Anda di halaman 1dari 7

PKM PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI DALAM RANGKA

MENURUNKAN KEJADIAN KEHAMILAN PADA REMAJA


DI SMPN 6 RUTENG- RENTUNG

OLEH:
SESILIA GRATIA HAMBUR (19201059)
MARIA IVANY SURIATY (19201031)
PASKALINA JEFI DAGUL (19201041)
YULIANA SULASTRI AMBUT (19201056)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN NERS
UNIKA SANTU PAULUS RUTENG
2021/2022

i
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................... iii


PENDAHULUAN ........................................................................................................... iii
BAB II .............................................................................................................................. iv
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN.................................................... iv
BAB III ............................................................................................................................. v
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................................... v
BAB IV ............................................................................................................................ vi
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................................................ vi
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... vii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Remaja adalah seorang individu yang belum menikah dan termasuk dalam golongan
usia 10 tahun hingga 24 tahun. Menurut WHO remaja merupakan seseorang yang
berada dalam kisaran usia 10 hingga 19 tahun. Sedangkan menurut Permenkes tahun
2015, remaja adalah seseorang yang telah memasuki usia 10 hingga 18 tahun (BKKBN,
2017). Remaja merupakan masa dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan baik
fisik maupun psikis yang pesat. Remaja mempunyai sifat khas yaitu keingintahuan yang
besar serta jiwa petualang dan tantangan yang kuatakan suatu hal. Sifat tersebut akan
menimbulkan sebuah masalah dan konflik dimasa depan berkaitan dengan kesehatan
secara fisik dan mental apabila tidak di ikuti dengan pengetahuan dan pemahaman yang
benar dari tindakan yang dilakukan. Sehingga, remaja membutuhkan wadah pelayanan
kesehatan yang berfokus pada remaja sehingga dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
termasuk kesehatan reproduksi (KEMENKES RI, 2017).
Hasil studi pendahuluan di lakukan di SMPN 6 Ruteng- Rentung, bahwa setiap
tahunnya terdapat dua atau lebih siswi yang putus sekolah dengan alasan hamil diluar
nikah maupun yang dinikahkan. Dari wawancara yang lanjutan pada Kepala Sekolah
didapatkan bahwa siswa dan siswi SMPN 6 Ruteng-Rentung belum mendapatkan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi. Selain itu, disekolah tersebut juga tidak
memiliki wadah khusus untuk menangani masalah kesehatan reproduksi pada remaja.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti sebelumnya permasalahan kelompok
mitra adalah siswa dan siswi belum terpapar materi tentang kesehatan reproduksi. Selain
itu, Kepala Sekolah SMPN6 Ruteng- Rentung juga menjelaskan bahwa siswanya belum
mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi dari pihak manapun dan disekolah juga
tidak terdapat wadah khusus untuk menampung persoalan kesehatan reproduksi pada
remaja. Dengan demikian, pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dan
dampaknya pada kehamilan tidak diinginkan masih kurang. (Halu & Narut, 2021)
Adapun luaran yang dihasilkan dalam pengabdian ini adalah
1. Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat
menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan
2. Brosur tentang kesehatan reproduksi secara umum agar menjadi bahan bacaan
dan promosi bagi remaja
3. Publikasi ilmiah sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

iii
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Daerah yang akan menjadi binaan PKM kami adalah SMPN 6 Ruteng-Rentung
Belang Turi, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Sekolah
ini memiliki jumlah siswa sekitar 338 siswa. (waktoentt.net 2022). Selain itu, disana
juga sudah terdapat listrik dan sudah bisa mengakses internet. Hal ini memang bagus
untuk peningkatan pengetahuan siswa tentang IPTEK dengan mengakses materi
pelajaran melalui internet, namun hal ini juga berpotensi siswa dapat mengakses video
atau konten-konten pornografi yang berpotensi meningkatkan keinginan siswa untuk
melakukan hubungan di luar nikah apalgi bila tidak dikontrol oleh orang tua atau pihak
sekolah. Kurangnya sosialisasi dari dinas kesehatan terkait kesehatan dan masalah
reproduksi pada remaja juga menjadikan kurangnya kesadaran pada siswa terhadap
kesehatan reproduksi mereka sendiri dan dampak dari hubungan pra nikah, sehingga
dibutuhkan aksi atau program promosi kesehatan terhadap remaja di daerah tersebut
khususnya di SMPN 6 Ruteng-Rentung. Kami merasa perlu memberikan promosi
kesehatan secara langsung kepada para siswa di sekolah tersebut guna menambah
pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat mencegah dan
menurunkan kejadian kehamilan di luar nikah.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelumnya pada Kepala Sekolah
bahwa setiap tahunnya terdapat dua atau lebih siswi yang putus sekolah dengan alasan
hamil diluar nikah maupun yang dinikahkan. Selain itu, siswa dan siswi SMPN 6
Ruteng-Rentung belum mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi. Selain
itu, disekolah tersebut juga tidak memiliki wadah khusus untuk menangani masalah
kesehatan reproduksi pada remaja. Sehingga dengan adanya kegiatan ini diharapkan
mampu menurunkan kejadian kehamilan pada remaja di SMPN 6 Ruteng-Rentung yang
menjadi 0% yang semula terdapat dua atau tiga remaja putri hamil diluar nikah. Remaja
juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab mengenai kesehatan reproduksi serta
dapat menurunkan risiko kehamilan tidak diinginkan.

iv
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Tingginya kejadian
hamil di luar nikah
pada remaja
Meningkatnya
pengetahuan remaja
mengenai anemia,
Peningkatan sehingga dapat
pengetahuan remaja menurunkan angka
mengenai kesehatan kehamilan di luar
Kurangnya reproduksi nikah
pengetahuan remaja
mengenai kesehatan
reproduksi

Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan berupa ceramah,


Tanya jawab dan diskusi. Media yang digunakan berupa leaflet dan poster.

v
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya
1. Konsumsi 50 x @ 10.000=
Rp. 500.000
2. Pembuatan Leaflet, dan poster 50 x @ 5.000=
Rp. 250.000
3. Pembuatan Banner 1 x @ 100.000=
Rp. 100.000
4. ATK Rp. 50.000
5. Transport 4 x @ 100.000=
Rp. 400.000
6. Pembuatan Laporan 2 x @ 50.000=
Rp. 100.000
Total Rp. 1.400.000

B. Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan April Mei Juni


M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Pelaporan

vi
DAFTAR PUSTAKA

Halu, silfia angela norce, & Narut, yosef firman. (2021). Peningkatan Pengetahuan
Tentang Kesehatan Reproduksi Dalam Rangka Menurunkan Kejadian Kehamilan
Pada Remaja. Gemassika: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 125–134.

BKKBN (2017) Survei Demografi dan Kesehatan 2017 : Kesehatan Reproduksi


Indonesia. Available at: https://e-koren.bkkbn.go.id.

KEMENKES RI (2014) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.61 Tahun 2014


tentang Kesehatan Reproduksi. Available at: http://kesga.kemkes.go.id.
KEMENKES RI (2017) ‘Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan.’ Available
at: http:// pusdatin.kemenkes.go.id.

vii

Anda mungkin juga menyukai