Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN

REPRODUKSI REMAJA PADA NN “M” DI

PUSKESMAS LEPO-LEPO

OLEH :

ARDIAH

PFB22034

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU KENDARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

2023
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : ARDIAH

NIM : PFB22034

JUDUL : PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN

REPRODUKSI REMAJA PADA NN ”M” DI POLI KIA

PUSKESMAS LEPO-LEPO 10 APRIL 2023

MENGETAHUI,

PEMBIMBING INSTITUSI

Wa Ode Sri Kamba,SST.,M.Keb

NIDN : 0920079003
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrohmatullahi waborokatuh

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu

Wata A’la yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan yang

berjudul “Pendokumentasian Asuhan Remaja Pada Ny ’’M’’ Di

Puskesma Lepo - Lepo 10 April 2023” yang dilaksanakan sebagai

bagian Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Program Studi

Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pelita Ibu

Tidak lupa kami ucapkan syukur setinggi – tingginya dan ucapan

terimakasih yang tiada henti kami hanturkan kepada Wa Ode Sri Kamba

Wuna, SST.,M.Keb selaku pembimbing atas kesedianyaa berupa waktu,

bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moral

maupun materil yang sangat berharga.

Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penulisan makalah yang lebih baik, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Kendari, April

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN JUDUL...........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Tujuan..................................................................................................3

C. Manfaat................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Remaja..........................................................................5

B. Tinjauan Teori Flour Albus Pada Remaja............................................11

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengkajian ..........................................................................................15

B. Pendokumentasian..............................................................................18

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................21

B. Saran...................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja

adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) tentang usia remaja adalah

10-24 tahun dan belum menikah. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan

sehat fisik, mental, dan sosial dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi,

peran, dan sistem reproduksi. Ketidaktahuan siswi akan kesehatan reproduksi

akan berdampak besar pada kesehatannya sendiri. Ketidaktahuan itu akan

mengarah pada perilaku yang tidak sejalan dengan pemeliharaan kesehatan

reproduksi, salah satunya dengan tidak adanya perilaku personal hygiene

(Hanipah & Nirmalasari, 2021).

Perilaku personal hygiene organ reproduksi berpengaruh besar terhadap

terjadinya keputihan. Dapat dilihat bahwa perilaku pribadi mengambil air

bersih untuk menyiram organ pribadi dengan air bersih, menjaga kelembaban

organ pribadi, dan tidak menggunakan pembalut beraroma. Kebersihan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya keputihan. Rendahnya pengetahuan tentang

personal hygiene pada saat menstruasi dapat menyebabkan gangguan

kesehatan reproduksi seperti keputihan, infeksi saluran reproduksi (ISR).

(Ginarhayu, 2020)

Berdasarkan data WHO pada tahun 2018 tercatat sekitar 75% wanita di

dunia mengalami keputihan (Fluor Albus) sekali seumur hidupnya dan 45%

perempuan mengalami dua kali atau lebih. Di Indonesia, sebanyak 90%

1
2

wanita 2 dengan 60% diantaranya remaja putri pernah mengalami

keputihan (Fluor Albus).

Gejala keputihan (Fluor Albus) juga terjadi pada wanita yang belum kawin

atau remaja putri dengan usia 15-24 tahun sebanyak 31,8%. Sehingga,

masalah keputihan (Fluor Albus) ini berisiko terjadi pada remaja putri (Melina

dkk, 2021). Kasus keputihan (Fluor Albus) yang sering kali terjadi disebabkan

oleh bakteri Candidiasis Vulvovagenetis dan Trichomonas Vaginalis

minimnya vulva hygiene yang dilakukan oleh wanita dan remaja putri.

Prevalensi penderita Candidiasis sebanyak 30%-60%, 20%-40% mengalami

Bacterial Vaginosis, dan 5%-15% mengalami trichomoniasisDi Jawa Timur,

jumlah wanita pada tahun 2013 sebanyak 37,4 juta jiwa dengan prevalensi

sebanyak 75% remaja mengalami keputihan (Fluor Albus). Pada tahun yang

sama, di Ponorogo jumlah wanita adalah 855.281 jiwa dengan prevalensi 45%

wanita mengalami keputihan (Fluor Albus) fisiologis (Dasmita, 2021)

Fluor Albus atau yang dikenal dengan keputihan dapat terjadi pada remaja

perempuan. Dikenal sebagai masa pubertas, remaja dapat mengalami banyak

perubahan dan memiliki berbagai masalah seperti masalah sosial, perilaku,

hingga kesehatan reproduksi (Amalia Putri et al., 2021). Sebagai negara

dengan daerah beriklim tropis menyebabkan seseorang lebih mudah

berkeringat dan tubuh tidak lembab. Hal ini memicu perkembangan bakteri

dan bau tidak sedap terutama pada anggota tubuh yang terdapat lipatan seperti

ketiak dan daerah kemaluan. Agar tubuh tetap terjaga kebersihannya,


3

diperlukan personal hygiene yang harus diperhatikan dengan seksama.

(Lamdayani & Rinda, 2020).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan pengkajian

kasus dengan judul “Pendokumentasian Kebidanan Kesehatan Reproduksi

Remaja Pada Nn ’’M’’ Dengan Flour Albus Di Puskesmas Lepo-Lepo”

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada remaja dengan Disminore

UPDT Puskesmas Kemaraya.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan

objektif pada kasus dengan gangguan reproduksi pada remaja

dengan Flour Albus di Puskesmas Lepo-Lepo

b. Menginterpretasikan data klien meliputi diagnose, masalah, dan

kebutuhan khusus gangguan reproduksi pada remaja dengan masalah

Flour Albus di Puskesmas Lepo-Lepo

c. Merumuskan utride potensial dan antisipasi yang harus dilakukan

bidan dari kasus gangguan reproduksi pada remaja dengan Flour

Albus di Puskesmas Lepo-Lepo

d. Menyusun rencana tindakan untuk kasus gangguan reproduksi pada

remaja dengan Flour Albus di Puskesmas Lepo-Lepo


4

e. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan gangguan

reproduksi pada remaja dengan masalah Flour Albus di Puskesmas

Lepo-Lepo

C. Manfaat

1. Bagi Remaja Putri

Pengnajian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan, pada remaja

tengang masalah Personal Hygiene yang menyebabkan terjadinya Flour

Albus

2. Bagi Mahasiswa

Kajian ini dapat menjadikan sumber informasi dan bahan bacaan untuk

meningkatkan pengetahuan tentang Flour Albus

3. Bagi Profesi Bidan

Pengkajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan

bagi tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta

meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan

tindakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Remaja Dan Pranikah

1. Defenisi Remaja

Remaja merupakan masa dimana peralihan antara dari masa anak-

anal ke masa dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang

dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan

perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis, dan psikososial.

World Health Organization memberikan definisi tentang remaja yang

lebih bersifat konseptual didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas)

wanita dan berlaku juga untuk pria, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan

remaja akhir 15-20 tahun. Dengan tiga criteria, yaitu biologis,

psikologis dan ekonomi. Secara lengkap definisi tersebut berbunyi:

2. Tahapan Remaja

Remaja,yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal

dari bahasa Latin adolescence yang artinya “tumbuh atau tumbuh

untuk mencapai kematangan, Tahapan tumbuh kembang remaja

1) . Remaja awal (11-13tahun / earlyadolescence)

Remaja merasa lebih dekat dengan teman sebaya dan bersifat

egosentris serta ingin bebas. Remaja yang egosentris akan

kesulitan untu kmelihat sesuatu hal dari perspektif atau sudut

pandang orang lain sehingga sering kali tidak menyadari apa yang

orang lain pikirkan, rasakan, dan lihat. Remaja egosentris lebih

5
6

sulit menyesuaikan diri,bahkan mengoreksi pandangannya jika

Dirasa pandangannya tersebut tidak sesuai dengan kondisi/

lingkungan sekitar. Oleh karena itu, remaja mencari teman sebaya

yang sejeni suntuk mengatasi ketidak stabilan pada

dirinya.Kematangan seksual antara remaja laki-laki dan perempuan

terjadi pada usia yang terjadi pada usia yang berbeda.

2) . Remaja pertengahan (14-17 tahun / middleadolescence)

Remaja pada masa ini cenderung berprilaku agresif di tandai

dengan emosi yang berlebihan dalam merespon suatu kejadian.

Faktor perilaku agresif pada remaja umumnya dipengaruhi oleh

faktor luar, seperti orang tua, teman, dan lingkungan sekitar anak

remaja. Ia berperilaku agresif akibat menolak diperlakukan

sepertianak-anak dan berharap memperoleh kebebasan emosional

dariorang tua. Selain itu, remaja kurang percaya pada orang

dewasa sehingga mencoba bersikap mandiri yang sering tampak

alam.

3). Remaja akhir (18-21 tahun / lateadolescence)

Remaja akhir disebut dewasa muda karena mulai

meninggalkan dunia kanak-kanak. Transisi dalam nilai-nilai moral

pada remaja di mulai dengan meninggalkan nilai-nilai yang

dianutnya dan menuju nilai-nilai yang di anut orang dewasa.

Remaja lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai

citra tubuh (bodyimage) terhadap dirinya sendiri, dapat


7

mewujudkan rasa cinta, dan belajar menyesuaikan diri dengan

norma-norma yang berlaku. Remajaa kan mulai merasakan beban

atau tanggung jawab dalam mencari pendidikan yang lebih baik

atau pekerjaan yang lebih mapan (Kemenkes, 2019).

B. Tinjaun Teori Flour Albus (Keputihan)

1. Definisi Keputihan (Flour albus)

(WHO) memperkirakan satu dari 20 remaja putri di dunia

menderita flour albus yang berupa cairan berwarna putih susu,

kekuningan dan kehijauan disertai rasa gatal, panas dan rasa perih saat

berkemih pada setiap tahunnya. Angka ini berbeda tajam dengan

eropa yang hanya 25% saja. Hal ini disebabkan kondisi cuaca

Indonesia yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah

berkembang.Namun, flour albus yang tidak normal (patologis) dapat

menjadi petunjuk adanya penyakit yang harus diobati

Keputihan bukan merupakan penyakit, melainkan salah satu

tanda gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita. Flour Albus

merupakan kondisi yang sering dialami oleh wanita sepanjang siklus

kehidupan-nya mulai dari masa remaja, masa reproduksi maupun

masa menopause (Maryanti & Wuryani, 2019). Keputihan dibedakan

menjadi 2 jenis yaitu keputihan normal atau fisiologis dan abnormal

atau patologis Ciri-Ciri Flour Albus Pada Remaja Putri (bMelina,

2021)
8

a. Flour Albus Normal Flour Albus normal memiliki ciri-ciri dan

karakteristik sebagai berikut:

1) Berwarna bening atau sedikit putih menyerupai putih telur

mentah.

2) Teksturnya encer atau sedikit kental dan lengket.

3) Tidak berbau.

4) Tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri.

5) Berwarna putih pekat atau sedikit kecoklatan. Keputihan seperti

ini biasanya menandakan bahwa tubuh wanita sudah mendekati

waktu menstruasi. (Desmita Zhely, 2021)

Flour albus normal merupakan keputihan yang paling sering terjadi

dan bisa dialami oleh semua wanita, mulai dari anak-anak hingga orang

dewasa.Hanya saja, jumlah, warna, dan konsistensi cairan keputihan

yang keluar dapat berbedabeda. Berubahnya ciri-ciri flour albus normal

wanita dapat dipengaruhi oleh proses menyusui, ovulasi, efek samping

penggunaan pil KB, banyak berolahraga, stres, atau rangsangan seksual.

Flour Albusyang tidak normal biasanya akan membuat wanita merasa

terganggu akibat munculnya gejala-gejala tertentu. Berikut ini adalah

ciri-ciri flour albus yang perlu diperhatikan:

1) Berbau tidak sedap (misalnya bau busuk atau amis) dan menyengat.

2) Jumlahnya meningkat secara tiba-tiba tidak seperti biasanya.


9

3) Berwarna kuning, kehijauan, atau keabu-abuan dengan tekstur

kental. Terkadang flour albus yang tidak normal juga bisa memiliki

tekstur yang menggumpal.

4) Keluar darah dan nyeri setiap berhubungan seks atau di luar waktu

menstruasi.

5) Vagina terasa gatal atau nyeri.

6) Vulva dan vagina tampak kemerahan dan bengkak. Kadang Flour

albus yang tidak normal juga dapat membuat wanita merasakan nyeri

panggul dan nyeri atau perih ketika buang air kecil

(anyanganyangan).Seperti yang telah dibahas di awal artikel ini,

flour albus tidak normal dapat menjadi tanda adanya penyakit.

b. Flour albus tidak normal Flour albus yang tidak normal

biasanya akan membuat wanita merasa terganggu akibat munculnya

gejala-gejala tertentu ( Regita & Sofianawati, 2021)

3. Penyebab Flour Albus

Penyebab flour albus terkait dengan cara kita merawat organ

reproduksi. Misalnya, vulva hygiene kurang tepat, menggunakan celana

yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, sering

tidak mengganti pembalut saat menstruasi.Faktor perilaku juga turut

berperan dalam meningkatkan terjadinya flour albus yaitu pengetahuan

yang kurang baik, sikap yang negatif, dan tindakan yang tidak tepat

dalam perawatan organ reproduksi


10

4. Dampak Flour Albus

Akan terganggunya kesehatan alat reproduksi (mudah untuk terjangkit

penyakitpenyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi). Beberapa

contoh a. Keadaan yang tidak nyaman di sekitar alat reproduksi keluarnya

cairan dengan bau yang tidak biasa disertai dengan rasa gatal dan nyeri.

5. Cara Mencegah Flour Albus Ada beberapa langkah yang bisa Anda ikuti

untuk mengurangi risiko flour albustidak normal, antara lain:

a. Gunakan celana dalam berbahan katun, karena dapat menyerap keringat

dan menjaga kelembapan area kewanitaan.

b. Bersihkan area kewanitaan dengan menggunakan air hangat dan sabun

yang berbahan lembut. Setelah itu, keringkan vagina dari arah vagina

menuju anus untuk menghindari perpindahan bakteri dari anus ke vagina

c. Hindari menggunakan celana yang terlalu ketat.

d. Hindari menggunakan produk pembersih vagina atau sabun yang

mengandung pewangi. Hal ini karena penggunaan produk tersebut dapat

membasmi bakteri baik di vagina yang berfungsi untuk melindungi

vagina dari infeksi.

e. Hindari berendam atau mandi dengan air panas terlalu lama dan sering.

f. Segera ganti pakaian dalam atau celana ketika basah, misalnya ketika

banyak berkeringat atau setelah berenang.

g. Ganti pembalut secara rutin selama menstruasi. Agar terhindar dari

penyakit yang dapat menyebabkan flour albus tidak normal, Anda juga

disarankan untuk menggunakan kondom saat berhubungan intim dan


11

hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.Jika

keputihan dirasa tidak mengganggu atau mengarah pada keputihan

normal, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Namun, apabila keputihan

disertai gejala lain yang menandakan flour albus tidak normal, maka

Anda perlu segera memeriksakannya ke dokter. Dokter akan melakukan

pemeriksaan untuk mencari tahu penyebabnya. Setelah penyebabnya

diketahui, barulah dokter dapat menentukan pengobatan yang sesuai.


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI

REMAJA PADA NN “M” DENGAN MASALAH FLOUR

ALBUS DI PUSKESMAS LEPO-LEPO

10 APRIL 2023

No. Reg : 001 023

Tgl Kunjungan :10 April 2023. 09.50 wita

Nama Pengkaji : 10 April 2023. 10.00 wita

IDENTITAS REMAJA

Remaja

Nama : Nn. M

Umur :17 tahun

Suku : Bugis

Agama : Islam

Pendidikan :SMA

Pekerjaan :Pelajar

Alamat :Baruga

No. Telpon : 089541315337

12
13

DATA BIOLOGIS

Seorang remaja berusia 17 Tahun datang ke Klinik untuk berkonsultasi,

Remaja Mengatakan mengalami keputihan dan merasakan gatal-gatal

1. Alasan kunjungan : ingin melakukan pemeriksaan dan konsultasi

2. Keluhan utama : Keputihan dan Gatal-gatal

a. Saat kejadian : menjelang dan ssesudah menstruasi

b. Lama berlangsung :  3 -4 bulan

3. Riwayat penyakit saat ini (jika ada)

Tidak ada riwayat penyakiit dan penyakit keturunan seperti DM,

Hipertensi, Asma

4. Keluhan sudah diobati : Tidak

5. Riwayat pubertas/ haid

a. Menarche :  12 tahun

b. Siklus : 28

c. Lamanya : 7 hari

d. Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut

e. Dismenorhea : Tidak ada

6. Riwayat Kesehatan masa lalu

Tidak ada riwayat penyakit penular seksual,seperti HIV, Sipilis,Hepatitis

dan penyakit keturunana seperti DM, hipertensi, :

7. Riwayat pemakaian obat obatan

Pasien mengatakan tidak pernah mengonsumsi obat-obatan


14

8. Riwayat pemenuhan kebutuhan Dasar

a. Pola nutrisi

1) Frekuensi makan : 2 x sehari

2) Frekuensi minum : 8 gelas sehari

3) Makanan pantangan :-

b. Pola eliminasi

1) BAK

a) Frekuensi : 4 x sehari

b) Warna : jernih

c) Bau : khas amoniak

d) Masalah :-

2) BAB

a) Frekuensi : 2 x sehari

b) Konsistensi : Lunak

c) Masalah :-

c. Pola istirahat

1) Tidur malam : jam 23.00 wita

2) Tidur siang : 12.00 wita

3) Masalah :-

d. Personal hygiene

1) Mandi : 2 x sehari

2) Menggosok gigi : 3 x sehari

3) Keramas : 3 x seminggu
15

4) Membersihkan genitalia dan anus : baik

9. Data psikososial

a. Tingkat kenyamanan: Paseien merasakan tidak nyaman ketikakeputihan

yang disertai gatal-gatal

b. Dukungan keluarga : kelurga selalu mendukung untuk melakukan

konsultasi terhadap dokter.

10. Catatan tertulis tentang hasil wawancara terhadap Remaja

a.Klien mengatakan tidak memiliki pacar

b. Pendidikan terakhis SMA

c. hubungan dengan orang tua sangat baik

d. klien merasa cemas jika ada penyakit terhadap pasien yang ditandai

dengan keputihan yang gatal-gatal

e. klien mengatakan tidak pernah melakukan hubungan dan tidak memiliki

pacar.

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a) Berat badan : 50 kg

1) BB Sekarang : 50 kg

2) Tinggi badan : 147 cm

3) LILA : 23,8 cm
16

b) Tanda-tanda vital

1) TD : 90/60mmHg

2) N : 78x/ menit

3) P : 18x/ menit

4) S : 36,6 C

2. Pemeriksaan head to toe (inspeksi, palpasi, aukultasi, dan perkusi)

a. Kepala

Rambut hitam, tampak bersih, tidak rontok, tidak ketombe dan tidak

ada massa/benjolan di sekitar kepala ibu.

b. Wajah

Ekspresi wajah tampak cemas dan gelisah, tidak cloasma dan tidak ada

oedema.

c. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

dan penglihatan normal.

d. Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak/ada utrid, tidak/ada epitaksis dan

penciuman normal.

e. Mulut

Bibir lembab, tidak/ada sariawan, gigi tampak bersih, tidak/ada caries

dan gigi tanggal, lidah tampak bersih.


17

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran cairan dan pendengaran

normal.

g. Leher

Tidak ada pelebaran vena jugularis dan tidak/ada pembesaran tyroid.

h. Payudara

Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, utrid susu kiri dan kanan

menonjol, tidak ada benjolan.

i. Abdomen

j. Ekstremitas

a) Atas dimetris kiri dan kanan, tidak/ada oedema, kuku tampak bersih,

tidak pucat, tidak sinosis

b) Bawah simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema pada kaki kiri dan

kanan.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN REMAJA

PADA NN “ M ” DENGAN MASALAH FLOUR ALBUS

DI PUSKESMAS LEPO-LEPO

No. Reg : 001 023

Tgl Kunjungan :10 April 2023. 09.50 wita

Nama Pengkaji : 10 April 2023. 10.00 wita

IDENTITAS REMAJA

Remaja

Nama : Nn. M

Umur :17 tahun

Suku : Bugis

Agama : Islam

Pendidikan :SMA

Pekerjaan :Pelajar

Alamat :Baruga

No. Telpon : 089541315337

SUBJEKTIF (S)
Seorang remaja berusia 17 Tahun datang ke Klinik pada tangan 10 April

2023 pada jam 09.50 untuk berkonsultasi, Remaja Mengatakan mengalami

keputihan dan merasakan gatal-gatal

18
OBJEKTIF (O)
Keadaan umum baik, TTV dalam batas normal ( TD: 90/60 mmHg, N: 78

x/m, P: 18 x/m, S: 36,60C ) BB: 50 Kg, TB: 147 cm, LILA: 23,6 cm, LP: 20 cm.

ASSESMENT (A)
Nn “ M” Umur 17 Tahun Keadaan Umum Baik Remaja Dengan Flour Albus

PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal: 10 April 2023 jam 10.15 Wita

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah di lakukan

2. Menjelaskan tentang Flour Albus (Keputihan) dan dampak terhadap

kesehatan

3. Menganjurkan Remaja Untuk menganti pakaian dalam setiap 3 x sehari atau

ketika terasa lembab

4. Menganjurkan remaja untuk mengatur pola makan gizi seimbang dan

menghindari makanan siap saji .

5. Menganjurkan remaja untuk menghindari stress yang berlebihan yang dapat

mempengaruhi keseimbangan Hormon

6. Menganjurkan pada remaja untuk segera datang ke puskesmas jika memiliki

keluhan

7. Nn M mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan

19
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

. Flour Albus merupakan kondisi yang sering dialami oleh wanita

sepanjang siklus kehidupan-nya mulai dari masa remaja, masa reproduksi

maupun masa menopause Flour albus normal merupakan keputihan yang

paling sering terjadi dan bisa dialami oleh semua wanita, mulai dari anak-

anak hingga orang dewasa.Hanya saja, jumlah, warna, dan konsistensi

cairan keputihan yang keluar dapat berbedabeda.

Asuhan yang diberikan pada Ny “M” berdasarkan pengkajian data

dasar dan data obyektif sehingga penanganan yang diberikan sesuai

dengan masalah pasien dan sesuai dengan kewenangan bidan.

B. Saran
1. Untuk klien

Diharapkan untuk tidak stress yang berlebihan dan menerapkan anjuran

bidan dalam mencegah Flour Albus

2. Untuk lahan peraktik

Asuhan yang diberikan pada klien sudah baik dan hendaknya bidan

lebih menekankan pada konseling pada remaja penyebab keputihan

20
3. Untuk institusi pendidikan

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya pembelajaran

tentang penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah

lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat

bermanfaatdalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber

daya manusia yang berpotensi dan professional

21
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Muhliza, dkk. (2021). Strategi Regulasi Emosi Pada Remaja. Vol 1, no 1
2021.

Desmita Zhely (2021). Perancangan Media Booklet Tentang Edukasi Pencegahan


Flour Albus Pada Remaja Putri Di Sman 07 Kota Bengkulu.Bengkulu.
Poltekes Kemenkes Bengkulu

Hanipah, & Nilmalasari (2021). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Vulva


Hygiene Dalam Menagani Keputihan ( Flor Albus) Pada Remaja Putri.
Jurnal Kesehatan Mensechpalon

Ginarhayu. (2020). Analisis Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Usia.


Menarche Remaja

Kementrian Kesehatan RI. (2017). Infodation Reproduksi Remaja.

Lamdayani. Rinda, (2020) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Leukorrhea (Keputihan) Pada Remaja Putri Kelas X. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdurahman Palembang, Jl. Sukajaya No.7 Kol. H.Burlian KM.
5,5 Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia2020.

Maryanti, Fitria. (2019). Persepsi Dan Perilaku Remaja Putrid Dalam Mencegah
Keputihan di SMK 1 Lambuya Kabupaten Konawe. Vol 6, No 2.2019

Melina & Rinbgringilu ( 2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri


Tengan Keputihan Di sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta.

Regilta. W, W & Sofianawati, A. (2021) Tingkat Kesadaran Para Mahasiswi


Remaja Dari Berbagai Perguruan Tinggi Di Indonesia Terhadap Gejala
Keputihan Normal Dan Abnormal. Jurnal Medika Hutama Vol 02 No 02,
Januari 2021.

22

Anda mungkin juga menyukai