Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kematian ibu menurut World Healthy Organization ( WHO ) adalah
kematian yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari pasca persalinan
dengan penyebab ynag berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap
kehamilan. WHO memperkirakan, di seluruh dunia lebih dari 585.000 meninggal
setiap tahun saat hamil, bersalin dan nifas. Artinya setiap menit ada satu
perempuan yang meninggal.
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012
Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 359/ 100.000 KH. Rata-rata
kematian ini jauh melonjak di bandingkan hasil SDKI Tahun 2007 yang mencapai
hingga 228/100.000 KH. Dalam peningkatan AKI ini sangat bertolak dengan
MDGs yaitu menurunkan AKI hingga 102/ 100.000 KH pada tahun 2015. AKI
yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010
AKI sebanyak 131 Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 190 bayi,
Tahun 2011 AKI sebanyak 120 Ibu dan AKB sebanyak 184 bayi, sedangkan pada
Tahun 2012 AKI sebanyak 149 Ibu dan AKB sebanyak 108 Bayi.
Lima penyebab utama kematian ibu adalah Perdarahan, Infeksi, Eklamsi,
Partus Lama dan Komplikasi Abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung
kematian ibu adalah anemia sebanyak 51% menurut survey kesejahteraan rumah
tangga.
Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan tolak ukur dalam menilai
derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan
untuk menurunkan Angka kematian ibu dan bayi melalui program-program
kesehatan. Dalam melaksanakan program kesehatan sangat dibutuhkan Sumber
Daya Manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang, bahwa Tahun
2013 cakupan deteksi Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas oleh tenaga kesehatan di

1
Kota Palembang adalah sebesar 29,8%. Nilai cakupan ini melebihi target
Nasional (20%). Cakupan deteksi faktor resiko oleh tenaga kesehatan di kota
Palembang pada Tahun 2013 ini lebih tinggi dari target Nasional (29,8%). Dilihat
dari 5.611 kasus ibu hamil, bersalin dan nifas yang berisiko tersebut, kasus yang
terbanyak adalah Usia Ibu < 25 Tahun (17,90% / 1.605 kasus), multigravida
(14,30%) dan ibu hamil yang Kurang Energi Kronik (KEK) sebanyak 14,3%,
Abortus 4,4% dan Jarak Kehamilan < 2 Tahun (4,9%).
Berdasarkan buku kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas 5 Ilir Palembang
Tahun 2015 Jumlah Ibu Hamil sebesar 448 orang dan ibu yang mengalami Risiko
Tinggi Usia > 35 Tahun sebesar 5,0% orang, pada tahun 2016 jumlah ibu hamil
514 orang dan ibu yang mengalami Risiko Tinggi Usia > 35 tahun sebesar 6,0%
orang.
1.2 Rumusan Masalah
Masih tinggi nya ibu Hamil dengan Risiko Tinggi Usia > 35 Tahun di
Puskesmas 5 Ilir Palembang Tahun 2016 sebesar 6,0% orang
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahui Asuhan Kebidanan pada Ny”Y” hamil 20 Minggu G3P2A0
dengan Faktor Risiko Tinggi Usia > 35 Tahun di Puskesmas 5 Ilir Palembang
2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengumpulan data secara subjektif dan objektif dalam melakukan


asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Faktor Risiko Tinggi Usia > 35
Tahun di ruang KIA Puskesmas 5 Ilir Palembang Tahun 2016.
2. Melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
dalam asuhan kebidanan ibu hamil dengan Faktor Risiko Tinggi Usia > 35
Tahun di ruang KIA Puskesmas 5 Ilir Palembang Tahun 2016.
3. Melakukan identifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin terjadi
dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Faktor Risiko Tinggi Usia >
35 Tahun di ruang KIA Puskesmas 5 Ilir Palembang Tahun 2016.

2
4. Melakukan segera yang dapat menunjang dalam pemberian asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan Faktor Risiko Tinggi Usia > 35 Tahun di ruang KIA
Puskesmas 5 Ilir Palembang Tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
Hasil penelitian yang di dapatkan untuk dapat menambah pengetahuan,
wawasan dan pengalaman dalam pelayanan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan kendala-kendala yang terjadi di Puskesmas khusus nya dalam
melakukan pengkajian di Puskesmas 5 Ilir Palembang Tahun 2016.

1.4.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pembuatan
laporan sebagai studi kasus lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan
Risiko Tinggi Usia > 35 tahun pada ibu hamil.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Area penelitian ini dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui seberapa
besar ibu hamil dengan Risiko Tinggi Usia > 35 tahun untuk mengetahui
faktor terjadinya kehamilan dengan risiko tinggi. Penelitian ini dilaksanakan
pada 18 Agustus 2016 bertempatan di Puskesmas 5 Ilir Palembang yang
beralamat di Jalan Bambang Utoyo 5 Ilir Palembang. Sample penelitian ini
yang di dapatkan dalam penelitian ibu hamil dengan Risko Tinggi Usia > 35
tahun sebanyak 5 orang. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder
yang di ambil dari buku KIA di Puskesmas 5 Ilir Palembang dengan Risiko
Tinggi > 35 Tahun dan faktor- faktor yang diteliti adalah Paritas, Pendidikan
dan Pekerjaan yang menjadi variable independent.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Definisi

Kehamilan ialah proses bergabungnya sperma dan ovum (gamet pria dan
wanita) untuk menciptakan suatu seltunggal yang disebut dengan zigot, yang
kemudian menggandakan diri berkali-kali melalui pembelahan sel untuk menjadi
lahir.

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester I dimulai dari konsepsi


sampai 3 bulan (0-12 bulan), trimester II dari bulan ke-4 sampai bulan ke-6 (13-28
minggu) dan trimester III dari bulan ke-7 sampai bulan ke-9 (29-42 minggu).

2.2 Definisi Antenatal Care (ANC)

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan


pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan ibunya.

Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan


untuk ibu selama kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (SPK).

2.2.1 Tujuan Asuhan Antenatal Care

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, social ibu dan


bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang


mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat pennyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.

4
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dan meminimalkan trauma pada ibu maupun bayinya.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan memberikan ASI
Ekslusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.

2.2.2 Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama


kehamilan, yaitu:

a. Satu Kali Pada Triwulan Pertama

Pada usia kehamilan sebelum minggu ke-14.informasi yang diberikan pada


kunjungan pertama pada ibu hamil yaitu :

1. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu


hamil.
2. Mendeteksi masalah dan menanganinya.
3. Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktik tradisional yang merugikan.
4. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
5. Mendorong prilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya).
b. Satu Kali Pada Triwulan Kedua
Pada usia kehamilan sebelum minggu ke-28. Informasi yang diberikan pada
kunjunagn kedua adalah sama seperti yang diatas, ditambah kewaspadaan khusus
mengenai preeklamsia (tanyakan pada ibu tentang gejala-gejala preeklamsia,
pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria).

5
c. Dua kali pada triwulan ketiga
Pada usia kehamilan usia 28-36 minggu. Ini dilakukan dua kali kunjungan
dalam masa kehamilan. Pada kunjungan pertama hampir sama seperti yang diatas
ditambah palpasi abdominal utnuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
Pada kunjungan yang kedua melakukan hal yang sama seperti diatas hanya
ditamabh deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran dirumah sakit.

2.2.3 Asuhan Standar Minimal Termasuk “10T”

1. Timbang Berat Badan Dan Ukur Tinggi Badan


Untuk mendeteksi tinggi badan ibu berguna untuk mengkategorikan
adanya risiko apabila hasil pengukuran <145 cm. berat badan diukur setiap
ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan berat badan atau
penurunan berat badan. Kenaikan berat badan normal rata-rata 6,5 kg sampai
16 kg.
2. Pemeriksaan Tekanan Darah
Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala
kearah hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan
kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/ diastole 110/80-
120/80 mmHg.
3. Nilai Status Gizi (Ukur Lingakr Lengan Atas)
Pada ibu hamil pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk
mendeteksi dini adanya kurang energi kronik (KEK) atau kekurangan gizi
Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrisi ke janin berkurang,
sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume
otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronik atau KEK (ukuran LILA
<23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang
baik dalam jumlah maupun kualitasnya.

6
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita sentimeter,
letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri
(fundus tidak boleh ditekan).

Tabel 2.1
Pengukuran tinggi fundus uteri

NO. Umur Kehamilan TFU Tinggi Fundus Uteri


Dalam (Minggu) (cm)

1. 12 12 cm 3 jari diatas sympisis


2. 16 16 cm Pertengahan pusat-sympisis
3. 20 20 cm 3 jari dibawah pusat
4. 24 24 cm Setinggi pusat
5. 28 28 cm 3 jari diatas pusat
6. 32 32 cm Pertengahan pusat – prosesus
xiphoideus (px)
7. 36 36 cm 3 jari dibawah prosesus
xiphoideus (px)
8. 40 40 cm Pertengahan pusat - prosesus
xiphoideus (px)

5. Tentukan Persentasi Janin Dan Denyut Jantung Janin (DJJ)


Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dini dari ada atau
tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi).
Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara untuk memantau
janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil.
Denyut jantung janin baru dapat di dengar pada usia kehamilan 16 minggu/ 4
bulan. Gambaran DJJ:

7
a. Takikardi berat : detak jantung diatas 180x/menit.
b. Takikardi ringan : antara 160-180x/menit.
c. Normal : antara 120-160x/menit.
d. Bradikardi ringan : antara 100-119x/menit.
e. Bradikardi sedang : antara 80-100x/menit.
f. Bradikardi berat :kurang dari 80x/menit.
6. Pemberian Imunisasi TT

Tujuan pemberian Imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dan


tetanus neonatorum Efek samping vaksin TT yaitu nyeri,kemerah-merahan
dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan ini akan sembuh dan
tidak perlu pengobatan.

Imunisasi Interval % Perlindungan Masa


Perlidungan
TT 1 Pada kunjungan 0% Tidak ada
ANC Pertama
TT 2 4 minggu setelah 80 % 3 tahun
TT1
TT 3 6 bulan setelah 95 % 5 tahun
TT 2
TT 4 1 tahun setelah 99 % 10 tahun
TT 3
TT 5 1 tahun setelah 99 % 25 tahun/seumur
TT 4 hidup

2.2.4 Asupan Gizi Ibu Hamil

Janin yang berkembang di dalam kandunngan anda mempunyai banyak


kebutuhan nutrisi kebutuhan yang harus anda penuhi melalui makanan yang anda
pilih untuk dimakan.Wanita yang makan makanan yang menyehatkan selama

8
kehamilan akan lebih pasti melahirkan bayi yang sehat.Makan dengan baik
mengurangi risiko komplikasi dan membatasi beberapa efek samping kehamilan.

Makanan yang bervariasi akan membantu ibu hamil dalam memberikan


ketersedian nutrisi yang di butuhkan dalam kesehatan ibu dab janin.Zat
pembangun yang dihasilkan dari beberapa makanan mengandung protein baik
hewani maupun nabati dan zat di temukan pada jenis buah dan sayuran.

No Nutrisi Jenis Makanan


1 Kebutuhan Nasi putih,nasi merah,jagung,roti gandum
dan sereal
2 Protein Daging unggas,ikan,daging merah tanpa
lemak,kacang kering,ttelur,kacang dan
biji-bijian
3 Vitamin C Buah-buahan seperti jeruk,tomat, dan
jambu biji
4 Zat besi Daging ayam,kuning telur,bayam,dan tahu
5 Kalsium Susu,yogurt dan ikan teri
6 Asam folat Sayuran hijau saeperti kacang
hijau,asparagus dan buah alpukat

2.3 Kehamilan Resiko Tinggi

2.3.1 Definisi

Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang mempengaruhi optimalisasi


ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi.
Kehamilan resiko tinggi suatu kehamilan yang memiliki resiko tinggi lebih
besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bagi bayinya). Akan terjadinya
penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan.
Untuk menengakkan kehamilan resiko tinggi pada ibu dan janin adalah
dengan cara melakukan anamnesa yang intensif (baik) melakukan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang seperti (pemeriksaan laboratorium,

9
pemeriksaan rontgen, pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan yang lain yang di
anggap perlu). Berdasarkan waktu keadaan resiko tinggi di tetapkan pada partus
dan setelah persalinan.
Penyebab dari kejadian kehamilan resiko pada ibu hamil adalah karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi,rendahnya status social
ekonomi,pendidikan yang rendah,adanya kepercayaan bahwa banyak anak
banyak rezeki tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat
memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin.
a. Tiga Terlambat
1. Mengenai tanda bahaya dan mengambil keputusan
2. Mencapai fasiliatas kesehatan
3. Mendapatkan pertolongan difasilitas kesehatan
b. Empat Terlalu
1. Terlalu muda punya anak(< 20 tahun)
2. Terlalu banyak melahirkan (> 3 anak)
3. Terlalu rapat jarak melahirkan ( < 2 tahun)
4. Terlalu tua (> 35 tahun)

Faktor kehamilan dengan Resiko Tinggi berdasarkan

a. Komplikasi Obsetri (usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35


tahun) paritas (prigravida tua primer atau sekunder,grande multipara),
riwayat persalian (abortus lebih dari 2 kali, partus premature 2 kali
atau lebih, riwayat kehamilan janin dalam rahim, perdarahan pasca
persalinan, riwayat pre eklamsi)
b. Komplikasi Medis, kehamilan yang disertai dengan anemia, hipertensi,
penyakit jantung, hamil dengan penyakit hati, hamil disertai penyakit
paru, hamil disertai penyakit lainnya.

2.3.2 Komplikasi Kehamilan Resiko Tinggi

1. Resiko bagi ibu


a. Diabetes Gestasional

10
b. Tekanan Darah Tinggi
c. Pre Eklamsi
2. Resiko bagi bayi
a. Bayi Premature
b. Penyakit Resus Pada Bayi
c. Sindrom Down
2.3.3 Penananganan Kehamilan Resiko Tinngi
Penanganan terhadap pasien dengan kehamilan dengan resiko tinggi
berbeda-beda tergantung dari penyakit apa yang sudah di derita sebelunya dan
efek samping penyakit yang dijumpai nanti pada saat kehamilan
Melakukan pemantauan terhadap gangguan kesehatan yang mungkin timbul
seperti tekanan darah. Mengkonsumsi suplemen seperti asam folat untuk
mengurangi resiko bayi cacat bawaan jika ibu merasa ada tanda-tanda bahaya
dalam kehamilannya maka ibu di anjurkan untuk segera datang ke petugas
kesehatan terdekat.
Kehamilan dengan resiko tinggi harus di tangani oleh ahli kebidanan yang
harus melakuakan pengawasan yang intensif, misalnya dengan mengukur
frekuensi pemeriksaaan antenatal.

2.3.4 Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi

Pendekatan resiko pada ibu hamil merupakan strategi operasional dalam


upaya pencegahan terhadap kemungkinan kesakitan atau kematian melalui
efektifitas dan efisiensi dengan memberikan pelayanan yang lebih intensif
kepada resiko ibu hamil dengan cepat dan tepat,agar gawat ibu maupun gawat
janin dapat dicegah, untuk itu di perlukan skrining sebagai komponen penting
dalam perawatan kehamilan untuk mengetahui ada tidaknya faktor resiko pada
ibu hamil.

Kehamilan dengan resiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan


sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan antara lain.

a. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur.

11
b. Imunisasi TT 2 kali selama kehamilan dengan jarak satu bulan untuk
mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir
c. Makan-makanan yang bergizi,asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan menghindari dari penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan kekurangan gizi
d. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan resiko tinggi dan mewaspadai
penyakkit apa saja pada ibu hamil
e. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan resiko tinggi
f. Selain itu tenaga kesehatan juga harus berperan aktif untuk melakukan
skrining/deteksi dini adanya faktor resiko pada semua ibu hamil serta
bekerja sama dengan ibu-ibu PKK,kader karang taruna,ibu hamil
sendiri,suami atau keluarga.
2.3.5 Resiko Pada Kehamilan Resiko Tinggi

Resiko dari multipara pada saat persalinan adalah otot rahim sudah
berkurang elastisitasnya sehinggga kemampuan untuk berkontraksi dengan baik
setelah bayi lahir agak berkurang padahal,kemampuan untuk berkontraksi sangat
di perlukan guna untuk menghentikan darah setelah proses persalinan.
Sehinggga,ibu-ibu sangat rawan untuk mengalami perdarahan paska persalinan
belum lagi kualitas sel telur yang sudah menurun menyebabkan lahirnya bayi
menyandang sindrom doen meningkat.

2.3.6 Penatalaksanaan Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi Umur >35 Tahun

Kehamilan pada usia >35 tahun memerlukan pengawasan dan


penanganan dini, awasi dan ditangani oleh dokter ahli kandungan sejak dini yaitu
perlu memerlukan beberapa pemeriksaan seperti:

1. Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa gula darah untuk


memastikan ada atau tidak penyakit diabetes melitus
2. Pemeriksaaan darah ibu untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
3. Menjalani upaya medis untuk mencegah hipertensi dan cacat bawaan

12
4. Pemeriksaan asam folat yang cukup pada ibu hamil karena dapat
mengurangi resiko cacat bawaan di berikan sampai usia kehamilan 12
minggu pada saat pembentukan organ janin.

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu kepasilitas rujukan atau
fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap,di harapkan mampu menyelamatkan
jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Sangat sulit untuk mendunga kapan penyakit
akan terjadi sehinggga kesulitan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas
kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi
syarat bagi kesehatan upaya penyelamatan.

Apabila di dapat salah satu atau lebih penyulit rujuk ibu seperti berikut:

1. Rawat bedah sesar


2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan < 37 kehamilan)
4. Ketuban pecah disertai lama (> 24 jam)
5. Ketuban pecah lama (> 24 jam)
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan < 37
minggu)
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda atau gejala infeksi
10. Pre-eklamsia atau hipertensi dalam kehamilan
11. Tinggi fundus 40 cm atau lebih
12. Gawat janin
13. Primipara pada dalam fase aktif kala 1 persalina dan kepala janin
masih 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Persentasi ganda atau majemuk
16. Kehamilan ganda/ gamelli
17. Tali pusat menumbung

13
2.4 Karakteristik Ibu Hamil Dengan Risiko Tinggi Usia > 35 Tahun

2.4.1 Usia

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia
dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung.
Oleh yang demikian, umur itu diukur dari tarikh ianya lahir sehingga tarikh
semasa(masa kini). Manakala usia pula diukur dari tarikh kejadian itu bermula
sehinggalah tarikh semasa(masa kini).

Saat berusia akhir 30-an, wanita cenderung mengalami kondisi-kondisi


medis berkaitan dengan sistem reproduksi, seperti fibroid uterine dan tumor otot.
Fibroid uterine adalah pertumbuhan sel otot atau jaringan lain di dinding uterus,
membentuk tumor. Fibroid uterine dan tumor otot bisa menimbulkan rasa nyeri atau
perdarahan vagina saat kehamilan berkembang. Jika wanita tersebut hamil di atas usia
40 tahun, tingkat keparahannya bahkan lebih berat lagi. Problem-problem tadi bisa
bertambah dengan adanya hemoroid (wasir), inkontinensi (kesulitan menahan
keluarnya urin), varises, problem-problem pembuluh darah, nyeri otot, nyeri
punggung, dan juga proses melahirkan yang lebih sulit dan lebih panjang.

Selain resiko melahirkan bayi dengan Sindrom Down, resiko keguguran dan
melahirkan dengan operasi Caesar, wanita hamil berusia di atas 35 tahunan juga
memiliki resiko bayi meninggal saat dalam rahim atau saat proses melahirkan.
Walaupun resiko ini ada di setiap usia kehamilan, namun pada wanita dengan usia 35
tahun ke atas, resiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan. Akibat/ dampak
dari kehamilan Risiko Tinggi Usia > 35 Tahun :

1. Bagi Ibu : Diabetes Gestasional, Tekanan Darah Tinggi, Pre-eklamsi


2. Bagi Bayi : Bayi Premature, Penyakit Resus pada Bayi, Sindrom down

14
2.4.1 Paritas

Paritas adalah riwayat reproduksi seseorang wanita yang berkaitan


dengan kehamilan (jumlah kehamilan). Di bedakan dengan primigravida (hamil
yang oertama kali) dan multigravida (hamil yang ke dua atau lebih)

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut


perdarahan pasca persalinan yang dapat menyebabkan kematian maternal. Paritas
satu dan paritas tinggi (> dari 3) mempunyai angka kejadian perdarahan pasca
persalinan lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.
Risiko pada paritas 1 dapat di tangani dengan obstetrik yang lebih baik,
sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat di kurangi atau di cegah dengan
keluarga berencana (KB) sebagian paritas tinggi adalah tidak di rencanakan.

2.4.2 Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk


memperoleh penghasilan guna memenuhi kehidupan sehari-hari. pekerjaan
merupakan simbol status seseorang di masyarakat. Pekerjaan jembatan untuk
memperoleh uang dan rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk
mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang di inginkan. Banyak anggapan
bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak
banyak karena mampu dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.

2.4.3 Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis,


internasiona dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri
kecerdasan, pengendalian diri untuk membuat dirinya berguna di masyarakat.

Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah


adanya tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit mencerna pesan atau
informasi yang disampaikan, sedangkan makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

15
BAB III

PROFIL PUSKESMAS 5 ILIR PALEMBANG

TAHUN 2015

16
3.1 Sejarah Singkat Puskesmas 5 Ilir Palembang

Puskesmas 5 ilir Palembang berdiri pada tahun 1983 dan direhab pada
tahun 2003 dan sekarang menjadi puskesmas yang berada di Kecamatan Ilir
Timur II. Puskesmas 5 Ilir Palembang adalah Pusat Kesehatan Masyarakat
induk yang tidak mempunyai puskesmas pembantu.

1. Lokasi
Puskesmas 5 Ilir terletak di wilayah kerja Kecamatan Ilir Timur II Kota
Palembang, tepatnya di Jalan Bambang Utoyo Kelurahan 5 Ilir, terletak
strategis karena terletak di pinggir jalan raya yang merupakan lalu lintas
kendaraan baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
2. Geografis Wilayah Kerja
Puskesmas 5 Ilir di wilayah Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang dan
membina 2 kelurahan yaitu Kelurahan 5 Ilir dengan luas wilayah 1,98 km2
dan Kelurahan Duku dengan luas wilayah 3 km 2, jadi total keseluruhan
wilayah 4,98 km2.
3. Batas Wilayah Kerja Puskesmas 5 Ilir
 Utara : berbatasan dengan Kelurahan 8 Ilir.
 Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Kuto Batu.
 Timur : berbatasan dengan Kelurahan 9 Ilir.
 Barat : berbatasan dengan Kelurahan 2 Ilir.

3.2 Visi Dan Misi Puskesmas 5 Ilir Palembang


1. Visi
“Tercapainya Palembang Sehat Optimal Tahun 2018 Dengan Bertumpu
Pada Pelayanan Prima Dan Pemberdayaan Masyarakat”
2. Misi
a. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
b. Meningkatkan profesionalisme provider.
c. Memelihara dan meningkatkan upaya pelayanan yang prima menurunkan
resiko kesakitan dan kematian.

17
3.3 Jumlah Penduduk
Tabel 1
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di
Wilayah Kerja Puskesmas 5 Ilir Tahun 2015

No. Kelompok Jumlah Penduduk


Umur (tahun)
Laki- laki Perempuan Laki-laki +
Perempuan
1 2 3 4 5

1 <1 794 649 1443


2 1-4 768 689 1457
3 5–9 746 634 1380
4 10 – 14 557 689 1246
5 15 – 19 698 768 1466
6 20 – 24 868 747 1615
7 25 – 29 879 783 1662
8 30 – 34 1358 1136 2494
9 35 – 39 2047 1215 3262
10 40 – 44 1645 1345 2990
11 45 – 49 899 954 1853
12 50 – 54 1152 966 2118
13 55 – 59 986 832 1818
14 60 – 64 845 798 1643
15 65 – 69 654 658 1312
16 70 - 74 423 655 1078
Sumber : Profil Puskesmas 5 Ilir Thn 2015

18
3.4 Jumlah Sasaran Program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas 5 Ilir
Tahun 2015-2016

Tabel 2

No. Sasaran Jumlah Thn 2015 Jumlah Thn 2016


1. Ibu Hamil 448 514
2. Ibu Bersalin 408 491
3. Bayi 393 468
Sumber : Buku KIA Puskesmas 5 Ilir Thn 2015

Tabel 3

FAKTOR RISIKO
No. Tahun Jumlah
Ibu Hamil LILA KEK < 20 thn > 35 thn

1. 2015 448 - 1 6 5

2. 2016 514 - 5 6 8

Sumber : Buku KIA Puskesmas 5 Ilir Thn 2015-2016

19
BAB IV

ASKEB

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Tanggal Pengkajian : 18 Agustus 2016

No. Pengkajian : 19 Agustus 2016

No. Rekam Medik : 01-197

I. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
Nama Ibu : Ny “Y”
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT
Alamat : 5 Ilir Jalan Sutan Syahrir Rt : 13 Rw: 03 No. 1412

Nama Suami : Tn “E”


Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Pendididikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : 5 Ilir Jalan Sutan Syahrir Rt : 13 Rw : 03 No. 1412

B. ALASAN DATANG : Untuk memeriksakan kehamilan nya, usia


kehamilan dan kesehatan ibu selama hamil.

20
C. DATA KEBIDANAN
1. Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari
Jumlah : Batas normal
Sifat : Normal
Warna : Merah segar
Disminorhae : Tidak
2. Riwayat Perkawinan
Kawin : Sah Perkawinan
Usia Kawin : 30 tahun
Lama Perkawinan : 9 tahun
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu : G3P2A0

N Usia Jenis Ditolong Penyulit Tahun Nifas/ Anak


O kehamilan persalinan oleh persalinan laktasi
. jk bb pb ket

1 atterm normal Bidan - 2010  P 3 49 H


kg cm
2 atterm normal Bidan - 2012  PP 3,1 50 H
kg cm

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


GPA : G3P2A0
HPHT : 30 Maret 2016
TP : 6 Desember 2016
Usia Kehamilan : 20 Minggu
ANC : ANC I di lakukan pada tanggal
11 Juli 2016 usia kehamilan 16 Minggu.

21
ANC II di lakukan pada tanggal 08 Agustus 2016 usia kehamilan 20
Minggu.
TT : Ya
TT I di berikan pada tangga 11 Juli 2016 pada usia kehamilan 16
Minggu.
TT II di berikan pada tanggal 08 Agustus 2016 pada usia kehamilan 20
Minggu.
Tablet Fe : 30 tablet
D. DATA KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit yang pernah di derita
TB : tidak ada Jantung : tidak ada
Malaria : tidak ada Ginjal : tidak ada
Hipertensi : tidak ada DM : tidak ada
2. Riwayat Operasi yang pernah di derita
SC : tidak
Appendiks : tidak
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi : tidak ada
Diabetes : tidak ada
Gameli : tidak ada
4. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : ya
Pernah menjadi akseptor KB : ya
Jenis KB : pil KB (dari thn 2012 s/d 2015)
Alasan berhenti : ingin menambah anak
Jumlah anak yang diinginkan :3
E. DATA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Nutrisi
Pola Makan : 3 X sehari
- Pagi : nasi uduk, telur, sayur
- Siang : nasi, ikan, tempe dan buah

22
- Malam : nasi, ayam, sayur dan susu
Porsi : Secukupnya
Pola minum : 8 gelas satu hari
Keluhan : tidak ada
Pantangan : tidak ada
2. Eliminasi
BAK : 5 X sehari
BAB : 1 X sehari
3. Istirahat dan tidur
Tidur siang : ya 1 jam
Tidur malam : ya 8 jam
4. Olahraga
Olahraga : tidak
Rekreasi : tidak
5. Personal Hygine
Gosok gigi : 2 X sehari
Mandi : 2 X sehari
Ganti pakaian dalam : 3 X sehari
F. DATA PSIKOSOSIAL
1. Pribadi
Harapan terhadap kehamilan : Ibu dan bayi sehat
Rencana melahirkan : Bidan
Persiapan yang dilakukan : Perlengkapan bayi
Rencana menyusui : ya
Rencana merawat anak : ya
2. Suami dan keluarga
Harapan suami dan keluarga : Ibu dan bayi sehat, persalinan berjalan
dengan lancar, keluarga senang.
Persiapan yang dilakukan : Ekonomi, persiapan persalinan untuk
ibu dan perlengkapan bayi.

23
3. Budaya
Kebiasaan/ adat istiadat : tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


A. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Komposmetis suhu : 360C
Keadaan umum : Baik BB sebelum hamil : 53 kg
Tekanan darah : 120/70 mmhg BB sekarang : 59 kg
RR : 20 x/ menit Tinggi Badan : 150 cm
Nadi : 75 x/ menit LILA : 25 cm
B. PEMERIKSAAN KEBIDANAN
1. Inspeksi
Kepala
Rambut : bersih dan tidak ketombe
Mata
- Sclera : tidak kuning
- Conjungtiva : tidak pucat

hidung : tidak ada polip

mulut

- Caries : tidak ada


- Stomatitis : tidak ada
- Lidah : bersih

Gigi

- Gigi : bersih
- Plak/ karang gigi : tidak ada

Muka

- Odema : tidak ada


- Closma gravidarum : tidak ada

24
Leher

- Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran


- Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
- Vena jagularis : tidak ada pembesaran

Payudara

- Bentuk/ ukuran : simetris


- Areola mammae : coklat tua
- Puting susu : menonjol
- Colostrum : belum ada

Abdomen

- Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan


- Strie lifid : tidak ada
- Strie albican : tidak ada
- Linia nigra : tidak ada
- Linia alba : tidak ada
- Luka bekas operasi: ada

Genetalia eksterna

- Kebersihan : bersih
- Varices : tidak ada
- Odema : tidak ada
- Kelenjar bartholini: tidak ada

Ekstermitas bawah

- Odema : tidak ada


- Varices : tidak ada
- Pergerakan : baik

25
Ekstermitas atas

- Odema : tidak ada


- Pergerakan : baik
2. Palpasi
Leopold I : TFU 20 cm, teraba bokong di fundus.
Leopold II : bagian sebelah kanan bawah perut ibu teraba bagian
kecil, sebelah kiri bawah perut ibu teraba punggung
janin. (PUKI)
Leopold III : bagian fundus teraba bokong janin presentasi kepala.
Leopold IV : belum dilakukan.
3. Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 128’/ menit
Lokasi : sebelah kiri ibu
4. Perkusi
Refleks patella
Kiri : baik
Kanan : baik
5. Pemeriksaan penunjang
Darah
- HB : 12,6 gr%

Urine

- Protein : negatif
- Glukosa : negatif

III. ANALISA DATA


Diagnosa : Ny “N” G3P2A0 umur 39 tahun, hamil 20
minggu dengan Risiko Tinggi Usia > 35 Tahun
Masalah : Ibu hamil dengan risiko tinggi usia > 35 tahun

26
Kebutuhan : - KIE tentang hasil pemeriksaan.

- KIE tentang tanda bahaya kehamilan risiko


umur > 35 tahun.
- KIE tentang Gizi.
- KIE tentang personal hygiene.
- KIE tentang KB.
- KIE tentang jadwal kunjungan ANC
berikutnya.
IV. PENATALAKSANAAN
1.     Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam
keadaan baik dibuktikan dengan TD 120/70 mmHg, S : 36 oC, N :
75x/menit, R : 20x/menit, BB : 59 Kg, TB : 150 cm.
2.     Memberikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan usia > 35 tahun
menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan usia > 35 tahun dapat menjadi
risiko tinggi bagi ibu dan bayi nya. Risiko yang akan terjadi jika hamil
usia > 35 tahun adalah akan meningkatnya kemungkinan keguguran, bayi
lahir pada kondisi prematur, berat badan bayi kurang, bayi mengalami
cacat dan kelainan kromosom, gangguan kesehatan bagi sang ibu dan
Diabetes gestasional
3.     Memberikan KIE kepada ibu tentang gizi ibu hamil adalah makan-
makanan yang banyak mengandung karbohidrat (roti, nasi, jagung, ubi,
kentang), protein (telur, ikan, daging, tahu, tempe), vitamin (sayur-sayuran
segar, dan buah-buahan), mineral (air putih, susu). Dan minum 8 gelas air
putih perhari. Serta membatasi makanan yang pedas, pewarna. Dan jika
ibu merasa mual-muntah, makan sedikit-sedikit tapi sering.
4.     Memberikan KIE kepada ibu tentang kebersihan diri atau personal hygiene
karena kebersihan diri ibu dapat meningkatkan perasaan nyaman terhadap
ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang
teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dalam ibu jika lembab
ataupun basah dan menjaga kebersihan mulut dan gigi dengan cara
menggosok gigi minimal 3 kali sehari.

27
5.     Memberikan KIE tentang KB untuk menganjurkan ibu agar ibu
menggunakan Kb kontrasepsi mantap seperti MOW / MOP dan IUD.
Karena usia ibu sudah > 35 tahun dan telah masuk kedalam faktor risiko
dan itu tidak baik untuk kehamilan nya.
6. memberikan KIE tentang jadwal kunjungan berikutnya, anjurkan pada ibu
untuk melakukan jadwal kunjungan berikutnya atau memeriksakan
kehamilan nya secara rutin agar kesehatan ibu dan bayi nya terjamin dan
terjaga dengan baik.
V. EVALUASI
1.      Ibu senang hasil pemeriksaan dalam keadaan normal
2.     Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan tentang tanda-tanda
bahaya kehamilan, ditandai dengan ibu bisa menjelaskan kembali.
3. Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan tentang gizi ibu hamil
dan berusaha untuk memenuhinya
4.     Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan tentang kebersihan diri
atau personal hygiene dan ibu akan melakukan nya.
5. Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan tentang KB dan ibu
masih takut untuk menggunakan alat kontrasepsi mantap karena
sebelumnya ibu menggunakan Kb pil.
6.     Ibu bersedia untuk kunjungan ulang.

28
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Di dapatkan ibu hamil yang mengalami risiko tinggi > 35 tahun berdasarkan
karakteristik usia.
2. Di dapatkan ibu hamil dengan diagnosa hamil 20 minggu G3P2A0 dengan
rrisiko tinggi usia > 35 tahun.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti


menyarankan bahwa:

1. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai masalah-
masalah kesehatan ibu terutama mengenai ibu hamil dengan risiko tinggi > 35
tahun dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat dari pembuatan
laporan ini.

2. Bagi Puskesmas 5 ILIR Palembang


Di harapkan petugas puskesmas lebih sering memberikan promosi atau
penyuluhan kesehatan seperti pemeriksaan kehamilan, KB maupun imunisasi
agar masyarkat terutama ibu-ibu semakin teratur untuk memeriksakan
kehamilannya, agar para ibu mengerti dan memahami apa saja faktor risiko
yang akan terjadi jika > 35 tahun dan menganjur kan para ibu untuk
menggunakan KB kontrasepsi mantap agar tidak terjadi kehamilan dengan
risiko tinggi usua > 35 tahun.

29

Anda mungkin juga menyukai