kekuatan korelasi antara self-efficacy dengan niat
dalam pencegahan BBLR yaitu sebesar 0,595 yaitu artinya korelasi antara dua variable
yang di uji sedang. Dan p-value dari self-efficacy pada kelompok kontrol adalah
0,000<0,05 maka H0 diterima yang berarti, yaitu self-efficacy ada hubungan secara
signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. Nilai
korelasi 0,432 dari kelompok kontrol menunjukan hubungan positif atau searah antara
kedua variabel, semakin rendah nilai dari self-efficacy maka semakin rendah pula niat
pencegahan BBLR. Sebaliknya jika semakin tinggi nilai dari self-efficacy maka niat dalam
pencegahan BBLR juga semakin tinggi. Adapun kekuatan kekuatan korelasi antara self-
efficacy dengan niat dalam pencegahan BBLR yaitu sebesar 0,432 yaitu artinya korelasi
B. PEMBAHASAN
responden (83,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian dari, R Sadarang (2017)
bahwa tidak terdapat perbedaan rerata responden yang melahirkan bayi dengan
BBLR antar kelompok usia ibu yang signifikan secara statistik. Hal ini dapat
diartikan bahwa risiko BBLR dapat dialami oleh ibu pada semua kelompok usia
angka tertinggi usia 21 – 35 tahun responden akan beresiko lebih tinggi untuk
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Rosita dan Afrianti (2019). Sebab ibu yang
tidak bekerja dapat melakukan pemeriksaan rutin atau antenatal care dengan
teratur karena ibu memiliki waktu lebih banyak di.banding dengan ibu yang
bekerja.
sejalan dengan penelitian dari Kurnia (2018), bahwa tidak ada hubungan nya
penelitian dari
2. Distribusi Paritas
sebanyak 27 responden (38,6%). Hal ini sejalan dengan penelitian dari Nugrahini
(2018) menunjukan rata – rata jumlah kehamilan adalah 1. Pada penelitian ini
bayi BBLR banyak dilahirkan oleh ibu dengan jumlah kehamilan 1 anak dan ibu
dengan yang tidak memiliki BBLR didominasi oleh jumlah kehamilan 2 – 3 anak.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya ibu yang memiliki jumlah kehamilan >4
yang beresiko melahirkan BBLR namun ibu dengan jumlah kehamilan <4,
khususnya ibu yang belum memiliki jumlah kehamilan sebelumnya atau nullipara
juga beresiko melahirkan BBLR. Hal ini mungkin dikarenakan opada ibu yang
kelompok kontrol juga memiliki jarak kehamilan lebih dari 2 tahun sebanyak 40
responden (57,1%). Hal ini sejalan dengan penelitian dari Jayanti, dkk (2017)
bahwa tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah anak responden menunjukkan
mayoritas jumlah anak 2 anak dan terjadi pada kelompok kasus sejumlah 29
3 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan terdapat beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada penelitian ini maka dapat disimpukan
sebagai berikut:
1. Dari seluruh responden kelompok kasus maupun kelompok kontrol yang memiliki
A. Kesimpulan
B. Saran