Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI

WANITA REMAJA PADA ERA DIGITAL

DISUSUN OLEH:

ANANDA FEBRIANI PRATIWI (21121A016)

BAHASA INDONESIA

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Wanita Remaja
Pada Era Digital” tepat pada waktunya. Laporan proposal ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia pada program D3 kebidanan
Akademi Kebidanan Bakti Indonesia Bogor.

Pada kesempatan ini, peneliti hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang memberikan dukungan moril maupun meteril sehingga proposal peneliti ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih ini peneliti tunjukan kepada Bapak Dede Kurniawan S. Pd selaku dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia.

Meskipun telaah berusaha menyelesaikan proposal peneliti ini sebaik mungkin, penulis
menyadari bahwa proposal peneliti ini masih ada kekuranganya. Oleh karna itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala
kekurangan dalam penyusunan proposal peneliti ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini berguna bagi para pembaca dan pihak-
pihak lain yang berkepentigan.

Sukabumi,15 Januari 2022

Peneliti

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................2

C. TUJUAN .........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................3

A. KONSEP PENGETAHUAN .........................................................................................3

1. DEFINISI PENGETAHUAN .............................................................................3

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN .............................3

3. CARA MENGUKUR PENGETAHUAN .........................................................4

B. KONSEP REMAJA ........................................................................................................5

1. DEFINISI REMAJA ...........................................................................................5

2. BATASAN USIA REMAJA ..............................................................................6

C. KONSEP PENGETAHUAN REPRODUKSI ..............................................................6

1. DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI ......................................................6

2. TUJUAN KESEHATAN REPRODUKSI ........................................................7

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI ..............8

4. PERUBAHAN FISIK YANG MULAI MENANDAI KEMATANGAN

REPRODUKSI WANITA ................................................................................. 9

5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI ...................................................10

6. CARA MEMELIHARA KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI WANITA

............................................................................................................................... 11

ii
D. ERA DIGITAL .............................................................................................................12

1. DEFINISI ERA DIGITAL ................................................................................12

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ERA DIGITAL ..................................12

BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................................................15

A. JENIS PENELITIAN ....................................................................................................15

B. TEMPAT DAN WAKTU ..............................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi pada wanita akan berpengaruh pada fungsi reproduksinya dalam
memperoleh keturunan dimasa yang akan datang. Masalah yang timbul akibat kurangnya
pemahaman akan kesehatan reproduksi diantaranya adalah mengenai kebersihan atau
higienisasi yang dapat mengakibatkan suatu penyakit. Sekitar 6,75 milyar manusia di dunia
ini, 1/3 manusia terdiri dari remaja atau hampir 2,2 milyar remaja hidup di negara berkembang
(Geohive, 2009). Dilihat dari batasan usia, masa remaja merupakan masa dimana sudah
lewatnya masa kanak-kanak tetapi belum mencapai masa dewasa. Sehingga menimbulkan
berbagai kerawanan (Alderman, 1999). Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) semakin disadari
telah menjadi masalah kesehatan dunia yang berdampak kepada laki-laki dan perempuan. Pada
perempuan, ISR jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki (WHO, 2000). Infeksi saluran
reproduksi dapat terjadi tidak hanya ditemukan pada pekerja seks komersial seperti asumsi
masyarakat kebanyakan namun sudah banyak ditemukan pada wanita remaja (DEPKES RI,
2008). Dimana vaginitis merupakan masalah ginekologis yang paling sering terjadi pada 90%
wanita remaja di dunia, kondisi ini disebabkan oleh vaginosis bakterial (50%), kandidiasis
vulvovaginal (75%), trikomoniasis (25%) (KESPRO INFO, 2009).

ISR telah menyebar luas dan akan terus menjadi masalah kesehatan dunia. Badan kesehatan
dunia (WHO) memperkirakan bahwa pada 1995 setiap tahunnya terdapat lebih dari 333 juta
kasus baru PMS yang dapat diobati. Dari perkiraan tersebut, trikomoniasis menduduki angka
tertinggi, yaitu 170 juta kasus baru pertahun. Klamidia pada urutan kedua dengan 89 juta kasus
baru / tahun, kemudian gonore dengan 62 juta serta sifilis dengan 12 juta kasus baru tiap
tahunnya (UNAIDS / WHO, 1999). Sementara itu, WHO dan UNAIDS juga memperhitungkan
bahwa pada akhir tahun 1999 sekitar 32,4 juta orang dewasa dan 1,2 juta anak-anak akan hidup
dengan HIV / AIDS (UNAIDS / WHO, 1999). SR yang bukan ditularkan melalui hubungan
seksual diyakini lebih banyak lagi jumlahnya. Namun, beberapa penelitian terakhir
menunjukan bahwa remaja di Indonesia berisiko untuk terkena infeksi saluran reproduksi /
PMS / HIV / AIDS. Berdasarkan data hasil penelitian PKBI 2001 terhadap responden remaja

1
khususnya siswa SMU dan mahasiswa penelitian melibatkan 2.479 responden berusia 15-24
tahun. Hasil penelitian menunjukkan 52,67% responden memiliki pengetahuan kesehatan
reproduksi tidak memadai, karena sumber pengetahuan mereka hanya dari teman. Sedangkan
sebanyak 72,77% memiliki pengetahuan memadai mengenai cara penularan ISK / IMS /
terutama HIV / AIDS. Sekitar 16,46% (227 orang) responden mengaku pernah melakukan
hubungan seksual (PKBI, 2001).

Pada umunya permasalahan yang timbul dari kelompok remaja ini adalah pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi yang rendah, terbatasnya akses pada Informasi yang
benar tentang kesehatan reproduksi, terpapar secara gencar oleh berbagai informasi yang
menyesatkan, serta adanya status kesehatan reproduksi yang kurang baik, yang dalam jangka
panjang dapat merusak masa depan remaja itu sendiri. Remaja perlu mengetahui kesehatan
reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai
faktor yang ada disekitarnya. Di era digital saat ini remaja dapat mengakses informasi
mengenai kesehatan reproduksi melalui internet. Dengan informasi yang benar, diharapkan
remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi,
merupakan awal dari usaha untuk mencegah terjadinya infeksi saluran reproduksi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan proposal ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pengetahuan wanita remaja saat ini tentang kesehatan
reproduksi?
2. Bagaimana gambaran cara wanita remaja saat ini menjaga kesehatan reproduksi?
3. Apakah ada hubungan antara era digital dengan tingkat pengetahuan kesehatan
reproduksi?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengetahuan sikap dan
prilaku tentang kesehatan reproduksi wanita remaja di era digital.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP PENGETAHUAN
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris,
terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain
yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).
Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap suatu objekmelalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna
penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
perabaan. Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut
dipengaruhi oleh intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang
sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Notoatmodjo,
2014).
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan sangat erat
hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin luas
pengetahuannya. Tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak berpengetahuan
rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja,
tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan akan suatu objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan
menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,
maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu (Notoatmojo,
2014).
2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) faktorfaktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju impian atau cita-cita tertentu yang menentukan

3
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan agar tercapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa hal-hal
yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut
YB Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo, pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi
untuk sikap berpesan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi.
b. Pekerjaan
Menurut Thomas yang kutip oleh Nursalam, pekerjaan adalah suatu keburukan
yang harus dilakukan demi menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Pekerjaan tidak diartikan sebagai sumber kesenangan, akan tetapi merupakan cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan memiliki banyak tantangan.
Sedangkan bekerja merupakan kagiatan yang menyita waktu.
c. Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip dari Nursalam (2003), usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan
menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matangdalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya.
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan ialah seluruh kondisi yang ada sekitar manusia dan pengaruhnya dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
e. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya pada masyarakat dapat memberikan pengaruh dari sikap
dalam menerima informasi.
3. Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden
(Notoatmodjo, 2010). Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawaban benar dan

4
nilai 0 untuk jawaban salah. Berdasarkan skala data rasio maka rentang skor pengetahuan
yaitu 0 sampai 100 (Arikunto, 2013).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan juga dengan memberikan seperangkat
alat tes atau kuesioner tentang objek pengetahuan yang akan diukur. Selanjutnya
dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi
25 nilai 1 jika salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan
jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100
dengan rumus yang digunakan, sebagai berikut:
P = 𝑓 𝑛 × 100
Keterangan:
P = Skor nilai
F = Skor jawaban benar
n = Skor tertinggi
B. KONSEP REMAJA
1. Definisi Remaja
Menurut Irwanto (1994) periode remaja adalah dianggap masa transisi dalam
periode anak-anak ke periode dewasa, periode ini dianggap sebagai masa-masa yang
sangat penting dalam kehidupan seseorang yang khususnya dalam pembentukan
kepribadian individu. Kebanyakan ahli memandang masa remaja harus dibagi dalam
dua periode karena terdapat ciri-ciri yang cukup banyak berbeda dalam kedua (sub)
periode tersebut. Pembagian ini biasanya menjadi periode remaja akhir, yaitu berkisar
antara umur 17-18 tahun. Lebih jauh Irwanto (1994) menambahkan bahwa periode
remaja merupakan klimaks dari periodeperiode perkembangan sebelumnya, dalam
periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan
sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola peribadi yang
lebih mantap.
Menurut Santrock (2006) istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin
adolescence yang berarti “tumbuh” menjadi dewasa. Istilah Adolescence seperti yang
dipergunakan saat ini, mempunyai arti lebih luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik. Pada tahun 1974, WHO memberilkan definisi tentang

5
remaja, dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis
dan sosial ekonomi.
2. Batasan Usia Remaja
Remaja merupakan masa peralihan dari usia anak menjadi dewasa. Pada umumnya
masa remaja dianggap mulai saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat
anak mencapai usia matang secara hukum. Adanya perilaku sikap dan nilai-nilai
sepanjang masa remaja menunjukkan perbedaan awal masa remaja yaitu kira-kira dari
usia 13-16 tahun atau 17 tahun usia saat dimana remaja memasuki sekolah menengah.
masa remaja awal yang dimulai dari umur 12-15 tahun, masa remaja pertengahan dari
umur 15-18 tahun dan masa remaja akhir dari umur 18-21 tahun (Monks dan Haditono,
2002).
Piaget (dalam Hurlock, 1990) menyatakan secara psikologi masa remaja adalah
usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak
lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam
tingkatan yang sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini
mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas. Sedangkan,
menurut (Monks dan Haditono, 2002) menyatakan bahwa masa remaja dimulai dari
usia 12-21 tahun, selanjutnya untuk remaja indonesia menggunakan batasan usia 11-
24 tahun dan belum menikah.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yg dimaksud dengan
remaja adalah setiap individu yang berada pada rentang usia 12-21 tahun.
C. KONSEP PENGETAHUAN REPRODUKSI
1. Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial
secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang
berkaitan dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan
social dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal
yang berkaitan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses (ICPD, 1994).
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan

6
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan
serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual
yang memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga
dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1996).
Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan
alat reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan
persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well Health Mother
Baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal (IBG. Manuaba,
1998).
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup
fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses
reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang
aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000).
2. Tujuan Kesehatan Reproduksi
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Kesehatan Reproduksi yang
menjamin setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang
bermutu, aman dan dapat dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga
menjamin kesehatan perempuan dalam usia reproduksi sehingga mampu melahirkan
generasi yang sehat, berkualitas yang nantinya berdampak pada penurunan Angka
Kematian Ibu. Didalam memberikan pelayanan Kesehatan Reproduksi ada dua tujuan
yang akan dicapai, yaitu tujuan utama dan tujuan khusus.
1) Tujuan Utama
Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada perempuan
termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat
meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas
kehidupannya.

7
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya.
b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak kehamilan.
c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku
seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-
anaknya.

Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan
proses reproduksi, berupa pengadaan informasi dan pelayanan yang dapat memenuhi
kebutuhan untuk mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.

Tujuan diatas ditunjang oleh undang-undang kesehatan No. 23/1992, bab II pasal 3
yang menyatakan: “Penyelenggaraan upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat”, dalam Bab III Pasal 4 “Setiap orang
menpunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi


Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi. Faktor-faktor
tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi, yaitu:
1) Faktor Demografis – Ekonomi
Faktor ekonomi dapat mempengaruhi Kesehatan Reproduksi yaitu kemiskinan,
tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan
proses reproduksi, usia pertama melakukan hubungan seksual, usia pertama menikah,
usia pertama hamil. Sedangkan faktor demografi yang dapat mempengaruhi
Kesehatan Reproduksi adalah akses terhadap pelayanan kesehatan, rasio remaja tidak
sekolah, lokasi/tempat tinggal yang terpencil.
2) Faktor Budaya dan Lingkungan
Faktor budaya dan lingkungan yang mempengaruhi praktek tradisional yang
berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak
rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja

8
karena saling berlawanan satu dengan yang lain, pandangan agama, status perempuan,
ketidaksetaraan gender, lingkungan tempat tinggal dan cara bersosialisasi, persepsi
masyarakat tentang fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi individu, serta
dukungan atau komitmen politik.
3) Faktor Psikologis
Sebagai contoh rasa rendah diri “(low self esteem)”, tekanan teman sebaya “(peer
pressure)”, tindak kekerasan dirumah/ lingkungan terdekat dan dampak adanya
keretakan orang tua dan remaja, depresi karena ketidak seimbangan hormonal, rasa
tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasan secara materi.
4) Faktor Biologis
Faktor biologis mencakup ketidak sempurnaaan organ reproduksi atau cacat sejak
lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, keadaan gizi
buruk kronis, anemia, radang panggul atau adanya keganasan pada alat reproduksi.
Dari semua faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi diatas dapat
memberikan dampak buruk terhadap kesehatan perempuan, oleh karena itu perlu
adanya penanganan yang baik, dengan harapan semua perempuan mendapatkan hak-
hak reproduksinya dan menjadikan kehidupan reproduksi menjadi lebih berkualitas.
4. Perubahan Fisik Yang Mulai Menandai Kematangan Reproduksi Wanita
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhanorgan-
organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu
melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan
munculnya tanda-tanda sebagai berikut.
1) Perubahan Seks Primer
Perubahan seks primer ditandai dengan mulai berfungsinya alat-alat reproduksiyaitu
ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki.
2) Perubahan Seks Sekunder
Pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara
membesar, tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan atau pubis. Pada remaja
laki-laki yaitu terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis danbuah zakar
bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot,

9
tumbuhnya kumis, cabang dan rambut disekitar kemaluan danketiak (Kemenkes RI,
2010).
5. Masalah Kesehatan Reproduksi
Beberapa masalah dapat terjadi pada setiap tahapan siklus kehidupan perempuan,
dibawah ini diuraikan masalah yang mungkin terjadi mada setiap siklus kehidupan.
1) Masalah Reproduksi
Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan kematian perempuan yang berkaitan
denga kehamilan. Termasuk didalamnya juga maslah gizi dan anemia dikalangan
perempuan, penyebab serta komplikasi dari kehamilan, masalah kemandulan dan
ketidak suburan. Peranan atau kendali sosial budaya terhadap masalah reproduksi.
Maksudnya bagaimana pandangan masyarakat terhadap kesuburan dan kemandulan,
nilai anak dan keluarga, sikap masyarakat terhadap perempuan hamil. Intervensi
pemerintah dan negara terhadap masalah reproduksi. Misalnya program KB, undang-
undang yang berkaitan dengan masalah genetik, dan lain sebagainya. Tersedianya
pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, serta terjangkaunya secara
ekonomi oleh kelompok perempuan dan anak-anak. Kesehatan bayi dan anak-anak
terutama bayi dibawah umur lima tahun. Dampak pembangunan ekonomi,
industrialisasi dan perubahan lingkungan terhadap kesehatan reproduksi.
2) Masalah Gender dan Seksualitas
Pengaturan negara terhadap masalah seksualitas. Maksudnya adalah peraturan dan
kebijakan negara mengenai pornografi, pelacuran dan pendidikan seksualitas.
Pengendalian sosio-budaya terhadap masalah seksualitas, bagaimana norma-norma
sosial yang berlaku tentang perilaku seks, homoseks, poligami, dan perceraian.
Seksualitas dikalangan remaja. Status dan peran perempuan. Perlindungan terhadap
perempuan pekerja.
3) Masalah Kekerasan dan Perkosaan Terhadap Perempuan
Kencenderungan penggunaan kekerasan secara sengaja kepada perempuan,
perkosaan, serta dampaknya terhadap korban Norma sosial mengenai kekerasan
dalam rumah tangga, serta mengenai berbagai tindak kekerasan terhadap perempuan.
Sikap masyarakat mengenai kekerasan perkosaan terhadap pelacur. Berbagai langkah
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

10
4) Masalah Penyakit yang Ditularkan Melalui Hubungan Seksual
Masalah penyakit menular seksual yang lama, seperti sifilis, dan gonorrhea. Masalah
penyakit menular seksual yang relatif baru seperti chlamydia, dan herpes. Masalah
HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acguired immunodeficiency
Syndrome). Dampak sosial dan ekonomi dari penyakit menular seksual. Kebijakan
dan progarm pemerintah dalam mengatasi maslah tersebut (termasuk penyediaan
pelayanan kesehatan bagi pelacur/Penjaja Seks Komersial). Sikap masyarakat
terhadap penyakit menular seksual.
5) Masalah Pelacuran
Demografi pekerja seksual komersial atau pelacuran. Faktor-faktor yang mendorong
pelacuran dan sikap masyarakat terhadap pelacuran. Dampaknya terhadap kesehatan
reproduksi, baik bagi pelacur itu sendiri maupun bagi konsumennya dan keluarganya.
6) Masalah Sekitar Teknologi
Teknologi reproduksi dengan bantuan (inseminasi buatan dan bayi tabung). Pemilihan
bayi berdasarkan jenis kelamin (gender fetal screening). Penapisan genetik (genetic
screening). Keterjangkauan dan kesamaan kesempatan. Etika dan hukum yang
berkaitan dengan masalah teknologi reproduksi ini.
6. Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Wanita
Organ Reproduksi, adalah bagian tubuh yang sangat pentingdalam proses
reproduksi sehingga perlu dirawat dan dijaga kebersihannya.
Beberapa Tips Merawat Kebersihan Organ Reproduksi:
1) Setiap kali buang air, siramlah (basuh) alat kelamin dengan air yang bersih. Khusus
bagi perempuan setelah buang air besar, bersihkan alat kelamin dari depan ke
belakang menuju lubangpembuangan dan bukan sebaliknya.
2) Jangan sering menggunakan antiseptik untuk mencuci alat kelamin, khususnya vagina
karena akan mematikan mikroorganisma yang secara alamiah dapat melindungi
vagina.
3) Mengganti pembalut wanita setiap 4 jam sekali selama haid.
4) Jangan memakai celana dalam yang terlalu ketat.
5) Bagi laki-laki, untuk menjaga kebersihan penis, kulit yang menutupi kepala ujung
penis sebaiknya disunat.

11
D. ERA DIGITAL
1. Definisi Era Digital
Istilah era digital adalah suatu kondisi aktivitas masyarakat dalam kehidupan yang
telah dipermudahkan dengan adanya teknologi. Perkembangan era digital adalah suatu
perkembangan yang terjadi pada masyarakat di kehidupan baru (new planet) dengan
adanya jaringan internet, perangkat digital, aplikasi atau platform digital, media sosial,
sehingga memudahkan segala aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh paling dekat dan pastinya semua orang tahu adalah
bagaimana internet telah mengubah banyak hal. Tidak hanya bagaimana cara kita
dalam berkomunikasi dan berinteraksi, namun juga berhasil memperngaruhi landcape
bisnis yang ada di Indonesia, bahkan juga dunia.
Peralihan masa teknologi mekanik dan elektro analog ke digital yang disambut
dengan sangat baik oleh masyarakat, serta perkembangan teknologi yang sangat pesat
membuat berbagai kemudahan bisa kita rasakan, bahkan tanpa ada batasan lagi. Yang
dulunya bersifat lokal, gini sudah beralih ke cakupan yang lebih luas, bahkan global.
2. Dampak positif Dan Dampak Negatif Era Digital
a) Dampak Positif Era Digital
Memudahkan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan secara
cepat
 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui
pengembangan dan pemanfaatan digitalisasi
 Adanya media massa yang berbasis digital
 Menciptakan inovasi dalam berbagai bidang yang berorientasi pada
digitalisasi
b) Dampak Negatif Era Digital
 Adanya pelanggaran hak cipta atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
 Rendahnya ketersediaan lapangan pekerjaan karena sumber daya
manusia (SDM) telah digantikan oleh teknologi digital
 Munculnya informasi digital yang tidak sesuai dengan fakta (hoax)
 Adanya budaya malas gerak (mager) karena pengaruh penggunaan
teknologi digital
 Adanya penipuan digital yang mengatasnamakan orang lain

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan
Gambaran Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Wanita Remaja Pada Era Digital. Jenis
penelitian yang akan diguanakn adalah Deskriptif Analitik dengan Metode penelitian
Kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan Survey dengan Instrumen pokok
penelitian yaitu Kuisioner. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
(memaparkan) peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan
secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Fenomena
disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis
bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi oleh karena itu penelitian jenis ini tidak
memerlukan adanya suatu hipotesis (Nursalam, 2016). Dengan menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif.
Sasaran peneilitan akan diberikan angket (kuisioner) untuk memperoleh informasi dari
responden tentang tingkat pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, dan utnuk mengetahui
apakah era digital mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi
atau tidak.
B. TEMPAT DAN WAKTU
Pengumpulan data sebagai bahan penelitian akan dilakukan dengan survey melalui google
form yang dibuat di Sukabumi (kediaman saya sendiri). Survey dilaksanakan pada tanggal 14
Januari 2022. Pengumpulan data berlangsung selama 24 jam.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik
kesimpulannya (sintesis). Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan (Masturoh & Anggita T, 2018).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Remaja wanita yang berada di kontak
telepon saya, yaitu sebanyak 25 orang.

13
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan. Sampel penelitian adalah sebagian dari
keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Masturoh & Anggita
T, 2018). Sampel penelitian yang diteliti adalah remaja yang memenuhi kriteria inklusi.
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian yang terjangkau yang
akan diteliti. Yang termasuk kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a) Remaja yang berada di wilayah perumahan dalung permai desa dalung
b) Remaja dengan usia 15-19 tahun
c) Bersedia menjadi responden penelitian

Berdasarkan kriteria inklusi, jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah
sebanyak 14 orang.

D. JENIS DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1. Jenis Data
Dari sumber data yang didapatkan, Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder merupakan
sumber tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen. Jenis data dalam penelitian ini dikumpulkan meliputi data primer.
a. Data primer yang meliputi:
1) Karakteristik Sampel (nama dan usia)
2) Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja pada era digital
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan memberikan kuisioner
melalui google form kepada responden. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner
tertutup atau closedended dengan variasi dichotomous choice. Untuk pertanyaan terdiri
dari 10 pertanyaan.

14
Kuisioner penelitian variabel pengetahuan menggunakan alternatif jawaban “benar” dan
“salah”, piihan ganda dan skala linier dimana skala 1 untuk pernyataan negatif dan 5 untuk
pernyatan sangat positif.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengumpulan data yaitu:
a. Tahap Persiapan
1) Peneliti mempersiapkan materi yang mendukung penelitian
2) Mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian, yaitu berupa Kuesioner di
google form.
b. Tahap pelaksanaan
1) Remaja yang dijadikan sampel penelitian diberikan penjelasan tentang maksud dan
tujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
2) Remaja yang telah diberikan penjelasan selanjutnya dimintai persetujuan untuk
menjadi Responden
3) selanjutnya meminta responden untuk mengisi kuesioner dengan mengirimkan link
google form melalui whatsapp
4) Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas partisipasinya dalam
penelitian.
5) Selanjutnya dilakukan pengolahan data

15
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pada bab ini penulis akan menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai
Gambaran Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Wanita Remaja Pada Era Digital dan dijadikan
sampel sebanyak 14 responden. Analisis data dilakukan berdasarkan hasil data pada google form.
Maka untuk lebih jelas disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

Distribusi Frekuensi Tingkat Kesadaran Kesehatan Reproduksi


No Tingkat Kesadaran N %
1 Sangat Baik 13 92,86%
2 Baik 1 7,14%
Jumlah 14 100%

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan responden yang memiliki tingkat kesadaran


berkategorikan sangat baik sebanyak 13 responden (92,86 %), dan yang memiliki tingkat kesadara
berkategorikan baik 1 responden (7,14%).

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi


No Tingkat Kesadaran N %
1 Baik 8 57,14%
2 Cukup 6 42,86%
Jumlah 14 100%

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan


berkategorikan baik sebanyak 8 responden (57,14 %), dan yang memiliki tingkat pengetahuan
berkategorikan cukup 6 responden (42,86%).

16
Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Sumber Informasi N %
Buku 1 7,1 %
Internet 8 57,1%
Orang Sekitar 5 35,7%
Jumlah 14 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas mendapatkan informasi


Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Internet yaitu sebanyak 8 responden (57,1%), sedangkan dari
orang sekitar sebanyak 5 responden (35,7%) dan dari buku sebanyak 1 responden (7,1%).

Distribusi Frekuensi Seberapa Membantu Internet dalam


Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
No Skala N %
1 3 2 13,3%
2 4 5 33,33%
3 5 8 55,3%
Jumlah 14 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa internet sangat membantu dalam
pengetahuan kesehatan terbukti yang memilih skala 5 yang artinya sangat membantu
sebanyak 8 responden (55,3%), dan skala 4 sebanyak 5 responden (33,33) serta skala 3
sebanyak 2 responden (13,3%).

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian Gambaran Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Wanita Remaja Pada Era Digital, dari jumlah populasi yang ada, peneliti memilih 14
sampel.

Berdasarkan Hasil penelitian ini meliputi:

17
1. Tingkat kesadaran
Berdasarkan hasil penelitian dari 14 orang didapatkan responden yang memiliki
tingkat kesadaran berkategorikan sangat baik sebanyak 13 responden (92,86% , dan yang
memiliki tingkat kesadara berkategorikan baik 1 responden (7,14%). Artinya tingkat
kesadaran terkait kesehatan reproduksi sudah cukup tinggi.
2. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian dari 14 orang didapatkan responden yang memiliki


tingkat pengetahuan berkategorikan baik sebanyak 8 responden (57,14%), dan yang
memiliki tingkat kesadaran berkategorikan cukup 6 responden (42,86%). Artinya tingkat
pengetahuan terkait kesehatan reproduksi sudah cukup baik.

3. Sumber Informasi

Berdasarkan hasil penelitian dari 14 orang didapatkan bahwa mayoritas


mendapatkan informasi Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Internet yaitu sebanyak 8
responden (57,1%), sedangkan dari orang sekitar sebanyak 5 responden (35,7%) dan dari
buku sebanyak 1 responden (7,1%). Artinya internet sangat berperan dalam sumber
informasi kesehatan reproduksi.

18
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengambil kesimpulan:
1. Diketahuinya sebanyak 8 responden (57,14%) memiliki pengetahuan kesehatan
reproduksi baik, dan yang memiliki 6 responden (42,86%) memiliki
pengetahuan cukup.
2. Diketahui bahwa mayoritas responden mengetahui Informasi kesehatan
reproduksi dari internet dan internet sangat membantu dalam pengetahuan
kesehatan reproduksi.

Maka dapat disimpulkan bahwa Gambaran Pengetahuan Kesehatan Reproduksi


Wanita Remaja Pada Era Digital sudah cukup baik dan peran internet sangat
penting dalam hal ini.

B. SARAN
1. Penelitian selanjutnya
a. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian ini
karena memiliki kekurangan dalam proses pengambian data, informasi yang
diberikan responden melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat
responden yang sebenarnya karena dilakukan secara online, peneliti tidak bisa
melihat langsung pendapat responden.
b. Mereplikasikan penelitian ini diruang lingkup yang berbeda, sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih komprehensif terkait pengetahuan kesehatan
reproduksi remaja wanita
c. Melakukan penelitian menggunakan instrument yang lebih spesifik dan lengkap
untuk memperoleh hasil yang lebih optimal.

19

Anda mungkin juga menyukai