Keb
1. Buat resume penerapan asuhan kebidanan pada kasus kegawatdaruratan pada kehamilan
a. Kelainan air ketuban
b. Makrosomia
c. Kelainan letak janin
d. Ketuban pecah dini
e. Kematian janin dalam rahim
A. Kelainan Air Ketuban
Kelainan air ketuban ini terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
- Polihidromnion
1. Pengertian Polihidromnion
Polihidromnion adalah suatu kejadian dimana jumlah air ketuban jauh lebih
banyak dari normal biasanya lebih dari 2 liter. Dalam beberapa literature ada yang
membagi polihidromnion menjadi dua tergantung dari berapa lama perjalanan
penyakitnya, yaitu:
a. Polihidramnion akut
Terjadinya pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu
beberapa hari saja.
b. Polihidramnion kronis
2. Penyebab
4. Penatalaksanaan
- Oligohidramnion
1. Pengertian Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
yaitu kurang dari 500 cc. VAK (Volume Air Ketuban)meningkat secara stabil saat
kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu dan mencapai puncaknya 1 liter
pada 34-36 minggu yang selanjutnya berkurang. Rata-rata sekitar 800 cc pada akhir
trimester pertam asampai pada minggu ke-40 berkurang lagi menjadi 350 ml pada
kehamilan 42 minggu, dan 250 ml pada kehamilan 43 minggu. Tingkat penurunan
sekitar 150 ml/minggu pada kehamilan 38-43 minggu.
2. Penyebab
4. Penatalaksanaan
B. Makrosomia
1. Pengertian Makrosomia
2. Penyebab
a. Keturunan dimana seorang ibu hamil gemuk beresiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan
bayi besar
b. Makrosomia dapat disebabkan berat badan ibu yang berlebihan baik sebelum hamil
(obesitas) maupun kenaikannya selama hamil lebih dari 15 kg
c. Multiparitas dimana bila ibu hamil memiliki riwayat melahirkan bayi makrosomia
sebelumnya maka ia beresiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi
makrosomia dibandingkan dengan wanita yang belum pernah melahirkan bayi
makrosomia karena umumnya berat seorang bayi yang akan lahir berikutnya bertambah
sekitar 80 sampai 120 g (Susianti, 2017).
3. Penatalaksanaan
a. Perlu adanya pemantauan terhadap ibu hamil berupa nutrisi dan psikologi, Pemantauan
nutrisi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Status gizi ibu hamil menentukan berat
bayi yang dilahirkan.
b. Menjelaskan kepada klien penambahan berat badan pada wanita hamil dihitung dari
Body Mass Index (BMI) untuk menentukan kategori berat (Juliadilla, 2017). Berat badan
ibu hamil yang naik lebih dari 1,5 kg/minggu pada usia kehamilan trimester II dan III
tergolong tidak sehat. Permasalahan pada saat kehamilan yaitu meningkatkan risiko
kegemukan, tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, makrosomia dan rasa
ketidaknyamanan pada ibu hamil (Pratiwi dan Fatimah, 2019).
Letak janin adalah hubungan dari sumbu panjang janin dengan sumbu panjang Ibu,
bisa berupa longitudinal, oblik ataupun lintang. Presentasi janin adalah bagian dari tubuh
janin yang berada paling depan di dalam jalan lahir, bisa berupa presentasi kepala pada letak
longitudinal, presentasi bokong atau kaki pada letak sungsang dan presentasi bahu pada letak
lintang. Presentasi Muka Pada presentasi muka, kepala berada dalam posisi hiperekstensi
sehingga oksiput menempel pada punggung bayi dan dagu (mentum) menjadi bagian
terbawah janin.
Penyebab presentasi muka sangat banyak, dan pada umumnya berasal dari factor
apapun yang menyebabkan ekstensi atau menghalangi fleksi kepala. Pada kasus-kasus luar
biasa, pembesaran leher yang nyata atau lilitan tali pusat disekitar leher dapat menyebabkan
ekstensi. Janin anensefalus secara alami akan tampil dengan presentasi muka. Posisi ekstensi
lebih sering terjadi pada panggul sempit atau bila janin sangat besar.
Komplikasi yang paling sering terjadi pada ibu dengan KPD adalah korioamnionitis
dengan atau tanpa sepsis dan menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi. Risiko pada bayi
dengan KPD yaitu infeksi, gawat janin, dan persalinan traumatik (Lowing dkk., 2015).
Menurut Kemenkes RI (2013) faktor resiko ketuban pecah dini yaitu adanya
riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya, infeksi traktus
genital,perdarahan antepartum dan merokok.
1. Usia kehamilan > 34 minggu : Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila
tidak ada kontraindikasi.
2. Usia kehamilan 24-33 minggu: Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan
kematian janin, lakukan persalinan segera. Berikan deksametason 6 mg IM tiap
12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
3. Usia kehamilan < 24 minggu: Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu
dan janin. Lakukan konseling pada pasien, terminasi kehamilan mungkin menjadi
pilihan dan jika terjadi infeksi (korioamnionitis) lakukan tatalaksana
korioamnionitis.
Kematian Janin dalam Rahim /IUFD Menurut WHO dan The American College of
Obstetricians and Gynecologists yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam
rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada
kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi .Kematian janin merupakan hasil akhir dari
gangguan pertumbuhan janin, atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya
sehingga tidak diobati.
Etiologi kematian janin dalam rahim/IUFD
Upaya mencegah kematian janin, khususnya yang sudah atau mendekati aterm adalah bila ibu
merasa gerakan janin menurun, tidak bergerak atau gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi.
Perhatikan adanya solusio plasenta. Pada gemeli dengan TT (twin to twin transfusion)
pencegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh anastomosis.