Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Kelompok 3
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Kegiatan Penyuluhan Online
Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Dengan Pendekatan Kognitif”.
Buku Panduan merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini. Buku ini berisikan
pengenalan tentang kegiatan yang mengenai pemaparan informasi kesehatan reproduksi bagi remaja, seks
education. Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata sempurna,Untuk itu kami, ingin
menyampaikan terimakasih kepada dosen ibu R. Noucie Septriliyana S.ST M.Keb dan Fitri Nurhayati M.Keb
atas segala kritik, saran, bimbingan dan arahan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan
penyuluhan ini.
Kami berharap melalui kegiatan dan buku ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan yang baik
kepada semua remaja dan bagi pembaca, sehingga pembaca bisa mengetahui mengenaik kesehatan
reproduksi sejak dini.
Penulis
1
TIM PENYUSUN
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................3
D. Manfaat Pelayanan/Aplikasi..........................................................................3
A. Solusi.............................................................................................................4
B. Target Luaran................................................................................................5
C. Dasar Hukum.................................................................................................5
A. Deskripsi Kegiatan........................................................................................6
B. Identifikasi Sumberdaya................................................................................7
C. Metode Pelayanan/Aplikasi...........................................................................10
D. Indikator Keberhasilan...................................................................................13
A. Hasil...............................................................................................................15
B. Pembahasan...................................................................................................16
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................v
LAMPIRAN.......................................................................................................................vi
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa dengan rentang usia berkisar 10 sampai 24 tahun. Masa ini
merupakan suatu fase peralihan dari masa kanak-kanak (dependent) menuju masa dewasa
(independent) dan normal terjadi pada kehidupan manusia. Dalam periode tersebut seorang remaja
banyak mengalami perkembangan dan pertumbuhan guna mencari identitas dan jati dirinya. Berbagai
perubahan akan muncul baik dari sisi psikologis, fisik (pubertas) dan sosial lingkungan. Problematika
kaum remaja dapat terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan kebutuhan (motif) dan aktualisasi
dari kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) remaja terhadap lingkungan tempat hidupnya dan
tumbuh berkembang.
Diperkirakan 20-30% dari total populasi di masing-masing kabupaten maupun kota Bandung
di Indonesia adalah tergolong kaum remaja. Khusus di Jawa barat, terdapat sekitar 700.000-850.000
remaja dari keseluruhan sejumlah 3,3 juta jiwa penduduk di Jawa barat. Melihat keadaan piramida
penduduk yang terbalik, hendaknya remaja mendapatkan prioritas perhatian dari semua pihak yang
bersangkutan.
Ditemukan fakta ternyata banyak remaja yang sudah aktif secara seksual, meskipun tidak
selalu atas kehendak sendiri. Di beberapa negara berkembang kira-kira separuh dari mereka sudah
menikah. Aktifitas seksual dini yang tidak bertanggungjawab menempatkan remaja menghadapi
berbagai tantangan resiko kesehatan reproduksi. Secara global didapatkan data 40% dari total kasus
HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun atau diperkirakan lebih dari 7.000 remaja
terinfeksi HIV setiap harinya
Di Indonesia diprediksi sekitar 700.000 ribu kasus aborsi pada tahun 2003 dan 50% termasuk
unsafe abortion. KTD pada remaja Indonesia juga diestimasikan meningkat setiap tahunnya sebesar
150.000-200.000, 10% remaja usia 15-19 tahun sudah menikah dan memiliki anak. Berbagai risiko
kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya tuntutan kawin
muda dan berhubungan seksual, kurangnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketimpangan
gender, kekerasan seksual, pengaruh negatif media masa dan kemajuan teknologi, maupun gaya
hidup modern yang bebas
Pengetahuan yang kurang tentang kesehatan reproduksi sering berpengaruh terhadap masalah
kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja. Metode penyuluhan dipercaya mampu meningkatkan
pengetahuan remaja serta mengubah perilaku remaja untuk meningkatkan derajat kesehatannya
secara mandiri. Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menambah pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui model pendekatan Kespro dengan tujuan
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok, maupun masyarakat
untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.
4
Peran dalam penyuluhan ini adalah menyampaikan materi yang terkait dengan kesehatan
reproduksi remaja serta faktor apa saja yang membuat perilaku seksual remaja menjadi beresiko .
Luaran yang diharapkan dari penyuluhan ini adalah
(1) Peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
(2) Mendapatkan remaja yang disiplin dan bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya
sendiri
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat
khusunya remaja sekarang mengenai tentang kesehatan reproduksi remaja agar setiap individu mampu
menjalani proses reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab.termasuk di dalamnya pengakuan
dan penghormatan atas hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual sebagai bagian integral dari Hak
Azasi Manusia.
Tujuan khusus
5. Meningkatkan pengetahuan faktor yang membuat perilaku seksual remaja menjadi resiko
D. Manfaat Pelayanan
5
1. Dengan melakukan kegitan penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja ini diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk mewujudkan remaja Indonesia yang sehat dan bertanggung jawab,
mampu membentuk remaja yang bisa memenuhi tantangan era globalisasi, serta memberikan
sumbangsih untuk tercapainya Millenium Development Goals
2. Peserta penyuluhan mendapatkan informasi megenai kesehatan reproduksi remaja
3. Diharapkan agar peserta bertanya mengenai materi saat penyuluhan, sehingga mereka dapat lebih
paham dan dapat menyebarkannya ke teman-teman di lingkungan sekitarnya.
4. Panitia dapat menjadikan penyuluhan ini sebagai referensi dalam melakukan penyuluhan
kesehatan reproduksi remaja
6
BAB II
B. Target Luaran
Adapun jenis luaran yang dihasilkan dalam kegiatan ini antara lain, jasa yang dihasilkan dalam
kegiatan ini adalah penyuluhan kepada remaja awal dan remaja akhir dengan pendekatan kognitif
yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi dan Seks Education. Mitra dalam kegiatan ini
antara lain:
1. Remaja awal 11-14 tahun
2. Remaja akhir 17-20 tahun
NO Jenis Luaran Partisipasi remaja Target
7
C. Dasar Hukum
1. Pasal 71 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa
kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses
reproduksi pada laki-laki dan perempuan
2. Pasal 72 UU tersebut menyebutkan bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi, edukasi, dan
konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Pasal 2 ayat (1) UUHC menyatakan bahwa:“Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.”
4. Pasal 40 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (“UUHC”).
Selain itu, ciptaan yang mendapatkan perlindungan hak cipta adalah terjemahan, tafsir, saduran,
bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi, dan karya lain dari hasil transformasi
5. PP No.61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi Peraturan pemerintah ini mengatur bahwa
perempuan berhak mendapatkan layanan kesehatan reproduksi sejak remaja. Pengenalan tentang isu
kesehatan reproduksi untuk perempuan.
8
BAB III
A. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yang berupa penyuluhan Kesehatan Reproduksi
pada Remaja bertujuan untuk membantu para remaja khususnya remaja awal dan remaja akhir yang
memerlukan pandangan yang lebih luas tentang kesehatan reproduksi sehingga mampu untuk menjaga
diri agar terhindar dari problema-problema pada remaja, dapat tumbuh dan berkembang menjadi
remaja yang bertanggung jawab. Kegiatan ini dipilih karena Dengan melakukan kegiatan penyuluhan
Kesehatan Reproduksi pada Remaja ini diharapkan dapat memberikan manfaat dapat turut
mewujudkan remaja Indonesia yang sehat dan bertanggung jawab, mampu membentuk remaja yang
bisa memenuhi tantangan era globalisasi.
B. Identifikasi Sumberdaya
a) Kepengurusan
b) Narasumber/Fasilitator :
Mahasiswi Tk. 2 Sarjana Dan Profesi Bidan STIKes Jendral Achmad Yani Cimahi tahun ajaran
2020
2. Sasaran
Remaja Awal (11-14 tahun) dan Remaja Akhir (17-20 tahun)
9
3. Sarana/Prasarana
1. Room Meeting Zoom
2. Link Absensi
3. Link Quiz Pretest dan Postest
4. Pembiayaan
Biaya Untuk Hadiah : 4 Voucher Kuota Rp. 90.000 ,-
6. Persiapan media penyuluhan berupa power point dan video mengenai Sex Education yang
ditayangkan dengan Aplikasi Zoom untuk memudahkan pemahaman materi penyuluhan.
penyuluhan
penyuluhan
10. Pemberian Hadiah bagi peserta penyuluhan yang telah berperan aktif
Adapun isi dari penyuluhan, yaitu terkait Cara menjaga kesehatan reproduksi , bahaya tidak
menjaga kesehatan reproduksi , hak yang terkait dengan kesehatan reproduksi , prinsip hak kesehatan
reproduksi , sex education , perubahan fisik pada remaja wanita dan pria
Penyuluhan ini dilakukan di Room Meeting Zoom. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan
dengan metode diskusi santai , Pemaparan Materi, dan tanya jawab.
Media yang digunakan untuk mempermudah dan memperlancar penyampaian materi penyuluhan
yaitu sebagai berikut:
2. Sistem Aplikasi/e-book/e-modul/video
Tim kelompok 3 membuat Media FlipBook untuk memudahkan remaja dalam membaca materi
yang sudah di sampaikan pada saat penyuluhan , Media ini di buat semenarik mungkin , FlipBook ini
merupakan sebuah buku dengan serangkaian gambar yang beragam dari satu laman ke laman
berikutnya, yang saat laman-laman tersebut dibolak-balik secara cepat, gambar-gambar tersebut tampak
teranimasi oleh gerakan tersimulasi atau beberapa gerak lainnya.
D. Indikator Kebersihan
1. Penilaian Proses
1. Indikator Penilaian
11
• Dukungan dari pihak Dosen Pembimbing serta Responden dalam bentuk penyediaan waktu untuk
pelaksaan kegiatan penyuluhan.
• Sarana yang dipergunakan untuk penyuluhan berupa laptop,Room Meeting Zoom, materi
penyuluhan.
2. Waktu Penilaian
3. Cara Penilaian
Pelaksanaan dinilai dengan mengamati pelaksanaan, serta pemberian feedback oleh peserta
penyuluhan.
3. Penilai
Dosen Pembimbing dan Mahasiswi Tk.2 Sarjana dan Profesi Bidan Stikes Jendral Achmad Yani
Cimahi
2. Penilaian Hasil
1. Indikator Penilaian
• Peningkatan pengetahuan tentang perilaku seksual , Perubahan fisik pada masa pubertas serta
cara menjaga kesehatan reproduksi yang dinilai berdasarkan ketepatan dalam menjawab quiz
yang diberikan, dimana diharapkan setelah dilakukan pemberian materi peserta penyuluhan
dapat menjawab quiz dengan lebih tepat dibandingkan sebelum dilakukan pemberian materi.
2. Waktu Penilaian
3. Cara Penilaian
4. Penilai
Mahasiswi Tk.2 Sarjana dan Profesi Bidan Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi
12
BAB. IV
A. Hasil
Peserta penyuluhan memberikan respon yang baik selama penyuluhan, Evaluasi awal dan evaluasi akhir
dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan (10 pertanyaan) kepada peserta untuk mengukur tingkat
kemampuan peserta penyuluhan sebelum dan setelah mengikuti kegiatan. Pada saat pelaksanaan kegiatan
peserta dapat mengikuti dan mengerti materi dengan baik sehingga peserta dapat mengulangi kembali materi
yang telah disampaikan oleh panitia.
Post Test
13
14
15
Pre Test
16
17
18
19
.
B. Pembahasan
Hasil penelitian antara pretest dan postest menunjukkan perbedaan. Soal yang kami berikan untuk pretest
dan postest adalah sama. Soal pretest dan postest tersebut kami bahas pada penyuluhan online. Pretest
diberikan sebelum penyuluhan online dimulai, dan postest diberikan setelah selesai penyuluhan online.
Pada postest jumlah jawaban yang benar lebih banyak dibandingkan pada pretest. Hal ini menunjukkan
bahwa para peserta menyimak materi penyuluhan online. Berikut adalah pembahasan mengenai soal
pretest dan postest yang kami berikan.
o Kesehatan Reproduksi
Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya
membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan
manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut
organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
Kesehatan reproduksi menurut Manuaba (2001), adalah kemampuan seorang wanita untuk
memanfaatkan alat reproduksinya dan mengatur kesuburannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat
secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan social, yang berkaitan dengan alat,
fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas
dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah
o Tanda Pubertas Pada Remaja
Pubertas (puberty) adalah sebuah periode di mana kematangan fisik berlangsung cepat, yang
melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa remaja awal.
Pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal dan terjadi secara tiba-tiba. Perubahan yang paling
terlihat jelas di masa ini adalah terdapatnya tanda-tanda kematangan seksual serta pertambahan
tinggi dan berat tubuh (Santrock, 2011).
Perkembangan seks primer pada wanita ditandai dengan munculnya petunjuk pertama
mekanisme reproduksi yang telah matang yaitu datangnya menstruasi. Sedangkan pada pria
ditandai dengan mengalami ejakulas dan mimpi basah untuk pertama kali (Pieter, H.Z & Lubis
N.L, 2011)
Bagi perempuan kematangan seksual ditandai dengan datangnya menstruasi pertama kali
(menarche). Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali yang terjadi pada
seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa wanita sudah
mampu hamil (Sarwono, 2005). Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi, yaitu
antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun. Statistic menunjukkan bahwa usia
menarche dipengaruhi factor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Usia menarche lebih
20
dini di daerah perkotaan dari pada yang tinggal di desa dan juga lebih lambat pada wanita yang
kerja berat (Wiknjosastro, 2002).
Adapun kematangan seksual bagi laki-laki ditandai dengan sperm atau saat awal mimpi basah
(spermache). Perkembangan seks sekunder laki-laki ditandai dengan tumbuhnya rambut, kulit
menjadi kasar dan otot menjadi semakin besar dan kuat, kelenjar lemak bertambah, serta suara
menjadi semakin serat dan tinggi.
o Keputihan pada Remaja Putri
Keputihan sangat berisiko terjadi pada remaja sehingga perlu mendapat perhatian khusus.
Masa ini, remaja puteri mengalami pubertas yang ditandai dengan menstruasi. Pada sebagian
orang saat mengalami menstruasi dapat mengalami keputihan (Werdiyani, dkk, 2012 dan
Manuaba, 2009).
Kondisi normal, kelenjar serviks menghasilkan cairan bening yang keluar bercampur dengan
bakteri, sel-sel dipisahkan dan cairan vagina dari kelenjar Bartholin. Pada wanita, jumlah vagina
debit hal yang keluar secara alami dari tubuh dapat berfungsi sebagai pelumas dan pertahanan
berbagai infeksi. Kondisi ini tidak mengganggu, tidak ada darah dan memiliki pH 3, 5-4, 5
(Monalisa, dkk, 2012).
Kondisi abnormal (patologis) biasanya berwarna kuning, hijau, keabu-abuan, berbau amis,
busuk. Jumlah cairan vagina dalam jumlah banyak dan menimbulkan keluhan seperti gatal, serta
rasa terbakar pada daerah intim. Factor penyebab keluhan pada vagina, terbanyak diakibatkan
infeksi vagina yang disebabkan oleh jamur, virus dan parasite serta tumor (Putri, 2014).
Penyebab keputihan selain karena infeksi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus,
parasite. Disebabkan juga oleh gangguan keseimbangan hormone, stress, kelelahan kronis,
peradangan alat kelamin, benda asing dalam vagina, serta ada penyakit dalam organ reproduksi
seperti kanker leher rahim (Fadilla, dkk, 2012)
o Cara Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi
a) Membersihkan organ reproduksi dengan cara membasuh dari arah depan ke belakang
(laki-laki lakukan secara kebalikan) secara hati-hati menggunakan air bersih dan di lap
dengan tissue kering setiap habis BAK, BAB dan mandi.
b) Sering ganti pakaian dalam, minimal sehari dua kali di saat mandi.
c) Pada saat menstruasi, gunakan pembalut yang berbahan lembut, menyerap dengan baik,
tidak mengandung bahan yang membuat alergi (misalnya parfum afau gel) dan meerkat
dengan baik pada celana dalam. Pembalut perlu diganti sekitar 4-5 kali dalam sehari untuk
menghindari pertumbuhan bakteri yang dapat masuk ke dalam vagina.
d) Selalu mencuci tangan sebelum menyentuk alat kelamin
e) Selalu gunakan celana dalam yang bersih, kering dan terbuat dari bahan katun
f) Hindari menggunakn handuk atau waslap milik orang lain untuk mengeringkan.
21
g) Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembaban yang
berlebihan di daerah vagina.
o Bodily Integrity
Integritas tubuh adalah tubuh fisik yang tidak dapat diganggu gugat dan menekankan
pentingnya otonomi pribadi, kepemilikan diri , dan penentuan nasib sendiri manusia atas tubuh
mereka sendiri. Di bidang hak asasi manusia , pelanggaran integritas tubuh orang lain dianggap
sebagai pelanggaran yang tidak etis, mengganggu, dan mungkin kriminal. Integritas tubuh
perempuan Terkait keutuhan diri/pribadi secara keseluruhan baik badaniah dan non badaniah
seorang perempuan yang menunjukkan kesatuan utuh dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
perempuan. Menurut Konferensi Dunia PBB dalam Semua Bentuk Kekerasan Terhadap
Perempuan yang berhubungan dengan hak akan integritas tubuh Dokumen PBB A. 162/122/Add.
Paragraf 277. Hal ini sangat berkaitan dengan perlindungan terhadap keutuhan pribadi yang juga
erat kaitannya dengan kesucian (organ kewanitaan) dan berhubungan dengan konsep diri dan
harga diri seorang perempuan.
Integritas tubuh perempuan sangat berhubungan dengan gambaran konsep diri perempuan
yang harus dijaga, dihormati, dalam hakikatnya sebagai manusia. Konsep diri seorang perempuan
menurut Lukaningsih, Zuyina (2010;13) adalah perasaan dirinya tentang pribadi yang utuh
dengan karakteristik yang unik, sehingga dia mudah dikenali sebagai sosok yang mempunyai ciri
khas tersendiri. Seseorang yang mampu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan, kelebihan, dan
kekurangannya. Akan mampu berpikir rasional obyektif.
o Dampak Kehamilan di Usia Muda
a) Kurangnya perawatan
Kehamilan usia dini/masa remaja tentunya berisiko kurangnya perhatian dan perawatan
selama kehamilan karena kurangnya pengetahuan tentang kehamilan.
b) Tekanan darah tinggi
Wanita yang hamil pada masa remaja atau usia yang sangat muda, lebih berisiko
mempunyai tekanan darah tinggi disbanding wanita hamil pada usia di atas 20 tahun.
c) Kelahiran premature
Bayi yang lahir sebelum usia 38 minggu disebut premature. Kehamilan pada usia yang
terlalu muda meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi. Kelahiran
premature mempunyai risiko gangguan pernafasan, penglihatan, kognitif, infeksi dan
banyak masalah lainnya.
d) BBLR
Risiko bayi lahir dengan barat badan yang kurang bisa disebabkan oleh kelahiran premtur.
e) Depresi
Depresi bisa terjadi saat dan pasca melahirkan lebih sering terjadi pada wanita yang terlalu
muda untuk hamil.
22
f) Merasa sendiri dan terisolasi
Remaja yang hamil karena seks bebas mungkin akan merasa sangat stress, depresi dan
terisolasi.
g) Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS bisa menjadi risiko bagi wanita dengan pergaulan bebas. Bagi wanita yang hamil
muda dikarenakan oleh seks bebas, mungkin mempunyai risiko lebih besar. PMS bisa
mengakibatkan risiko juga terhadap kesehatan rahim dan janin.
h) Kematian ibu dan anak
BAB IV
PENUTUP
Penyuluhan kesehatan ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menambah
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui model pendekatan Kespro dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok, maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri
dalam mencapai tujuan hidup sehat, karena pengetahuan yang kurang tentang kesehatan reproduksi sering
berpengaruh terhadap masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja. Jadi peran dalam penyuluhan
ini adalah menyampaikan materi yang terkait dengan kesehatan reproduksi remaja serta faktor apa saja
yang membuat perilaku seksual remaja menjadi beresiko . Metode dalam penyuluhan kognitif dipercaya
mampu meningkatkan pengetahuan remaja serta mengubah perilaku remaja untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara mandiri. Kegiatan Pengabdian ini difokuskan pada 2 sub-kegiatan penyuluhan , yaitu
pemaparan materi tentang kesehatan reproduksi dan seks education serta kegiatan sharing session dari
remaja.
Kegiatan ini dilakukan dengan mobilisasi remaja untuk ikut terlibat mulai dari pembukaan
hingga evaluasi kegiatan. Sehingga dapat diharapkan agar pengabdian masyarakat ini akan terus berlanjut
secara menyeluruh oleh remaja meskipun kegiatan pengabdian telah selesai karena kesehatan reproduksi
sangatlah penting untuk diketahui oleh para remaja perempuan bakal calon ibu ataupun remaja laki-laki
calon bapak. Adapun yang diharapkan dari luaran penyuluhan ini adalah peningkatan pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi dan mendapatkan remaja yang disiplin dan bertanggung jawab terhadap
kesehatan reproduksinya sendiri.
23
DAFTAR PUSTAKA
Nessi Meilan. Dkk. (2018). Buku Kesehatan Reproduksi Remaja. Malang: Wineka Media.
Abrori. Dkk. 2017. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Pontianak: UM Pontianak Pers.
Hernawan, Andri Dwi dkk. 2017. Vol. 6 No. 1. Journal of Public Health. Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Keputihan Patotogis. Siswi SMAN 1 Simpang Hilir
Kabupaten Kayong Utara.
Pratiwi Kurniasari. Dkk. 2020. Buku Ajar Psikologi Perkembangan Dalam Siklus Hidup Wanita.
Yogyakarta: Deepublish.
Lusiana Novita. Dkk. 2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:
Deepublish.
Harnani Yessi dkk. 2019. Buku Teori Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Deepublish.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1. Publikasi Media Sosialisasi
25
30 tanggapan
Lampiran 3. Rekapan Kuesioner
Menerima tanggapan
26
Umur
30
tanggapan
6
5
(16,7%)
4
3
(10%)
2 2 2 (6,7%2) 2
2 (6,7%) (6,7%) (6,7%) (6,7%)
1 1 (3,3%1)(3,3%1) 1 1 (3,3%1) 1 (3,3%)1 (3,3%1)
(3,3%) (3,3%) (3,3%) (3,3%) (3,3%
0
13 14 15 tahun16 tahun17 tahun18 tahun19 tahun 2 2
tahun thn 0 2
27
Agama
30
tanggapan
3
0
24 (80%)
2
0
1
0
1 1 4 (13,3%)
0 (3,3%) (3,3%)
Alhamdulillah Isla Isla isla
Islam m m m
Jenis
Kelamin
30 tanggapan
1 13
5 (43,3%)
1
0
5 6
2 (20%)
1 (3,3%)1 (3,3%)1 (3,3%)1 (3 2 (6,7%) 3
(6,7%)
0 (10%)
Laki Laki Laki-lakiPerempuan Pri laki - laki lakipere
Laki laki Perempuan a laki
Pendidikan
30 tanggapan
6 7 (2 3,3%)
4 3 (10%)
2 (6,7%)
2 1 (3,3%1 ) 1 (3,3%1 )(3,3%1 )(3,3%1 ) 1 (3,3%1 )(3,3%1 )(3,3%1 )(3,3%1 )(3,3%1 )(3,3%1 )(3,3%1 )
(3,3%) (3,3%) (3,3%1 )(3,3%1 )(3,3
0
D3 Mahasiswa SMA Sekolah Menengah… Smp
KuliahS1SMPSmakulia
28
No. Hp
30 tanggapan
0815834970
2
08967181910
8
0898368071
6
+628579372934
Alamat
7
30 tanggapan
08387884059
1
Cilame permai
08139590615
5
bogor gunung putri
089560434806
0
Bumi Parahyangan kencana blok D1
08579739582
3 no.23
Kp Sindang Sari Ciwidey,
08381704500
0 02/21
Perumahan Laksana Mekar Asri
Kp. Cikara rt.02 rw.12 desa Cisomang Barat kec. Cikalong Wetan kab. Bandung Barat, Jawa
Barat
Kamung cikadu 01/01 desa kadu mekar kecamatan babakan cikao kabupaten purwakarta
Babakan cikao
cipeundeuy
29
Bukti Persetujuan (Upload foto tanda tangan responden) Lihat folder
30 tanggapan
8336D204-6AEA-4C6F-97D0-9CACBEAD7E95 - 084_AldySumardi
_19.png
20 file lainnya
30
SURVEY MODEL PENDEKATAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA AWAL DAN
AKHIR
26,7%
31
2. Apakah anda mengeringkan organ genetalia luar dengan menggunakan tissue atau handuk
kering setelah buang air kecil?
30 tanggapan
36,7%
3. Apakah anda menggunakan celana dalam yang ketat untuk aktivitas sehari-hari?
30 tanggapan
13,3%
23,3%
13,3%
32
4. Apakah anda menggunakan produk pembersih untuk membersihkan organ
reproduksi?
30 tanggapan
Sangat setuju
Setuju
36,7%
Ragu-ragu Tidak
13,3% setuju
Sangat tidak setuju
10%
23,3%
16,7%
5. Apakah anda mempercayai bahwa kesehatan organ reproduksi adalah kesehatan yang
berhubungan dengan sehatnya sistem reproduksi wanita dan pria sesuai dengan fungsinya?
30 tanggapan
46,7%
33
6. Apakah anda sering mencukur rambut kemaluan anda dengan krim waxing?
30 tanggapan
10%
23,3% 10%
13,3%
10%
33,3%
8. Apakah anda mempercayai bahwa organ reproduksi terdapat banyak bakteri baik?
30 tanggapan
36,7% 20%
34
9. Apakah anda mempelajari tentang alat reproduksi dari berbagai sumber?
30 tanggapan
30%
10. Jika anda memiliki prinsip bahwa tindakan ingin mencoba melakukan hubungan seksual,
memberikan akibat buruk dan merugikan bagi masa depan, apakah anda menerapkan nya
dalam kehidupan sehari hari?
30 tanggapan
50%
35
11. Apakah anda memeriksa kesehatan reproduksi anda ke pelayanan kesehatan?
30 tanggapan
30% 10%
20%
12. Apakah anda mempercayai bahwa pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja akan
menjadi pengetahuan dasar yang kuat dalam mengambil keputusan yang menyangkut
kesehatan reproduksinya?
30 tanggapan
50%
36
13. Apakah orang tua anda membimbing dalam menghadapi perubahan fisik pada diri anda
(payudara membesar, suara membesar, tumbuh jakun, tumbuh rambut kelamin, dll)?
30 tanggapan
36,7%
14. Apakah anda kebingungan dengan perubahan fisik yang dialami ketika masa pubertas?
30 tanggapan
10%
16,7%
26,7%
37
15. Apakah orang tua anda memberikan nasihat dan solusi tentang kesehatan
reproduksi seperti gatal-gatal pada alat genetalia?
30 tanggapan
30%
26,7%
16. Apakah orang tua anda memberikan informasi mengenai dampak hubungan seksual sebelum
menikah?
30 tanggapan
Sangat setuju
Setuju
40%
38
17. Apakah anda mencari informasi kesehatan reproduksi melalui media internet?
30 tanggapan
Sangat setuju
Setuju
20%
Ragu-ragu Tidak
36,7% setuju
Sangat tidak setuju
36,7%
18. Apakah anda memiliki persepsi bahwa mengakses media informasi yang negatif menjadi
faktor yang membuat perilaku seksual remaja menjadi beresiko?
30 tanggapan
53,3%
39
19. Apakah anda menerapkan informasi mengenai kesehatan reproduksi yang
didapatkan dari media internet pada kehidupan sehari -hari?
30 tanggapan
36,7%
23,3%
20. Apakah anda mengakses informasi di media internet apabila mengalami masalah kesehatan
reproduksi?
30 tanggapan
36,7%
40