Meyke Potutu
NIM. P07124519026
2020
Skenario kasus:
1. Bayi baru lahir di RS dengan riwayat persalinan presbo, bayi rewel dan tidak mau
menyusu. KU bayi sedang, N 124x/menit, S 37 0C, P 44x/menit, regular, lengan dan tangan
kanan lemas, tidak ada gerakan spontan. Terdapat robekan radiks superir dextra. Trauma
apakah yang paling mungkin dialamai bayi tersebut?
2. Bayi baru lahir di RS, kondisi tidak menangis, nafas megap-megap dan tonus otot lemah,
air ketuban keruh. Ibu bayi umur 38 tahun G4 P1 A2 UK 42 minggu, riwayat persalinan
yang lalu dengan VE. Ibu mempunyai riwayat DM. Faktor apakah yang paling mungkin
menyebabkan kondisi bayi tersebut?
3. Bayi baru lahir di RS 2 jam yang lalu, ibu bayi mempunyai riwayat DM. Berat bayi 4000
gr, PB 50 cm, suhu 36oC, bayi tampak pucat, kulit kebiruan, refleks hisap lemah dan bayi
mengalami kesulitan minum. Faktor resiko apakah yang menyebabkan keadaan bayi
tersebut?
4. Anak umur 5 tahun diare sejak 2 hari yang lalu, BAK 2x/hari, warna kuning pekat dan
berbau tajam. Hasil pemeriksaan: KU sedang, N 96 x/menit, S 37,9 0C, P 60x/menit,
regular. Turgor kulit 4 detik. Jelaskan fungsi ginjal dalam menjaga homeostasis tubuh.
Jawaban :
1. Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses
kelahiran. Faktor predisposisinya terjadinya trauma antara lain: makrosomia,
prematuritas, cpd, kelahiran sungsang, presentasi bokong, presentasi muka, dll.
Kelainan tersebut salah satunya paralisis nervus frenikus. Gangguan ini biasanya
terjadi di sebelah kanan dan menyebabkan terjadinya paralisis diafragma.
Kelainan sering ditemukan pada kelahiran sungsang. Kelainan ini biasanya
menyertai paralisis Duchenne-Erb dan diafragma yang terkena biasanya
diafragma kanan. Pada paralisis berat bayi dapat memperlihatkan sindroma
gangguan pernafasan dengan dispneu dan sianosis. Paralisis nervus frenikus atau
paralisis diafragmatik, disebabkan oleh cedera pada nervus kranialis III, IV, dan
V.
Referensi :
Sinclair C. Buku Saku Kebidananan. Jakarta : EGC; 2009
2. Kondisi bayi tidak menangis, nafas megap-megap dan tonus otot lemah adalah
tanda dan gejala yang muncul pada bayi asfiksia. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kondisi bayi asfiksia pada kasus diatas yaitu faktor ibu dengan
riwayat Diabetes Mellitus dan kehamilan post term.
Dampak yang ditimbulkanoleh ibu penderita diabetes melitus gestasional adalah
ibu berisiko tinggi terjadi penambahan berat badan berlebih, terjadinya
preklamsia, eklamsia, bedah sesar, dan komplikasi kardiovaskuler hingga
kematian ibu. Setelah persalinan terjadi, maka penderita berisiko berlanjut
terkena diabetes tipe 2 atau terjadi diabetes gestasional yang berulang pada
masa yang akan dating, sedangkan bayi yang lahir dari ibu yang mengalami
diabetes gestasional berisiko tinggi untuk terkena makrosomia.
Ibu yang melahirkan bayi dengan makrosomia berisiko terjadinya partus macet.
Partus lama/partus macet berisiko menyebabkan asfiksia. Pada ibu yang
mengalami partus lama, kontraksi uterus berlangsung lebih lama dari pada ibu
yang bersalin normal. Hal ini mengakibatkan peredaran darah yang membawa
oksigen ke janin terhenti lebih lama, proses ini membuat janin kekurangan suplai
oksigen yang berakibat pada kejadian asfiksia.
Sumber :