Anda di halaman 1dari 31

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Desa Ranggo Kecamatan Limun

a. Luas Wilayah

Desa Ranggo merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Limun Kabupaten

Sarolangun Provinsi Jambi. Pusat Pemerintahan Kantor desa terletak di dusun

Sungai Dingin. Desa Ranggo memiliki luas wilayah yaitu 2.261 Hektar.

b. Batas Wilayah

Adapun batas wilayah Desa Ranggo Kecamatan Limun sebagai berikut :

1) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Pemuncak kecamatan Cermin Nan

Gedang

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Demang

3) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sungai Keradak Kecamatan

Batang Asai

4) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara Mensao

Jumlah Pegawai dikantor Desa Ranggo Kecamatan Limun sebanyak 26

orang dari 14 RT (Rukun Tetangga), 6 Dusun dan terdapat sarana Kesehatan

yaitu ada 2 Pustu, 1 Polindes, 3 Posyandu yaitu Posyandu Cemara, Posyandu

Kenanga, Posyandu Melati, 3 orang Bidan Desa, 15 orang kader Posyandu.

Desa Ranggo Kecamatan Limun berdasarkan data Desa selama periode akhir

Mei 2021 sebanyak 2.878 jiwa. (Dokumen Dikantor Desa Ranggo, 2022: 1)20.

57
58

2. Karateristik Responden

a. Umur Responden

Pada penelitian ini yang dilakukan di Posyandu Cemara Desa Ranggo

Kecamatan Limun wilayah kerja UPTD Puskesmas Pulau Pandan hasil

karateristik responden berdasarkan karateristik umur ibu yang memiliki Bayi

didistribusikan dalam tabel berikut ini:

Tabel IV.1: Karateristik Umur Responden

No Umur Ibu Frekuensi Persentase


1 20-30 Tahun 9 28.1%
2 31-40 Tahun 15 46.9%
3 Lebih dari 40 Tahun 8 25%
Jumlah 32 100%

Berdasarkan data pada tabel IV.1 diatas, dapat diketahui karakteristik umur

ibu yang memiliki bayi bahwa responden dengan frekuensi terbanyak adalah

usia 31-40 tahun dengan jumlah sebanyak 15 orang dengan presentase 46,9%.

b. Pendidikan Responden

Pada penelitian ini yang dilakukan di Posyandu Cemara Desa Ranggo

Kecamatan Limun wilayah kerja UPTD Puskesmas Pulau Pandan hasil

karateristik responden berdasarkan karateristik pendidikan ibu yang memiliki

bayi didistribusikan dalam tabel berikut ini:

Tabel IV.2: Karateristik Pendidikan Responden

No Pendidikan Responden Frekuensi Persentase


1 Lulus SD 4 12.5%
2 Lulus SMP 7 21.9%
3 Lulus SMA 18 56.2%
4 Lulus Pendidikan Tinggi 3 9.4%
Jumlah 32 100%
59

Berdasarkan data pada tabel IV.2 diatas, dapat diketahui karakteristik

pendidikan ibu yang memiliki balita bahwa responden dengan jenjang

pendidikan terbanyak adalah lulusan SMA yaitu berjumlah 18 orang dengan

presentase 56.2%.

c. Pekerjaan Responden

Pada penelitian ini yang dilakukan di Posyandu Cemara Desa Ranggo

Kecamatan Limun wilayah kerja UPTD Puskesmas Pulau Pandan hasil

karateristik responden berdasarkan karateristik pekerjaan ibu yang memiliki

bayi didistribusikan dalam tabel berikut ini:

Tabel IV.3: Karateristik Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Responden Frekuensi Persentase


1 Pegawai Negeri Sipil 1 3.1%
2 Honorer 4 12.5%
3 Wirausaha / Pedagang 5 15.6%
4 Buruh / Petani 7 21.9%
5 Ibu Rumah Tangga 15 46.9%
Jumlah 32 100%
Berdasarkan data pada tabel IV.3 diatas, dapat diketahui karakteristik

pekerjaan ibu yang memiliki balita bahwa responden mayoritas sebagai ibu

rumah tangga atau mengurus anak dirumah yaitu berjumlah 15 orang dengan

presentase 46,9%.

3. Tanggapan Responden

Untuk memperoleh data empirik yang akan digunakan dalam pembuktian

hipotesis penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 32 orang

responden. Tanggapan responden pada variabel Pendidikan Ibu, Dukungan


60

suami / keluarga dan Sosialisasi Tenaga Kesehatan disajikan dalam bentuk tabel

dengan cara mentabulasi tanggapan responden tersebut.

a. Variabel Pendidikan Ibu dalam Pengetahuan Ibu yang Memiliki Bayi

Pada penelitian ini variabel pendidikan ibu pengetahuan ibu dengan

indikator pengetahuan ibu. Pengetahuan ibu yang memiliki bayi tentang

pengertian imunisasi, manfaat imunisasi dan jenis imunisasi menyebutkan

sebanyak 6 butir pernyataan, dimana tanggapan responden disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel IV.5: Tanggapan Responden Pada


Pendidikan Ibu dengan indikator Pengetahuan Ibu
No STS=1 TS=2 TAP=3 S=4 SS=5 Total
(%)
Perny Frek Skor Frek Skor Frek Skor Frek Skor Frek Skor Skor
1 1 1 2 4 4 12 16 9 146 83.43%
2 0 0 0 0 4 12 22 6 30 135 77.14%
3 1 1 6 12 12 36 13 0 0 139 79.43%
4 0 0 6 12 5 15 29 0 0 130 74.283%
5 0 0 0 0 7 21 16 8 40 154 88%
6 0 0 0 0 1 3 21 10 50 125 71.43%

R =32 829 78,48%

Hasil tabulasi data dari pernyataan Pendidikan ibu yang memiliki bayi yang

tidak melakukan imunisasi dasar lengkap dengan indikator Pengetahuan Ibu

yang memiliki bayi sebagai berikut:

1. Skor ideal terhadap 7 pernyataan : 5 x 6 x 32 = 960

2. Skor ideal terhadap 1 baris pernyataan : 5 x 1 x 32 = 160

Skor butir tertinggi terdapat pada

154
Pernyataan nomor 5 : x 100 % = 96.2 %
160

Skor butir terendah terdapat pada


61

125
Pernyataan nomor 6 : x 100 % = 78.12%
160

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka nilai keseluruhan skor

961
Pendidikan Ibu dengan indikator Pengetahuan Ibu adalah : x 100 %
960

= 78.48%.

STS TS TAP S SS

20% 40% 60% 78.48%80% 100%


160 490 735 961 980 960

Bagan IV.1: Bagan Kontinum Posisi Skor Pendidikan Ibu


Indikator Pengetahuan Ibu

Berdasarkan bagan kontinum IV.1 di atas, variabel Pendidikan ibu yang

memiliki bayi dengan indikator Pengetahuan ibu berada di antara tidak ada

pendapat (TAP) dan setuju (S) tetapi mendekati skor titik setuju (S) dengan

nilai persentase sebesar 78.48% yang artinya bahwa pendidikan ibu dengan

indikator Pengetahuan Ibu, adalah baik.

b. Variabel Dukungan Suami / Keluarga yang Memiliki Bayi

Pada penelitian ini variabel Dukungan Suami / Keluarga yang Memiliki

Bayi. Pengukuran dengan menggunakan kuesioner dengan skala likert terdiri

dari Sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2,

Tidak ada pendapat (TAP) dengan skor 3, setuju (S) dengan skor 4 dan Sangat

Setuju (SS) dengan skor 5.


62

Dukungan Suami / Keluarga yang memiliki bayi responden sebanyak 5 butir

pernyataan, dimana tanggapan responden disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel IV.6: Tanggapan Responden Pada


Dukungan Suami / Keluarga

No STS=1 TS=2 TAP=3 S=4 SS=5 Total


(%)
Perny Frek Skor Frek Skor Frek Skor Frek Skor Frek Skor Skor
7 1 1 1 2 7 21 14 56 12 60 140 80%
8 2 2 0 0 9 27 22 88 2 10 127 72,57%
9 1 1 3 6 5 15 18 72 8 40 134 76,57%
10 0 0 1 2 12 36 16 64 6 30 132 75,43%
11 0 0 1 2 8 24 17 68 9 45 139 79,43%
12 0 0 3 6 6 18 16 64 10 50 138 78,86%
R =32 810 77,14%

Hasil tabulasi data dari pernyataan Dukungan Suami / Keluarga tentang

Imunisasi Dasar Lengkap, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Skor ideal terhadap 6 pernyataan : 5 x 6 x 35 = 960

2. Skor ideal terhadap 1 baris pernyataan : 5 x 1 x 32 = 160

Skor butir tertinggi terdapat pada

140
Pernyataan nomor 7 : x 100 % = 87.5 %
160

Skor butir terendah terdapat pada

127
Pernyataan nomor 8 : x 100 % = 79.37%
160

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka nilai keseluruhan skor

pengetahuan pada tingkatan tahu dengan indikator responden mampu

810
menguraikan adalah : x 100 % = 84.37%.
960
63

STS TS TAP S SS

20% 40% 60% 77.14% 80% 100%


160 420 630 810 840 960

Bagan IV.2: Bagan Kontinum Posisi Skor Dukungan Suami / Keluarga

Berdasarkan bagan kontinum IV.2 di atas, variabel Dukungan Suami /

Keluarga berada di antara tidak ada pendapat (TAP) dan setuju (S) tetapi

mendekati skor titik setuju (S) dengan nilai persentase sebesar 77.14% yang

artinya bahwa Dukungan Suami / Keluarga, adalah baik.

c. Variabel Sosialisasi Tenaga Kesehatan

Pada penelitian ini variabel Sosialisasi Tenaga Kesehatan. Pengukuran

dengan menggunakan kuesioner dengan skala likert terdiri dari Sangat tidak

setuju (STS) dengan skor 1, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2, Tidak ada

pendapat (TAP) dengan skor 3, setuju (S) dengan skor 4 dan Sangat Setuju

(SS) dengan skor 5.

Sosialisasi Tenaga Kesehatan responden sebanyak 6 butir pernyataan,

dimana tanggapan responden disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel IV.7: Tanggapan Responden Variabel


Sikap Pada Tingkat Menerima dengan Indikator Mau

No STS=1 TS=2 TAP=3 S=4 SS=5 Total


(%)
Perny Frek Skor Frek Skor Frek Skor Frek Skor Frek Skor Skor
13 0 0 0 0 4 12 15 60 16 80 152 86,86%
14 0 0 1 2 6 18 16 64 12 60 144 82,28%
15 0 0 3 6 4 12 19 76 9 45 139 79,43%
16 0 0 0 0 3 9 13 52 19 95 156 89,14%
17 0 0 0 0 2 6 20 80 13 65 151 86,28%
18 0 0 0 0 2 4 15 60 9 70
64

R =32 742 84,8%

Hasil tabulasi data dari pernyataan sikap ibu yang memiliki balita tentang

DDTK pada anak balita pada tingkatan menerima dengan indikator responden

mau, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Skor ideal terhadap 5 pernyataan : 5 x 5 x 35 = 875

2. Skor ideal terhadap 1 baris pernyataan : 5 x 1 x 35 = 175

Skor butir tertinggi terdapat pada

156
Pernyataan nomor 17 : x 100 % = 89.14 %
175

Skor butir terendah terdapat pada

139
Pernyataan nomor 16 : x 100 % = 79.43%
175

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka nilai keseluruhan skor sikap ibu

yang memiliki balita tentang DDTK pada anak balita pada tingkatan menerima

742
dengan indikator responden mau adalah: x 100 % = 84.8 %.
875

STS TS TAP S SS

20% 40% 60% 80% 84.8% 100%


175 350 375 700 742 875

Bagan IV.3: Bagan Kontinum Posisi Skor Sikap


Pada Tingkat Menerima dengan Indikator Responden Mau

Berdasarkan bagan kontinum IV.3 di atas, variabel sikap ibu yang memiliki

balita tentang DDTK pada anak balita pada tingkatan menerima dengan
65

indikator responden mau berada di antara Setuju (S) dan Sangat setuju (SS)

dengan posisi baris bagan kontinum mendekati kearah setuju dengan nilai

persentasi sebesar 84.8% yang artinya bahwa sikap ibu yang memiliki balita

tentang DDTK pada anak balita sangat baik.

Sikap pada tingkat menerima dengan indikator responden memperhatikan

sebanyak 5 butir pernyataan, dimana tanggapan responden disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel IV.8: Tanggapan Responden Variabel


Sikap Pada Tingkat Menerima dengan Indikator Memperhatikan

No STS=1 TS=2 TAP=3 S=4 SS=5 Total


(%)
Perny Frek Skor Frek Skor Frek Skor Frek Skor Frek Skor Skor
19 1 1 1 2 5 15 20 80 8 40 138 78,86%
20 2 2 0 0 5 15 18 72 10 50 139 79,43%
21 0 0 0 0 7 21 17 68 11 55 144 82,28%
22 2 2 2 4 5 15 12 48 14 70 139 79,43%
23 0 0 0 0 3 9 18 72 14 70 151 86,28%
R =35 711 81.26%

Hasil tabulasi data dari pernyataan sikap ibu yang memiliki balita tentang

DDTK pada anak balita pada tingkatan menerima dengan indikator responden

memperhatikan, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Skor ideal terhadap 5 pernyataan : 5 x 5 x 35 = 875

2. Skor ideal terhadap 1 baris pernyataan : 5 x 1 x 35 = 175

Skor butir tertinggi terdapat pada

151
Pernyataan nomor 23 : x 100 % = 86.28 %
175

Skor butir terendah terdapat pada


66

138
Pernyataan nomor 19 : x 100 % = 78.86%
175

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka nilai keseluruhan skor sikap ibu

ibu yang memiliki balita tentang DDTK pada anak balita pada tingkatan

menerima dengan indikator responden memperhatikan dapat dihitung adalah

711
sebagai berikut : x 100 % = 81.26 %.
875

STS TS TAP S SS

20% 40% 60% 80% 81.26% 100%


175 350 375 700 711 875

Bagan IV.4: Bagan Kontinum Posisi Skor Sikap Pada


Tingkat Menerima dengan Indikator Responden Memperhatikan

Berdasarkan bagan kontinum IV.4 di atas, variabel sikap ibu yang memiliki

balita tentang DDTK pada anak balita pada tingkatan menerima dengan

indikator responden mau berada di antara Setuju (S) dan Sangat setuju (SS)

dengan posisi baris bagan kontinum mendekati kearah setuju dengan nilai

persentasi sebesar 81.26% yang artinya bahwa sikap ibu yang memiliki balita

tentang DDTK pada anak balita sangat baik.

d. Variabel DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) Anak Balita

Pada penelitian ini variabel Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak

balita diukur untuk mengetahui presentase ibu yang melakukan DDTK pada

anaknya di layanan kesehatan. Pengukuran dengan menggunakan kuesioner


67

dengan skala Guttman terdiri dari Tidak melakukan (TM) dengan skor 1,

Melakukan (M) dengan skor 2. DDTK anak balita diukur dengan sebanyak 2

butir pernyataan, dimana tanggapan responden disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel IV.9: Tanggapan Responden Variabel DDTK Anak Balita

No TM =1 M=2 Total
(%)
Perny Frek Skor Frek Skor Skor
24 22 22 13 26 48 68.57%
25 24 24 11 22 46 65.71%
R =35 94 67.14%

Hasil tabulasi data dari pernyataan sikap ibu yang memiliki balita tentang

DDTK pada anak balita pada tingkatan menerima dengan indikator responden

memperhatikan, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Skor ideal terhadap 5 pernyataan : 2 x 5 x 35 = 140

2. Skor ideal terhadap 1 baris pernyataan : 2 x 1 x 35 = 70

Skor butir tertinggi terdapat pada

48
Pernyataan nomor 24 : x 100 % = 68.57 %
70

Skor butir terendah terdapat pada

46
Pernyataan nomor 25 : x 100 % = 65.71%
70

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka nilai keseluruhan DDTK pada

94
anak balita adalah : x 100 % = 67.14 %.
140

TM M

50% 67.14% 100%


68

70 94 140
Bagan IV.5: Bagan Kontinum Posisi Skor DDTK Anak Balita

Berdasarkan bagan kontinum IV.5 di atas, variabel DDTK pada anak balita

berada di antara Tidak melakukan DDTK (TM) dan Melakukan DDTK (M)

dengan posisi baris bagan kontinum mendekati kearah tidak melakukan DDTK

dengan nilai persentasi sebesar 67.14% yang artinya bahwa masih sangat

sedikit ibu yang melakukan pemeriksaan DDTK anak balitanya di layanan

kesehatan.

Pada penelitian ini data ibu yang melakukan Deteksi Dini Tumbuh

Kembang (DDTK) anak balita di Kelurahan Puncak Kemuning Wilayah Kerja

Puskesmas Megang disajikan pada tabel dibawah ini

Tabel IV.10: DDTK Pada Anak Balita

No DDTK Anak Balita Frekuensi Persentase


1 Tidak Melakukan DDTK 19 54.3%
2 Melakukan DDTK 16 45.7%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan data pada tabel IV.9 diatas dapat diketahui jumlah ibu yang

tidak melakukan DTTK pada anak balitanya dengan frekuensi terbanyak yaitu

berjumlah 19 orang ibu dengan presentase 54.3%.

4. Analisa Data

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan

sikap ibu yang memiliki balita terhadap Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)

anak balita. Dimana peneliti menetapkan 3 (tiga variabel) yaitu pengetahuan pada

tingkat tahu (X1), Sikap pada tingkat menerima (X2) dan DTTK anak balita (Y).
69

Untuk menganalisis data akan digunakan teknik Korelasi Product moment dari

Pearson, dengan syarat apabila data terdistribusi normal. Uji alternatif digunakan

apabila data tidak berdistribusi normal pada penelitian alternatif nonparametrik

menggunakan uji korelasi Chi-Square test. Oleh karena itu sebelum pengujian

hipotesis dilakukan terlebih dahulu uji normalitas.

Uji korelasinya dilakukan secara parsial dan simultan. Uji korelasinya

dilakukan secara parsial dan simultan. Uji Simultan jika data terdistribusi tidak

normal menggunakan uji F (regresi linier) dengan uji ANOVA. Uji parsial untuk

mengetahui X1 dan X2 secara bersama-sama terdapat variabel dependen (Y).

5. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan uji Shapiro Wilk dengan menggunakan

aplikasi komputer SPSS versi 21. Peneliti dalam penelitian ini menetapkan uji

normalitas dengan uji Shapiro Wilk karena responden dalam penelitian ini < 50

sehingga uji yang digunakan adalah Shapiro Wilk.

Berdasarkan uji normalitas data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21

untuk variabel pengetahuan ibu pada tingkat tahu didapatkan data hasil uji

normalitas Shapiro Wilk sebagai berikut:

Tabel IV.11: Tabel Output Hasil Uji Normalitas Data


Variabel Pengetahuan

Descriptives
Statistic Std. Error
Total Mean 50.6000 .60558
Pengetahuan 95% Confidence Lower Bound 49.3693
Interval for Mean Upper Bound 51.8307
5% Trimmed Mean 50.8095
Median 51.0000
Variance 12.835
70

Std. Deviation 3.58264


Minimum 41.00
Maximum 56.00
Range 15.00
Interquartile Range 4.00
Skewness -.910 .398
Kurtosis .524 .778

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Total Pengetahuan .156 35 .030 .925 35 .020
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan output SPSS Versi 21 uji normalitas variabel pengetahuan ibu

pada tingkat tahu tabel IV.10 diatas, diketahui bahwa nilai signifikan data untuk

variabel pengetahuan adalah 0.020, dimana nilai signifikan 0.020 lebih kecil dari

nilai 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi Tidak Normal.

Berdasarkan uji normalitas data untuk variabel sikap ibu pada tingkat

menerima didapatkan data hasil uji normalitas Shapiro Wilk sebagai berikut:

Tabel IV.12: Tabel Output Hasil Uji Normalitas Data


Variabel Sikap Pada Tingkat Menerima

Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 43.2286 .81898
95% Confidence Interval Lower Bound 41.5642
for Mean Upper Bound 44.8929
5% Trimmed Mean 42.8651
Median 42.0000
Variance 23.476
Total Sikap Std. Deviation 4.84517
Minimum 37.00
Maximum 56.00
Range 19.00
Interquartile Range 4.00
Skewness 1.331 .398
Kurtosis 1.065 .778
71

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Total Sikap .257 35 .000 .843 35 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan output SPSS Versi 21 uji normalitas variabel sikap ibu pada

tingkat menerima tabel IV.11 diatas, diketahui bahwa nilai signifikan data untuk

variabel sikap adalah 0.000, dimana nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari nilai

0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi Tidak Normal.

Berdasarkan uji normalitas data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20

untuk variabel DDTK anak balita didapatkan data hasil uji normalitas Shapiro

Wilk sebagai berikut:

Tabel IV.13: Tabel Output Uji Normalitas Data DDTK Anak Balita

Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 1.4571 .08543
95% Confidence Lower Bound 1.2835
Interval for Mean Upper Bound 1.6308
5% Trimmed Mean 1.4524
Median 1.0000
Variance .255
DDTK Anak
Std. Deviation .50543
Balita
Minimum 1.00
Maximum 2.00
Range 1.00
Interquartile Range 1.00
Skewness .180 .398
Kurtosis -2.091 .778

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
DDTK Anak
.360 35 .000 .635 35 .000
Balita
a. Lilliefors Significance Correction
72

Berdasarkan output SPSS Versi 21 uji normalitas variabel DDTK anak balita

tabel IV.11 diatas, diketahui bahwa nilai signifikan data untuk variabel sikap

adalah 0.000, dimana nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari nilai 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa data terdistribusi Tidak Normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro Wilk,

maka dapat disimpulkan bahwa variabel Pengetahuan, Sikap dan DTTK pada

anak balita terdistibusi tidak normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

uji analisis. Dengan demikian untuk membuktikan hipotesis dapat menggunakan

uji alternatif dengan statistik nonparametrik, nonparametrik menggunakan uji

korelasi Chi-Square test.

6. Uji Analisa Data Statistik Nonparametrik.

Uji statistik Nonparametrik Chi-Square test bertujuan untuk menguji korelasi

atau hubungan 2 variabel atau lebih. Dalam penelitian ini uji korelasi dengan

menggunakan uji Chi Sequere test untuk membuktikan hipotesis korelasi antara

Variabel pengetahuan ibu pada tingkat tahu (X 1) dengan Variabel DDTK anak

balita (Y) dan korelasi antara Variabel sikap ibu pada tingkat menerima (X 1)

dengan Variabel DDTK anak balita (Y).

a. Hubungan Pengetahuan Pada Tingkat Tahu Terhadap DDTK Anak Balita

Adapun hasil uji analisis statistik uji Chi-Square test untuk membuktikan

hipotesis korelasi antara Variabel pengetahuan ibu pada tingkat tahu (X 1)

dengan Variabel DDTK anak balita (Y) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel IV.14: Crosstabulation (Tabulasi Silang)


Variabel Pengetahuan (X1) dan DDTK Anak Balita (Y)
73

Pengetahuan Ibu * DDTK Anak Balita Crosstabulation


DDTK Anak Balita Total
Tidak Melakukan Melakukan DDTK
DDTK Anak Balita
Pengetahuan Count 10 0 10
Pengetahuan Cukup Baik % of Total 28.6% 0.0% 28.6%
Ibu Pengetahuan Count 9 16 25
Sangat Baik % of Total 25.7% 45.7% 71.4%
Count 19 16 35
Total
% of Total 54.3% 45.7% 100.0%

Berdasarkan Tabel output diatas menunjukan tabel tabulasi silang hubungan

variabel pengetahuan pada tingkat tahu dengan variabel DDTK anak balita.

Diketahui bahwa jumlah ibu yang tidak melakukan DDTK pada anak balitanya

lebih besar dibandingkan dengan ibu yang melakukan DDTK pada anak balita

yaitu sebanyak 19 orang dengan prsentase sebesar 54.3%. sedangkan ibu yang

berpengetahuan sangat baik yang melakukan DTTK pada anaknya sebanyak 16

orang dengan presentase sebesar 45.7%.

Tabel IV.15: Correlation


Variabel Pengetahuan (X1) dan DDTK Anak Balita (Y)

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)

Pearson Chi-Square 11.789a 1 .001

Continuity Correctionb 9.352 1 .002

Likelihood Ratio 15.592 1 .000


Linear-by-Linear
11.453 1 .001
Association
N of Valid Cases 35

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 4.57.
b. Computed only for a 2x2 table
74

Hasil uji analisis Chi-Square test pada tabel IV.12 diatas, dapat diketahui

nilai p-value pada Pearson Chi-Square adalah sebesar 0.001, dimana nilai p-

value 0.001 lebih kecil dari 0.05, amaka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif dan signifikan antara

pengetahuan ibu yang memiliki balita dengan deteksi dini tumbuh kembang

(DDTK) anak. Nilai Od Ratio (OR) sebesar 15.592 memiliki makna bahawa

ibu yang memiliki pengetahuan semakin tinggi maka semakin besar peluang

melakukan DTTK pada anaknya di usia balita sebesar 15.592 kali lipat

dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan rendah.

b. Hubungan Sikap Pada Tingkat Menerima Terhadap DDTK Anak Balita

Adapun hasil uji analisis statistik uji Chi Sequere test untuk membuktikan

hipotesis korelasi antara Variabel sikap pada tingkat menerima (X 2) dengan

Variabel DDTK anak balita (Y) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel IV.16: Crosstabulation (Tabulasi Silang)


Variabel Pengetahuan (X1) dan DDTK Anak Balita (Y)

Sikap Ibu * DDTK Anak Balita Crosstabulation


DDTK AnakBalita Total
TidakMelakukan Melakukan DDTK
DDTK Anak Balita
Sikap Cukup Count 6 0 6
Baik % of Total 17.1% 0.0% 17.1%
Sikap Ibu
Sikap Sangat Count 13 16 29
Baik % of Total 37.1% 45.7% 82.9%
Count 19 16 35
Total
% of Total 54.3% 45.7% 100.0%

Berdasarkan Tabel output diatas menunjukan tabel tabulasi silang hubungan

variabel sikap pada tingkat menerima dengan variabel DDTK anak balita.

Diketahui bahwa jumlah ibu yang tidak melakukan DDTK pada anak balitanya
75

lebih besar dibandingkan dengan ibu yang melakukan DDTK pada anak balita

yaitu sebanyak 19 orang dengan prsentase sebesar 54.3%. sedangkan ibu yang

memiliki sangat baik yang melakukan DTTK pada anaknya sebanyak 16 orang

dengan presentase sebesar 45.7%. namn masih terdapat ibu yang tidak

melakukan DDTK pada anak balitanya sebanyak 13 orang dengan presentase

37.1% walaupun memiliki sikap yang sangat baik.

Tabel IV.17: Correlation


Variabel Sikap (X1) dan DDTK Anak Balita (Y)

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)

Pearson Chi-Square 6.098a 1 .014

Continuity Correctionb 4.077 1 .043

Likelihood Ratio 8.371 1 .004


Linear-by-Linear
5.924 1 .015
Association
N of Valid Cases 35

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 2.74.
b. Computed only for a 2x2 table

Hasil uji analisis Chi-Square test pada tabel IV.12 diatas, dapat diketahui

nilai p-value pada Pearson Chi-Square adalah sebesar 0.014, dimana nilai p-

value 0.014 lebih kecil dari 0.05, amaka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif dan signifikan antara sikap ibu

yang memiliki balita dengan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) anak. Nilai
76

Od Ratio (OR) sebesar 8.371 memiliki makna bahwa ibu yang memiliki skor

sikap semakin tinggi maka semakin besar peluang melakukan DTTK pada

anaknya di usia balita sebesar 8.371 kali lipat dibandingkan dengan ibu yang

memiliki skor sikap rendah.

7. Uji Analisis Simultan

Hubungan pengetahuan dan sikap berpengaruh secara simultan terhadap

Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak balita atau hubungan X1, X2 dan Y

(Simultan). Hubungan ini dapat diperoleh dengan menggunakan uji analisis

statistik F (regresi linier berganda) atau uji analisis ANOVA. Hasil Uji Simultan

menggunakan aplikasi SPSS Versi 21 sebagai berikut :

Tabel IV.18: Uji Simultan Variabel X1, X2 dan Y


ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression 3.208 2 1.604 9.370 .001b
1 Residual 5.478 32 .171
Total 8.686 34
a. Dependent Variable: DDTK Anak Balita
b. Predictors: (Constant), Total Sikap, Total Pengetahuan

Berdasarkan hasil uji analisis F (Regresi Linier) dengan analisis Uji Anova

didapatkan nilai taraf signifikan dengan nilai ρ-value sebesar 0.001, dimana nilai

0.001 < 0,05. Maka menunjukan adanya pengaruh yang sigifikan antara variabel

pengetahuan ibu pada tingkat tahu (X 1), variabel sikap ibu pada tingkat menerima

(X2) dan Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Anak Balita (Y) secara simultan.

Sedangkan berdasarkan nilai F hitung (Regression Residual) didapatkan nilai F

hitung sebesar 9.370. Dimana nilai 9.370 > 2.47 (nilai F tabel n = 35 dan df
77

pembilang N1=2 maka nilai F tabel adalah= 35-2=33, nilai F tabel pada titik 33

adalah 2.47), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hubungan yang

positif dan signifikan antara antara variabel pengetahuan ibu pada tingkat tahu

(X1), variabel sikap ibu pada tingkat menerima (X2) dan Deteksi dini tumbuh

kembang (DDTK) Anak Balita (Y). Maka peneliti menyimpulkan bahwa H o

ditolak, yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan dan

sikap ibu yang memiliki balita dengan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)

anak di RT 6 Kelurahan Puncak Kemuning Wilayah Kerja Puskesmas Megang

Kota Lubuklinggau tahun 2020.

Tabel IV.19: Tabel Coefficients Uji Simultan


Variabel X1, X2 dan Y Dengan Uji ANOVAa

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -2.915 1.042 -2.797 .899
1 Total Pengetahuan .085 .021 .600 3.964 .009
Total Sikap .002 .016 .019 .128 .000
a. Dependent Variable: DDTK Anak Balita

Berdasarkan tabel IV.15 diatas, dimana hasil nilai koefisiensi antara uji

simultan variabel pengetahuan ibu pada tingkat tahu (X 1), variabel sikap ibu pada

tingkat menerima (X2) dan Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Anak Balita

(Y) didapatkan nilai ρ-value terendah adalah 0.000 < 0.009. Maka dapat

disimpulkan bahwa koefisiensi secara simultan variabel yang paling berpengaruh


78

terhadap Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Anak Balita adalah variabel

Sikap Ibu pada tingkatan menerima (X2).

B. Pembahasan

1. Karateristik Responden

a. Berdasarkan umur responden, dapat diketahui karakteristik umur ibu yang

memiliki balita bahwa responden dengan frekuensi terbanyak adalah usia 31-

40 tahun dengan jumlah sebanyak 15 orang dengan presentase 42,9%. Umur

merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan, semakin dewasa

umur seseorang maka semakin bertambah pula pengetahuannya, baik yang

diperoleh dari pengalaman maupun dari pendidikan formal. (Setiawan Darta,

diunduh 01 Juni 2020) 21.

b. Berdasarkan pendidikan diketahui karakteristik pendidikan ibu yang

memiliki balita bahwa responden dengan jenjang pendidikan terbanyak adalah

lulusan SMA yaitu berjumlah 21 orang dengan presentase 60%. Pendidikan

bertujuan untuk pendewasaan diri, sikap dan tingkah laku yang dapat di

teladani serta kemampuan pengevaluasi diri. Tingkat pendidikan merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi orang, semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin baik pula pemikirannya yang di tandai

semakin dikit ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari

sesuatu tanpa melihat orang lain21.

c. Berdasarkan perkerjaan responden telah diketahui karakteristik pekerjaan

ibu yang memiliki balita bahwa responden mayoritas sebagai ibu rumah tangga
79

atau mengurus anak dirumah yaitu berjumlah 15 orang dengan presentase

42,9%. Perkerjaan merupakan jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat

melalui pendidikan serta latihan tertentu, menentukan persyaratan khusus,

memiliki tanggung jawab serta kode etik tertentu, semakin baik perkerjaan

yang diperoleh, dimana perkerjaan dapat mempengaruhi tingkat informasi

melalui interaksi sosial21.

d. Berdasarkan usia anak balita, diketahui karakteristik usia anak balita dari

responden penelitian ini adalah yang memiliki frekuensi yang paling banyak

adalah usia kurang dari 3 tahun berjumlah 18 orang dengan presentase 51,4%.

Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sejak anak

dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan

secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan

mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut juga anak

usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang

anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta

pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis

proses tumbuh kembang5.

2. Hubungan Parsial Variabel Pengetahuan (X 1), Sikap (X2) dan Variabel

DDTK Pada Anak Balita (Y)

a. Hubungan Variabel Pengetahuan (X1) dan DDTK Anak Balita (Y)

Hubungan variabel pengetahuan (X1) dengan Variabel DDTK anak balita

(Y) dengan menggunakan analisis statistik Chi-Square test menghasilkan


80

korelasi nilai p-value pada Pearson Chi-Square adalah sebesar 0.001, dimana

nilai p-value 0.001 lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif dan signifikan antara

pengetahuan ibu yang memiliki balita dengan Deteksi Dini Tumbuh Kembang

(DDTK) anak di RT 6 Kelurahan Puncak Kemuning Wilayah Kerja Puskesmas

Megang Kota Lubuklinggau tahun 2020.

Hal ini didukung dengan skor tertinggi pada data hasil tanggapan responden

pada kuesioner pengetahuan soal nomor 5 yaitu DDTK untuk mendeteksi

keterlambatan perkembangan anak anak usia balita mendapatkan skor tinggi

sebesar 154, dan soal nomor 8 yaitu DDTK anak Balita bertujuan deteksi dini

penyimpangan pertumbuhan yang dilakukan untuk menemukan status gizi

kurang/buruk dan mikro/makrosefali dengan skor sebesar 140 yang

menunjukan bahwa responden memahami tentang manfaat dan pentingnya

DDTK pada anak balita untuk mencegah gangguan tumbuh kembang anak.

Nilai Od Ratio (OR) sebesar 15.592 memiliki makna bahawa ibu yang

memiliki pengetahuan semakin tinggi maka semakin besar peluang melakukan

DTTK pada anaknya di usia balita sebesar 15.592 kali lipat dibandingkan

dengan ibu yang memiliki pengetahuan rendah. Hal ini sesuai dengan teori

menurut Notoatmojo (2010), bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui pencaidera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga12.


81

Tahu diartikan sebagai meningkat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah meningkat

kembali (recall) terhadap dalam suatu spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,

menguraikan, menyatakkan dan sebagainya12.

b. Hubungan Variabel Sikap (X2) dan Variabel DDTK anak balita (Y)

Hubungan variabel sikap (X2) dengan Variabel DDTK anak balita (Y)

dengan menggunakan analisis statistik Chi-Square test menghasilkan korelasi

nilai p-value pada Pearson Chi-Square adalah sebesar 0.014, dimana nilai p-

value 0.014 lebih kecil dari 0.05, amaka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif dan signifikan antara sikap ibu

yang memiliki balita dengan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak di

RT 6 Kelurahan Puncak Kemuning Wilayah Kerja Puskesmas Megang Kota

Lubuklinggau tahun 2020.

Hal ini didukung dengan skor tertinggi pada data hasil tanggapan responden

pada kuesioner sikap soal nomor 17 yaitu Saya bersedia memperhatikan

informasi pengukuran Panjang Badan terhadap umur atau Tinggi Badan

terhadap umur (PB/U atau TB/U) mendapatkan skor tinggi sebesar 156, dan

soal nomor 23 yaitu Saya bersedia memperhatikan melakukan pemeriksaan

sesuai usia anak saya dengan skor sebesar 139 yang menunjukan bahwa

responden dengan bersikap memahami dan mau menerima manfaat dan


82

keuntungan DTTK pada balita sehingga mendukung skrining DTTK pada anak

balita. Sikap tingkatan menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek) 12.

Nilai Od Ratio (OR) sebesar 8.371 memiliki makna bahwa ibu yang

memiliki skor sikap semakin tinggi maka semakin besar peluang melakukan

DTTK pada anaknya di usia balita sebesar 8.371 kali lipat dibandingkan

dengan ibu yang memiliki skor sikap rendah. Hal ini sejalan dengan teori

bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan

bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan tindakan

atau aktifitas, akan tetapi merupakan prediposisi tindakan suatu perilaku. Sikap

itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau

tingkah laku yang terbuka. Semakin baik sikap ibu maka diharapan DTTK

anak balita juga semakin baik.

3. Hubungan Simultan Variabel Pengetahuan (X1), Variabel Sikap (X2) dan

Variabel DDTK Anak Balita (Y)

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita dengan Deteksi

Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak berdasarkan hasil uji analisis F (Regresi

Linier) dengan analisis Uji Anova didapatkan nilai taraf signifikan dengan nilai

ρ-value sebesar 0.001, dimana nilai 0.001 < 0,05. Maka menunjukan adanya

pengaruh yang sigifikan antara variabel pengetahuan (X 1), variabel sikap (X2) dan

Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Anak Balita (Y) secara simultan.

Sedangkan berdasarkan nilai F hitung (Regression Residual) didapatkan nilai F


83

hitung 9.370 > 2.47, maka peneliti menyimpulkan ada hubungan positif dan

signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita dengan Deteksi

Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak di RT 6 Kelurahan Puncak Kemuning

Wilayah Kerja Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau tahun 2020.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Intan Fazrin, dkk (2018),

bahwa keberhasilan pelaksanaan DDTK anak usia balita untuk mencegah

terjadinya gangguan tumbuh kembang sangat berkaitan dan berhubungan dengan

tingkat pengetahuan ibu dan sikap ibu diharapkan ibu yang memiliki pengetahuan

baik dan sikap positif akan semakin antusias untuk melakukan DDTK pada

anaknya diusia balita ke layanan kesehatan dan Posyandu secara rutin sesuai

tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hasil nilai koefisiensi antara uji simultan variabel pengetahuan ibu pada tingkat

tahu (X1), variabel sikap ibu pada tingkat menerima (X2) dan Deteksi dini tumbuh

kembang (DDTK) Anak Balita (Y) didapatkan nilai ρ-value terendah adalah 0.000

< 0.009. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisiensi secara simultan variabel yang

paling berpengaruh terhadap Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Anak Balita

adalah variabel Sikap ibu pada tingkatan menerima (X2).

Berdasarkan hasil diatas maka peneliti berasumsi bahwa sikap ibu yang

memiliki anak balita sangat berpengaruh terdahap perilaku ibu dalam memantau

tumbuh kembang anak dan mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang anak

dengan melakukan DDTK sesuai tahapan usia. Hal ini dapat peneliti buktikan

dengan hasil penelitian yang peneliti laksanakan yaitu tingginya tingkat sikap ibu

yang memiliki balita di RT 6 Kelurahan Puncak Kemuning diikuti dengan adanya


84

ibu yang melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak usia balita walaupun

belum 100% ibu yang memiliki balita melakukan DDTK ke layanan kesehatan

dan Posyandu namun antusias ibu untuk melakukan DDTK termasuk kedalam

kategori tinggi, sehingga sangat diperlukan upaya peningkatan pengetahuan ibu

tentang DDTK untuk mendukung sikap ibu yang sudah sangat baik untuk menjadi

perilaku DDTK pada anak balita yang baik hari RT 6 Kelurahan Puncak

Kemuning. Data tersebut membuktikan bahwa melalui deteksi dini dapat

diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya

pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan

indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang.

Hal ini didukung dengan teori pertumbuhan dan perkembangan yang peneliti

kemukanan di BAB II dimana sikap ibu sangat berhubungan dan berkaitan erat

dengan perilau ibu dalam melakukan pemeriksaan DTTK pada anaknya karena

ibu yang bersikap positif akan mendukung upaya pemantauan tumbuh kembang

anaknya. Hal ini sejalan dengan teori pemantauan tumbuh kembang anak bahwa

pada masa baita kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan

dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita.

Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi

dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3

tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih

berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-

cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
85

dan pengaturan hubungan- hubungan antar sel syaraf ini akan sangat

mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,

mengenal huruf, hingga bersosialisasi.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan

landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar

kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap

kelalnan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak

ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia

dikemudian hari.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari analisa data yankg peneliti lakukan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan bagan kontinum pada variabel Pengetahuan (X 1) berada pada

posisi skor 78,48% atau baik, pengetahuan dengan indikator responden mampu

menguraikan dengan skor 77,14% atau baik. Hubungan pengetahuan dan DDTK

anak balita menghasilkan nilai signifikan 0.001, lebih kecil dari 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.


86

2. Berdasarkan bagan kontinum pada variabel sikap (X2) dengan skor 84,8%,

pada DDTK Anak Balita (Y) didapatkan skor 67,14%. Hubungan sikap dengan

DDTK anak balita menghasilkan nilai signifikan 0.014 lebih kecil dari 0.05,

amaka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

3. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita dengan Deteksi

Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak didapatkan nilai taraf signifikan dengan

nilai ρ-value sebesar 0.001, dimana nilai 0.001 < 0,05, maka disimpulkan ada

hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki

balita dengan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak di RT 6 Kelurahan

Puncak Kemuning Wilayah Kerja Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau tahun

2020. Dan koefisiensi secara simultan variabel yang paling berpengaruh terhadap

Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Anak Balita adalah variabel Sikap Ibu

pada tingkatan menerima (X2).

B. Saran

1. Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti selanjutnya untuk

melanjutkan penelitian tentang manfaat DDTK pada anak balita untuk simulasi

tumbuh kembang anak di Kelurahan lain dan wilayah lain.

2. Praktis

a. Untuk Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau

Kepada Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau dalam upaya melakukan

promosi kesehatan pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita tentang

86
87

DDTK pada anak balita agar dapat lebih baik lagi dalam menurunkan

gangguan tumbuh kembang pada anak balita.

b. Untuk Masyarakat di RT. 06 Kelurahan Puncak Kemuning

Agar ibu-ibu yang memiliki anak balita khususnya dan masyarakat

umumnya lebih aktif dalam melakukan upaya kesehatan dan ikut serta dalam

kegiatan promosi kesehatan tentang DDTK pada anak balita yang diadakan

oleh Puskesmas wajib hadir dan berperan serta agar mendapatkan informasi

tentang DDTK pada anak balita, dan diharapkan ibu-ibu yang memiliki balita

aktif dalam kegiatan Posyandu dan melakukan DDTK pada anak balitanya

untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang anak dan menerapkan

prilaku positif dengan tujuan meningkatnya derajat kesehatan secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai