Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Amnion manusia terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak
mengandung pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan
amnion. Lapisan paling dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel
amniotik ini mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein non kolagen
( laminin , nidogen dan fibronectin ) dari membrane basalis, lapisan amnion
disebelahnya.
Oligohidramnion mengacu pada defisiensi besar volume cairan amnion.
Berkurangnya volume cairan amnion dapat menimbulkan hipoksia janin sebagai akibat
dari kompresi taki pusat karena gerakan janin atau kontraksi rahim. Selain itu, lintasan
mekonium janin ke dalam volume cairan amnion yang tereduksi menghasilakan suatu
suspensi tebal dan penuh pertikel yang dapat menyebabkan ganguan pernapasan janin.

Oligohidramnion perlu digolongkan sesuai dengan etiologinya. Oligohidramnion


berhubungan dengan keterbelakangan pertumbuhan dalam rahim dan pada 60 persen
kasus. Bila dihungakan dengan bukti ultrasonic keterbelakangan pertumbuhan asimetrik,
gangue janin sangat mungkin terjadi, kasus-kasus itu yang diakibatkan oleh ruptura
membaran janin yang spontan mungkin tidak berhubungan dengan gangguan janin
sebelumnya. Oligohidramnion mungkin terjadi sebagai akibat tekanan janin in utero ;
sekresi hormone penekan janin (katekolamin, vasopressin) dapat menghambat resopsi
cairan paru-paru lewat penelanan oleh janin. Akhirnya, terdapat kasus yang berhubungan
dengan berbagai Janis cacat janin, misalnya sindroma Potter (agenesis ginjal), yang
butuh pemeriksaan ultarsonik dan genetic secara rinci.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan oligohidramnion?
2. Apa penyebab dari oligohidramnion ?
3. Bagaimana patofisiologi oligohidramnion ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
Cairan ketuban adalah salah satu bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi
yang terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan. Cairan ini bisa melindungi bayi dan
membantu pertumbuhan dan perkembangan otot, kaki, paru-paru dan sistem pencernaan
bayi, menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan
perubahan suhu, pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas,
sampai mengatur tekanan dalam rahim. Tak hanya itu air ketuban juga berfungsi
melindungi janin dari infeksi.
Pada awalnya cairan ketuban berisi air yang berasal dari ibunya, tapi pada usia
kehamilan 20 minggu cairan ketuban berisi urin janin. Cairan ketuban ini bisa terlalu
rendah atau terlalu tinggi, jika terlalu rendah disebut dengan oligohidramnion dan jika
terlalu tinggi disebut dengan polihidramnion. Cairan ketuban ini tidak boleh sedikit, tapi
beberapa komplikasi bisa menyebabkan cairan ketuban ibu hamil habis yang bisa
membahayakan ibu hamil dan bayinya.
Saat usia kehamilan 25-26 minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu meningkat
jadi+ 984 ml pada usia kehamilan 33-34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap
lahir.
Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu
sedikit. Dokter bisa mengukur jumlah cairan ini melalui beberapa metode, dan yang
paling sering adalah melalui indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika
volume cairan kurang dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan
dicurigai mengalami oligohidramnion. Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan,
tapi yang paling umum adalah saat trimester ketiga.
Jika waktu melahirkan sudah lewat hingga dua minggu atau lebih, maka tingkat
cairan ketuban beresiko menjadi rendah karena cair.
B.     Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Namun, 
oligohidramnion bisa terjadi karena peningkatan absorpsi/kehilangan cairan (seperti pada:
ketuban pecah dini) dan penurunan produksi dari cairan amnion (seperti pada : kelainan
ginjal kongenital, ACE inhibitor, obstruksi uretra, insufisiensi uteroplasenta, infeksi
kongenital, NSAIDs). Sejumlah faktor predisposisi telah dikaitkan dengan berkurangnya
cairan amnionik , dan beberapa tercantum dalam Tabel 2.1 .2
Beberapa keadaan yang  berhubungan dengan oligohidramnion, antaranya:5
a. Pada janin                : kelainan kromosom, hambatan pertumbuhan, kematian,
  kehamilan postterm
b. Pada placenta          : solusio plasenta
c. Pada ibu                  : hipertensi, preeklamsi, diabetes dalam kehamilan
d. Pengaruh obat         : NSAIDs, ACE inhibitor

Tabel 2.1 Keadaan yang berkaitan dengan Oligohidramnion4

C.    Penyebab Rendahnya Cairan Ketuban


1.      Kelainan kongenital (janin) yang berhubungan dengan kelainan sistem saluran kemih,
seperti; ginjal tidak berkembang secara normal, atau terjadi penyumbatan saluran kemih.
2.      Adanya masalah pada plasenta, karena jika plasenta tidak memberikan darah dan
nutrisi yang cukup untuk bayi akan memungkinkan ia untuk berhenti mendaur ulang
cairan.
3.      Ada kebocoran atau pecahnya dinding ketuban yang membuat air ketuban keluar dari
rahim.
4.      Usia kehamilan sudah melewati batas, hal ini menyebabkan turunnya fungsi plasenta
yang membuat cairan ketuban berkurang.
5.      Adanya komplikasi pada sang ibu, misalnya dehisrasi, hipertensi, preeklamsia, diabetes
dan hipoksia kronis.
6.      Proses menelan. Janin bisa menelan cairan ketuban sebanyak 20 ml per jam atau
kurang lebih setengah dari jumlah total cairan ketuban per hari. Tetapi, jumlah cairan
yang ditelan ini hampir sebanding dengan produksi urin janin

D.    Gejala Yang Muncul Jika Cairan Ketuban Sedikit Adalah :


1.      Ibu merasakan nyeri saat janin melakukan gerakan di dalam Rahim
2.       Ketika ketuban pecah maka cairan yang keluar sangat sedikit atau bahkan tidak ada
sama sekali serta merasa sangat sakit pada saat kontraksi.
3.      Ibu merasa nyeri setiap gerakan yang ditimbulkan janin.
4.       Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
seiring berjalannya usia kehamilan.
5.       Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
6.      Sering berakhir dengan partus prematurus.
7.       Persalinan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
8.      Saat ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
9.      Ibu merasa sakit yang amat sangat saat kontraksi.

E.     Penanganan
1.      Tirah baring.
2.      Hidrasi.
3.      Perbaikan nutrisi.
4.      Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5.      Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6.      Amnion infusion.
7.      Induksi dan kelahiran.
F.     Contoh SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY A UMUR 24 G1P0A0 TAHUN USIA KEHAMILAN 37 MINGGU DENGAN
OLIGOHIDRAMNION

Tanggal di data           : 22 Maret 2010


Jam                              : 10.00 WIB
I.         Pengkajian
A.    Data subjekti
1.      Biodata
Nama                    : Ibu A                                     Nama suami    : Bpk T
Umur                    : 24 Tahun                               Umur               : 30 Tahun
Agama                  : Islam                                     Agama             : Islam
Suku/angsa           : Bengkulu/Indonesia              Suku/angsa     : Bengkulu/Indonesia
Pendidikan           : SMA                                     Pendidikan      : S1
Pekerjaan  : IRT                                                    Pekerjaan        : PNS
Alamat                 : Jln.Semangka RT 12            
2.      Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
3.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri di perut ketika janin bergerak, perut ibu tidak membesar sesuai
umur kehamilan.
4.      Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 14 Tahun,lamanya 7 hari ,,konsistensi cair
dan menggumpal,Siklus 28 hari,jumlah cairan yang keluar normal,dan tidak ada
disminorhoe.
5.      Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya,usia kehamilan 37 minggu ibu sering
memeriksakan kehamilannya ke bidan teratur sesuai jadwal ,ibu merasakan gerakan
janin pertama kali umur kehamilan 20 minggu.
Keluhan selama hamil      :
TM I                     : Mual, muntah, nafsu makan kurang
TM II                   : Tidak ada
TM III                  : sering kencing          
6.      Riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun.
b.      Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit DM, Jantung, Hemofili dan tidak ada
keturunan kembar.
c.       Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak sedag menderita penyakit DM, Jantung , Hipertensi dan Asma.
7.      Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya pernah menjadi akseptor KB suntik 3 bulan selama ±2
tahun
8.      Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertamanya ,lama pernikahan          : 2
Tahun,usia saat menikah 22 tahun,suami 28tahun.
9.      Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.       Nutrisi
Makan
Ibu mengatakan nafsu makan Baik, makan 3-4 kali/hari, jenis makanan nasi putih, Sayur,
lauk, Pauk, Buah, Porsi makan menu seimbang.
Minum           
Ibu mengatakan minum ± 10 Gelas /hari ,jenis minumanair putih, susu, teh.
b.      Eliminasi
BAB
ibu mengatakan biasa BAB 1 kali/sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas
BAK
Ibu mengatakan biasa BAK <6 kali/sehari, warna kuning,bau khas
c.       Istirahat/ tidur
Ibu biasa tidur siang 1-2 jam, malam 7-8 jam.
d.      Personal Hygiene
Ibu biasa mandi 2 x sehari, mencuci rambut 3 x seminggu, menggosok gigi 2 x sehari,
ganti pakaian dalam 3 x sehari.
e.        Jenis kegiatan                        : PRT seperti memasak, menyapu dan mencuci.
f.       Seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual dengan suami 1 kali dalam seminggu.
g.      Kebiasaan yang dapat mempengaruhi kehamilan
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah meminumjamu, meminum alkohol, dan
merokok.
10.  Keadaan Psikososial Spiritual
Ibu mengatakan sangat senang akan kehamilannya, hubungan dengan suami
harmonis, hubungan isteri dengan keluarga harmonis,
Keyakinan terhadap agama          : Ibu taat beribadah menjalankan shalat 5 Waktu
B.      Data objektif                   
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan umum          : Baik
Kesadaran                   : Compos Mentis
TTV
TD                  : 120/80 mmHg
Pols                 : 80 X/ menit
RR                  : 20 X/ menit
Temps             : 37º C
LILA                          : 24 cm
BB sebelum hamil                  :50 kg
BB sekarang                           : 56 kg
TB                                           :160 cm
2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
·         Kepala: Distribusi rambut merata,warna rambut hitam.bersih tidak ada oedema.
·         Muka : tidak pucat.ada cloasma gravidarum,tidak ada oedema.
·         Mata : Konjungtiva merah muda,sklera putih.
·         Hidung : bersih,tidak ada pengeluaran sekret,tidak ada oedema.
·         Telinga : bersih,tidak ada pengeluaran serumen,pendengaran jelas.
·         Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada pembesaran vena jugularis.
·         Dada : Bentuk dada simetris,bunyi jantung normal,bunyi paru-paru normal.
·         Payudara: bentuk simetris ka/ki, papila mamae menonjol ka/ki, areola mamae
hyperpigmentasi,tidak ad luka bekas operasi,tidak ada benjolan.Colostrm (-).
·         Abdomen : Pembesaran lebih kecil dari umur kehamilan,tidak ada luka bekas
operasi,ada linea lipidae,dan striae nigra.
b.      Palpasi
Leopold I  : TFU (3 jari bawah PX) teraba bagian besar, bulat, lunak, dan tidak
melenting.
Leopold II            : Bagian kanan perut ibu teraba bagian yang memanjang dari atas ke
bawah dan bagian kiri perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin
Leopold III           : Pada bagian bawah teraba bagian besar, keras, melenting dan dapat
digoyangkan.
Leopold IV           :     pada saat palpasi sangat jelas teraba bagian – bagian dari janin.
c.       Auskultasi
DJJ                        : (+)
Punctum max.       : Dua jari dibawah pusat bag. kanan perut ibu
Kekuatan              : kuat
Irama                    : teratur
Frekuensi              : 130 x/menit
Terdengar DJJ janin sangat jelas
d.      Genitalia: Tidak ada pengeluaran,tidak ada varises, tidak ada oedema,vulva warna
merah muda.
e.       Ekstermitas
Atas
Oedema                : tidak ada
Warna kuku          :merah muda
bawah
Oedema                : tidak ada ,varices tidak ada, reflek patella ada(+/+)
f.       Pemerikasaan Panggul
Distantia Spinarum           : 25 cm            Distantia Cristarum    : 27 cm
Distantia Truchant            : 85 cm            Conjugata eksterna    : 19 cm
g.      Pemeriksaan Penunjang
Hb                         : 12 gr%
Urine
-Protein                 : neg (-)
-Reduksi               : neg(-)

II.      ANALISA
Ny. A, umur 24 tahun, G1P0A0, umur kehamilan 37 minggu, janin tunggal hidup, intra
uterin, presentasi kepala,dengan oligohidramnion.
Ø  Ds :
o   Nyeri di perut ketika janin bergerak
o   Perut ibu tidak membesar sesuai umur kehamilan
III.   PENATALAKSANAAN
1.      Beritahu hasil pemeriksaan dan ibu mengerti hasil pemeriksaan.
2.      Anjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perkerjaan yang terlalu berat.
3.      Anjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi dan makan
dilakukan lebih sering dalam jumlah lebih sedikit.
4.      Anjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perjalanan jauh.
5.      Anjurkan kepada ibu untuk melakukan konsumsi vitamin setiap hari 1 tablet.
6.      Anjurkan kepada ibu untuk minum obat zat besi dan asam sulfat.
7.      Anjurkan kepada ibu untuk olahraga ringan di pagi hari sebelum melakukan aktivitas.
8.      Anjurkan kepada ibu untuk periksa laboratorium untuk mengetahui apakah Hbnya
sudah naik atau belum.
9.      Anjurkankepada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi.
10.  Ibu bersedia melaksanakan semua anjuran dari bidan.
11.  Mendokumentsaikan dalam bentuk SOAP.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu
sedikit. Dokter bisa mengukur jumlah cairan ini melalui beberapa metode, dan yang
paling sering adalah melalui indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika
volume cairan kurang dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan
dicurigai mengalami oligohidramnion. Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan,
tapi yang paling umum adalah saat trimester ketiga.

B.     Kritik dan Saran


Penulis menyadari benar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kritik dari pembaca sangat di perlukan dan penulis mengharapkan kepada pembaca
untuk bisa memberikan masukan yang membangun untuk bisa memperbaiki dalam
penulisan makalah selanjutnya.
Setelah mempelajari mengenai OLIGOHIDRAMNION maka saran yang dapat
penulis sampaikan bahwa kita khususnya sebagai seorang bidan bisa selalu
meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, supaya permasalahan yang terjadi dapat
segera diselesaikan se-efektif mungkin dan mengatasi kasus yang di hadapi
sesuai dengan prosedurnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ayue,2011.Polihidramnion Dan Oligohidramnion.http://xpressionq.blogspot.com


Diar, 2010. Makalah Patologi.http://diar13-midyuin08.blogspot.com
Free Blog Template, 2006. umat, 15 September 2006.Kelainan Air Ketuban Oligohidramnion
http://askepasbid.blogspot.com
Riyan, 2009. Oligohidramnion.http://tutorialkuliah.wordpress.com
Sayuti, 2010. Oligohidramnion.http://Senyumperawat.Blogspot.Com
http://ayumarthasari.blogspot.com/2010/02/contoh-dokumentasi-menggunakan-
metode.html

Anda mungkin juga menyukai