Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENULISAN ILMIAH

“ANALISIS KESEHATAN REPRODUKSI SEKSUAL PADA REMAJA”

DI SUSUN OLEH:

Agus Fedrik Y.

(2213201031)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA

2023/2024
Daftar Isi

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................3

A. Latar Belakang........................................................................................3

B. Rumusan Masalah Penelitian.................................................................3

C. Tujuan Penelitian....................................................................................3

D. Manfaat Penelitian..................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................5

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi Seksual Pada Remaja...................5

B. Faktor-Faktor Kesehatan Reproduksi Seksual Pada Remaja............5

C. Gangguan Kesehatan Reproduksi Seksual Pada Remaja....................6

D. Upaya Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Remaja........................7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................8

A. METODE PENELITIAN................................................................................8

1. Tempat Penelitian......................................................................................8

2. Waktu Penelitian........................................................................................8

BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................................9

Daftar Pustaka..................................................................................................................10
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Remaja merupakan kelompok yang perlu mendapat perhatian serius, karena


remaja itu dianggap sebagai kelompok yang mempunyai risiko secara seksual maupun
kesehatan reproduksi. Dimana mereka juga memiliki rasa keinginan yang besar dan ingin
mencoba sesuatu yang baru (Syamsulhuda dkk, 2010). Masa remaja juga merupakan
masa dimana masa kanak-kanak menuju kedewasaan yang ditandai dengan berbagai
perubahan diantaranya perubahan fisik, psikologis maupun intelektual. Berbagai
perubahan yang terjadi pada remaja tersebut dapat menimbulkan permasalahan yang
mungkin dapat mengganggu perkembangan remaja di masa depan.
Kesehatan reproduksi pada remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Remaja perlu mengetahui
kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi
agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor
yang ada disekitarnya.
Beberapa perilaku remaja menyebabkan banyak timbulnya permasalahan.
Permasalahan tersebut yaitu perilaku seksual pranikah hingga terjadi kehamilan. Oleh
karena itu, para remaja perlu adanya pemahaman yang lebih dalam melihat
permasalahan-permasalahan remaja yang ada.

B. Rumusan Masalah Penelitian

a) Apa pengertian dari analisis kesehatan reproduksi seksual pada remaja?


b) Apa saja yang mempengaruhi analisis kesehatan reproduksi seksual pada remaja?
c) Bagaimana upaya dapat meningkatkan analisis kesehatan reproduksi seksual pada
remaja?

C. Tujuan Penelitian
a) Mengetahui definisi dari analisis kesehatan reproduksi seksual pada remaja.
b) Mengetahui apa yang mempengaruhi analisis kesehatan reproduksi seksual pada
remaja.
c) Mengetahui upaya dapat meningkatkan analisis kesehatan reproduksi seksual pada
remaja.

D. Manfaat Penelitian

1.Manfaat Akademik

Memberikan suatu kontribusi dalam perkembangan komunikasi dan referensi bagi


mahasiswa, dosen dan peneliti dalam bidang yang terkait.
2. Manfaat Praktis
Memberikan sumbangan bagi lembaga yang bergerak di bidang kesehatan reproduksi
pada remaja mengenai perbedaan yang terjadi pada tingkat pengetahuan kesehatan
reproduksi pada remaja.
3. Manfaat untuk Peneliti
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya terkait dengan media dalam pemberian informasi.
Bab 2

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi Seksual Pada Remaja

Kesehatan Reproduksi pada remaja adalah kesehatan secara fisik, mental,


emosional maupun kesejahteraan sosial yang berhubungan dengan sistem dan fungsi.
Proses reproduksi juga bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan.
Hak-hak reproduksi yaitu: hak mendapatkan informasi, pendidikan, pelayanan,
perlindungan dan kebebasan berpikir serta hal lain yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi.

Istilah remaja menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor


25 tahun 2014 remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun 1, sedangkan
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) remaja adalah
individu dengan rentang usia 10-24 tahun dan belum menikah 2. Jumlah remaja
Indonesia berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2018
mencapai 63,82 juta jiwa dari 265 juta penduduk. Berdasarkan angka distribusi
menurut wilayah tempat tinggal, lebih dari separuh remaja Indonesia terkonsentrasi
di pulau Jawa (55,53%) dengan jumlah penduduk provinsi DI Yogyakarta sebanyak
3.762.167 jiwa.

B. Faktor-faktor Kesehatan Reproduksi Seksual Pada Remaja


a. Faktor Umum
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi remaja terjerumus ke dalam per-
gaulan bebas, seperti gagalnya sosialisasi norma-norma dalam keluarga, terutama
keyakinan agama dan moralitas dan se- makin terbukanya peluang pergaulan bebas
setara dengan kuantitas pengetahuan sosial dan kelompok pertemanan.
Kekosongan aktivitas-aktivitas fi sik dan rasio dalam kehidupan sehari-hari akan
terjadinya pe- nyerapan dan penghayatan terhadap struktur pergaulan dan perilaku
seks berisiko relatif tinggi serta rendahnya pengetahuan tentang kesehatan dan
resiko penyakit berbahaya.
b. Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan sumber dari beberapa penelitian terdahulu mencatat terdapat dua
faktor penyebab perilaku seks berisiko di kalangan remaja yakni internal (dari
dalam diri) maupun eksternal (lingkungan).
Pertama adalah faktor internal yang merupakan perubahan secara biologis dan
sosiologis pada remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi, pertama,
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya, dan kedua, tercapai-
nya iden titas peran. Kenakalan remaja ter- jadi karena remaja gagal mencapai
masa integritas kedua (krisis identitas).
Kemudian yang kedua adalah faktor eksternal yang menyebabkan munculnya
perilaku seks berisiko di kalangan remaja. Pertama adalah faktor keluarga.
Keluarga yang merupakan lembaga pertama dan yang paling utama untuk
mensosialisasikan nilai pada anak-anak. Di sinilah anak me- laku kan adaptasi
terhadap lingkungan so- sial nya, mengenali aturan-aturan hidup dan norma-norma
susila tertentu. Yang kedua adalah pergaulan dengan teman sepermainan (peer
group). Remaja akan mencoba menyesuaikan diri dengan berinteraksi dan
bersosialisasi dengan masyarakat dimana peran teman sebaya menjadi penentu atas
perilaku remaja. Apabila bergaul dengan teman sebaya yang baik dan terarah
akhlak dan keperibadiannya, maka akan menjadi orang yang baik akhlak dan
keperibadiannya begitu pula sebaliknya, apabila berteman dengan anak-anak yang
bermasalah, maka akan ikut bermasalah pula. Begitu penting- nya seorang remaja
dalam mencari teman yang sebaya, agara terhindar dengan hal- hal yang
menjadikannya melakukan pe- nyimpangan sosial. Ketiga adalah lingkungan
tempat ting- gal yang kurang baik. Semakin aktif remaja ber interaksi dan
bersosialisasi dengan ma- sya rakat juga akan membawa dampak bagi perilaku
remaja, apabila remaja bergaul dalam lingkungan yang baik, maka akan men jadi
remaja yang terarah, dan ini berlaku untuk kebalikannya. Maka untuk itu, ideal-
nya orang tua membantu memfasilitasi anak-anaknya dalam bergaul.

c. Gangguan Kesehatan Reproduksi Seksual Pada Remaja

Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal
ke- matangan organ reproduksi pada remaja adalah perilaku seks beresiko
hingga masalah kehamilan yang terjadi pada remaja usia sekolah di luar
pernikahan.

d.Upaya Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Seksual Pada Remaja

Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah


kesehatan reproduksi tersebut adalah dengan mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 Tentang Kesehatan
Reproduksi Pada Bab III Bagian Kedua. Peraturan tersebut menyatakan bahwa
pelayanan kesehatan reproduksi remaja melalui pemberian komunikasi,
informasi, dan edukasi dilaksanakan melalui proses pendidikan formal dan non
formal.

Pada pendidikan formal peraturan tersebut dimuat sebagai bagian dari


kurikulum dan dijabarkan pada Kompetensi Dasar (KD) 3.1 yaitu memahami
sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sistem reproduksi serta
penerapan pola hidup yang menunjukkan kesehatan serta, KD 4.1 yaitu
menyajikan hasil penulusuran informasi dari berbagai sumber terkait kesehatan
dan upaya pencegahan gangguan organ reproduksi. Namun, upaya pemerintah
tersebut belum berhasil, karena faktanya berdasarkan beberapa penelitian yang
dihimpun BKKBN dari waktu kewaktu ternyata permasalahan kesehatan
reproduksi yang dihadapi remaja semakin meningkat baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.

Menurut Pakasi (2013: 80), seharusnya permasalahan kesehatan reproduksi


seperti ini tidak terjadi dikalangan remaja, karena pendidikan kesehatan
reproduksi sudah diberikan secara terintegrasi dalam pembelajaran Biologi.
Pendidikan tentang kesehatan reproduksi juga sudah dimuatkan dalam bahan
ajar dan dijabarkan pada KD 4.1 yaitu menyajikan hasil penulusuran informasi
dari berbagai sumber terkait kesehatan dan upaya pencegahan (preventif)
gangguan organ reproduksi. Artinya, bahan ajar sistem reproduksi yang ada saat
ini sesuai dengan tuntutan kurikulum sudah menyajikan upaya preventif
kesehatan reproduksi, harusnya dari upaya preventif yang disajikan dalam bahan
ajar tersebut siswa sudah mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dan tindakan
apa saja yang harus dilakukan agar terhindar dari masalah kesehatan reproduksi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1.Tempat Penelitian

Penelitian karya tulis ilmiah tentang analisis kesehatan reproduksi


seksual pada remaja di Universitas Gama Mahakam Samarinda.

2.Waktu Penelitian

Penelitian karya tulis ilmiah tentang analisis kesehatan reproduksi


seksual pada remaja ini dimulai pada hari Sabtu, 1 Juni 2023 pukul 09.00
WITA.
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan

Pemahaman dan pengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksi dan seksualitas selama
ini terbilang masih rendah dan tidak sedikit pula yang mengabaikannya. Hal ini dapat
berimplikasi pada risiko seksual yang dihadapi oleh remaja. Pemahaman terhadap seksualitas
dan kesehatan reproduksi yang diberikan di lembaga pen- didikan formal maupun informal
cenderung memandang aspek kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja hanya sebatas
pada fenomena biologis semata cenderung mengkonstruksikan seksualitas remaja sebagai hal
yang tabu dan berbahaya dikontrol melalui wacana moral, dan agama. Selain itu, agar lebih
efektif, pemahaman terhadap sek sua litas dan kesehatan reproduksi perlu
dikontekstualisasikan berdasarkan realitas dan kondisi remaja. Diharapkan hal ini dapat
mengkonstruksikan seksualitas remaja secara positif sebagai makhluk seksual (sexual being)
yang memiliki hak kesehatan reproduksi dan agar dapat bertanggungjawab terhadap
kesehatan seksual dan reproduksinya.
Daftar Pustaka

RI KK. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang
Upaya Kesehatan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.

RI KK. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. (RI KK, ed.). Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI; 2014.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan


Reproduksi.

Pakasi, Diana Teresa dan Kartikawati, Reni. 2013. “Pendidikan Seksualitas dan Kesehatan
Reproduksi Bagi Remaja.

Syamsulhuda; Musthofa; Winarti, Puji. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah
Mahasiswa di Pekalongat Tahun 2009-2010. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 1(1): 33-41.

Anda mungkin juga menyukai