Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROBLEMATIKA REMAJA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DAN OBAT-


OBATAN TERLARANG

Disusun oleh :

Kelompok 5

Nama : 1. Dea Amelia (1911080050)

2. Diah Jayanti (1911080287)

3. Erma Liana (1911080306)

4. Wulantika (1911080421)

Kelas/Semester : A/ 6 (VI)

Matkul : Seminar BK Anak & Remaja

Dosen Pengampu : Zara Bulantika, M.Pd

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya berupa kenikmatan, kesehatan, keselamatan kepada penulis dalam menyusun makalah
ini dengan judul “Problematika Remaja Tentang Pendidikan Seks Dan Obat-Obatan
Terlarang”. Dalam menyusun makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bunda
Zara Bulantika, M.Pd selaku dosen mata kuliah Seminar BK Anak & Remaja yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Apabila makalah ini belum
lengkap dan belum sempurna baik isi maupun sistematika penyajian, penulis mohon maaf
dan kepada Allah SWT penulis mohon ampun. Penulis sangat menghargai kritik dan saran
yang bersifat membangun dan penulis sangat menghargai masukan yang diharapkan untuk
kesempurnaan gagasan yang telah dibuat.

Bandar Lampung, 09 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

A. Problematika Remaja Tentang Pendidikan Seks Dan Obat-Obatan Terlarang....... 2


1. Pendidikan seks................................................................................................. 2
2. Obat-obatan terlarang........................................................................................ 4
B. Penelitian Pendukung.............................................................................................. 6
C. Kaitannya Dengan Bimbingan Dan Konseling Anak & Remaja............................. 7

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 8

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu fase dari perkembangan individu. Masa remaja
memiliki ciri yang berbeda dengan masa sebelum atau sesudahnya, sehingga masa
remaja menjadi menarik untuk dibicarakan. Usia masa remaja dimulai pada usia 11
tahun sampai dengan 18 tahun. Di Indonesia masalah “kenakalan remaja” dirasa telah
mencapai tingkat meresahkan masyarakat. Kondisi ini memberi dorongan kuat kepada
pihak-pihak yang bertanggung-jawab mengenai masalah tersebut. Masalah pada
remaja yang lebih serius bisa menyangkut kesehatan seksual mereka. Perkembangan
karakteristik seksual sekunder pada masa remaja memunculkan perasaan baru yang
mendorong mereka untuk bereksperimen dengan tubuhnya. Tidak sampai disitu,
problematika yang sering terjadi juga salah satunya penggunaan obat-obatan
terlarang/zat berbahaya. Penyalahgunaan zat juga termasuk masalah pada remaja yang
berbahaya dan memerlukan perhatian khusus bagi orang tua. Lingkungan sosial yang
semakin luas, bisa mendorong anak masuk pada pergaulan yang salah.
Penyalahgunaan zat adalah salah satu masalah terbesar yang harus dihadapi orang tua
dari remaja di seluruh dunia. Adanya permasalahan remaja tersebut menjadikan
bimbingan konseling salah satu tempat untuk membantu memecahkan permasalahan
yang ada pada anak dan remaja. Sehingga bimbingan konseling dengan anak dan
remaja saling berkaitan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana problematika remaja tentang pendidikan seks dan obat terlarang ?
2. Adakah penelitian yang mendukung tentang problematika remaja ini ?
3. Apa kaitannya antara problematika remaja tentang Pendidikan seks dan obat
terlarang dengan bimbingan konseling Anak dan remaja ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui problematikan remaja tentang Pendidikan seks dan obat-obatan
terlarang.
2. Memperkuat tentang problematika remaja yang terjadi dengan penelitian yang
relevan.
3. Memahami hubungan antara problematika remaja tentang pendidikan seks
danobat terlarang dengan bimbingan konseling anak dan remaja

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Problematika Remaja Tentang Pendidikan Seks Dan Obat-Obatan Terlarang


1. Pendidikan seks
Pendidikan Seks adalah suatu pengetahuan mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan jenis kelamin. Ini mencakup mulai dari pertumbuhan jenis
kelamin, bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi, bagaimana perkembangan
alat kelamin itu pada wanita dan pada laki-laki, menstruasi, mimpi basah, dan
sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena adanya perubahan pada hormon-
hormon. Pendidikan mengenai seksualitas bukan semata-mata memberikan informasi
yang akurat dan tepat pada waktunya. Namun juga harus membentuk nilai-nilai dan
sikap remaja, membentuk pandangan mereka tentang dunia, mempraktekkan apa yang
diajarkan (menjadi teladan), memberikan kepada anak-anak kekuatan emosi yang akan
mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang saleh, dan menanamkan dalam diri
mereka ketrampilan untuk melaksanakan keputusan-keputusan yang baik yang telah
mereka buat.1
Para remaja tentu sangat membutuhkan informasi dan pengajaran yang benar
tentang seks dan seksualitas. Pengajaran yang salah pasti akan mengakibatkan
pemahaman mereka tentang seks dan seksualitas yang keliru. Akibatnya, tidak sedikit
para remaja memahami dorongan seksual mereka secara negatif. Oleh karena itu,
penyusunan suatu materi pendidikan seks yang akan diberikan kepada remaja sangat
signifikan, berikut ini penulis memaparkan suatu kerangka materi pendidikan seks
remaja yang dibagi dalam beberapa bagian yaitu dimensi biologis, dimensi psikologis,
dimensi sosial, dan dimensi spiritual.
a) Dimensi biologis
Dalam dimensi ini, remaja perlu dibimbing bagaiman merasakan dan
memahami diri sendiri, dan bagaimana mereka memahami orang lain. Rasa yakin
dan aman tentang “kebaikan” tubuhnya dapat memperlancar pengungkapan
seksualitas yang sehat. Dalam dimensi bilogis ini, hal-hal yang penting untuk
disampaikan kepada para remaja antara lain:

1
Stefanus M Marbun and Kalis Stevanus, ‘Pendidikan Seks Pada Remaja’, 2.2 (2019), 325–43
<https://doi.org/10.34081/fidei.v2i2.76>.

v
- Pengetahuan anatomi dan fisiologi manusia, serta perubahan-perubahannya
yang terjadi pada masa puber.
- Pengetahuan tentang organ reproduksi, kehamilan, dan kelahiran.
- Cara merawat kebersihan dan kesehatan organ seks, dan penyakit-penyakit
menular seksual.
- Pengaruh obat-obatan, narkotika, dan alkohol terhadap seksualitas.
- Alat-alat kontrasepsi dan pengaturan kesuburan, kehamilan, aborsi dan
resikonya.
- Masalah-masalah fisiologi yang timbul akibat seks bebas.

b) Dimensi psikologis
Prinsip yang ditanamkan dalam dimensi psikologis adalah bahwa seksualitas
bukan merupakan hal yang terpenting dalam hidup. Anak-anak harus berjuang
untuk menempatkan seksualitas dalam perspektif yang benar. Maka, di dalam
dimensi psikologis ini, hal-hal yang penting untuk disampaikan kepada para remaja
antara lain:
- Kepribadian dan seksualitas.
- Seksualitan yang berkaitan dengan identitas dan peran jenis masing-masing.
- Perasaan terhadap seksualitas dan bagaimana menjalankan fungsinya sebagai
mahluk sosial.
- Faktor-faktor penyebab timbulnya seks di luar nikah.
- Masalah-masalah psikologi yang ditimbulkan oleh seks di luar nikah.

c) Dimensi sosial
Sosialisasi yang bersifat gender sering bersifat membatasi. Faktor-faktor sosial
yang ada dalam masyarakat saat ini juga menciptakan pemisahan jiwa laki-laki dan
jiwa wanita. Karena alasan-alasan ini, pemberian pengetahuan peran gender
seyogianya merupakan bagian utama pendidikan seksual. Dalam dimensi sosial ini,
hal-hal yang penting untuk disampaikan kepada para remaja antara lain:
- Seksualitas dan relasi antar manusia.
- Pengaruh lingkungan dalam pembentukan pandangan mengenai seksualitas.
- Perilaku seks merupakan pilihan.
- Etika pergaulan remaja.
- Berkencan, bercinta, dan perkawinan.

vi
- Seks dan hukum negara.
- Masalah-masalah yang banyak dibicarakan, misalnya: perkosaan, masturbasi,
homoseksualitas, disfungsi seksual, dan eksploitasi seksual.
- Masalah-masalah sosial yang timbul akibat seks di luar nikah.

d) Dimensi spiritual
Dimensi spiritual sangat penting dalam pendidikan seks kepada remaja. Dalam
serangkaian eksperimen tentang perkembangan moral anak, Hartshorne dan May
menemukan hal yang paling penting bahwa anak-anak yang menjadi anggota
Sekolah Minggu menunjukkan kejujuran, kerja sama, ketekunan, dan menjauhi
prilaku yang tidak diinginkan. Dalam dimensi spiritual ini, hal-hal yang penting
untuk disampaikan kepada para remaja antara lain: Maksud dan fungsi hukum
Allah mengenai kesusilaan, Seksualitas adalah pemberian Allah, Kebaikan seks.

2. Obat-obatan terlarang
Narkotika/ Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan
berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan.
Menurut Ghoodse (2002), Narkoba adalah zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat
kesehatan, ketika zat tersebut masuk kedalam organ tubuh maka terjadi satu atau lebih
perubahan fungsi didalam tubuh. Lalu dilanjutkan lagi ketergantungan secara fisik dan
psikis pada tubuh, sehingga bila zat tersebut dihentikan pengkonsumsiannya maka akan
terjadi gangguan secara fisik dan psikis.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia
tersebut ialah usia produktif atau usia remaja. Penyalahgunaan narkotika dan obat-
obatan terlarang di kalangan remaja ini kian meningkat, Maraknya penyimpangan
perilaku pelajar tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di
kemudian hari.2 Penyebab terjerumusnya seseorang dalam penyalahgunaan narkoba
menurut Libertus Jehani dan Antoro (2006) disebabkan oleh banyak faktor, baik
internal maupun eksternal.

1) Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari diri seseorang yang terdiri dari:

2
Ismawati Septiningsih, ‘BAHAYA NARKOBA DIKALANGAN PELAJAR DAN UPAYA
PENANGGULANGANNYA’.

vii
a. Kepribadian. Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan mudah
dipengaruhi orang lain maka lebih mudah terjerumus dalam penyalahgunaan
narkoba
b. Keluarga. Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (broken home) maka
seseorang akan mudah merasa putus asa dan frustasi.
c. Ekonomi. Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk bekerja
menjadi pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi cukup mampu, tetapi kurang
perhatian yang cukup dari keluarga atau masuk dalam lingkungan yang salah lebih
mudah terjerumus jadi pengguna narkoba.
2) Faktor Eksternal, yaitu faktor penyebab yang berasal dari luar seseorang yang
mempengaruhi dalam melakukan suatu tindakan, dalam hal ini penyalahgunaan
narkoba. Faktor eksternal itu sendiri antara lain:
a. Pergaulan. Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat terjadinya
penyalahgunaan narkoba, biasanya berawal dari ikut-ikutan teman terutama bagi
remaja yang memiliki mental dan kepribadian cukup lemah.
b. Sosial /Masyarakat. Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan memiliki
organisasi yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba, begitu
sebaliknya apabila lingkungan sosial yang cenderung apatis dan tidak
mempedulikan keadaan lingkungan sekitar dapat menyebabkan maraknya
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.

Berdasarkan efek yang ditimbulkan, penyalahgunaan narkoba dibedakan menjadi 3


(Budianto, 1989), yaitu:

- Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat
pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan
kematian.
- Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta
kesadaran.
- Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
halusinasi.3

3
Penyalahgunaan Narkoba and D I Kalangan, ‘( ADOLESCENT SUBSTANCE ABUSE )’, 4 (2017), 339–45.

viii
B. Penelitian Pendukung

Penelitian yang di lakukan M. YUSUF SAID & NUR AINI BATUBARA ini
dilatarbelakangi oleh semakin maraknya menggunakan obat terlarang (narkoba)
yang terjadi dikalangan remaja awal. Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat
terlarang dikalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya
penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini dikemudian hari, karena pemuda sebagai generasi
yang diharapkan menjadi penerus bangsa,4 semakin hari semakin rapuh digerogoti
zat-zat adiktif penghancuran syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berfikir
jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya tinggal
kenangan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif,
sebab peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana sebenarnya peran guru BK dalam
mengatasi kecanduan obat terlarang (narkoba) siswa SMP Negeri 1 Pantai Labu.
Penelitian yang di lakukan oleh DADAN SUMARA, SAHADI HUMAEDI,
MEILANNY BUDIARTI SANTOSO,5 diperoleh Para ahli pendidikan sependapat
bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut,
seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan dewasa.Cukup banyak faktor yang melatar belakangi
terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

C. Kaitannya Dengan Bimbingan Konseling Anak & Remaja

Bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor
kepada konseli melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya agar konseli mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri.
Tugas konselor di sekolah sangat berbeda dengan guru mata pelajaran yang
bekerjanya dapat dilihat dari jam masuk kelas dan memberi nilai.

4
M Yusuf Said and N U R Aini Batubara, ‘PERAN GURU BK DALAM MENGATASI KECANDUAN OBAT
TERLARANG ( NARKOBA ) PADA SISWA SMP NEGERI 1 PANTAI LABU’, 7.2 (2017), 134–51.
5
Kenakalan Remaja and D A N Penanganannya, ‘Kenakalan Remaja Dan Penanganannya’, 4 (2017).

ix
Sedangkan konselor sekolah tidak dapat dilihat seperti halnya guru mata
pelajaran, karena tugasnya untuk membenahi dan mengembangkan konsep diri dan
kepribadian siswa sangatlah sulit serta penanganannya yang melalui sisi yang
berbeda. Disinilah dirasakan perlunya layanan bimbingan dan konseling disamping
kegiatan belajar mengajar. Selain itu banyak manfaat yang bisa diambil siswa
setelah berkonseling seperti mereka mempunyai perencanaan yang terarah dalam
mengoptimalkan potensi, minat, dan bakat yang mereka miliki.

Di sini peran dari guru BK pun sangat dibutuhkan karena dalam hal ini guru BK
akan melakukan6 berbagai pendekatan baik itu pendekatan secara bertahap ataupun
pendekatan secara langsung, sehingga dengan demikian BK dapat mengetahui apa
yang menjadi permasalahan sehingga sampai terjadi penggunaan obat terlarang
(narkoba) yang dialami peserta didiknya, dan peran guru BK pun akan berusaha
untuk menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi. Sehingga dengan demikian
hubungan antara guru BK dan peserta didik semakin dekat dan bisa mengurangi atau
bahkan mencegah terjadinya penggunaan obat terlarang (narkoba) ini.
Guru BK adalah tenaga kependidikan yang tugas utamanya membimbing, juga
dibekali keterampilan-keterampilan secara akademik melalui layanan bimbingan dan
konseling guna untuk penanganan hal-hal yang berkaitan dengan masalah siswa baik
itu dari segi belajar, emosional, moral, etika, dan faktor lingkngan lainnya.

6
Said and Batubara.

x
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Para remaja tentu sangat membutuhkan informasi dan pengajaran yang benar
tentang seks dan seksualitas. Pengajaran yang salah pasti akan mengakibatkan
pemahaman mereka tentang seks dan seksualitas yang keliru. Akibatnya, tidak sedikit
para remaja memahami dorongan seksual mereka secara negatif. Suatu kerangka
materi pendidikan seks remaja yang dibagi dalam beberapa bagian yaitu (1) Dimensi
biologis, (2) Dimensi psikologis, (3) Dimensi sosial, dan (4) Dimensi spiritual. Di
Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya ialah usia produktif atau usia remaja. Penyalahgunaan
narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan remaja ini kian meningkat. Penyebab
terjerumusnya seseorang dalam penyalahgunaan narkoba menurut Libertus Jehani dan
Antoro (2006) disebabkan oleh banyak faktor, baik internal salahsatu contohnya
Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan mudah dipengaruhi orang lain
maka lebih mudah terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, dan factor eksternal
yaitu contohnya Pergaulan, teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat terjadinya
penyalahgunaan narkoba, biasanya berawal dari ikut-ikutan teman terutama bagi
remaja
Di sini peran dari guru BK pun sangat dibutuhkan karena dalam hal ini guru
BK akan melakukan berbagai pendekatan baik itu pendekatan secara bertahap ataupun
pendekatan secara langsung, sehingga dengan demikian BK dapat mengetahui apa
yang menjadi permasalahan sehingga sampai terjadi penggunaan obat terlarang
(narkoba) yang dialami peserta didiknya, dan peran guru BK pun akan berusaha untuk
menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi. Sehingga dengan demikian hubungan
antara guru BK dan peserta didik semakin dekat dan bisa mengurangi atau bahkan
mencegah terjadinya penggunaan obat terlarang (narkoba) ini.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Marbun, Stefanus M, and Kalis Stevanus, ‘Pendidikan Seks Pada Remaja’, 2.2 (2019), 325–
43 <https://doi.org/10.34081/fidei.v2i2.76>

Narkoba, Penyalahgunaan, and D I Kalangan, ‘( ADOLESCENT SUBSTANCE ABUSE )’, 4


(2017), 339–45

Remaja, Kenakalan, and D A N Penanganannya, ‘Kenakalan Remaja Dan Penanganannya’, 4


(2017)

Said, M Yusuf, and N U R Aini Batubara, ‘PERAN GURU BK DALAM MENGATASI


KECANDUAN OBAT TERLARANG ( NARKOBA ) PADA SISWA SMP NEGERI 1
PANTAI LABU’, 7.2 (2017), 134–51

Septiningsih, Ismawati, ‘BAHAYA NARKOBA DIKALANGAN PELAJAR DAN UPAYA


PENANGGULANGANNYA’

xii

Anda mungkin juga menyukai