NPM: 23203011
LEMBARAN PERSETUJUAN
NPM: 23203011
Mengetahui,
CI Lahan CI Institusi
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar
1. Defenisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500 cc. Oligohidramnion adalah kondisi dimana air
ketuban terlalu sedikit, yang didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI)
di bawah persentil 5. Volume cairan ketuban meningkat selama masa
kehamilan, dengan volume sekitar 30 ml dan 10 minggu kehamilan dan
puncaknya sekitar 1 L di 34-36 minggu kehamilan.
2. Etiologi Oligohidramnion
Penyebab oligohidramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas
wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebab oligohidramnion
yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/
membrane cairan ketuban yang mengelilingi jalan dalam rahim. Sekitar 7%
bayi dari wanita yang mengalami oligohidramnion mengalami cacat bawaan,
seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urine yang
diproduksi janin berkurang. Masalah kesehatan lain yang juga telah
dihubungkan dengan oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes,
SLE dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan
untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan nama angiotensin-
converting enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan
menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin. Wanita yang
memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk
memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan
yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.
3. Patofisiologi oligohidramnion
Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan
dengan adanya sidroma potter dan fenotip pottern, dimana sindroma potter dan
fenotip pottern adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan
4
5. Penatalaksanaan Oligohidramnion
Sebenarnya air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal
dan janin masih hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi, meskipun
sudah pecah berhari-hari. Walaupun sebagian berasal dari kecing janin, air
ketuban berbeda ari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini yang menjadi
petunjuk bagi ibu hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu air ketuban
atau air seni.
Supaya volume cairan ketuban kembali normal, dokter umumnya
menganjurkan ibu hamil untuk menjalani pola hidup sehat, terutama makan
5
6. Komplikasi Oligohidramnion
Kurangnya cairan ketuban tentu saja akan menganggu kehidupan janin,
bahkan dapat mengakibatkan kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh
dalam kamar sempit yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Malah pada
kasus exterm dimaana suah terbentuk amniotic band bukan tidak mustahil
terjadi kecacatan karena angota tubuh janin terjepit atau terpotong oleh
amniotic band tersebut.
Efek janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada salurn kemih,
pertumbuhannya terhambat, bahkan meninggal sebelum dilahirkan sesaat
setelah melahirkan pun sanat mungkin bayi beresiko tak segera bernapas
secara spontan dan teratur.
Bahaya lainnya akan terjadi bila ketuban lalu sobek dan airnya merembes
sebelum tiba waktu bersalin. Kondisi ini amat beresiko menyebabkan
terjadinya infeksi oleh kuman yang berawal dari bawah. Pada kehamilan lewat
bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran tubuh janin
semakin besar.
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedkitnya cairan
ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan . Oligohidramnion dapat
terjadi di masa kehamilan trimester pertma atau pertengahan usia kehamilan
cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan
trimester terakhir.
7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 24 oktober 2023
Jam: 20.30
Tempat : Ruangan VK
Akses : Diantar oleh keluarga ke RS dan dibawa dari UGD ke ruang persalinan
dengan menggunakan brankar
Transportasi : Menggunakan angkutan umum
Kemudahan akses : Mudah
B. IDENTITAS/BIODATA
Nama : Ny. R
Umur : 31 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Tuke
C. ANAMNESA
Keluhan utama (saat MRS): Klien datang kerumah sakit mengeluh kencang diarea
perut dan ada rembesan air yang keluar dari vagina, klien merasa nyeri dibagian
pinggang menjalar ke perut dan merasa sedikit cemas.
1. Riwayat kehamilan ini:
a. Status obestetric : G2P0A1
b. HPHT : 30 Maret 2023
c. Usia Kehamilan : 41 minggu
d. Taksiran Partus : 06 Januari 2024
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Klien mengatakan mengalami abortus pada kehamilan pertama.
3. Riwayat persalinan ini
8
Usia kehamilan saat ini 41 minggu dengan pengeluaran cairan vagina toucher dan
oligohidromnion.
PENGKAJIAN KALA I
a. Keluhan yang dirasakan saat ini: nyeri pinggang menjalar sampai ke perut
bagian bawah, keluar cairan dari vagina, pasien tampak meringis, klien juga
mengatakan merasa lemas dan pusing.
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,7 0C
RR : 20 x/menit
c. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : rambut klien tampak bersih
2) Kepala : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka
4) Mata :
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : ikterik
5) Mulut :
Sariawan : tidak memiliki sariawan
Caries gigi : tidak memiliki caries gigi
6) Leher :
Pembesaran kelenjar tiroid : tampak tidak terjadi pembesaran kelenjar
tiroid
7) Dada :
Bentuk payudara : tampak simetris kiri dan kanan
Puting susu : tampak menonjol
Cocostrum : tanpak belum keluar
Auskultasi bunyi paru : terdengar bunyi vesikuler di seluruh lapang paru
Auskultasi bunyi jantung I dan II : terdengar bunyi I (lup) dan II (dub)
8) Abdomen :
Besar sesuai masa kehamilan:
Strie gravidarum : pasien memiliki strie gravidarum
Linea : pasien memiliki linea
Kontraksi/his : pasien merasakan kontraksi
Mengukur TFU : 38 cm
9
9) Genitalia :
Pemeriksaan dalam pertama :
Jam : 23.00
Oleh : Bidan
Hasil : VT: pembukaan 5
Ketuban : masih utuh
Tgl/jam : 25 oktober 2023
Warna : bening dan bercampur sedikit darah
10) Ekstremitas :
Oedema kaki : tidak terdapat oedema
Varises kaki : tidak ada varises
Reflex patela : klien memiliki refleks yang positif
d. Pemeriksaan psikologis pasien
Keluhan yang di rasakan saat ini:
Respon emosi : klien tampak gelisah, klien mengatakan merasa
kawatir ingin melahirkan bayi, klien merasa bingung karena ada
rembesan air yang keluar dari jalan lahir.
Status mental :
Status mental : orientasi baik
Menulis : mampu
Membaca : mampu
Memori : mampu
Motivasi : baik
Pengkajian nyeri:
P: kontraksi melahirkan
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: di bagian pinggang dan perut
S: skala nyeri 5
T : menetap
PENGKAJIAN KALA II
Keluhan yang di rasakan saat ini : ibu merakan nyeri menjalar dari
pinggang ke perut, ibu semakin sering mengejan.
10
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,7 0C
RR : 20 x/menit
Pemeriksaan dalam
Jam : 03.00
Oleh : Bidan
Hasil : VT:pembukaan lengkap
Ketuban : sudah pecah
Tgl/jam : 25 oktober 2023
Warna : jernih,bercampur lender
Jumlah : 80 ml
Mulai persalinan
Jam : 03.10
Bayi lahir jam : 03.45
Perineum : episiotomy
Lama kala II jam :45 Menit: 00 Detik :
Laserasi perineum : tampak ada laserasi perinium (grade 2)
Keluhan yang dirasakan : nyeri yang hebat pada perut dan juga jalan
lahir
Kebutuhan khusus : hecting
PENGKAJIAN KALA IV
D. Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS: Agen pencedera Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri dibagian fisiologis
perut menjalar kepinggang.
-Klien mengatakan ada rembesan
air yang keluar dari jalan lahir
P: kontraksi melahirkan
Q : nyeri seperti diremas-remas
R: di bagian pinggang, perut dan
daerah genetalia
S: skala nyeri 7
T : hilang timbul selama 2 menit
DO:
-klien tampak meringis
-TD: 110/80 mmHg
N: 90 x/menit
S: 36,5 0C
RR: 20 x/menit
2. DS: krisis situasional Ansietas
-Klien merasa kawatir ingin
melahirkan bayi
12
E. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan klien
mengeluh nyeri dan tampak meringis.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dibuktikan dengan klien
mengatakan merasa khawatir dan bingung, klien tampak gelisah.
F. Intervensi Keperawatan
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
14
G. Implementasi Keperawatan
klien
-memahami situasi yang
membuat ansietas dengan
penuh perhatian
-Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
dengan berbincang
Rabu, 25- 1 - Mengidentifikasi S:
10-2023 skala nyeri - klien mengatakan
(jam 06.00) - Mengidentifikasi nyeri dibagian
respon nyeri non perut yang
verbal menjalar ke
- Monitor TTV punggung
- Menghimbau - skala nyeri 5
keluarga klien O:
untuk membatasi - klien tampak
kunjungan agar meringis
mengurangi - TD: 130/90
kebisingan mmHg, N:
- Melakukan 100x/menit,
kompres hangat 36,5℃, SPO2:
untuk mengurangi 97%
rasa nyeri A: masalah nyeri akut
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi:
manajemen nyeri
2 -mengidentifikasi saat S:
ansietas berubah -klien mengatakan masih
-menciptakan suasana cemas memikirkan
terapeutik untuk kandungannya
menumbuhkan O:
kepercayaan -klien terlihat gelisah
-menganjurkan suami -klien terlihat tegang
17
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, K. L. (2021). Asuhan Keperawatan Intranatal Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah Dini
Di Ruang Vk Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonsia. Jakarta: Dewan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan