DI SUSUN OLEH
KELAS: IX-A
KELOMPOK: 3
ANGGOTA:
1. Muhamad Aryasatya K
2. Dzulfa Rachmawati
3. Keysya Tiana Putri
4. Rengganis Wifa Anjani
5. Dafi Rahman Hakim
Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
walaupun kami akui masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini karenailmu yang
kami miliki masih sangat kurang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperanserta dalam
penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir hingga menjadi sebuah makalah.kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk pembuatan makalah berikutnya,
terimakasih.
Penyusun
II
Daftar Isi
Judul.......................................................................................................................i
Kata pengantar.....................................................................................................ii
Daftar isi..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
a. latar belakang......................................................................................................1
b. rumusan masalah................................................................................................3
c. tujuan masalah.....................................................................................................3
d. Manfaat...............................................................................................................3
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................4
A. Metode penelitian..............................................................................................4
1. Objek penelitian..................................................................................................5
2. Waktu penelitian.................................................................................................5
3. Tempat penelitian...............................................................................................5
B. Hasil Penelitian..................................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................9
1. Kesimpulan.........................................................................................................9
2. saran.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................1O
LAMPIRAN................................................................................................................11
II
I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi remaja harus sangat diperhatikan, karena pada masa remaja
mengalami perkembangan fisik serta organ reproduksi yang sudah berfungsi dengan baik
sehingga remaja harus lebih memperhatikan untuk kebersihan diri (personal hygiene).
Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan penduduk secara kasar adalah
keluhan kesehatan. Remaja perempuan yang mengalami keluhan kesehatan proporsinya
lebih tinggi yaitu sebesar 20,84% dibandingkan dengan laki-laki.1 Angka insiden
penyakit infeksi pada saluran reproduksi pada remaja (10-18 tahun) sebanyak 35%
sampai 42%.
Prevalensi remaja putri berusia 10-19 tahun di dunia sekitar 18% yaitu dari jumlah
1,2 miliar penduduk (Menurut WHO 2017), Data Badan Pusat Statistik 2018,
melaporkan jumlah remaja usia 15-19 tahun di indonesia sekitar 41 juta jumlah
penduduk. Komposisi penduduk Provinsi Sumatra Barat menurut kelompok umur,
menunjukkan bahwa penduduk yang berusia
Berdasarkan hasil survei BKKBN Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa 83%
remaja tidak tahu tentang konsep kesehatan reproduksi yang benar, 61,8% tidak tahu
persoalan di sekitar masa subur dan masalah haid, 40,6% tidak tahu risiko kehamilan
remaja, dan 42,4% tidak tahu tentang risiko PMS. Perilaku hygienesangat penting
dilakukan karena jika tidak diterapkan dengan baik maka akan berdampak negatif
terhadap kesehatan reproduksi. Berdasarkan data WHO tahun 2010, angka prevalensi
candidiasis(25-50%), bacterial vaginosis(20-40%) dan trichomoniasis(5-15%)
Menurut WHO, Angka insiden penyakit infeksi saluran reproduksi pada remaja
(10-18 tahun) yaitu 35% sampai 42%.6 Menurut penelitian Ariyani (2009) menyatakan
bahwasannya menstruasi pada siswi SMP di Ibukota Jakarta menekankan bahwa remaja
putri mempunyai perilaku baik dalam perawatan hygiene genetalia ketika mendapati
dirinya menstruasi hanya 17,4% sedangkan 82,6% memiliki perilaku yang kurang dalam
menjaga kebersihan alat genetalia ketika menstruasi. Kurangnya menjaga personal
hygiene saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai penyakit terkait saluran reproduksi
1
salah satu penyakit dampak jangka panjang adalah kanker Rahim.
Personal hygiene menjadi penting karena dapat meminimalkan pintu masuk (portal
of entry) mikroorganisme yang akhirnya dapat mencegah seseorang terkena penyakit
(Saryono, 2010). Perilaku hygiene kewanitaan jika tidak diterapkan dengan baik maka
akan berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi. Salah satu dampak kurangnya
menjaga personal hygiene adalah terjadinya keputihan, Infeksi Salurah Kemih (ISK), dan
kemungkinan terjadi kanker leher rahim. Menurut WHO (World Health Organi-zation)
tahun 2016 memperkirakan 15 dari 20 remaja putri pernah mengalami keputihan setiap
tahunnya. Infeksi tersebut disebabkan karena kurangnya kebersihan diri, terutama vulva
hygiene saat mentruasi.
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah:
D. Manfaat
Dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman dalam
menghadapi gangguan sistem reproduksi. pengkajian data objektif pada
gangguan reproduksi dan pengkajian data subjeyektif pada gangguan reproduksi.
3
BAB II
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian, metode observasi akan digambarkan sebagai metode yang
dipergunakan dalam mengamati dan mendeskripsikan tingkah laku subjek. Observasi
ini adalah cara mengumpulkan informasi dan data yang relevan dengan mengamati.
Sehingga dalam hal ini observasi disebut sebagai studi partisipatif karena peneliti
harus menjalin hubungan dengan responden. Hanya dengan begitu peneliti dapat
menggunakan metode observasi untuk mencatat data yang dibutuhkan.
Dalam laporan ini, observasi yang digunakan adalah observasi terkontrol
dilakukan di ruang tertutup. Peneliti yang memiliki kewenangan untuk menentukan
tempat, waktu, dimana dan kapan observasi akan dilakukan. Peneliti juga
memutuskan siapa partisipannya dan dalam keadaan apa peneliti akan menggunakan
proses standar. Partisipan dipilih untuk kelompok variabel penelitian secara acak.
Peneliti mengamati serta mencatat data perilaku yang rinci, deskriptif dan
membaginya ke dalam kategori yang berbeda. Kadang-kadang peneliti mengkodekan
tindakan sesuai skala yang disepakati dengan menggunakan daftar perilaku.
Pengkodean dapat mencakup huruf, angka atau rentang untuk mengukur intensitas
perilaku dan menggambarkan karakteristiknya. Data yang terkumpul seringkali
diubah menjadi statistik. Dalam metode observasi terkontrol, partisipan
diinformasikan oleh peneliti tentang tujuan penelitian. Peneliti menghindari kontak
langsung selama metode observasi dan umumnya menggunakan cermin dua arah
untuk mengamati dan mencatat detail.
Metode yang dilakukan adalah observasi. Peneliti melakukan pengumpulan data
yang dilakukaan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran.
4
1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah Bidan N. Eti Mulyati, AM.Keb, yang sebelumnya sudah
memiliki data pasien terkait gangguan dan penyakit system reproduksi serta sudah
berpengalaman dalam hal penanganan pada kejadian gangguan dan penyakit system
reproduksi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Hari Jumat tanggal 28 Oktober 2022
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Singaparna, Singasari, Kec. Singaparna,
Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 46412
B. Hasil Penelitian
Laporan observasi ini dilakukan melalui metode wawancara dimana hasil wawancara
tersebut adalah sebagai berikut:
1. apakah ibu pernah manangani pasien yang mempunyai penyakit pada alat reproduksi?
Jawaban: Pernah,
2. berapa pasien dengan penyakit pada alat reproduksi yang pernah ibu tangani?
Jawaban : kira-kira kalau di persentasekan saya tidak bisa mengatakan berapa persen
yah, malahan saya barusan menangani pasien yang diduga mengalami CA SERVIKS,
kemudian tahun ini juga ada 3 kasus HIV/AIDS kemudian penyakit-penyakit alat
reproduksi lainnya juga ada. HIV sudah 3, tahun ini CA SERVIKS mungkin satu,
kemudian tumor tumor lainnya ada 3, ada kanker payudara juga satu.
5
3. penyakit kelainan apa saja yang pernah ibu tangani?
Jawaban :
Ca Serviks ( Kanker Mulut Rahim )
Sifilis
Gonore
HIV/AIDS
Miom
Kista
4. bagaimana Ibu bisa mendiagnosis bahwa pasien tersebut mengidap penyakit atau
kelainan pada alat reproduksi?
Jawaban : Jadi sebenernya diagnosa itu ditegakan dari beberapa jenis pemeriksaan,
anamnesa
pemeriksaan fisik
dari hasil lab
pernyataan dari dokter ahli berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan seperti
USG.
Jadi proses nya itu tidak bisa langsung di diagnosa seperti itu saja. Tetapi, beberapa
proses harus di lalui baru bisa menegakan diagnosa.
5. tindakan apa saja yang ibu lakukan pada pasien yang mengidap kelainan pada alat
reproduksi?
Jawaban : yang pertama wawancara anamnesa bila perlu seperti hal nya diduga CA
Serviks kita langsung melakukan pemeriksaan dalam atau pemeriksaan inspekulo
dengan memasukan spekulum kedalam vagina atau bisa melalui pemeriksaan lab,
diambil darah nya lalu diperiksa melalui aplikasi.
6
7. bagaimana cara mencegah agar tidak terpapar penyakit pada alat reproduksi?
Jawaban :
harus menjaga kebersihan diri ( untuk penyakit yan disebabkan virus/bakteri)
jangan melakukan seks bebas karna penyakit pada alat kelamin tersebut
disebabkan oleh hubungan seksual
edukasi HIV/AIDS yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV/AIDS di
masyarakat.
pemeriksaan secara berkala atau pola hidup bersih dan sehat, tidak merokok,
tidak menggunakan atau mengkonsumsi zat-zat penyedap rasa dan pengawet.
(untuk penyakit seperti miom, kista yang penyebabnya itu bukan ditularkan
melalui hubungan seksul)
8. Gejala apa saja yang sering ibu temui pada pasien yang pengidap penyakit pada alat
reproduksi?
Jawaban:
Perempuan:
Keputihan yang abnormal
Laki-laki:
Kencing nanah
9. Bagaimana reaksi pasien setelah di diagnosis bahwa pasien tersebut mengidap penyakit
atau kelainan pada alat reproduksinya?
Jawaban: Reaksi pasien beragam, tentu yang pertama mereka itu terkejut/kaget. Oleh
karena itu pemeriksaan dini itu diperlukan jadi jangan sampai penyakit sudah berat baru
diperiksa karena semua penyakit itu Ketika penyakit ditemukan diawal pasti akan lebih
mudah penanganannya.
7
10. Bagaimana perasaan ibu saat mendiagnosis dan menangani pasien dengan penyakit
pada alat reproduksi?
Jawaban: Jadi, ada etika-etika tertentu yang diperlukan pada saat membuka status
seseorang. Contoh, pada saat membuka diagnosis bahwa seorang pasien HIV positif.
Misalnya, pada ruangan nya di atur sedemikian rupa supaya pasien merasa nyaman.
Kemudian pada saat akan membuka statusnya kita harus bertanya kesediaan pasiennya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi remaja harus sangat diperhatikan, karena pada masa remaja
mengalami perkembangan fisik serta organ reproduksi yang sudah berfungsi dengan
baik, sehingga remaja harus lebih memperhatikan untuk kebersihan diri (personal
hygiene). Personal hygiene menjadi penting karena dapat meminimalkan pintu masuk
(portal of entry) mikroorganisme yang akhirnya dapat mencegah seseorang terkena
penyakit.
Perilaku hygiene kewanitaan jika tidak diterapkan dengan baik maka akan
berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi. Salah satu dampak kurangnya menjaga
personal hygiene adalah terjadinya keputihan, Infeksi Salurah Kemih (ISK), dan
kemungkinan terjadi kanker leher rahim. Menurut WHO (World Health Organi-zation)
tahun 2016 memperkirakan 15 dari 20 remaja putri pernah mengalami keputihan setiap
tahunnya. Infeksi tersebut disebabkan karena kurangnya kebersihan diri, terutama vulva
hygiene saat mentruasi.
B. Saran
langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mencegah penularan HIV/AIDS
Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan.
Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik.
Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya,
dapat membantu mencegah penularan HIV di masyarakat
9
DAFTAR PUSTAKA
1
0
LAMPIRAN
1
1
1
2