Abstrak
Tujuan Studi: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap ibu tentang pemberian susu formula
pada bayi usia 0-6 bulan dengan kejadian diare di Puskesmas Palaran Samarinda.
Metodologi: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional, populasi
dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak yang berkunjung ke poli anak di Puskesmas Palaran
Samarinda dengan jumlah 163 Balita dan sampel yang digunakan adalah 115 Responden. Analisis meliputi
univariat dan bivariat menggunakan rumus Chi Square.
Hasil: Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan hasil p value 0,046 < α 0,05 sehingga Ha
diterima yang artinya ada hubungan antara sikap ibu tentang pemberian susu formula dengan kejadian diare di
Puskesmas Palaran Kota Samarinda Tahun 2022.
Manfaat: Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta
keterampilan dalam melakukan penelitian serta mampu menjadi landasan yang kuat bagi peneliti selanjutnya,
khususnya dalam topik yang menyangkut sikap ibu tentang pemberian susu formula dengan kejadian diare,
bagi institusi pendidikan hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan keperawatan.
Abstract
Purpose of study: This study aims to determine relationship of mother’s attitude about giving formula to babies
aged 0-6 moths with the incidence of diarrhea at Palaran Samarinda Public Health Center.
Methodology: This type of research is a quantitative study with a cross sectional, the population in this study
were mothers who had children who visited the children’s polyclinic at Palaran Samarinda Public Health Center
with a total of 163 children under five and the sample used was 115 respondents. The analysis includes
univariate and bivariate using the Chi Square.
Results: The results of the bivariate analysis the chi square with p value 0,046 < α 0,05 so that Ha is accepted,
which means that there is a relationship of mother’s attitude about giving formula to babies aged 0-6 moths with
the incidence of diarrhea at Palaran Samarinda Public Health Center in 2022.
Applications: For researchers, the results of this study are expected to increase knowledge, insight and skills
in conducting research and be able to become a strong foundation for further researchers, especially in topics
related to mothers’ attitudes about giving formula with the incidence of diarrhea, for educational institutions
research results can add knowledge nursing.
2. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan desain descriptive
correlational, peneliti menggunakan pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel yaitu
purposive sampling. Sampel penelitian adalah ibu yang memiliki anak yang berkunjung ke poli anak di
Puskesmas Palaran Samarinda sebanyak 115 responden. Analisa data ini menggunakan uji Chi Square.
Tabel 1 Data Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Palaran Samarinda Tahun
2022
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Usia Ibu
1. < 20 Tahun 1 0,9
2. 20-35 Tahun 111 96,5
3. > 35 Tahun 3 2,6
Pendidikan Ibu
1. SD 2 1,7
2. SLTP/SMP 1 0,9
3. SMA 65 56,5
4. Perguruan Tinggi 47 40,9
Pekerjaan Ibu
1. PNS 7 6,1
2. IRT 49 42,6
3. Swasta 20 17,4
4. Wiraswasta 39 33,9
Usia Anak
1. 0-12 Bulan 95 80
2. 12-24 Bulan 15 13
3. 24-36 Bulan 1 0.9
4. 36-48 Bulan 4 3,5
5. >50 Bulan 3 2,6
Jenis kelamin Anak
1. Laki-laki 58 50,4
2. Perempuan 57 49,6
Total 115 100
Sumber : Data Primer 2022
Pada tabel 1 diatas berdasarkan usia ibu menunjukkan bahwa sebagian besar responden
usia ibu antara usia 20-35 tahun sebanyak 111 responden dengan jumlah presentase 96,5%.
Berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa hampir lebih dari setengah responden pendidikan
ibu lulusan SMA sebanyak 65 responden dengan jumlah persentase 56,5%. Berdasarkan
pekerjaan ibu menunjukkan bahwa mayoritas responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 49 responden dengan jumlah presentase 42,6%. Berdasarkan Usia anak menunjukkan
bahwa sebagian besar responden usia anak antara usia 0-12 bulan sebanyak 92 responden dengan
jumlah presentase 80%. Berdasarkan jenis kelamin anak menunjukkan bahwa dari 115 responden
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 58 responden dengan jumlah persentase 50,4% dan berjenis
kelamin perempuan sebanyak 57 responden dengan jumlah persentase 49,6%.
Tabel 2 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Ibu Tentang Pemberian Susu Formula di
Puskesmas Palaran Samarinda Tahun 2022
No. Sikap Pemberian Susu Frekuensi Persentase (%)
Formula
1. Negatif 38 33
2. Positif 77 67
Total 115 100
Sumber: Data Primer 2022
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 115 responden yang memiliki sikap negatif tentang
pemberian susu formula sebanyak 38 responden dengan jumlah persentase 33% dan yang memiliki
sikap positif tentang pemberian susu formula sebanyak 77 responden dengan jumlah persentase 67%.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari sampel yang menjadi responden memiliki
sikap positif yaitu sebanyak 77 dari 115 responden dengan persentase 67%.
Tabel 3 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Diare di Puskesmas Palaran Samarinda
Tahun 2022
No. Kejadian Diare Frekuensi Persentase (%)
1. Diare 62 53,9
2. Tidak Diare 53 46,1
Total 115 100
Sumber: Data Primer 2022
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 115 responden yang mengalami diare ada 62
responden dengan jumlah persentase 53,9% dan yang tidak mengalami diare ada 53 responden
dengan jumlah persentase 46,1%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
yang mengalami diare dalam 3 bulan terakhir sebanyak 62 dari 115 responden dengan persentase
53,9%.
Tabel 4 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Sikap Ibu Tentang Pemberian Susu Formula dengan
Kejadian Diare di Puskesmas Palaran Samarinda Tahun 2022
Sikap Ibu Kejadian Diare Total OR (CI P Value
Tentang Diare Tidak Diare 95%)
Pemberian F % F % F %
Susu Formula
Negatif 26 68,4 12 31,6 38 100 2,468 0,046
(1,090-
Positif 36 46,8 41 53,2 77 100
5,589)
Total 62 53,9 53 46,1 115 100
Sumber: Data Primer 2022
Pada tabel 4 diatas tentang hubungan sikap ibu tentang pemberian susu formula dengan
kejadian diare di Puskesmas Palaran Samarinda menunjukkan bahwa dari 115 responden, yang
memiliki sikap negatif tentang pemberian susu formula mengalami diare sebanyak 26 responden
(68,4%). Sedangkan yang bersikap positif tentang pemberian susu formula tidak mengalami diare
sebanyak 41 responden (53,2%).
Analisis hubungan sikap ibu tentang pemberian susu formula dengan kejadian diare dilakukan
dengan menggunakan rumus Chi Square dengan taraf signifikasi α = 5% dengan nilai p value = 0,046
< α = 0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya ada hubungan yang signifikasi (bermakna) secara statistik
antara sikap ibu tentang pemberian susu formula dengan kejadian diare.
Hasil Odds Ratio menunjukkan 2,468 (Confidence Interval 95% = 1,090-5,589). Ini berarti sikap
ibu yang negatif tentang pemberian susu formula 2 kali lebih besar mengalami kejadian diare
dibandingkan dengan sikap ibu yang positif tentang pemberian susu formula.
3.2. Diskusi
Berdasarkan hasil penelitian diatas hubungan sikap ibu tentang pemberian susu formula pada
bayi usia 0-6 bulan dengan kejadian diare di Puskesmas Palaran Samarinda menunjukkan dari 115
respoden bahwa ibu dengan sikap negatif yang anaknya mengalami diare sebanyak 26 responden
(68,4%). Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki sikap negatif terhadap anak mengalami
diare karena tidak didukung dengan pengetahuan dan sikap yang baik tentang cara pemberian susu
formula.
Hal ini sejalan dengan penelitian Anggraeni (2018) yang dapat dikatakan memiliki hubungan
cara pemberian susu formula dengan kejadian diare. Pemberian susu formula yang baik dengan
membersihkan botol sesuai standar yaitu membersihkan botol dengan proses pencucian menggunakan
air mengalir, sikat, deterjen, sehingga kotoran atau bahan organik hilang dari permukaan. Selain itu,
pembersihan botol yang sesuai standar setelah dilakukan pencucian dilakukan desinfeksi tingkat tinggi
dengan cara direbus agar microba, E.coli enteoaggregatife, shigella, dan kuman kuman penyebab
diare hilang.
Ibu yang memiliki sikap negatif namun anak tidak mengalami diare ada sebanyak 12
responden (68,4%), faktor yang mendukung hal tersebut yaitu jika balita berstatus gizi baik. Dalam
keadaan seperti itu, tubuh memiliki kapasitas yang cukup untuk mempertahankan diri terhadap
penyakit infeksi (diare). Hal ini sesuai dengan teori dari Sitorus (2008) dalam Hayati & Simanullang
(2019) bahwa anak yang tidak kurang gizi akan tahan terhadap penyakit, sedangkan yang kurang gizi
akan mudah sakit. Ibu yang memiliki sikap positif dengan anak yang tidak mengalami diare sebanyak
41 responden (53,2%). Hal ini menunjukkan bahwa yang memiliki sikap positif didukung oleh
pengetahuan dan sikap yang baik terhadap cara pemberian susu formula yang benar.
Susu formula sebagai pengganti ASI pada balita yang penggunaannya semakin meningkat.
Sikap yang baik saat memberikan susu formula merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi
kejadian diare pada balita akibat susu formula (Sulistyowati, 2020). Pengetahuan yang luas akan lebih
bisa memahami bagaimana cara pemberian susu formula yang baik dan benar. Begitu pula dengan
bertambahnya usia, kedewasaan seorang ibu akan mempengaruhi pola pikir ibu tentang bagaimana
cara memberikan susu formula dengan baik agar balitanya tidak mudah terserang diare. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Hartati (2019) yang menunjukkan bahwa perilaku ibu yang terdiri dari sikap
dan tindakan memiliki hubungan dengan kejadian diare.
Ibu yang memiliki sikap positif namun anak mengalami diare ada sebanyak 36 responden
(46,8%). Hal ini bisa terjadi karena faktor lingkungan yaitu penyediaan air bersih, makanan dan
kebersihan ibu serta balita. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Azmi dkk (2018) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan air bersih dengan kejadian diare
pada balita. Sumber air minum berperan dalam penyebaran berbagai penyakit menular. Sumber air
minum utama merupakan salah satu saranan sanitasi yang tidak kalah pentingnya dengan kasus diare.
Sebagai bakteri infeksius yang menyebabkan diare, ditularkan melalui jalur fekal oral. Mereka dapat
menyebar dengan memasukkan cairan atau benda yang terkontaminasi tinja ke dalam mulut, seperti
air minum, jari-jari tangan serta peralatan susu formula yang disiapkan dan dicuci dengan air tercemar.
Hasil analisis bivariat penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara sikap pemberian susu formula dan merupakan faktor resiko yang kuat untuk terjadinya kejadian
diare dengan nilai resiko relatif (OR)= 2,468 dimana nilai p value = (0,046) < α (0,05) maka hipotesis
penelitian Ha diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yanti (2019) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan, dimana
p value sebesar (0,001) (p value < 0,05). Pada penelitian yang dilakukan Astari & Chandra (2020)
menyatakan terdapat hubungan bermakna antara pemberian susu formula dengan kejadian diare (p
value = 0,000 OR 14,114 CI = 2,969-66,428).
Peneliti berpendapat bahwa peran orang tua khususnya ibu yang memiliki sikap yang baik
dalam memberikan susu formula dengan cara pemberian tidak baik dapat menyebabkan diare,
sehingga disarankan untuk mengocok susu sebelum memberikannya, memeriksa suhu susu formula
yang telah dibuat dan tidak memaksa balita untuk menghabiskan susu serta menyendawakan bayi
setelah pemberian susu dan tidak memberikan susu formula dengan dot susu plastik
4. KESIMPULAN
Karakteristik responden usia ibu yaitu antara usia 20-35 tahun sebanyak 96,5%, pendidikan ibu
yaitu pendidikan SMA sebanyak 56,5%, pekerjaan ibu pekerjaan IRT sebanyak 42,6%, usia anak yaitu
antara usia 0-12 bulan sebanyak 80%, kelamin yaitu bejenis kelamin laki-laki 50,4%, dan urutan anak yaitu
urutan anak ke-1 sebanyak 82,6%. Sikap ibu memiliki sikap positif sebanyak 67,0%. Kejadian diare
sebanyak 53,9%. Hubungan sikap ibu tentang pemberian susu formula dengan kejadian diare di
Puskesmas Palaran Kota Samarinda Tahun 2022 dengan menggunakan rumus Chi Square dengan taraf
signifikasi α = 5% dengan nilai p value = 0,046 < α (0,05).
.
REFERENSI
Andarini, Dewi., Lestari, Mariska., & Faliria, Rian. (2019). Implementasi Gerakan Tanggap Diare Pada Balita di
Kecamatan Jejawi , Kabupaten Ogan Komering Ilir Implementation of Diarrhea Response Movements on
Toddlers in Jejawi District , Ogan Komering Ilir Regency Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat ,
Fakultas . 9–19.
Anggraeni, Sumi. (2018). Hubungan Cara Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di
Desa Podorejo Relationship To Giving Milk Formula With Occurrence of Diarrhea in Children in the Village
Podorejo. 13_Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(1).
Azmi, Sakung, Jamaluddin., & Yusuf, Herlina. (2018). Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare
Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bambaira Kabupaten Pasangkayu. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu, 313–322.
Hartati, Maria Sari. (2019). Hubungan Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Cibolerang Bandung. STIKES Immanuel Bandung.
Hayati, Kardina., & Simanullang, Grace Elizabeth. (2019). Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan
Kejadian Diare Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Desa Tambak Cekur Kecamatan Serbajadi Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2019. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf), 1(2), 20–26.
https://doi.org/10.35451/jkf.v1i2.153
Hidayat, Aziz Alimul. (2014). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 (1st ed.). Salemba
Kasasiah, Ahsanal., Nurazizah, Siti., & Hendiana, Aghisna. (2020). Kejadian Diare pada Balita di Desa
Karyasari Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang dan Kaitannya dengan Pemberian Susu
Formula. Journal of Pharmacy, Medical and Health Science, 01(September 2020), 643.
Kurniawan, Gusli., Lestari, Widia., & Rahmalia, Siti. (2018). Hubungan Persepsi Ibu Tentang Susu Formula
Dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Jpkeperawatandd140531, 5(3), 24–37.
Pusdatin. (2019). Health Statistics (Health Information System). In Short Textbook of Preventive and Social
Medicine. https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5
Sulistyowati. (2020). Cara Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare Pada Bayi 0-6 bulan di
Puskesmas Sukosewu. Journal of Nursing and Public Health.