Anda di halaman 1dari 18

1

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


NY. R DENGAN DIAGNOSA OLIGOHIDRAMNION

DI RUANGAN VK RSUD RUTENG

NAMA: SESILIA GRATIA HAMBUR

NPM: 23203011

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIKA SANTU PAULUS RUTENG


2

LEMBARAN PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. R dengan Diagnosa


Oligohidramnion di Ruangan Vk RSUD Ruteng

Telah Disetujui pada tanggal 28 Oktober 2023

Nama: Sesilia Gratia Hambur

NPM: 23203011

Mengetahui,

CI Lahan CI Institusi

Bdn. Paula Haria, S.Tr. Keb Ns. Yohana Hepilita, M.Kep

NIP: 19730602 200502 2 005 NIDN: 830018802


3

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar
1. Defenisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500 cc. Oligohidramnion adalah kondisi dimana air
ketuban terlalu sedikit, yang didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI)
di bawah persentil 5. Volume cairan ketuban meningkat selama masa
kehamilan, dengan volume sekitar 30 ml dan 10 minggu kehamilan dan
puncaknya sekitar 1 L di 34-36 minggu kehamilan.

2. Etiologi Oligohidramnion
Penyebab oligohidramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas
wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebab oligohidramnion
yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/
membrane cairan ketuban yang mengelilingi jalan dalam rahim. Sekitar 7%
bayi dari wanita yang mengalami oligohidramnion mengalami cacat bawaan,
seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urine yang
diproduksi janin berkurang. Masalah kesehatan lain yang juga telah
dihubungkan dengan oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes,
SLE dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan
untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan nama angiotensin-
converting enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan
menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin. Wanita yang
memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk
memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan
yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.

3. Patofisiologi oligohidramnion
Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan
dengan adanya sidroma potter dan fenotip pottern, dimana sindroma potter dan
fenotip pottern adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan
4

gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban


yang sedikit).
Fenotip pottern digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru
lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion
menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan
dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas ( wajah potter ).
Selain tu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh
menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi
abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-
paru ( paru-paru hipoplastik ), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Pada sindroma potter, kelainan yang utama
adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal
(agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang
menyebabkan ginjal gagal berfungsi. Dalam keadaan normal, ginjal
membentuk cairan ketuban ( sebagai air kemih ) dan tidak adanya cairan
ketuban menyebabkan gambaran yang khas sindroma potter.
4. Manisfestasi klinis oligohidramnion
1) Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan ballotemen.
2) Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3) Sering berakhir dengan partus prematurus
4) Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar
lebih jelas
5) Persalinan lebih lama dari biasanya
6) Sewaktu his akan sakit sekali
7) Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar

5. Penatalaksanaan Oligohidramnion
Sebenarnya air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal
dan janin masih hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi, meskipun
sudah pecah berhari-hari. Walaupun sebagian berasal dari kecing janin, air
ketuban berbeda ari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini yang menjadi
petunjuk bagi ibu hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu air ketuban
atau air seni.
Supaya volume cairan ketuban kembali normal, dokter umumnya
menganjurkan ibu hamil untuk menjalani pola hidup sehat, terutama makan
5

dengan asupan gizi berimbang. Pendapat bahwa satu-satunya cara untuk


memperbanyak cairan ketuban adalah dengan memperbanyak porsi dan
frekuensi minum adalah salah kaprah tidak benar bahwa kurangnya air ketuban
membuat janin tidak bisa lahir normal sehingga mesti operasi sesar.
Bagaimanapun, melahirkan dengan cara operasi sesar merupakan pilhan
terakhir pada kasus kekurangan air ketuban. Meskipun ketuban pecah sebelum
waktunya, tetap harus diusahakan persalinan pervaginam dengan cara induksi
yang baik dan benar. Studi baru-baru ini menyarankan bahwa para wanita
dengan kehamilan normal tetapi mengalami oligohidramnion dimasa-masa
terakhir kehamilannya kemungkinan tidak perlu menjalani treatment khusus,
dan bayi mereka cenderung lahir dengan sehat. Akan tetapi wanita tersebut
terus mengalami pemantauan terus-menerus. Dokter mungkin akan
merekomendasikan untuk menjalani pemeriksaan USG setiap minggu bahkan
lebih sering untuk mengamati apakah jumlah cairan ketuban terus berkurang,
jika indikasi berkurangnya cairan ketuban tersebut terus berlangsung, dokter
mungkin akan merekomendasikan persalinan awal dengan bantuan induksi
untuk mencegah komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
Sekitar 40-50% kasus oligohidramnion berlangsung sehingga persalinan
tanpa treatment sama sekali. Selain pemeriksaan USG, doker mungkin akan
merekomendasikan tes terhadap kondisi janin, seperti tes rekam kontraksi
untuk menganti kondisi stress tidaknya janin, dengan cara merekam denyut
jantung janin . Tes ini dapat memberikan informasi penting untuk dokter jika
janin dalam rahim mengalami kesulitan. Dalam kasus demikian, dokter
cenderung untuk merekomendasikan persalinan lebih awal untuk mencegah
timbulnya masalah lebih serius. Janin yang tidak berkembang sempurna dalam
rahim ibu yang mengalami oligohidramnion beresiko tinggi untuk mengalami
komplikasi selama persalinan, ibu dengan kondisi janin seperti ini akan
dimonitor ketat bahkan kadang-kadang harus tinggal di rumah sakit. Jika
wanita mengalami oligohidramnion di saat-saat hampir bersalin, dokter
mungkin akan melakukan tindkan untuk memasukan larutan salin melalui leher
rahim kedalam rahim. Cara ini mungkin mengurangi komplikasi selama
persalinan dan kelahiran juga menghindari persalinan lewat operasi sesar.
6

6. Komplikasi Oligohidramnion
Kurangnya cairan ketuban tentu saja akan menganggu kehidupan janin,
bahkan dapat mengakibatkan kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh
dalam kamar sempit yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Malah pada
kasus exterm dimaana suah terbentuk amniotic band bukan tidak mustahil
terjadi kecacatan karena angota tubuh janin terjepit atau terpotong oleh
amniotic band tersebut.
Efek janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada salurn kemih,
pertumbuhannya terhambat, bahkan meninggal sebelum dilahirkan sesaat
setelah melahirkan pun sanat mungkin bayi beresiko tak segera bernapas
secara spontan dan teratur.
Bahaya lainnya akan terjadi bila ketuban lalu sobek dan airnya merembes
sebelum tiba waktu bersalin. Kondisi ini amat beresiko menyebabkan
terjadinya infeksi oleh kuman yang berawal dari bawah. Pada kehamilan lewat
bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran tubuh janin
semakin besar.
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedkitnya cairan
ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan . Oligohidramnion dapat
terjadi di masa kehamilan trimester pertma atau pertengahan usia kehamilan
cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan
trimester terakhir.
7

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 24 oktober 2023
Jam: 20.30
Tempat : Ruangan VK
Akses : Diantar oleh keluarga ke RS dan dibawa dari UGD ke ruang persalinan
dengan menggunakan brankar
Transportasi : Menggunakan angkutan umum
Kemudahan akses : Mudah

B. IDENTITAS/BIODATA
Nama : Ny. R
Umur : 31 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Tuke

Nama suami : Tn. O


Umur : 30 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tuke

C. ANAMNESA
Keluhan utama (saat MRS): Klien datang kerumah sakit mengeluh kencang diarea
perut dan ada rembesan air yang keluar dari vagina, klien merasa nyeri dibagian
pinggang menjalar ke perut dan merasa sedikit cemas.
1. Riwayat kehamilan ini:
a. Status obestetric : G2P0A1
b. HPHT : 30 Maret 2023
c. Usia Kehamilan : 41 minggu
d. Taksiran Partus : 06 Januari 2024
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Klien mengatakan mengalami abortus pada kehamilan pertama.
3. Riwayat persalinan ini
8

Usia kehamilan saat ini 41 minggu dengan pengeluaran cairan vagina toucher dan
oligohidromnion.

PENGKAJIAN KALA I
a. Keluhan yang dirasakan saat ini: nyeri pinggang menjalar sampai ke perut
bagian bawah, keluar cairan dari vagina, pasien tampak meringis, klien juga
mengatakan merasa lemas dan pusing.
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,7 0C
RR : 20 x/menit
c. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : rambut klien tampak bersih

2) Kepala : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka

3) Muka : tidak tampak pucat


Cloasma gravidarum : tampak tidak ada coloasma gravidarum

Tampak pucat : tidak tampak pucat

4) Mata :
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : ikterik
5) Mulut :
Sariawan : tidak memiliki sariawan
Caries gigi : tidak memiliki caries gigi
6) Leher :
Pembesaran kelenjar tiroid : tampak tidak terjadi pembesaran kelenjar
tiroid
7) Dada :
Bentuk payudara : tampak simetris kiri dan kanan
Puting susu : tampak menonjol
Cocostrum : tanpak belum keluar
Auskultasi bunyi paru : terdengar bunyi vesikuler di seluruh lapang paru
Auskultasi bunyi jantung I dan II : terdengar bunyi I (lup) dan II (dub)
8) Abdomen :
Besar sesuai masa kehamilan:
Strie gravidarum : pasien memiliki strie gravidarum
Linea : pasien memiliki linea
Kontraksi/his : pasien merasakan kontraksi
Mengukur TFU : 38 cm
9

Leopold I : TFU teraba 3 jari di bawah px dan di bagian


fundus uteri teraba bulat lunak tidak dapat digerakkan (bagian bokong
bayi)
Leopold II : saat di palpasi bagian kanan teraba keras dan
memanjang (bagian punggung bayi), bagian kiri teraba bagian kecil-kecil
(ekstremitas bayi)
Leopold III : saat di palpasi bagian terendah bayi teraba
keras dan dapat di gerakkan (bagian kepala bayi)
Leopold IV : saat dipalpasi teraba sudah masuk PAP

9) Genitalia :
Pemeriksaan dalam pertama :
Jam : 23.00
Oleh : Bidan
Hasil : VT: pembukaan 5
Ketuban : masih utuh
Tgl/jam : 25 oktober 2023
Warna : bening dan bercampur sedikit darah
10) Ekstremitas :
Oedema kaki : tidak terdapat oedema
Varises kaki : tidak ada varises
Reflex patela : klien memiliki refleks yang positif
d. Pemeriksaan psikologis pasien
 Keluhan yang di rasakan saat ini:
Respon emosi : klien tampak gelisah, klien mengatakan merasa
kawatir ingin melahirkan bayi, klien merasa bingung karena ada
rembesan air yang keluar dari jalan lahir.
 Status mental :
Status mental : orientasi baik
Menulis : mampu
Membaca : mampu
Memori : mampu
Motivasi : baik

 Pengkajian nyeri:
P: kontraksi melahirkan
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: di bagian pinggang dan perut
S: skala nyeri 5
T : menetap

PENGKAJIAN KALA II
 Keluhan yang di rasakan saat ini : ibu merakan nyeri menjalar dari
pinggang ke perut, ibu semakin sering mengejan.
10

 Tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,7 0C
RR : 20 x/menit
 Pemeriksaan dalam
Jam : 03.00
Oleh : Bidan
Hasil : VT:pembukaan lengkap
Ketuban : sudah pecah
Tgl/jam : 25 oktober 2023
Warna : jernih,bercampur lender
Jumlah : 80 ml
 Mulai persalinan
Jam : 03.10
Bayi lahir jam : 03.45
Perineum : episiotomy
Lama kala II jam :45 Menit: 00 Detik :
Laserasi perineum : tampak ada laserasi perinium (grade 2)
Keluhan yang dirasakan : nyeri yang hebat pada perut dan juga jalan
lahir
Kebutuhan khusus : hecting

PENGKAJIAN KALA III


 Pengkajian kandung kemih
 Plasenta
Lahir jam : 03.53
 Karakteristik plasenta
Ukuran : plasenta lahir 8 menit setelah bayi keluar, diameter
plasenta berkisar 22 cm, ketebalannya berkisar 2 cm dan beratnya
berkisar 420 gram
 Panjang tali pusat : 50 cm
 Kelainan : tidak ada kelainan
 Keadaan psikologis pasien: ibu merasa lega dan senang ketika bayinya
di lahirkan
 Kebutuhan khusus :-
 Tindakan :-

PENGKAJIAN KALA IV

Jam ke WK TD N S TFU Kontraks Kandun Perdaraha


T i uterus g kemih n
1 04.08 110/8 90x/ 36, 3 jari Baik Kosong 50 cc
(15 0 mnt 5 dibawa
menit mmH h pusat
pertama 04.23 g 3 jari Baik Kosong 40 cc
11

) 90x/ 36, dibawa


110/8 mnt 5 h tali
04.38 0 pusat Baik Kosong 30 cc
mmH 3 jari
g 90x/ 36, dibawa
04.53 mnt 5 h tali Baik Kosong 20 cc
110/8 pusat
0 3 jari
mmH 90x/ 36, dibawa
g mnt 5 h tali
pusat
110/8
0
mmH
g

2 05.45 110/8 90x/ 36, 3 jari Baik Kosong 10 cc


(2 jam 0 mnt 5 dibawa
pertama mmH h tali
) 07.45 g pusat Baik Kosong 10 cc
90x/ 36, 3 jari
110/8 mnt 5 dibawa
0 h tali
mmH pusat
g

Keluhan yang dirasakan : pasien mengatakan baik-baik saja

D. Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS: Agen pencedera Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri dibagian fisiologis
perut menjalar kepinggang.
-Klien mengatakan ada rembesan
air yang keluar dari jalan lahir
P: kontraksi melahirkan
Q : nyeri seperti diremas-remas
R: di bagian pinggang, perut dan
daerah genetalia
S: skala nyeri 7
T : hilang timbul selama 2 menit

DO:
-klien tampak meringis
-TD: 110/80 mmHg
N: 90 x/menit
S: 36,5 0C
RR: 20 x/menit
2. DS: krisis situasional Ansietas
-Klien merasa kawatir ingin
melahirkan bayi
12

-Klien merasa bingung karena ada


rembesan air yang keluar dari jalan
lahir
DO:
-klien tampak gelisah
-TD: 130/100 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36,5 0C
RR: 18 x/menit

E. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan klien
mengeluh nyeri dan tampak meringis.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dibuktikan dengan klien
mengatakan merasa khawatir dan bingung, klien tampak gelisah.

F. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan hasil (SMART) (ONEC)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri: Membantu klien
berhubungan perawatan selama O: mengurangi rasa
dengan agen 1x8 jam, diharapkan - Identifikasi skala nyeri
pencedera tingkat nyeri nyeri
fisiologis: menurun dengan - Identifikasi
inflamasi kriteria hasil: respon nyeri non
- Keluhan verbal
nyeri N:
berkurang - Berikan teknik
- Meringis nonfarmakologis
berkurang untuk mengurangi
- Tekanan rasa nyeri
darah - Kontrol
menurun lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
E:
13

- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
14

2. Ansietas Setelah dilakukan O: Membantu klien


yang perawatan selama -Identifikasi saat ansietas mengurangi rasa
berhubungan 1x8 jam, diharapkan berubah cemas akibat
dengan krisis tingkat ansietas N: kondisi yang
situasional menurun dengan -Ciptakan suasana dihadapi
kriteria hasil: terapeutik untuk
- Verbalisasi menumbuhkan
kebingungan kepercayaan
menurun -Pahami situasi yang
- Verbalisasi membuat ansietas dengan
khawatir penuh perhatian
akibat E:
kondisi yang -Anjurkan keluarga tetap
dihadapi bersama
menurun -Latih kegiatan
- Perilaku pengalihan untuk
gelisah mengurangi ketegangan.
menurun
15

G. Implementasi Keperawatan

Hari/tgl/jam No. Tindakan keperawatan Evaluasi (SOAP) Ttd


Dx
Selasa, 24- 1 - Mengidentifikasi S:
10-2023 skala nyeri - klien mengatakan
(jam 20.30) - Mengidentifikasi nyeri dibagian
respon nyeri non perut yang
verbal menjalar ke
- Monitor TTV punggung
- Menghimbau - klien mengatakan
keluarga klien ada rembesan air
untuk membatasi yang keluar dari
kunjungan agar jalan lahir dan
mengurangi - skala nyeri 5
kebisingan O:
- Mengajarkan - klien tampak
klien teknik meringis
relaksasi napas - TD: 140/90
dalam untuk mmHg, N:
mengurangi rasa 110x/menit,
nyeri 36,5℃, SPO2:
95%
A: masalah nyeri akut
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi:
manajemen nyeri
20.30 2 -mengidentifikasi saat S: klien mengatakan
ansietas berubah cemas memikirkan
-menciptakan suasana kandungannya dan klien
terapeutik untuk merasa bingung karena
menumbuhkan ada rembesan ketuban
kepercayaan O:klien terlihat gelisah
-menganjurkan suami dan tegang
dan keluarga A: masalah tingkat
mendampingi dan ansietas belum teratasi
memberi dukungan pada P; lanjutkan intervensi
16

klien
-memahami situasi yang
membuat ansietas dengan
penuh perhatian
-Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
dengan berbincang
Rabu, 25- 1 - Mengidentifikasi S:
10-2023 skala nyeri - klien mengatakan
(jam 06.00) - Mengidentifikasi nyeri dibagian
respon nyeri non perut yang
verbal menjalar ke
- Monitor TTV punggung
- Menghimbau - skala nyeri 5
keluarga klien O:
untuk membatasi - klien tampak
kunjungan agar meringis
mengurangi - TD: 130/90
kebisingan mmHg, N:
- Melakukan 100x/menit,
kompres hangat 36,5℃, SPO2:
untuk mengurangi 97%
rasa nyeri A: masalah nyeri akut
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi:
manajemen nyeri

2 -mengidentifikasi saat S:
ansietas berubah -klien mengatakan masih
-menciptakan suasana cemas memikirkan
terapeutik untuk kandungannya
menumbuhkan O:
kepercayaan -klien terlihat gelisah
-menganjurkan suami -klien terlihat tegang
17

dan keluarga menunggu kelahiran


mendampingi dan anaknya
memberi dukungan pada -klien mengeluh agak
klien pusing
-memahami situasi yang
membuat ansietas dengan
penuh perhatian
-Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
dengan berbincang
18

DAFTAR PUSTAKA

Gusman, M. T. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN


DASAR PADA NY. S DENGAN POST SEKSIO SESARIA ATAS INDIKASI
OLIGOHIDRAMNION DI PAVILIUN SAFA AN-NISSA RSIJ CEMPAKA PUTIH.
Universitas Muhammadiyah Jakarta. http://search.ebscohost.com/login.aspx?
direct=true&db=sph&AN=119374333&site=ehost-live&scope=site%0Ahttps://doi.org/
10.1016/j.neuron.2018.07.032%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.tics.2017.03.010%0Ahttps://
doi.org/10.1016/j.neuron.2018.08.006

Anggria, V. D. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. O DENGAN POST


SECTIO CAESAREA DI RUANG RAWAT INAP TERATAI RSUD CURUP TAHUN
2022. In Repository.Poltekkesbengkulu.Ac.Id.
http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/2557/

Dewi, K. L. (2021). Asuhan Keperawatan Intranatal Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah Dini
Di Ruang Vk Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonsia. Jakarta: Dewan

Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan

Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan

Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai