Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates atau RSUD Wates

adalah rumah sakit umum yang terletak di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. RSUD Wates merupakan rumah sakit rujukan utama untuk

tingkat kabupaten Wates dan dimiliki pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Untuk

mengoptimakan penurunan angka kelahiran dengan BBLR di Wilayah Kerja RSUD

Wates Kabupaten Kulon Progo dengan melibatkan anggota keluarga responden di 12

dusun di kabupaten kulon progo yaitu diantaranya Pengasih, Wates, Temon, Kokap,

Sentolo, Samigaluh, Panjatan, Girimulyo, Nanggulan, Lendah, Galur serta Kalibawang

secara langsung atau home visite (berkunjung kerumah.)

Responden yang berada di dusun terkait sejumlah 198 yang sangat mempengaruhi

jumlah angka BBLR yang dilahirkan oleh ibu dengan jumlah responden total 140 orang

yang terdiri dari 70 kelompok kasus dan 70 kelompok kontrol yang sesuai dengan

kriteria inklusi penelitian. Tanggal 11 -20 Juni 2022. Hal tersebut guna untuk

mendapatkan data primer penelitian.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini berupa karaktristik responden meliputi, usia,

Pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan keluarga, .

a. Karaktristik Responden

2. Analisis Bivariat

a. Uji Normalitas Data Paritas dan Self Efficacy


1. Distribusi Karaktristik Responden

Responden dalam penelitian yang telah digunakan yaitu 70 responden kelompok

kasus dan 70 responden kelompok kontrol yang pernah melahirkan di RSUD Wates

Kabupaten Kulon Progo, berupa usia ibu, pekerjaan, pendidikan terakhir, penghasilan

keluarga, tempat tinggal, jumlah anggota keluarga dan komplikasi kehamilan. Hasil

analisis dari karaktristik responden pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karaktristik responden di RSUD Wates


Kabupaten kulon progo (n=70) Tahun 2022

Karakteristik Frekuensi Persentase %


Usia ibu Kurang dari 21 tahun 2 6,7 %
21 – 35 Tahun 25 83,3%
Total 30 100,0%
Pekerjaan Tidak Bekerja 24 80,0%
Buruh 1 3,3%
Wiraswasta/ Pedagang 1 3,3%
Pegawai swasta 4 13,3%
Total 30 100,0%
Pendidikan SD/MI 2 6,7%
SMP/MTS 8 26,7%
SMA/SMK/MA 16 53,3%
Diploma 1 3,3%
Perguruan Tinggi 3 10,0%
Total 30 100,0%
Penghasilan Keluarga Kurang dari Rp 1.805.000,00 10 33,3%
per bulan
Lebih dari Rp 1.805.000,00 20 66,7%
Total 30 100,0%
Tempat Tinggal Pedesaan 20 66,7%
Perkotaan 10 33,3%
Total 30 100,0%
Jumlah Anggota 3 orang 8 26,7%
Keluarga
4 orang 6 20,0%
5 orang 9 30,0%
Lebih dari 5 orang 7 23,3%
Total 30 100,0%
Komplikasi Tidak Ada 27 90%
Kehamilan
Hipertensi 3 10%
Total 30 100,0%

Berdasarkan table 4.1 dapat di interprepasikan distribusi dari usia ibu

adalah Sebagian besar ibu berusia (21 – 35) tahun yaitu berjumlah 25 responden

dengan persentasi 83,3 %. Sementara itu responden yang berusia kurang dari 21

tahun berjumlah 2 dengan persentase 6,7%.

Responden yang pernah melahirkan di RSUD Wates kabupaten Kulon

Progo. Sebagian besar tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu

sebanyak 24 responden dengan persentase 80,0%. Sedangkan sebagian yang lain

bekerja sebagai buruh dan wiraswasta sebanyak 1 responden dengan persentase

3,3 %.

Sebagian besar responden yang memiliki bayi dengan BBLR maupun

yang tidak BBLR memiliki jenjang pendidikan SMA/SMK/MA sebesar 16

dengan persentase 53,3 %. Sedangkan sebagian kecil responden dengan jenjang

Pendidikan Diploma adalah sebesar 1 responden jumlah persentase sebesar 3,3%.

Responden yang pernah memiliki riwayat melahirkan di RSUD Wates

sebagian besar memiliki pengahasilan lebih dari Rp 1.805.000,00 sejumlah 20

responden dengan persentase 66,7 %. Serta sebagian kecil lainnya berpenghasilan

kurang dari 1.805.000,00 sejumlah 10 responden dengan persentase 33,3%.


Jumlah anggota keluarga Sebagian besar responden yaitu sejumlah 9

responden dengan persentase 30,0%

Sebagian besar responden tinggal di pedesaan sejumlah 20 responden

dengan persentase 66,7%. Sedangkan Sebagian kecil responden tinggal di

perkotaan sejumlah 10 responden dengan persentase 33,3 %.

Sebagian besar responden tidak memilki komplikasi kehamilan yaitu

sebanyak 27 responden dengan persentase 90%. Sedangkan Sebagian kecil

lainnya memiliki komplikasi kehamilan (hipertensi) sebanyak 3 responden dengan

persentase 10%.

2. Distribusi Frekuensi Paritas

Tabel 4.2 Analisis Univariat Responden Paritas Jumlah Anak yang Memiliki
Riwayat Persalinan di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo (n=70) Tahun 2022

Variabel Kategori Frekuensi Persentase %

Independen: Kehamilan 1 25 35,7%


Kehamilan ( Kasus)
Kehamilan 2 24 34,3%

Kehamilan 3 19 27,1 %

Kehamilan 5 2 2,9 %

Total 70 100,0 %

Independen: Kehamilan 1 24 35, 7 %


Kehamilan ( Kontrol)
Kehamilan 2 27 38,6 %

Kehamilan 3 14 20,00 %

Kehamilan 4 3 4,3%

Kehamilan 5 1 1,4%
Total 70 100,0%

Independen: Tidak ada jarak 25 36,7%


Jarak Kehamilan
(Kasus)
Kurang dari (< 2) 11 15,7%
Tahun
Lebih dari (>2) 33 47,1%
Tahun
3 1 1,4%

Total 70 100,0%

Independen: Tidak ada jarak 24 34,3%


Jarak Kehamilan
(Kontrol)
Kurang dari (< 2) 6 8,6%
Tahun
Lebih dari (>2) 40 57,1%
Tahun
Total 70 100,0%

Independen: 1 Anak 27 38,6%


Jumlah Anak (Kasus)
2 Anak 29 41,4%

3 Anak 12 17,1%

> 3 Anak 2 2,9%

Total 70 100%

Independen: 1 Anak 26 37,1%


Jumlah Anak (Kontrol)
2 Anak 29 41,4%

3 Anak 14 20,0%

>3 Anak 1 1,4%

Total 70 100,0%

Dependen: Dokter 24 34,3%


Riwayat Persalinan
(Kasus)
Lainnya 46 65,7%

Total 70 100,0%

Dependen: Dokter 24 34,3%


Riwayat Persalinan
(Kontrol)
Lainnya 46 65,7%

Total 70 100,0%

Berdasarkan table 4.2 dari 70, yang bersedia menjadi responden dalam penelitian

yang dilakukan, di ketahui bahwa mayoritas ibu memiliki riwayat kehamilan yang

pertama adalah sejumlah 25 resonden atau sekitar 35,7% untuk kelompok responden.

Dan responden yang memiliki riwayat kehamilan ke 5 hanya 2 responden atau sekitar

2,9%.

a. Distribusi Frekuensi Paritas Riwayat Kehamilan

Berdasarkan tabel 4.2 dari 70 responden kasus dan 70 responden kontrol

yang berpartisipasi dalam penelitian ini diketahui bahwa untuk kelompok kasus

mayoritas ibu yang memiliki riwayat kehamilan yang pertama adalah sejumlah

25 responden dengan persentase 35,7% dan Sebagian kecil lainnya terdapat

responden kasus ibu yang memiliki riwayat kehamilan 5 kali hanya sebesar 2

responden denngan persentase 2,9%.

Sedangkan untuk kelompok kontrol dari 70 responden yang berpartisipasi

dalam penelitian ini diketahui bahwa riwayat kehamilan yang pertama adalah

sejumlah 24 responden dengan persentase 35,7% dan Sebagian kecil responden

yang memiliki riwayat kehamilan ke 5 sebesar 1 responden dengan persentase

1,4%.

b. Distribusi Frekuensi Paritas Jarak Kehamilan


Berdasarkan table 4.2 dari 70 responden kasus dan 70 responden kontrol

yang berpartisipasi dalam penelitian ini, diketahui bahwa kelompok kasus

mayoritas memiliki jarak kehamilan lebih dari 2 tahun sebesar 33 responden

dengan persentase 47,1% dan Sebagian kecil responden lainnya memiliki jarak

kehamilan kurang dari 2 tahun sebanyak 11 responden dengan persentase 15,7%.

Sedangkan responden kelompok kontrol mayoritas juga memiliki jarak

kehamilan lebih dari 2 tahun yaitu sebesar 40 responden dengan persentase

57,1% dan Sebagian kecul lainnya memiliki jarak kehamilan kurang dari 2 tahun

yaitu sebesar 6 responden dengan persentase 8,6%.

c. Distribusi Frekuensi Paritas Jumlah Anak

Berdasarkan table 4.2 dari 70 responden kelompok kasus dan 70

responden kelompok kontrol yang berpartisipasi dalam penelitian ini, diketahui

bahwa responden kelompok kasus mayoritas memiliki jumlah anak 2 sebesar 29

responden dengan persentase 41,1% da Sebagian kecil responden memiliki

jumlah anak lebih dari 3 anak dengan persentase 2,9%.

Sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas juga memiliki jumlah anak 2

sebesar 29 responden dengan persentase 41,1% dan Sebagian kecil responden

yang memiliki jumlah anak lebih dari 3 sebanyak 1 responden dengan persentase

1,4%.

d. Distribusi Frekuensi Paritas Riwayat Persalinan

Berdasarkan table 4.2 dari 70 responden kelompok kasus dan 70

responden kelompok kontrol yang berpartisipasi dalam penelitian ini diketahui

bahwa responden kelompok kasus mayoritas memiliki riwayat persalinan lain –


lain atau di Rumah Sakit sebanyak 64 responden dengan persentase 65,7% dan

Sebagian kecil memiliki riwayat persalinan ke dokter sebesar 24 responden

dengan persentase 34,3 %.

Sedangkan responden kelompok kontrol mayoritas memiliki riwayat

persalinan lain – lain atau di Rumah Sakit sebanyak 64 responden dengan

persentase 65,7% dan Sebagian kecil memiliki riwayat persalinan ke dokter

sebesar 24 responden dengan persentase 34,3 %.

3. Ditribusi Frekuensi Self Efficacy Kelompok Kasus

Tabel 4.3 Analisis Univariat Self Efficacy Kelompok Kasus dan Kelompok
Kontrol di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo (n=70) Tahun 2022

Kelompok Kasus

Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)


Independen: Baik 70 100,0%
Self-Efficacy
Buruk 0 0,0%
Total 70 100,0%
Berdasarkan table 4.3 di ketahui bahwasannya dari 70 responden

kelompok kasus mayoritas termasuk dalam status self-efficacy yang baik yaitu

sebanyak 70 responden dengan persentase 100,0%. Berdasarkan data sekunder,

jumlah responden kelompok kasus di RSUD Wates kabupaten Kulon Progo sebear 70

responden memiliki self-efficacy yang baik.

Kelompok Kontrol

Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)


Independen: Baik 70 100,0%
Self-Efficacy
Buruk 0 0,0%
Total 70 100,0%
Berdasarkan table 4.3 di ketahui bahwasannya dari 70 responden

kelompok kasus mayoritas termasuk dalam status self-efficacy yang baik yaitu

sebanyak 70 responden dengan persentase 100,0%. Berdasarkan data sekunder,

jumlah responden kelompok kasus di RSUD Wates kabupaten Kulon Progo sebear 70

responden memiliki self-efficacy yang baik.

4. Distribusi Frekuensi Niat Pencegahan

Tabel 4.3 Analisis Univariat Niat Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol di
RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo (n=70) Tahun 2022

Kelompok Kasus

Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)


Dependen: Baik 67 95,7%
Niat
Buruk 3 4,3%
Total 70 100,0 %
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwasannya dari 70 responden kelompok

kasus mayoritas termasuk memiliki niat pencegahan BBLR yang baik sebanyak 63

responden dengan persentase 95,7%, sedangkan Sebagian kecil responden memiliki

niat pencegahan BBLR cenderung buruk yaitu sebanyak 3 responden dengan

persentase 4,3%.

Kelompok Kontrol

Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)


Dependen: Baik 70 100,0%
Niat
Buruk 0 0%
Total 70 100,0%

Berdasarkan table 4.4 di ketahui bahwasannya dari 70 responden kelompok

kontrol mayoritas termasuk memiliki niat pencegahan BBLR yang baik yaitu
sebanyak 70 responden dengan persentase 100,0%. Berdasarkan data sekunder,

jumlah responden kelompok kasus di RSUD Wates kabupaten Kulon Progo sebear 70

responden memiliki niat pencegahan BBLR yang baik.

5. Hubungan Paritas dengan Niat

Tabel 4.5 Analisis Hubungan Paritas dengan Niat dalam Pnecegahan BBLR
pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol di RSUD Wates Kabupaten
Kulon Progo (n=70) Tahun 2022

Kelompok Kasus Kelompok Kontrol

Variabel N Koefisien P-value Koefisien P-value


Korelasi Korelasi
Jumlah 70 0,065 0,592 -0,037 0,763
Kehamilan
Niat 70 0,065 0,592 -0,037 0,763

Jarak 70 0,180 0,135 -0,45 0,710

Niat 70 0,180 0,135 -0,45 0,710

Jumlah Anak 70 0,180 0,135 -0,070 0,567

Niat 70 0,180 0,135 -0,070 0,567

Riwayat 70 -0,127 0,294 0,017 0,891


Persalinan
Niat 70 -0,127 0,294 0,017 0,891

Berdasarkan tabel 4.5 setelah dilakukan Analisa statistik dengan menggunakan uji

pearson product moment, berdasarkan tabel 4.5 p-value dari paritas pada jumlah

kehamilan kelompok kasus adalah 0,592>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu

jumlah kehamilan tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di

RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. Dan p-value dari paritas pada jumlah kehamilan

kelompok kontrol adalah 0,763>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, jumlah
kehamilan yaitu tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di

RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo.

Setelah dilakukan Analisa statistik dengan menggunakan uji pearson product

moment, berdasarkan tabel 4.5 p-value dari paritas pada jarak kehamilan pada kelompok

kasus adalah 0,135>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu jarak kehamilan

tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates

Kabupaten Kulon Progo. Dan p-value dari paritas pada jarak kehamilan pada kelompok

kontrol adalah 0,710>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu jarak kehamilan

tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates

Kabupaten Kulon Progo.

Setelah dilakukan Analisa statistik dengan menggunakan uji pearson product

moment, berdasarkan tabel 4.5 p-value dari paritas pada jumlah anak pada kelompok kasus

adalah 0,135>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu jumlah anak tidak ada

hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates Kabupaten

Kulon Progo. Dan p-value dari paritas pada jumlah anak pada kelompok kontrol adalah

0,567>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu jumlah anak tidak ada hubungan

secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates Kabupaten Kulon

Progo.

Setelah dilakukan Analisa statistik dengan menggunakan uji pearson product

moment, berdasarkan tabel 4.5 p-value dari paritas pada riwayat persalinan pada kelompok

kasus adalah 0,294>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu riwayat persalinan

tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates

Kabupaten Kulon Progo. Dan p-value dari paritas pada riwayat persalinan pada kelompok
kontrol adalah 0,891>0,05 maka H0 diterima yang memiliki arti, yaitu riwayat persalinan

tidak ada hubungan secara signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates

Kabupaten Kulon Progo.

6. Hubungan Self Efficacy dengan Niat

Tabel 4.5 Analisis Hubungan Self Efficacy dengan Niat dalam Penecegahan
BBLR pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol di RSUD Wates
Kabupaten Kulon Progo (n=70) Tahun 2022

Kelompok Kasus Kelompok Kontrol

Variabel N Koefisien P-value Koefisien P-value


Korelasi Korelasi
Self-Efficacy 70 0,553 0,000 0,553 0,000

Niat 70 0,553 0,000 0,553 0,000

Setelah dilakukan Analisa statistik dengan menggunakan uji pearson product moment

berdasarkan tabel 4.6 p-value dari self-efficacy pada kelompok kasus adalah 0,000<0,05

maka H0 ditolak yang berarti, yaitu ada hubungan secara signifikan dengan niat

pencegahan BBLR di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. Nilai korelasi 0,595 dari

kelompok kasus menunjukan hubungan positif atau searah antara kedua variabel, semakin

rendah nilai dari self-efficacy maka semakin rendah pula niat pencegahan BBLR.

Sebaliknya jika semakin tinggi nilai dari self-efficacy maka niat dalam pencegahan BBLR

juga semakin tinggi. Adapun kekuatan kekuatan korelasi antara self-efficacy dengan niat

dalam pencegahan BBLR yaitu sebesar 0,595 yaitu artinya korelasi antara dua variable

yang di uji sedang. Dan p-value dari self-efficacy pada kelompok kontrol adalah

0,000<0,05 maka H0 diterima yang berarti, yaitu self-efficacy ada hubungan secara
signifikan dengan niat pencegahan BBLR di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. Nilai

korelasi 0,432 dari kelompok kontrol menunjukan hubungan positif atau searah antara

kedua variabel, semakin rendah nilai dari self-efficacy maka semakin rendah pula niat

pencegahan BBLR. Sebaliknya jika semakin tinggi nilai dari self-efficacy maka niat dalam

pencegahan BBLR juga semakin tinggi. Adapun kekuatan kekuatan korelasi antara self-

efficacy dengan niat dalam pencegahan BBLR yaitu sebesar 0,432 yaitu artinya korelasi

antara dua variable yang di uji sedang

B. PEMBAHASAN

1. Distribusi Karaktristik Responden

a. Distribusi Usia Responden

Berdasarkan tabel 4.1 dapat di lihat karaktristik dari responden menunjukkan

bahwa usia responden mayoritas berusia 21 – 35 tahun yaitu sebanyak 25

responden (83,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian dari, R Sadarang (2017)

bahwa tidak terdapat perbedaan rerata responden yang melahirkan bayi dengan

BBLR antar kelompok usia ibu yang signifikan secara statistik. Hal ini dapat

diartikan bahwa risiko BBLR dapat dialami oleh ibu pada semua kelompok usia

angka tertinggi usia 21 – 35 tahun responden akan beresiko lebih tinggi untuk

melahirkan BBLR mapun melahirkan bayi dengan berat badan normal.

b. Distribusi Pekerjaan Responden

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat karaktristik dari responden menunjukkan

bahwa mayoritas responden tidak bekerja yaitu sebanyak 24 responden (80,0%).

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Rosita dan Afrianti (2019). Sebab ibu yang

tidak bekerja dapat melakukan pemeriksaan rutin atau antenatal care dengan
teratur karena ibu memiliki waktu lebih banyak di.banding dengan ibu yang

bekerja.

c. Distribusi Pendidikan Responden

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karaktristik dari tesponden

menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA/SMK/MA. Hal ini

sejalan dengan penelitian dari Kurnia (2018), bahwa tidak ada hubungan nya

antara pendidikan dengan kejadian BBLR.

d. Distribusi Penghasilan Keluarga

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat karaktristik dari responden menunjukkan

bahwa penghasilan keluarga mayoritas responden adalah lebih dari Rp

1.805.000,00 yaitu sebesar 20 responden (66,7%). Hal ini sejalan dengan

penelitian dari

e. Distribusi Tempat Tinggal

2. Distribusi Paritas

a. Distribusi Jumlah Kehamilan

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat jumlah kehamilan responden menunjukkan

bahwa jumlah kehamilan mayoritas kelompok kasus belum memiliki riwayat

kehamilan sebelumnya atau jumlah kehamilan untuk kelompok kasus 1 yaitu

sebanyak 25 responden (35,7%) dan untuk kelompok kontrol kehamilan yang ke 2

sebanyak 27 responden (38,6%). Hal ini sejalan dengan penelitian dari Nugrahini

(2018) menunjukan rata – rata jumlah kehamilan adalah 1. Pada penelitian ini

bayi BBLR banyak dilahirkan oleh ibu dengan jumlah kehamilan 1 anak dan ibu

dengan yang tidak memiliki BBLR didominasi oleh jumlah kehamilan 2 – 3 anak.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya ibu yang memiliki jumlah kehamilan >4

yang beresiko melahirkan BBLR namun ibu dengan jumlah kehamilan <4,

khususnya ibu yang belum memiliki jumlah kehamilan sebelumnya atau nullipara

juga beresiko melahirkan BBLR. Hal ini mungkin dikarenakan opada ibu yang

nullipara aau baru mengalami kehamilan pertama kali tidak mempunyai

pengalaman kehamilan sehingga kelainan dankomplikasi yang dialami cukup

besar dan kurangnya informasi tentang kehamilan juga akan mempengaruhi.

b. Distribusi Jarak Kehamilan

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jarak kehamilan responden

menunjukkan bahwa mayoritas responden kelompok kasus memiliki jarak

kehamilan lebih dari 2 tahun yaitu sebanyak 33 responden (47,1%) serta

kelompok kontrol juga memiliki jarak kehamilan lebih dari 2 tahun sebanyak 40

responden (57,1%). Hal ini sejalan dengan penelitian dari Jayanti, dkk (2017)

bahwa tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR.

c. Distribusi Jumlah Anak

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah anak responden menunjukkan

mayoritas jumlah anak 2 anak dan terjadi pada kelompok kasus sejumlah 29

responden ( (41,4dan kelompok kontrol

3 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan terdapat beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan

untuk bahan pertimbangan. Salah satu keterbatasan tersebut adalah


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada penelitian ini maka dapat disimpukan

sebagai berikut:

1. Dari seluruh responden kelompok kasus maupun kelompok kontrol yang memiliki

riwayat melahirkan di RSUD Wates kabupaten Kulon Progo sebesar… atau

sekitar… memiliki self - efficacy untu k dapat mlaksanakan secara rutin

melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mencegah BBLR.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai