Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah besar di
Negara berkembang, di Negara miskin sekitar 25 - 50% kematian wanita
subur disebabkan hal yang berkaitan dengan assessment safe mother
hood tahun 1990 – 1991, suatu hasil kegiatan ini adalah rekomendasi rencana
kegiatan 5 tahun dalam bentuk strategi rasional untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu (AKI), sedangkan penyebab tak langsung kematian ibu
antara lain anemia, Kurang Energi Kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu”
(terlalu tua, muda, dan banyak). (Sarwono, 2010).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37- 42 minggu), lahir dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Saifuddin, 2008).
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam persalinan antara lain,
faktor passage, faktor pasasnger, faktor power, faktor penolong dan faktor
psikis ibu. Faktor passage meliputi jenis panggul, ukuran panggul, CPD /
chepalo pelvic disproposional, kelainan jalan lahir lunak, perut gantung.
Faktor passanger meliputi janin besar, berat badan janin, kelainan letak,
presentasi atau posisi janin. Faktor power meliputi his, umur, paritas. Faktor
penolong meliputi analgesi epidural, posisi meneran. Faktor psikis meliputi
kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekhawatiran.
Letak sunggang terdiri dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya
letak sunggang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak
sungsang terjadi pada 25% dari persalinan terjadi sebelum umur kehamilan 28

1
minggu, terjadi pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 terjadi
pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (Yatinem, 2009).
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh
persalinan tunggal. Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin
memanjang dimana prsentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan
bagian terendahnya.
Beberapa peneliti lain seperti greenhill melaporkan sebesar kejadian
persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%. Sedangkan di RSUP Dr.
Mohammad husen palembang sendiri pada taun 2003 sampai 2007 didapatkan
persalinan presentasi bokong 8,63%. Angka morfdibitas dan mortalitas
perinatal pada presentasi bokong masih cukup tinggi. Angka kematian
neonatal dini berkisar 9-25%, lebih tinggi dibandingakan pada presentasi
kepala yang hanya 2,6% atau 3-5 kali dibandingkan janin presentasi kepala
cukup bulan.
Dengan meningkatknya morbiditas dan mortalitas, baik pada ibu
maupun bayi dengan kehamilan presentasi bokong, maka diupayakan
beberapa usaha untuk menghindari terjadinya persalinan dengan bayi
presentasi bokong, salah satu diantaranya adalah dengan knee-chest posotion.
Insidens presentasi bokong meningkat pada kehamilan ganda 25 % pada
gemeli janin pertama, dan 50 % pada janin kedua. Kehamilan muda juga
berhubungan dengan meningkatnya kasus ini, 35 % pada kehamilan kurang
dari 28 minggu, 25 % pada kehamilan 28 – 32 minggu, 20 % pada kehamilan
32 – 34 minggu, 8 % pada kehamilan 34 – 35 minggu, dan 2 – 3 % setelah
kehamilan 36 minggu.
Adanya kehamilan presentasi bokong sering dihubungkan dengan
meningkatnya kejadian beberapa komplikasi sebagai berikut : kesulitan yang
meningkat dalam persalinan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal, mengakibatkan persalinan prematur, sehingga kejadian berat badan
lahir rendah (BBLR) meningkat, pertumbuhan janin terhambat (PJT), tali
pusat pusat menumbung, plasenta previa, anomali janin (mioma uteri),

2
kehamilan ganda, panggul sempit (contracted pelvis ), multiparitas,
hidramnion atau oligohidramnion, presentasi bokong sebelumnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan
dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen kebidanan
dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada ibu saat
kehamilan.
b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa aktual dan potensial pada
ibu saat kehamilan.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada
ibu saat kehamilan.
d. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada ibu saat kehamilan.
e. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan pada ibu saat
kehamilan.
f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan pada ibu saat
kehamilan.
g. Mampu membuat dokumentasi asuhan kebidanan SOAP pada ibu saat
kehamilan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayanan
kebidanan yang berfokus pada masalah kehamilan.

D. Manfaat
1. Manfaat bagi mahasiswa
Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan asuhan kebidanan pada
kehamilan sehingga mahasiswa mampu memberikan asuhan yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan pasien serta mengetahui kesesuaian tata
laksana kasus antara teori dengan praktik.

3
2. Manfaat bagi ibu hamil
Asuhan kehamilan ini dapat bermanfaat dalam perawatan kehamilan dan
perencanaan persalinan sehat dan aman.
3. Manfaat bagi lahan praktik
Laporan komprehensif kasus ini memberikan gambaran mengenai tata
laksana kasus asuhan kebidanan pada kehamilan dan memberikan kritik
dan saran yang membangun.

4
BAB II

KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Kasus

Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Dengan Presentasi Bokong dan


Riwayat SC

Ny S Umur 39 Tahun G3P2A0 Umur Kehamilan 38 minggu 3 hari dengan


Presentasi Bokong dan Riwayat SC di Puskesmas Seyegan

I. Pengkajian Data Subjektif


Pada pengkajian data subyektif didapatkan bahwa klien datang ke
Puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Kunjungan ini
merupakan kunjungan yang ke 7. pendidikan terakhir Ny. S yaitu SMA,
pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Suami bernama Tn. N
usia 40 tahun, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan karyawan swasta. Ny S
mengatakan kehamilan ini yang ketiga dan tidak pernah keguguran. Pola
makan sehari-hari Ny. S teratur yaitu tiga kali sehari porsi sedang dengan
nasi, lauk, buah dan sayur serta tidak ada alergi makanan apapun. Riwayat
imunisasi TT pada Ny. S yaitu TT5 tahun 2015.
Riwayat kesehatan klien dan keluarga dari garis keturunan bapak
maupun ibu tidak mempunyai dan tidak menderita penyakit menurun
seperti hipertensi, diabetes, jantung dan asma. Tekanan darah klien
sebelum hamil rata-rata 110/70 mmHg. Untuk riwayat penyakit menular
klien dan keluarga tidak pernah menderita penyakit infeksi maupun
penyakit menular yang lain.
Riwayat obstetri klien ini adalah kehamilan pertama. Riwayat
kehamilan dan nifas yang lalu anak pertama lahir dengan BB 3000 gram,

5
secara spontan penolong bidan, bersalin di BPM tahun 2009. Anak kedua
lahir dengan BB 3900 gram secara SC, penolong dokterr bersalin di rumah
sakit tahun 2015. Riwayat pernikahan klien ini adalah pernikahan pertama
dan sudah berlangsung 11 tahun. Riwayat haid klien siklus 30 hari, tidak
ada keluhan, HPHT tanggal 10 Februari 2019. Pola aktivitas seksual klien
melakukan hubungan seksual 2 minggu sekali. Riwayat pemeriksaan
kehamilan sudah 7 kali periksa dan klien melakukan pemeriksaan
kehamilan pertama sejak umur kehamilan 8 minggu 1 hari pada tanggal 8
April 2019 dan sudah melaksanan ANC terpadu. Riwayat pemeriksaan
selama trimester 1 sebanyak 1 kali dan saat trimester 2 sebanyak 2 kali dan
pada trimester 3 masuk pemeriksaan yang ke 4 kali. Status imunisasi TT
terakhir adalah T4 pada tahun 2015 saat sebelum menikah. Riwayat berat
badan sebelum hamil 72 kg.
Pola nutrisi klien makan 2 sampai 3 kali sehari, jarang makan sayur
dan buah. Klien selalu konsumsi protein nabati ataupun hewani pada
setiap menu makan. Klien sangat suka makan makanan selingan atau
ngemil. Pengetahuan klien tentang nutrisi kurang termasuk bahaya
makanan berlemak yang sering dikonsumsi klien seperti goeng-gorengan,
daging berlemak dan lain-lain. Klien juga suka minum manis baik itu teh
manis, jeruk manis ataupun sirup.
Hasil kajian pengetahuan klien mengenai perawatan kehamilan sudah
cukup baik dengan rutin periksa ke fasilitas kesehatan, dimana selain
melakukan pemeriksaan kehamilan di puskesmas klien juga sudah
melakukan pemeriksaan di dokter SPOG untuk USG dimana hasil USG
kehamilan ibu dengan presentasi bokong. Namun klien belum mengetahui
kebutuhan nutrisi yang sehat dan bergizi, pola aktivitas, pola istirahat dan
personal hygiene yang dibutuhkan dan harus dijaga oleh klien selama
kehamilan.
II. Pengkajian Data Objektif
Hasil pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi diperoleh hasil kondisi fisik klien

6
secara umum normal, tidak ada masalah dan keluhan. Hasil pengukuran
BB 72 kg, TB 150 cm, Lila 32 cm, TD 120/80 mmHg. Status gizi kategori
berat badan obesitas kelas 1 dengan nilai IMT 32.0 kg/m2. Hasil
pemeriksaan laboratorium kadar Hb pada trimester 3 yaitu 11,9 gr/dl. Dan
hasil pemeriksaan laboratorium saat kunjungan awal yaitu Hb 13gr/dL,
GDS 85 mg/dL, HbSAg non reaktif, tes HIV/AIDS non reaktif, urin rutin
epitel+1, leukosit 6 -7. Pada palpasi Leopold I teraba bulat, keras
melenting, TFU 29 cm pertengahan pusat dan Px, Leopold II Teraba
bagian datar memanjang di sebelah kanan perut ibu, Leopold III Teraba
bagian Lunak dan tidak melenting, Leopold IV bagian terbawah janin
belum masuk PAP. DJJ 137x/menit.
III. Analisis kasus
Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan obyektif, dapat
diambil analisis kasus seorang ibu umur 39 tahun G3P2A0 umur
kehamilan 38 minggu 1 hari dengan presentasi bokong dan riwayat SC.
Dari hassil pemeriksaan yang dilakukan pada leopold I didapatkan
presentasi janin teraba bagian bulat keras dan melenting. Dimana menurut
Penn (2016) Presentasi bokong juga disebabkan oleh pertumbuhan janin
terhambat (PJT) yang disertai dengan abnormalitas volume cairan amnion
(oligo maupun polihidroamnion). Hubungan antara PJT dan presentasi
bokong terutama dicirikan oleh janin prematur. Janin dengan presentasi
bokong mengalami penurunan rasio fetal-plasenta, berat bayi tidak
sebanding dengan usia gestasi dan lingkar kepal besar. Presentasi bokong
juga terjadi karena tali pusat yang pendek.
B. Kajian Teori
1. Definisi Presentasi Bokong
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana
bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus
uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas
panggul atau simfisis (Manuaba,2012).

7
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di mana
bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus
uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas
panggul/simfisis). (Sarwono, 2009)
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai
bagian yang terendah (presentasi bokong). (Ai Yeyeh Rukiyah 2010)
Presentasi bokong adalah suatu keadaan dimana bokong atau tungkai
janin sebagai bagian yang terendah di dalam panggul ibu. (Fadlun 2012)
Pada letak kepala, kepala yang merupakan bagian terbesar lahir
terlebih dahulu, sedangkan pesalinan letak sungsang justru kepala yang
merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir. Persalinan kepala pada
letak sungsang tidak mempunyai mekanisme “Maulage” karena susunan
tulang dasar kepala yang rapat dan padat, sehingga hanya mempunyai
waktu 8 menit, setelah badan bayi lahir. Keterbatasan waktu persalinan
kepala dan tidak mempunyai mekanisme maulage dapat menimbulkan
kematian bayi yang besar (Manuaba, 2012).
2. Klasifikasi
Ada empat macam letak sungsang :
a. Letak bokong murni (Frank breech)
Yaitu bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua
tungkai lurus ke atas. Atau kedua paha janin berfleksi dan kedua
tungkai berekstensi pada lutut. (Fadlun 2012)
b. Letak bokong kaki/lengkap (Complete breech)
Sikap janin pada posisi ini fleksi sempurna dengan pinggu; dan lutut
fleksi dan kaki terlipat ke dalam disamping bokong.
c. Presentasi kaki (Incomplete breech)/ bokong footling (footling breech)
Satu atau kedua kaki menjadi bagian presentasi karena baik pinggul
atau lutut tidak sepenuhnya fleksi. Kaki lebih rendah daripada bokong,
yang membedakannya dari presentasi bokong sempurna yang terdiri
dari :

8
1) Footling breech → salah satu atau kedua kaki dijumpai dulu,
dengan bokong pada posisi yang tinggi. Ini jarang tetapi relatif
umum pada janin premature.

2) Kneeling breech → janin dalam posisi lutut, dengan salah satu atau
kedua kaki ekstensi di pinggul dan fleksi di lutut. Ini sangat jarang
3. Etiologi Presentasi Bokong
Meskipun penyebab spesifik pada sebagian kasus presentasi bokong
tidak diketahui dengan jelas, beberapa faktor diketahui dapat
menyebabkan presentasi bokong meliputi prematuritas, abnormalitas janin
(khususnya sistem saraf pusat), oligo- atau polihidroamnion, pertumbuhan
janin terhambat, tali plasenta pendek, kaki janin panjang, abnormalitas
uterus (seperti uterus bikornus), plasenta previa atau kornus, kontraksi
pelvis, kehamilan multipel dan pengggunaan antikovulsan/penyalahgunaan
obat oleh ibu (Penn, 2006).
Presentasi bokong juga disebabkan oleh pertumbuhan janin
terhambat (PJT) yang disertai dengan abnormalitas volume cairan amnion
(oligo maupun polihidroamnion). Hubungan antara PJT dan presentasi
bokong terutama dicirikan oleh janin prematur. Janin dengan presentasi
bokong mengalami penurunan rasio fetal-plasenta, berat bayi tidak
sebanding dengan usia gestasi dan lingkar kepal besar. Presentasi bokong
juga terjadi karena tali pusat yang pendek.

9
Menurut Winkjosastro (2007) penyebab terjadinya presentasi bokong
adalah:
a. Faktor Ibu
1) Kelainan Uterus
Tumor dari uterus yang mendesak uterus
Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat
mengubah letak janin
2) Kelainan panggul
Pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat
mengganggu fiksasi dari kepala janin.

3) Kelainan dari jumlah air ketuban


Hidramnion menyebabkan terlampau bebasnya pergerakkan janin
dalam uterus sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada
oligohidramnion gerakan janin terbatas sehingga terhalang versi
spontan dari janin.

4) Kelainan implantasi plasenta


Misalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke
pintu atas panggul.

b. Faktor Janin
1) Hidrosefalus atau anensefalus
2) Gemelli
Umumnya pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya
dalam rahim.
3) Hidramnion atau Oligohidramnion
4) Prematuritas
Pada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala
tidak sempurna

10
Menurut Manuaba (2012) penyebab terjadinya presentasi bokong
adalah:
1) Panggul sempit
2) Lilitan tali pusat atau tali pusat pendek
3) Kelainan uterus (uterus arkuatus, uterus duktus, uterus dupleks)
4) Terdapat tumor di pelvis yang mengganggu masuknya kepala janin
ke PAP
5) Plasenta previa
6) Gemeli
4. Patofisiologi
Kondisi klinis paling umum atau proses penyakit yang menyebabkan
presentasi bokong adalah kondisi yang mempengaruhi motilitas janin atau
polaritas vertikal rongga rahim. Kondisi yang mempengaruhi kemampuan
janin berubah menjadi presentasi sungsang pada trimester 3 meliputi
Anomali Mullerian: Rahim satu, uterus bikornuata, dan uterus didelphys.
Plasentasi: Plasenta previa saat plasenta menempati bagian inferior
rongga uterus. Oleh karena itu, bagian presentasi tidak dapat terlibat
Leiomioma uterus: mioma yang lebih besar terutama terletak di segmen
rahim bawah, sering intramural atau submukosa, yang mencegah
keterlibatan bagian presentasi. Prematuritas Aneuploidies dan gangguan
neuromuskuler janin biasanya menyebabkan hipotonia janin,
ketidakmampuan untuk bergerak secara efektif Anomali kongenital:
Teratoma sacrococcygeal janin, gondok tiroid janin Polihidramnion: Janin
sering dalam kebohongan yang tidak stabil, tidak dapat terlibat
Oligohidramnion: Janin tidak dapat beralih ke verteks karena kekurangan
cairan Kelemahan dinding perut ibu: Rahim jatuh ke depan, janin tidak
dapat terlibat dalam panggul. Risiko prolaps tali pusat bervariasi
tergantung pada jenis sungsang. Sungsang yang tidak lengkap atau
footling memiliki risiko prolaps tali pusat tertinggi yaitu 15% hingga
18%, sementara sungsang lengkap lebih rendah pada 4% hingga 6%, dan
sungsang terbuka jarang terjadi pada 0,5%.

11
a. Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perenium terlalu besar (lebih besar), juga
karena dilakukan tindakan. Selain itu ketuban lebih cepat pecah dan
partus lebih lama. Jadi mudah terkena infeksi.
b. Bagi Janin
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya peredaran darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit
antara kepala dan panggul, anak dapat menderita asfiksia. Oleh karena
itu setelah pusat leher, janin harus dilahirkan dalam waktu 8 menit.
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Sebelum usia kehamilan 28 minggu, fetus masih
berukuran cukup kecil dalam menempati volume intrauterin sehingga
dapat berotasi dari presentasi kepala menjadi presentasi bokong dan
kembali ke semula dengan gerakan relatif. Seiring usia kehamilan dan
berat badan janin bertambah, hal tersebut semakin sulit dilakukan oleh
janin. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relatif lebih banyak sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi
kepala, presentasi bokong atau letak lintang (DeCherney, 2013).
5. Diagnosa Presentasi Bokong
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), untuk menegakkan diagnosa
maka yang harus dilakukan adalah:
a. Anamnesa
Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, ibu
sering merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa
nyeri pada tulang iga karena kepala janin.
b. Palpasi
Teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus.
Punggung dapat teraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi
yang berlawanan, di atas symphisis teraba bagian yang kurang bundar
dan lunak.

12
c. Auskultasi
Denyut Jantung Janin (DJJ) sepusat atau ditemukan paling jelas pada
tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
d. Vagina Toucher
Terbagi 3 tonjolan tulang yaitu tubera os ischii dan ujung os sacrum,
anus, genitalia anak jika edema tidak terlalu besar dan dapat diraba.
e. Perbedaan antar letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan.
Jika anus posisi terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada
tulang, tidak menghisap, keluar mekonium. Jika presentasi kaki maka
akan teraba tumit dengan sudut 90° terasa jari-jari. Pada presentasi
lutut akan terasa patella dan popliteal. Pada presentasi mulut maka
akan terasa ada hisapan di jari, teraba rahang dan lidah. Presentasi
tangan dan siku: terasa jari panjang, tidak rata, patella (-).
f. Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki
Pada kaki ada kalkaneus, sehingga terdapat tonjolan tulang yaitu mata
kaki dan kalkaneus. Pada tangan ada mata di pergelangan tangan. Kaki
tidak dapat diluruskan tehadap tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari
telapak kaki.
g. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi atau USG dapat dipergunakan untuk menentukan
lokasi kepala janin, memastikan perkiraan klinis presentasi bokong
dan untuk menentukan usia kehamilan serta kesejahteraan janin.
Apabila dipertimbangkan untuk persalinan pervaginam, tipe
presentasi bokong merupakan hal yang penting diperhatikan, serta ada
tidaknya fleksi dari kepala janin. Peran Pelvimetri radiologik dalam
menentukan tindakan persalinan sungsang masih menjadi
kontroversial.

13
6. Tatalaksana Penanganan Presentasi Bokong

Penanganan dalam kehamilan, dapat dibagi :


a. Knee Chest Position ( KCP )
Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang
diharapkan setelah melakukan KCP ini. Dilakukan 2 – 3 kali sehari
selama 10 – 15 menit. Diharapkan bokong janin yang telah turun bebas
kembali sehingga terjadi versi spontan. Usia kehamilan yang
dianjurkan untuk melakukan KCP adalah pada usia kehamilan 30 –
32 minggu
b. Versi Luar
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada
primigravida 32 – 34 minggu dan pada multigravida 34 – 36 minggu.
Sedangkan setelah 38 minggu versi luar sulit dilakukan karena janin
sudah cukup besar, jumlah air ketuban sudah berkurang.
Syarat-syarat versi luar :

1) Janin diharapkan dapat dilahirkan pervaginam


2) Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas
panggul
3) Ibu tidak gemuk, agar penolong dapat meraba bagian-bagian janin
4) Selaput ketuban masih utuh
5) Pada keadaan yang inpartu, dilatasi serviks < 4 cm
Kontraindikasi untuk melakukan versi luar adalah :
a) Panggul sempit
b) Perdarahan antepartum
c) Hipertensi
d) Hamil kembar
e) Kelainan uerus
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak dan presentasi janin
harus pasti, dan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Versi
luar harus dengan kekuatan ringan tanpa paksaan. Penggunaan

14
narkosis dalam versi luar masih kontroversial, mengingat penderita
tidak merasakan sakit sehingga tenaga penolong berlebihan melakukan
versi luar, dapat menyebakan terjadinya solusio plasenta. Perlu alat
ultrasonografi untuk memandu reposisi janin pada versi luar.

7. Penanganan dalam persalinan

Penanganan pada masa persalinan secara garis besar ada dua cara
persalinan presentasi bokong yaitu pervaginam dan perabdominal ( seksio
sesaria ).

a. Persalinan Pervaginam

1) Syarat – syarat persalinan pervaginam :

a) Panggul adekuat
b) Presentasi bokong sempurna (Frank breech)
c) Berat badan janin < 3500 gram,
d) Kehamilan aterm
e) Kepala janin fleksi
f) Pemeriksaan USG untuk mengestimasi berat badan janin, fleksi
kepala janin dan
kelainan kongenital

g) Tidak ada lilitan tali pusat di leher janin


2) Syarat Pimpinan Meneran Kala II Pada Persalinan Letak Sungsang:
a) Pembukaan lengkap
b) Bokong di Hodge III atau lebih
c) Ketuban ditunggu pecah sendiri, atau dipecahkan bila
pembukaan lengkap
d) Hati-hati prolaps tali pusat
e) Hati-hati "aftercoming head
f) Tersedia forcep (cunam) Piper

15
g) Operator yang kompeten dalam menolong persalinan sungsang
dan dapat melakukan penanganan komplikasi.
3) Persalinan pervaginam dibagi atas :
a) Persalinan spontan (Spontaneus Breech)
Yang dimaksud persalinan spontan adalah lahirnya janin
seluruhnya dengan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut
cara BRACHT.
Tahap Pertama : Fase Lambat, lahirnya bokong sampai dengan
umbilikus
Tahap Kedua : Fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut
bayi, dimana harus dilahirkan cepat karena umbilikus dapat
terjepit.
Tahap Ketiga : Fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh
kepala.
Setelah bokong lahir, umbilikus dikendorkan terlebih dahulu,
kemudian bokong dicengkeram dan melakukan hiperlordosis
pada punggung janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior,
yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya
mengarahkan gerakan tanpa melakukan tarikan pada bayi.
b) Ekstraksi Parsial (Partial Breech Extraction/Assisted Breech
Delivery/Manual Aid )
Ekstraksi parsial adalah lahirnya anak secara spontan sampai
batas umbilikus (pasif). Kemudian seluruh tubuh bayi
dilahirkan dengan pertolongan aktif. Pada fase pasif kita harus
menunggu dengan sabar sampai lahir tubuh bayi sebatas
umbilikus.
4) Cara melahirkan bahu dan lengan ada beberapa cara :
a) Cara Klasik (Deventer)
Adalah melahirkan bahu dan lengan belakang lebih dahulu,
karena lengan belakang berada di ruangan yang lebih luas

16
(sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada
dibawah simfisis.
b) Cara Lovset

Setelah sumbu bayi berada dalam ukuran muka belakang,


tubuh bayi ditarik ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan
belakang, setelah itu bayi diputar 900 sehingga bahu depan
menjadi bahu belakang, lalu dilahirkan.

c) Cara Muller

Tarik bayi vertikal ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan


depan. Cara melahirkan bahu-lengan depan bisa spontan atau
dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan bahu belakang
dengan menarik kaki ke atas, lalu bahu-lengan belakang dikait
dengan menyapu muka.

5) Cara Melahirkan Kepala


a) Cara Mauriceau (Veit Smellie)

Masukkan jari-jari penolong ke dalam mulut bayi (muka


mengarah ke kiri gunakan jari kiri, mengarah ke kanan
gunakan jari kanan). Kegunaan jari dalam mulut untuk
menambah fleksi kepala bayi. Selanjutnya, Letakkan tubuh
bayi dengan menunggang pada lengan penolong, sementara
tangan lain memegang pada tengkuk bayi sambil menundukkan
kepala bayi agar tetap fleksi

b) Cara Naujoks

Satu tangan memegang leher bayi dari depan, tangan lain


memegang leher dari belakang pada bahu, tarik bayi ke bawah
dengan bantuan penolong lain menekan dari atas simfisis.

17
c) Cara Prague terbalik

Cara ini dipakai bila ubun-ubun kecil berada di belakang


dekat sakrum dan muka bayi menghadap simfisis. Satu tangan
memegang bahu bayi dari belakang/bawah dan punggung bayi
diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan lain
memegang kedua pergelangan kaki, lalu menarik bayi ke arah
atas bersamaan dengan tarikan paada bahu bayi. Sehingga perut
bayi mendekati perut ibu. Dalam hal ini laring sebagai sumbu
(hipomoclion).

6) Ekstraksi Totalis (Total Breech Extraction )


Dilakukan dimana seluruh badan anak masih berada di dalam
jalan lahir. Hampir seluruh ahli kebidanan menyetujui bahwa
tindakan ini hanya dilakukan bila ada indikasi darurat. Misalnya
indikasi untuk anak adalah gawat janin.

Sedangkan indikasi untuk ibu adalah penyakit – penyakit ibu


yang tidak boleh mengedan. Mortalitas anak dengan tindakan ini
sangat tinggi, oleh karena itu semua ahli sependapat untuk
melakukan seksio sesaria dari pada melakukan ekstraksi totalis.
Ada 2 cara melakukan Ekstraksi Totalis, yaitu :

a) Ekstraksi kaki (Perasat Pinard)


Jika kaki yang turun maka dilakukan tarikan dengan memegang
kaki yang turun

b) Ekstraksi bokong
Dilakukan jika bokong telah turun memasuki rongga panggul.

7) Cara Reposisi Lengan Menunjuk (Nuchal Arms)

Lengan menunjuk adalah bila salah satu lengan janin melingkar di


belakang leher dan menunjuk ke suatu arah. Cara reposisinya
adalah sebagai berikut :

18
a) Satu tangan menunjuk
Janin diputar 900 ke arah mana tangan menunjuk, sehingga
tangan akan terlepas dengan gerakan menyapu kepala.

b) Kedua tangan menunjuk


Untuk tangan pertama seperti diatas, dan untuk tangan kedua
diputar berlawanan arah 1800

8) Cara Melahirkan Lengan Menjungkit

Lengan menjungkit adalah lengan dalam posisi lurus keatas di


samping kepala. Cara terbaik untuk melahirkan lengan menjungkit
adalah dengan cara Lovset.

9) Cara melahirkan kepala yang sulit lahir (After Coming Head)


Bila janin masih hidup, lahirkan kepala dengan ekstraksi forcep
(Cunam Piper). Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan
lengkung panggul yang sesuai dan panjang, dapat dipergunakan
untuk melahirkan kepala pada keadaan After Coming Head.
Langkah 1 : Tubuh janin disanggah keatas menggunakan
kain/handuk yang hangat. Langkah 2 : dilakukan pemasangan
cunam piper pada kepala janin yang after coming head. Langkah 3
: dilakukan tarikan kepala searah sumbu lahir dan ke arah atas,
sementara penolong lain memegang kain/ handuk yang
menyanggah tubuh bayi mengikuti arah tarikan kepala oleh cunam
piper yang dilakukan penolong pertama. Indikasi Cunam Piper ini
setara dengan pertolongan pengeluaran kepala cara Mauriceau.
Bila janin sudah meninggal, dilakukan embriotomi
10) Penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi

a) Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban


terhisap ke jalan napas
b) Prolaps tali pusat

19
c) Asfiksia
d) Kerusakan jaringan otak
e) Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur,
dislokasi bahu, tulang kepala
f) Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot.
b. Persalinan Per-abdominal

Pritchard menganjurkan untuk memperkecil morbiditas dan mortalitas


pada bayi, seksio sesaria dilakukan dalam keadaan-keadaan berikut

1) Presentasi bokong dengan bayi besar > 4000 gram


2) Presentasi bokong dengan bayi besar dengan panggul sempit serta
beberapa kelainan bentuk panggul
3) Presentasi bokong dengan kepala hiperekstensi
4) Presentasi bokong belum inpartu dan keadaan Ketuban pecah dini.
5) Presentasi bokong dengan disfungsi uterus
6) Presentasi kaki atau Incomplete Breech
7) Janin Prematur yang Viable
8) Severe IUGR
9) Presentasi bokong dengan kematian perinatal sebelumnya atau
riwayat trauma lahir pada persalinan sebelumnya dan nilai sosial
anak yang tinggi (anak sangat berharga). (2,3)
10) Permintaan untuk sterilisasi
11) Penolong yang kurang kompeten
Gambar :

20
Gambar: melahirkan bayi perabdominal dengan persentasi bokong

c. Zatuchni dan Andros Scoring

Zatuchni dan Andros telah melakukan suatu indeks prognosis untuk


menilai lebih tepat apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau
perabdominal, sebagai berikut :

Kriteria Skor 0 Skor 1 Skor 2

Paritas Primigravida Multigravida

Umur Kehamilan >39 minggu <38 minggu

Taksiran Berat Janin >3650 gr 3176 - 3649 gr <3176 gr

Riwayat letak
Tidak ada 1 kali >2 kali
sungsang

Pembukaan Serviks <2 cm 3 cm >4cm

-1 atau lebih
Station <-3 -2
rendah

21
Skor : < 3 : Persalinan per abdominal

4 : Evaluasi kembali secara cermat, khususnya taksiran berat


janin, bila tidak yakin/alat diagnosa penunjang tidak ada, dapat
dilakukan persalinan perabdominal.

5 : Dilahirkan pervaginam

8. Prognosis
Resiko persalinan pervaginam pada presentasi bokong lebih tinggi
dibandingkan dengan persalinan presentasi kepala, yaitu :
1. After coming head
2. Nuchl arm ( tangan menjungkit )
3. Prolaps tali pusat
4. Perdarahan intracranial, robeknya selaput otak
5. Asfiksia janin karena terjepit tali pusat
6. Robekan pada pleksus brachialis sehingga menyebabkan parese lengan
7. Pada ibu dapat timbul laserasi luas jalan lahir.

22
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif pada Ny.S didapatkan
informasi dari riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu dimana kehamilan
ini merupakan kehamilan yang ketiga, tidak pernah keguguran dengan BB
lahir anak kedua 3900 gram dan dilakukan SC untuk pertolongan
persalinannya. Selain itu berdasarkan pemeriksaan palpasi abdomen, pada
leopold 1 teraba bagian bagian bulat keras dan melenting, dan bagian
terbawah janin teraba bagian lunak dan tidak melenting Kehamilan pada bayi
dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan
sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis
(Manuaba,2012).
Meskipun penyebab spesifik pada sebagian kasus presentasi bokong
tidak diketahui dengan jelas, beberapa faktor diketahui dapat menyebabkan
presentasi bokong meliputi prematuritas, abnormalitas janin (khususnya
sistem saraf pusat), oligo- atau polihidroamnion, pertumbuhan janin
terhambat, tali plasenta pendek, kaki janin panjang, abnormalitas uterus
(seperti uterus bikornus), plasenta previa atau kornus, kontraksi pelvis,
kehamilan multipel dan pengggunaan antikovulsan/penyalahgunaan obat oleh
ibu (Penn, 2006).
Presentasi bokong juga disebabkan oleh pertumbuhan janin terhambat
(PJT) yang disertai dengan abnormalitas volume cairan amnion (oligo maupun
polihidroamnion). Hubungan antara PJT dan presentasi bokong terutama
dicirikan oleh janin prematur. Janin dengan presentasi bokong mengalami
penurunan rasio fetal-plasenta, berat bayi tidak sebanding dengan usia gestasi
dan lingkar kepal besar. Presentasi bokong juga terjadi karena tali pusat yang
pendek.

23
B. Analisis
Seorang ibu hamil usia 39 tahun G3P2A0 umur kehamilan 38 minggu 3
hari dengan presentasi bokong dan riwayat SC. Analisa tersebut sesuai dengan
teori dimana Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin yang
memanjang (membujur) di dalam rahim dan kepala berada pada fundus.
Kehamilan dengan letak sungsang adalah kehamilan dimana bayi letaknya
sesuai dengan sumbu badan ibu. Kepala pada fundus uteri sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah (di daerah PAP/sympisis). Pada persalinan justru
kepala yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir. Kehamilan
dengan letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala pada fundus uteri dan bokong berada di bawah kauvum uteri.

C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asuhan kehamilan dengan Presentasi bokong dan riwayat
SC antara lain lain anamnesa riwayat kehamilan persalinan nifas yang lalu,
dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, gigi, gizi dan
konsultasi psikologi. Dalam penatalaksanaan kasus dilakukan kolaborasi
dengan profesi yang lain untuk memberikan asuhan secara komprehensif.
Dimana penanganan pressentasi bokong dalam kehamilan, dapat dibagi
menjadi 2 yaitu :
1. Knee Chest Position ( KCP )
Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan
setelah melakukan KCP ini. Dilakukan 2 – 3 kali sehari selama 10 – 15
menit. Diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali
sehingga terjadi versi spontan. Usia kehamilan yang dianjurkan untuk
melakukan KCP adalah pada usia kehamilan 30 – 32 minggu
2. Versi Luar
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada
primigravida 32 – 34 minggu dan pada multigravida 34 – 36 minggu.
Sedangkan setelah 38 minggu versi luar sulit dilakukan karena janin
sudah cukup besar, jumlah air ketuban sudah berkurang.

24
Dalam penatalaksanaan kasus juga diberikan KIE tentang prognosis
presentasi bokong jika dilakukan persalinan normal yaitu resiko persalinan
pervaginam pada presentasi bokong lebih tinggi dibandingkan dengan
persalinan presentasi kepala, yaitu :
1. After coming head
2. Nuchl arm ( tangan menjungkit )
3. Prolaps tali pusat
4. Perdarahan intracranial, robeknya selaput otak
5. Asfiksia janin karena terjepit tali pusat
6. Robekan pada pleksus brachialis sehingga menyebabkan parese lengan
7. Pada ibu dapat timbul laserasi luas jalan lahir.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada kasus Ny S umur 39 tahun pada masa kehamilan telah mendapat
penanganan yang tepat yaitu mendapatkan konseling, asuhan kehamilan
dengan pemeriksaan fisik dengan didukung pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan laboratorium, konsultasi gizi, dan konsultasi psikologi.
Konseling tentang tanda bahaya kehamilan sangat penting dilakukan agar
klien dapat mengenali tanda bahaya yang mungkin terjadi sehingga bisa
segera mendapatkan penanganan yang tepat dan optimal.
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan
dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen kebidanan
mulai dari pengkajian data, analisis, menetukan kebutuhan, melakukan
perencanaan dan tatalaksana tindakaan serta pendokumentasian menggunakan
SOAP yaitu
1. Asuhan kebidanan pada Ny. S dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. S dapat diidentifikasi diagnosa kebidanan
yaitu G3P2A0Ah2 UK 38+3 minggu dengan Presentasi Bokong dan riwayat
SC.
3. Asuhan kebidanan pada Ny. S dapat menentukan masalah potensial yaitu
terjadi asfiksia pada bayi dan kematian bayi
4. Asuhan kebidanan Ny. S dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan melakukan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan ibu hamil
dengan presentasi bokong dan riwayat SC
5. Asuhan kebidanan Ny. S dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus Presentasi Bokong yaitu dengan KIE Ny. S
untuk persiapan persalinan di rumah sakit.

26
6. Asuhan kebidanan Ny. S dengan melaksanakan tindakan untuk
menangani kasus presentasi bokong dengan KIE ibu untuk melakukan
pemeriksaan secara rutin dan melakukan knee chest.
7. Asuhan kebidanan Ny. S dengan melakukan evaluasi untuk
menangani kasus presentasi bokong dan riwayat sc dengan KIE ibu
untuk datang kembali untuk kontrol hamil ulang.
8. Asuhan kebidanan Ny. C dengan melakukan pendokumentasian kasus
presentasi bokong dan riwayat SC
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa meningkatkan kemampuan dalam penatalaksanaan kasus
kehamilan dengan presentasi bokong sehingga mahasiswa mampu
memberikan asuhan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pasien
serta mengetahui kesesuaian tata laksana kasus antara teori dengan
praktik.
2. Bagi Ibu Hamil
Ibu hamil mendapat asuhan kebidanan dalam kehamilan yaitu ibu
hamil dengan presentasi bokong.
3. Bagi Lahan Praktik
Laporan komprehensif ini memberikan gambaran mengenai tata
laksana kasus kehamilan dengan mempertahankan kualitas pelayanan.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono, 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka
2. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : YBPSP
3. Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
Jakarta : TIM.
4. Fadlun. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
5. G, Leveno JK, William Obstetrics 22nd Edition, McGraw Hill, 2013
6. Mochtar R, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Penerbit Buku EGC, Jakarta, 2088
7. Vaginal Breech Delivery, available from Alarm International Second Edition,
108
8. Fischer R, Breech Persentation, Witlin A, Talavera F, Legro RS, Gaupp FB,
Shulman LP, eds, last update Juli 2016, available from
http://www.emedicine.com/med/OBSTETRICSGYNECOLOGY/topic3272.ht
m

9. Gallagher K, Breech Position and Breech Birth, last update January 2017,
available from : http://www.revolutionhealth.com/articles?id=tx1038

10. Wikipedia, Breech Birth, last update Juni 2017, available from
http://en.wikipedia.org/wiki/Breech_birth"

11. Manuaba, Ida, Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

28
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 39 TAHUN G3P2A0Ah2

UK 38+3 MINGGU DENGAN PRESENTASI BOKONG

DAN RIWAYAT SC DI PUSKESMAS SEYEGAN

No register : 01.11,0080

Masuk Tgl,Jam : 5 November 2019

Dirawat di Ruang : Ruang KIA

Biodata Ibu Suami

Nama : Ny. S Tn. N

Umur : 39 tahun 40 tahun

Pendidikan : SMU SMU

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta

Agama : Islam Islam

Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Alamat : Mranggen 5/2 MD Mranggen 5/2 MD

No. Hp :

DATA SUBYEKTIF

1. Kunjungan saat ini merupakan kunjungan ulang


Alasan datang ibu ke Puskesmas Seyegan adalah ingin memeriksakan
kehamilannya.
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama tahun 2008 umur 29 tahun. Dengan suami
sekarang 11 tahun

29
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 14 tahun. Siklus 30 hari. Teratur. Lama 7 hari. Sifat Darah :
Encer. Tidak ada flour albus. Banyak Darah 3-4x ganti pembalut dalam satu
hari. HPHT 10 Februari 2019 HPL 17 November 2019
4. Riwayat Kehamilan ini
a. Riwayat ANC
ANC Sejak umur kehamilan 8+1 minggu. ANC di Puskesmas Seyegan
Frekuensi. Trimester I 1 kali
Trimester II 2 kali
Trimester III 4 kali
b. Pergerakan janin yang pertama kali di rasakan pada umur kehamilan 17
minggu. Pergerakan janin dalam 12 jam terakhir >10 kali
c. Keluhan yang dirasakan
Trimester I : mual, muntah dan sering pusing
Trimester II : tidak ada
Trimester III : tidak ada
d. Imunisasi
TT5 tahun 2015
5. Riwayat Obstetri
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu

G3 P2 Ab0 Ah2

Persalinan Nifas
Hamil
Tgl Umur Jenis Komplikasi Jenis BB
ke Penolong Laktasi Komplikasi
lahir kehamilan Persalinan Ibu Bayi kelamin Lahir
Laki -
1 2009 39 Normal Bidan - - 3000 Ya -
laki
Perempu
2 2015 40 SC Dokter - - 3900 Ya -
an
3 Hamil ini

30
6. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan

Jenis Mulai memakai Berhenti/Ganti Cara


No
Kontrasepsi Tanggal Oleh tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasan

Ingin
1 Implant 2015 bidan Puskesmas - 2018 bidan puskesmas
hamil

7. Riwayat pola pemenuhan Kebutuhan sehari-hari


a. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 3x sehari ±8 gelas setiap harinya

Macam Nasi, lauk, sayur dan Air putih dan susu ibu
buah hamil

Jumlah Porsi sedang 1 gelas

Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. Pola Eliminasi BAB BAK


Frekuensi 1x sehari ±5-6x dalam satu hari

Warna Kuning kecoklatan kuning

Bau Khas feses Khas urine

c. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : Ibu sebagai ibu rumah tangga kesehariannya
adalah menyapu rumah, mencuci baju, memasak dan menyetrika baju.
Istirahat/Tidur : siang 1 jam, malam 9 jam
Seksualitas :Frekuensi 2-3x dalam seminggu sebelum hamil,
semenjak hamil melakukan 1x saat awal kehamilan. Keluhan tidak ada.
d. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin saat mandi, setelah buang air kecil,
setelah buang air besar dan apabila celana dalam lembab dan tidak
nyaman.

31
Kebiasaan mengganti pakaian dalam setelah mandi dan apabila celana
dalam basah dan kurang nyaman.
Jenis pakaian dalam yang digunakan kain katun.
e. Kebiasaan Sehari-hari
Ibu tidak merokok
Ibu tidak minum jamu-jamuan
Ibu tidak minum-minuman keras
Perubahan pola makan (termasuk ngidam, nafsu makan turun, dan lain-
lain) saat ini nafsu makannya meningkat.
8. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan belum pernah menderita penyakit seperti hepatitis,
diabetes mellitus, penyakit jantung, dll.
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah atau sedang menderita penyakit
seperti hepatitis, diabetes mellitus, penyakit jantung, dll.

c. Riwayat psikologi keluarga


Ibu dan suami sangat senang karena selalu mendapatkan dukungan dari
keluarga

d. Riwayat keturunan kembar


Ibu mengatakan tidak memiliki keturunan kembar

e. Riwayat Alergi
Makanan: tidak ada alergi makanan

Obat: tidak ada alergi obat

lain : tidak ada alergi zat lainnya

9. Riwayat Psikologi Spiritual


a. Pengetahuan ibu tentang kehamillan

32
Ibu mengatakan kehamilannya harus dijaga dengan makan makanan yang
bergizi dan mengatur aktivitas agar tidak terlalu berat.
b. Pengetahuan ibu tentang kondisi/keadaan yang dialami sekarang
Ibu sudah mengerti dengan keadaannya bahwa posisi janin dengan
presentasi bokong dan merencanakan persalinannya di rumah sakit.
c. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini
Ibu sangat senang dengan kehamilannya.
d. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan
Suami turut bahagia dan selalu menemani istrinya memeriksakan
kehamilannya
e. Persiapan/rencana persalinan
Rencana bersalin di Rumah Sakit Queen Latifa dengan transportasi motor
dan menggunakan jaminan kesehatan.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : baik kesadaran composmentis
b. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg.
N :82 kali/menit.
R : 20 kali/menit.
S :36,7°C
c. TB :150 cm
BB Sblm hamil :66 Kg
BB skrg : 72 kg.
LLA : 32 cm.
e. Kepala dan leher
Oedem Wajah : tidak ada

Chloasma gravidarum : tidak ada

Mata : konjunctiva merah muda, sklera putih

33
Mulut : bersih, tidak ada sariawan

f. Payudara
Bentuk : simetris
Areola mammae : warna kehitaman
Puting susu : menonjol
Colostrum : belum keluar
g. Abdomen
Bentuk : membesar, memanjang
Bekas luka : tidak ada
Palpasi Leopold
Leopold I : Teraba bagian lunak dan tidak melenting,
TFU 29cm
Leopold II : Teraba bagian datar memanjang di perut bagian
kanan ibu
Leopold III : Teraba bagian keras dan melenting
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
(Konvergen)
Auskultasi DJJ : Frekuensi 137x/menit
h. Genetalia Luar
Tanda Chadwick : tidak dilakukan
Varices : tidak dilakukan
Bekas luka : tidak dilakukan
Kelenjar Bartholini : tidak dilakukan
Pengeluaran : tidak dilakukan
i. Anus : tidak dilakukan
j. Ekstremitas
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek Patela : kaki kanan positif, kaki kiri positif

2. Pemeriksaan Panggul : tidak dilakukan

34
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium pertama kali pada tanggal 8 April 2019 di
kehamilan trimester 1 Hb= 13 gr/Dl, HbsAg Reaktif, RAPID HIV Non
Reaktif, epitel +1, Leukosit 6-7
b. Pemeriksaan laboratorium kedua dilakukan pada tanggal 25 september
2019 HB 10 gr/dl
c. Pemeriksaan laboratorium ketigadilakukan pada tanggal 9 oktober 2019
Hb 11,9 gr/dl
4. Hasil pemeriksaan ANC Terpadu
a. Poli Gigi : Caries (8 april 2019)
b. Poli Umum : status general, normal ( 8 april 2019)
c. Laboratorium : Hb= 13,2 gr/Dl, HbsAg Reaktif, RAPID HIV Non
Reaktif, epitel +1, Leukosit 6-7

ANALISA

Ny. S usia 39 tahun G3P2A0Ah2 UK 38+3 minggu dengan Presentasi Bokong dan
riwayat SC

PENATALAKSANAAN

1. Memberi informasi mengenai kondisi klien saat ini klien dengan hasil
pemeriksaan janin dengan presentasi bokong
Klien memahami kondisi yang dialami.
2. Memberi KIE tentang tanda bahaya yang bisa saja dialami ibu dan janin jika
bersalin secara normal yaitu dengan asfiksia pada janin dimana kehamillan
klien juga dengan riwayat SC dan sebaiknya bersalin di rumah sakit.
Klien memahamix dan akan melakukan saran yang diberikan
3. Memberi KIE tentang nutrisi yang dibutuhkan selama masa kehamilan dimana
klien dapat memperbaiki pola makan dan minum sehingga tercukupi
kebutuhan gizi seimbang lebih banyak konsumsi buah dan sayur

35
Klien memahami tentang diet gizi seimbang untuk kesehatan ibu dan
janin.
4. Memberi KIE tentang perlunya aktivitas fisik seperti olahraga yang ringan
dengan posisi knee chest untuk kehamilan degan presentasi bokong.
Klien memahami perlunya olahraga ringan terutama untuk menjaga
kesehatan ibu dan posisi janinnya.
5. Memberikan suplementasi tablet Fe dan kalk sebanyak 15 butir dengan dosisi
1x1 dan KIE cara minumnya.
Klien mendapatkan supelemen hemafort dan kalk masing-masing
sebanyak 15 butir dan memahami cara meminumnya
6. Menganjurkan klien untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu berikut atau
sewaktu – waktu ada keluhan yang dirasakan.
Klien dengan anjuran yang diberikan dan akan melakukan kunjungan
ulang 1 minggu berikut
7. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat.
Dokumentasi asuhan telah dituliskan.

36

Anda mungkin juga menyukai