Anda di halaman 1dari 13

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu

tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Simalingkar

Medan.Penyajian data hasil penelitian meliputi deskripsi data demografi,

pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas

Simalingkar Medan.

4.1 Gambaran umum dan lokasi Puskesmas Simalingkar

Puskesmas Simalingkar Berdiri sejak 22 tahun yang lalu, sekitar tahun

1991.Puskesmas Simalingkar telah berganti kepemimpinan sebanyak 3 (tiga) kali

sampaitahun ini, yaitu Kepala Puskesmas pertama di pimpin oleh dr.Rosalina

Sianturi,Kepala Puskesmas kedua oleh dr.Nency T Hutagalung dan Kepala

Puskesmas ketiga sampai sekarang dr. Roosleyn Bakara, MARS.

Puskesmas Simalingkar Medan termasuk Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten/Kota Deli Serdang dengan luas wilayah 20,68 km2 dan sebelah utara

berbatasan dengan Medan Selayang, sebelah selatan dan barat berbatasan dengan

Kabupaten Deli Serdang dan sebelah timur berbatasan dengan Medan Johor.

Jumlah penduduk sebanyak 65.645 jiwa dengan perincian laki-laki 554 jiwa dan

perempuan 536 jiwa serta jumlah kepala keluarga sebanyak 254 KK.
VisiPuskesmasSimalingkar “Terwujudnya Kecamatan Sehat Sejahtera

Tahun 2015”

denganMisi1.MenggerakkanPembangunanBerwawasanKesehatan.2. Mendorongk

emandirianmasyarakatuntukhidupsehat. 3.

Meningkatkankesehatanyangbermutudanmeratasertaterjangkau.

4.Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan.

Motto Puskesmas Simalingkar

Motto Puskesmas Simalingkar adalah “Pelayanan Yang Baik danBermutu kunci

utama keberhasilan puskesmas”

Puskesmas Simalingkar Medan memiliki tenaga kesehatan terdiri dari : Tenaga

Medis, Para Medis dan Staf Administrasi lainnya.

Cakupan Program Puskesmas

Untuk tercapainya Visi dan Misi Pembangunan kesehatan melalui

puskesmas,yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju MDGs, puskesmas

bertanggung jawabdalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan

upaya kesehatanmasyarakat dimana jika keduanya di tinjau dari sistem kesehatan

nasionalmerupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografi di

Puskesmas Simalingkar Juli 2018

No. Karakteristik Responden Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Usia
< 17 tahun 9 30.0
18-25 tahun 13 43.3
26-35 tahun 8 26.7
Total 30 100.0
2 Pendidikan

SMP 4 13.3
SMA 17 56.7

Perguruan Tinggi 9 30.0


Total 30 100.0
3 Pekerjaan

Petani 19 63.3
PNS 2 6.7
Wiraswasta 9 30.0
Total 30 100.0
4 Agama

Islam 15 50.0
Protestan 13 43.3
Katolik 2 6.7

Total 30 100.0

Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 orang didapatkan bahwa

mayoritas ibu berada pada rentang usia 18-25 tahun sebesar 43.3%, dengan

mayoritas pendidikan SMA sebesar 56.7%, dengan pekerjaan mayoritas

petani/berkebun sebesar 63.3%, dan mayoritas beragama Islam sebesar 50%.

Distribusi frekuensi responden dapat dilihat pada tabel 4.1.


4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar

pada bayi di Puskesmas Simalingkar Medan.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase pengetahuan ibu tentang

pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Simalingkar Medan, Juli

2018

Pengetahuan Frekuensi %

Kurang baik 2 6.7

Cukup baik 18 60.0

Baik 10 33.3

Total 30 100

Dari tabel 4.2 diuraikan hasil analisa data terhadap 30 responden diperoleh

pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas

Simalingkar Medan mayoritas cukup baik sebanyak 18 orang (60.0%).

Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Usia, pendidikan, Pekerjaan

dan Agama dan Responden di Puskesmas Simalingkar, Juli 2018 (crosstab)


No Usia Pengetahuan Responden Total

Responden
Baik Cukup Kurang

N % N % N % N %

1 17 - 25 tahun 0 0 7 77.8 2 22.2 9 100

2 26 - 35 tahun 6 46.2 7 53.8 0 0 13 100

3 36 - 45 tahun 4 50 4 50 0 0 8 100

Total 10 33.3 18 60 2 6.7 30 100

No Pendidikan Baik Cukup Kurang Total

N % N % N % N %

1 SMP 0 0 3 75 1 25 4 100

2 SMA 7 41.2 9 52.9 1 5.9 17 100

3 P. Tinggi 3 33.3 6 66.7 0 0 9 100

Total 10 33.3 18 60 2 6.7 30 100

No Agama Baik Cukup Kurang Total


Responden N % N % N % N %

1 Islam 5 33.3 10 66.7 0 0 15 100

2 Protestan 5 38.5 6 46.22 2 15.4 13 100

3 Katolik 0 0 2 100 0 2 2 100

Total 10 33.3 18 60 2 6.7 30 100

No Pekerjaan Baik Cukup Kurang Total

Responden
N % N % N % N %

1 Petani 3 15.8 14 73.7 2 10.5 19 100

2 PNS 2 100 0 0 0 0 2 100

3 Wiraswasta 5 55.6 4 44.4 0 0 9 100

Total 10 33.3 18 60 2 6.7 30 100

Berdasarkan Tabel 4.3. Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar di

Puskesmas Simalingkar mayoritas cukup baik 18 orang (60%). Responden yang

memiliki pengetahuan cukup baik mayoritas pada usia 26-35 tahun 7 orang

(53.8%), mayoritas pendidikan SMA sebanyak 9 orang (52.9%), Agama Islam

sebanyak 10 orang (66.7%) dan pekerjaan petani sebanyak 14 orang (73.7%).


BAB 5

PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan pembahasan secara rinci hasil penelitian yang

dikaitkan dengan tujuan penelitian.

5.1 Pembahasan

5.1.1 Tingkat Pengetahuan Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi

Sasar pada bayi di Puskesmas Simalingkar Medan

Hasil analisa data terhadap 30, diperoleh sebanyak 2 orang (6.7%),

keluarga pasien memiliki tingkat pengetahuan kurang, sebanyak 18 orang (60%),

keluarga pasien memilikpengetahuan cukup baik dan sebanyak 10 orang (33.3%)

memiliki pengetahuan yang baik karena didukung oleh pekerjaan, usia dan

pengalaman. Hal ini sejalan dengan penelitian Silvia, dkk (2014), didapatkan

responden yang mempunyai pengetahuan cukup baik tentang pemberian imunisasi

dasar pada bayi di Puskesmas Kawangkoan sebanyak 80% responden, karena para

ibu tersebut sadar akan pentingnya imunisasi campak dan banyak memperoleh

informasi tentang imunisasi khususnya imunisasi campak dari media informasi,

media cetak maupun dari informasi perawat dan bidan setempat.

Pada saat penelitian ada juga responden yang berpengetahuan kurang baik,

ini disebabkan karena ketidakpedulian dan kurangnya kesadaran membawa bayi

untuk di imunisasi walaupun karena pada dasarnya belum mengetahui betul


tentang imunisasi dasar, dilihat dari penyataan yang mampu di jawab di kuesioner

saat penelitian diketahui pengetahuan mereka meliputi pengertian, tujuan, jadwal

imunisasi, efek samping untuk beberapa pernyataan yang lain tidak mampu

dijawab dengan benar dan saat penelitian ibu membawa anak tidak sesuai jadwal.

Pengetahuan seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa fakor sesuai

dengan apa yang dijelaskan Notoadmodjo, (2003) pengetahuan akan dipengaruhi

adalah pendidikan, pengalaman, budaya, kepercayaan/agama, faktor sosial

ekonomi dan kesempatan untuk memberi informasi.

Pada hasil penelitian terlihat, mayoritas ibu berada pada rentang usia 18-

25 tahun sebesar 43.3%, 26-35 tahun sebesar 26.7%. Usia sangat mempengaruhi

pengetahuan, semakin tua usia maka akan meningkatkan pengetahuan daripada

individu tersebut.Menurut Azdwar, (2005), mengatakan pengetahuan berfungsi

supaya manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin, untuk mencari penalaran

dan mengorganisasikan pengalamannya, unsur-unsur pengalaman yang semula

tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata

kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsisten yang

membangun dan mengembangkan pengetahuan.

Sikap, pengetahuan dan kognitif merupakandomain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Teori Rogers (1974) dalam buku

Notoatmodjo (2007), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku

baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

yaitu: Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti


mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek), Interest (merasa tertarik)

terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul,

Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya, Trial dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus, Adoption dimana subjek telah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap

stimulus.

Hasil penelitian juga menunjukkan dari segi sosial ekonomi, keluarga

pasien memiliki pekerjaan petani/berkebun sebanyak 19 orang (63.3%), pekerjaan

wiraswasta sebanyak 9 orang (30.3%).Pekerjaan seseorang umumnya memiliki

dampak yang penting dalam upaya meminimalisasi seseorang dalam terkena

penyakit dan menambah wawasan dari individu.Pekerjaan adalah segala usaha

untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia secara

jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup (Hasibuan, 2005).

Hasil analisa data diperoleh sebanyak 17 orang (56.7%) pendidikannya

SMA. Koentjoroningrat (1997), mengatakan pendidikan adalah kemahiran

menyerap pengetahuan, pendidikan seseorang berhubungan dengan sikap

seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya.Semakin tinggi tingkat

pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah informasi

(Notoatmodjo, 2007).Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak

pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan (Anggriany, 2012). Hal-hal


yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan antara lain meningkatkan

komunikasi dengan orang lain, menghindari informasi yang bia (Anggriany,

2012). Penelitian ini terkait dengan penelitian Mira (2009), menunjukkan tingkat

pengetahuan ibu tentang imunisasi pada anak baik sehingga ibu patuh membawa

anak imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan

Kabupaten Minahasa yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan yang di miliki

seseorang maka seseorang tersebut akan semakin patuh dalam membawa anaknya

untuk di imunisasi. Sejalan juga dengan penelitian Arifin (2011), tingkat

pengetahuan ibu tentang imunisasi cukup baik, ibu tau tentang pentingnya

imunisasi dasar di Bps Hj. Umi Salamah di desa Kauman, Peterongan, Jombang.

Ibu yang berpengetahuan baik akan lebih mudah untuk mengerti tentang apa saja

yang berkaitan dengan imunisasi jadi ibu akan patuh dalam membawa anak untuk

di imunisasi.

Pada saat penelitian, peneliti melakukan wawancara pada beberapa ibu

tentang informasi yang didapat, ibu mendapat informasi terkait pemberian

imunisasi dasar melalui media massa dan kader kesehatan yang berada didekat

rumahnya. Menurut Henneman and Cardin kebutuhan ibu adalah kebutuhan akan

informasi, kebutuhan untuk kepastian dan dukungan serta kebutuhan untuk

melakukan imunisasi. Jenis informasi yang ibu butuhkan dari kader berhubungan

dengan jenis, tujuan dan manfaat imunisasi secara umum. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (over behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan dari perilaku yang
tidak di dasari oleh pengetahuan (Fitriani, 2011). Tanpa pengetahuan seseorang

tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan

terhadap masalah yang dihadapi.Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan

dan informasi (Iqbal, Chayatin, Rozikin & Supradi, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Pangalo (2010), tingkat pengetahuan yang

tinggi lebih mengetahui, memahami dan patuh dengan apa yang menjadi tanggung

jawab untuk memenuhi kebutuhan anak yaitu dengan mengimunisasikan anaknya

sesuai jadwal yang ditentukan (Kemenkes RI, 2011). Oleh karena itu perlu usaha-

usaha lebih yang dilakukan dinas kesehatan melalui Puskesmas dengan

memberikan informasi lebih banyak lagi dan benar-benar mendata kunjungan

imunisasi (Upn, 2011).


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Simalingkar

Medan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang

pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Simalingkar Medan mayoritas

cukup baik sebanyak 18 orang (60.0%) dan baik 10 orang (33.3%).

6. 2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan maka ada beberapa saran

yang dapat disampaikan kepada beberapa pihak terkait yaitu:

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Bagi Responden

Ibu lebih meningkat pengetahuan tentang pemberian imunisasi dasar baik dari

media elektronik dan media cetak, dan banyak bertanya kepada perawat yang

bekerja di Puskesmas karena dengan meningkatkan pengetahuan dapat

meningkatkan kunjungan dan kepatuhan ibu memberikan imunisasi pada

anaknya sehingga dapat mencegah penyakit bagi tubuh bayi.

2. Bagi pendidikan

Institusi memberikan informasi dan refrensi mahasiswa tentang imunisasi

sehingga mahasiswa lebih mengetahui jenis, jadwal dan manfaat imunisasi dan
pihak Institusi juga dapat bekerja sama dengan Puskesmas terdekat dan

melibatkan mahasiswa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai

penerapan ilmu yang sudah di peroleh selama perkuliahan khususnya tentang

imunisasi dasar pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai