Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu cara untuk mengembangkan mutu pembelajaran klinik adalah dengan
menerapkan metode preseptorship yang baik. Pengalaman praktek yang maksimal selama
dilapangan praktek akan dapat mengintegrasikan semua pengetahuan, keterampilan dan
sikap mahasiswa yang akan menjadi bekal bagi mahasiswa setelah selesai dari institusi
pendidikan.
Preseptorsip adalah suatu metode pengajaran dimana seorang praktisi yang
memilikipengalaman di bidangnya yang mampu memberikan dukungan kepada
mahasiswa dalam memahami perannya dan hubungan kesejawatan. Preseptorsip bersifat
formal, disampaikan secara perseorangan dan individu dalam waktu yang sudah
ditentukan sebelumnya antara perawat yang berpengalaman (preseptor) dengan perawat
baru (preseptee) yang didesain untuk membantu perawat baru untuk menyesuaikan diri
dengan baik dan menjalankan tugas yang baru sebagai seorang perawat atau bidan.
Menurut CAN (2004) program preseptorsip dalam pembelajaran bertujuan untuk
membentuk peran dan tanggung jawab mahasiswa untuk menjadi perawat yang
profesional dan berpengetahuan tinggi, dengan menunjukan sebuah pencapaian berupa
memberikan perawatan yang aman, menunjukan akuntabilitas kerja, dapat dipercaya,
menunjukan kemampuan dalam mengorganisasi perawatan pasien dan mampu
berkomunikasi dengan baik terhadap pasien dan staf lainnya.
Untuk menghasilkan bidan profesional, harus melewati dua tahap pendidikan yaitu
pendidikan akademik dan tahap profesi, kedua tahap tersebut merupakan tahapan
pendidikan yang terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahkan. Salah satu cara untuk
pengembangan dan pengendalian mutu kebidanan adalah dengan cara mengembangkan
lahan praktek kebidanan disertai dengan adanya pembinaan masyarakat profesional
kebidanan untuk melaksanakan pengalaman belajar di lapangan dengan benar bagi peserta
didik (mentee). Tanggungjawab masyarakat profesional kebidanan dalam melaksanakan
kebidanan profesional, dengan sistem nilai dan tradisi profesionalnya adalah hal yang
mutlak dalam pendidikan kebidanan sebagai pendidikan profesional.
Lahan praktek kebidanan merupakan komponen pendidikan yang perlu mendapat
perhatian bagi para pengelola lahan praktek. Maka dengan adanya lahan praktek dan
komponennya yang baik akan dapat dikembangkan pengalaman belajar klinik dengan
benar. Perubahan sikap dan keterampilan profesional dengan melalui pengalaman klinik
yang diselenggarakan dengan benar dalam tatanan pelayanan kebidanan profesional sangat
menentukan kualitas dan kondisi bidan dimasa mendatang, selain itu juga tergantung dari
kita (yang sudah menjadi bidan) untuk menyiapkan peserta didik kebidanan yang praktek
di klinik. Tanpa disadari ternyata bidan kurang memperhatikan proses bimbingan terhadap
peserta didik baik tingkat DIII maupun DIV.
Ada juga anggapan bahwa urusan pendidikan dan bimbingan kepada peserta didik
merupakan tanggungjawab institusi pendidikan. Kenyataannya pembimbing dari institusi
pendidikan frekwensi kehadirannya di klinik bisa dikatakan jarang/bahkan tidak kelihatan
atau bidan yang ada di bangsal banyak disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing
sehingga tidak sempat melakukan bimbingan kepada mentee. Oleh karena itu untuk
menjawab dan mengatasi semua permasalahan tersebut diatas maka perlu dilaksanakan
bimbingan klinik dengan menggunakan metode mentoring/mentorship.
Supervisi kebidanan merupakan suatu proses untuk memastikan kegiatan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan, dengan cara melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi juga dilakukan untuk memastikan bahwa
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam
rangka pencapaian mutu pelayanan. Salah satu fungsi manajemen ialah directing
dimana didalamnya terdapat kegiatan supervisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perseptoring?
2. Apa tujuan perseptoring?
3. Apa saja kriteria perseptoring?
4. Apa saja kelemahan dan kelebihan perseptoring?
5. Apa pengertian mentoring?
6. Apa tujuan mentoring?
7. Apa saja kriteria mentoring?
8. Apa saja kelemahan dan kelebihan mentoring?
9. Apa pengertian supervisi?
10. Apa tujuan supervisi?
11. Apa saja kriteria supervisi?
12. Apa saja kelemahan dan kelebihan supervisi?
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian perseptoring
2) Untuk mengetahui tujuan perseptoring
3) Untuk mengetahui ktiteria perseptoring
4) Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan perseptoring
5) Untuk mengetahui pengertian mentoring
6) Untuk mengetahui tujuan mentoring
7) Untuk mengetahui ktiteria mentoring
8) Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan mentoring
9) Untuk mengetahui pengertian supervisi
10) Untuk mengetahui tujuan supervisi
11) Untuk mengetahui ktiteria supervisi
12) Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan supervisi

Anda mungkin juga menyukai