Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AKI dan AKB merupakan salah satu indikator penting dalam menilai

tingkat derajat kesehatan masyarakat di suatu negara, pembangunan kesehatan

bertujuan untuk menigkatkan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

semua orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

( Depkes RI 2017 ).

Berdasarkan penelitian WHO tahun 2017, diseluruh dunia terdapat

kematian ibu sebesar 800.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya

neonatus sebesar 11.000.000 jiwa pertahun (Riset Kesehatan Dasar Depkes,

2017).

Berdasarkan data hasil Survey Demografi dan kesehatan indonesia

(SDKI ) tahun 2017, derajat kesehtan ibu dan anak di indonesia masih harus di

tingkatkan, ditandai dengan AKI tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran

hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak di banding SDKI tahun 2017

yang mencapai 288/100.000 kelahiran hidup di mana masih jauh dari target

yang di capai sesuai tujuan MDG’S pada tahun 2017 AKI turun menjadi

102/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI 2017 ) sedangkan AKB hasil SDKI

2012 adalah sebesar 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup di seluruh

kematian bayi, lebih dari tiga perempat dari semua kemtian balita terjadi

1
dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas bayi terjadi pada periode

neonatus.

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

mencatat, jumlah bayi yang lahir di Indonesia mencapai 10.000 orang per hari

atau sekitar empat juta jiwa per tahun.

Di propinsi jawa barat tahun 2017 jumlah kematian bayi berkisar

4.687 bayi , sedangkan jumlah kematian ibu yaitu 808 ibu. Sedangkan, untuk

wilayah kabupaten bogor pada tahun 2017 jumlah kematian bayi yaitu 196

bayi dan jumlah kematian ibu yaitu 53 ibu (Dinkes Jabar 2017)

Penyebab AKI dan AKB. AKI di sebabkan karena dengan berbagai

penyebab komplikasi kehamilan pada persalinan yang kurang kesadaran dari

masyarakat pada saat hamil minimal 4 kali pemeriksan kehamilan sejak awal

trimester satu samapi dengan tiga penyebab AKI adalah, “ pendarahan post

partum 34%, eklamsia 20,3%, sepsis 20,5%, gagal paru 14% dan infeki 20% “

sedangkan penyebab angka keamtian bayi 0-6 hari AKB adalah “ Asfiksia

37% ,prematuritas 34%. Sepsis 20,5%. Sementara angka kematian bayi 7-28

hari adalah sepsis 20,5%, kelainan kongeital 19%, penomania 17%, Premturits

14%. ( Data Survey Kemenkes Jabar 2017 ).

Pendarahan di sebabkan oleh beberapa factor di antaranya ibu

besalin dengan bayi besar menyebapkan pendarahan pada ibu pada saat

pesalinan pervaginam di karnakan distosia bahu,dan rupture uteri akibat bayi

besar yang di lahirkan secara normal sehinga mengakibatkan robekan

perineum

2
Menurut studi pendahuluan yang penulis lakukan di PMB R pada

tahun 2020 sampai dengan 2022 dari seluruh ibu bersalin yang berjumlah 30

orang, sebanyak 15 orang bersalin dengan bayi besar. Yaitu sebanyak 5 orang

lahir spontan di PMB R, 3 orang lahir di RS Rujukan dan sisanya 7 orang

lahir secara SC di RS Rujukan.

Bayi besar sebabkan oleh terjadinya hipergelikemia pada janin

akibat hipergelikemia ibu, hiperinsulinisme janin yang menyebapkan timbul

lemak bertambahnya ukuran dan berat badan umumnya bayi dengan bayi

besar berhubungan dengan ibu yang menderita diabetes melitus tergolong

tinggi dan banyak faktor di antaranya genetik ,penagruh kecukupan gizi

dengan setatus perekonomian yang cukup dan berkaitan dengan bukan

kehamilan yang pertama, dengan usia ibu, paritas dan jarak kelahiran serta

umur kehamilan. Usaha untuk pencegahan penyulit kehamilan dan persalinan

tergantung pada berbagai faktor dan tidak semata-mata tergantung dari sudut

medis atau kesehatan saja ,apa bila tidak di tangani secara tepat akan

berakibat fatal bagi ibu dan bayi (Manuaba, 2010)

Implikasi bayi besar bagi ibu melibatkan distensi uterus, menyebabkan

peregangan yang berlebihan pada serat-serat uterus. Hal ini menyebabkan

disfungsional persalinan, kemungkinan ruptur uterus, dan peningkatan insiden

perdarahan postpartum. Persalinan dapat menjadi lebih lama dan tindakan

operasi pada saat melahirkan menjadi lebih dimungkinkan. (Maunaba 2010).

Pencegahan atau upaya perdarahan menurut (Manuaba 2010) .Bukti

dan penelitian menunjukkan bahwa penanganan aktif pada persalinan kala III

3
dapat menurunkan insidensi dan tingkat keparahan perdarahan postpartum.

Penanganan aktif merupakan kombinasi dari hal-hal berikut : Pemberian

uterotonik (dianjurkan oksitosin) segera setelah bayi dilahirkan. Penjepitan

dan pemotongan tali pusat dengn cepat dan tepat. Penarikan tali pusat dengan

lembut dengan traksi balik uterus ketika uterus berkontraksi dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “faktor-faktor yang mempengaruhi ibu bersalin

dengan bayi besar di PMB R tahun 2020-2022”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi ibu bersalin dengan

bayi besar di PMB R tahun 2020-2022?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu bersalin dengan

bayi besar di PMB R tahun 2020-2022

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi faktor-faktor yang mempengaruhi ibu

bersalin dengan bayi besar di PMB R tahun 2022 berdasarkan umur,

paritas, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan,jenis persalinan dan

Riwayat diabetes melitus.

4
b. Mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu bersalin

dengan bayi besar di PMB R tahun 2022 berdasarkan umur, paritas,

pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, jenis persalinan dan Riwayat

diabetes melitus.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup peneliatian ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi ibu

bersalin denga bayi besar di PMB R pada tahun 2020-2022. Penelitian ini

dilakukan karena ibu besalin di pmb rika silvia lahir dengan bayi besar atau

makrosomia. Pengambilan populasi dan sampel dilakukan pada bulan

Agustus 2022. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan teknik pengambilan data

dengan teknik total sampling dengan pendekatan cross sectional menggunakan

data sekunder didapat dari rekam medis pasien yang dianalisis data secara

univariat dan bivariat, dengan menggunakan Variabel. Variabel Dependen dari

penelitian ini adalah ibu bersalin dengan bayi besar dan Variabel Independen

yang diteliti yaitu faktor - faktor yang mempengaruhi bayi besar berupa umur,

paritas, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, jens persalinan dan riwayat

diabetes melitus.

E. Manfaat Penelitian

1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil peneliti yang di laksanakan ini di harapkan dapat dapat menjadi

bahan referensi bagi mahasiswa dan dapat menambah bahan

5
keperpustakan di akademik kebidanan akbid prima husada bogor serta

dapat di gunakan data dasar bagi peneliti selanjutnya.

2 Bagi Tempat Penelitian

Dapat memberikan gambaran kejadian bayi besar di PMB R dan dapat di

gunakan sebgai masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan

dalam memberikan penanganan pada ibu bersalin dengan bayi besar guna

mencegah komplikasi kematian ibu dan bayi

3 Bagi Peneliti

Untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Bayi Besar di PMB R

maupun tempat lainya dengan variable dan jenis penelitian yang berbeda.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama/ Judul Variabel Metode dan Teknik Analisis Hasil Penelitian


Tahun jenis sampel
Penelitian
1 Elvie Faktor yang Dependen : Jenis Total Statistik dari 100%
Febriani Berhubungan Makrosomia penelitian sampling dekriptif responden,
Dungga Dengan deskriptif 56,2% ibu
Makrosomia Independen: observasional berusia < 31
Usia,paritas, . tahun, 81,2% ibu
umur dengan status
kehamilan,pena multiparitas,
mbahan berat 100% kehamilan
badan ibu ibu cukup bulan
melahirkan, (37
riwayat -
melahirkn bayi 40 minggu
besar,. ), 96,9% ibu
mengalami
penambahan
berat badan
berlebih tidak
sesuai IMT ibu
sebelum hamil,
59,4% ibu tidak
memiliki riwayat
melahirkan bayi
makrosomia
sebelumnya.

2 Stelaine Gambaran Dependen : Jenis Simple Satistik usia ibu 35-40


Osok Kehamilan Makrosomia penelitian random deskriptif tahun (42 kasus).

6
dengan deskriptif sampling Luaran
Luaran Independen: retrospektif makrosomia
Makrosomia Usia,paritas, terbanyak pada
Periode umur multigravida (128
Januari – kehamilan, kasus), usia
Desember penambahan kehamilan 37-40
2014 di berat badan ibu minggu (80
RSUP Prof. melahirkan, kasus), berat
Dr. R. D. jenis persalinan badan ibu 61-80
Kandou kg (97 kasus), dan
Manado jenis persalinan
seksio sesarea
(115 kasus).
3 Aswita, Hubungan Dependen : Jenis Purposive Chi hasil Uji Chi-
Aswita  Makrosomia Makrosomia penelitian sampling square Square
Dengan Deskriptif didapatkan bahwa
Persalinan Independen: analitik nilai X2hit =
Sectio Jenis persalinan 18,983 dan
Caesarea setio caesarea X2tabel = 3,841
Pada Ibu maka Ha diterima
Bersalin Di dan Ho ditolak
Ruang dengan taraf
Kebidanan hubungan
Rumah Sakit signifikan α =
Umum 0,05. Kesimpulan:
Bahteramas Ada hubungan
Provinsi yang signifikan
Sulawesi antara
Tenggara makrosomia
Tahun 2013 dengan persalinan
sectio caesarea
pada ibu bersalin
di ruang
kebidanan Rumah
Sakit Umum
Bahteramas
Provinsi Sulawesi
Tenggara

Adapun perbedaan yang dilkukan oleh peneliti adalah faktor-faktor yan

berhubungan dengan makrosomia yaitu berdasarkan umur, paritas, pendidikan,

pekerjaan, usia kehamilan,jenis persalinan dan Riwayat diabetes mellitus serta

mengetahui hubungan antara faktor tersebut dengan ibu bersalin dengan bayi

besar di PMB R tahun 2020-2022.

Anda mungkin juga menyukai