Anda di halaman 1dari 19

 

MAKALAH ARTIKEL PENDIDIKAN SEKSUAL

“Pentingnya Pendidikan Seksual di Kalangan Usia Dini Hingga Remaja”

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Ode Sofyan Hardi, M.Pd, M.Si.

DISUSUN OLEH:

Aprilia Debora Salindeho Rombe      1403622048

Aqiilah Zaza Annasaa’i      1403622025

Esa Martianingsih      1403622007

Kaila Syafira Putri      1403622035

Riski Ananda Sultani                     1403622056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


 KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik serta
tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “Pendidikan Seksual” itu sangat berarti untuk anak
bangsa yang dimulai sejak dini. Adapun makalah ini bertujuan memberikan informasi khusus
tentang pentingnya pendidikan seksual pada kalangan usia dini hingga remaja. Hal ini
didasarkan urgensi pendidikan seksual dalam lingkungan masyarakat yang dibutuhkan dalam
menanggapi situasi yang masih tabu. Pada makalah Ini kami akan membahas pentingnya
pendidikan seksual di usia dini hingga remaja dan dijadikan sebagai modul pembelajaran.

         Kami sebagai generasi penerus bangsa menyadari dampak yang ditimbulkan dari
minimnya pengetahuan terkait organ reproduksi akibat tidak adanya pendidikan seksual.
Kurangnya pendidikan seksual tentu memberikan dampak negatif, sebagaimana yang bisa
kita lihat pada penurunan etika dan moral pada anak. Hal ini tentunya membuat kami merasa
perlu untuk membahas topik ini.
         Kami berharap makalah yang kami susun dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami
juga berharap banyak pembaca yang menyadari akan pentingnya pendidikan seksual pada
anak agar tidak terjadinya hal yang tidak diinginkan.
         Kami menyadari bahwa karya yang kami buat belum sempurna sepenuhnya, oleh
karena itu kami sebagai pihak penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk
menyempurnakan karya ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini dapat terselesaikan tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, yakni Bapak Ode Sofyan Hardi,
M.Pd, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Landasan Pendidikan.

 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...…i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….……ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….……1

1.1.  Latar Belakang Masalah……………………………………………………….….…1

1.2.  Rumusan Masalah……………………………………………………………..…..…1

1.3.  Tujuan Penelitian…………………………………………………………………….2

1.4.  Manfaat Penelitian………………………………………………………………...…2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….3

2.1.  Pengertian Pendidikan Seksual………………………………………………………3

2.2.  Pentingnya Pendidikan Seksual di lingkungan Sekolah…………………………….5

2.3.  Dampak Yang Terjadi Jika Pendidikan Seksual Diabaikan…………………………6

2.4.  Cara Menanggulangi Kejahatan Seksual…………………………………………….7

2.5.  Tujuan Mempelajari Pendidikan Seksual……………………………………………9

2.6.  Cara Mengenalkan Pendidikan Seksual Pada Usia Dini……………………………10.

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..14

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….14

3.2 Saran…………………………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..15

 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah

        Seksualitas masih dianggap tabu di kalangan masyarakat dan menjadi bahan
pembicaraan oleh anak-anak. Sebagian masyarakat modern beranggapan bahwa
pendidikan seksual masih belum pantas diberikan kepada anak-anak. Pentingnya
pendidikan seks diberikan sejak dini membawa pengaruh yang besar dalam
kehidupan anak ketika anak-anak memasuki masa transisi ke remaja. Apalagi anak-
anak di masa digital ini memiliki keingintahuan besar tentang seksualitas.

        Maraknya kekerasan seksual pada anak terjadi akibat tidak adanya pendidikan
seksual di usia dini yang diberikan oleh orang-orang terdekat, terutama keluarga.
Sebagai orangtua, merupakan sebuah kewajiban untuk memberikan pendidikan
seksual kepada anak. Sebab sekolah hanyalah sarana pelengkap yang tidak
mengajarkan terkiat pendidikan seks, sehingga terkadang terabaikan.

1.2.  Rumusan Masalah

        Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:

1. Bagaimana urgensi pendidikan seksual di lingkungan masyarakat?

2. Mengapa pendidikan seksual perlu diajarkan di lingkungan sekolah?

3. Apa dampaknya bila pendidikan seksual tidak diedukasi dengan benar?

4. Apa solusi dari minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pendidikan


seksual?

5. Mengapa pendidikan seksualitas sangat penting bagi masyarakat?

6. Bagaimana cara mengenalkan pendidikan seksual kepada anak?

 
1.3.  Tujuan Penelitian

1.            Pengertian Pendidikan Seksual

2.            Pentingnya Pendidikan Seksual di Lingkungan Sekolah

3.            Dampak Yang Terjadi jika Dibiarkan

4.            Cara Menanggulangi

5.            Tujuan Mempelajari Pendidikan Seksual

6.            Cara Mengenalkan Pendidikan Seksual kepada anak sejak usia dini.

1.4.  Manfaat Penelitian

·   Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan


tambahan atau masukan pengetahuan dan informasi.

·   Dapat memberi informasi, wawasan dan bahan pertimbangan untuk


menambahkan pendidikan seks pada anak sebagai materi yang akan diberikan
untuk orang tua dan anak.

·   Dapat memberikan informasi dan pengertian tentang pentingnya pendidikan


seks pada anak usia dini kepada orang tua sebagai pendidik awal bagi anak.
Khususnya dalam memberikan pendidikan seks pada anak usia dini.

·   Dapat menjadi alat bantu untuk peneliti yang sedang membahas pendidikan
seksual.

 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Pendidikan Seksual

        Pengertian pendidikan seksual adalah sebuah bentuk pengenalan fungsi


seksual dan organ-organ seksual untuk menjamin kesehatan dan fungsi seksual yang
normal. Pemahaman pendidikan seksual seringkali disalah artikan sebagai hal yang
jorok dan hanya mengajarkan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan.
Padahal, pendidikan seksual merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan,
sehingga erat hubungannya dengan pendidikan pada umumnya. Pengertian
pendidikan seksual dapat diperhatikan dari kata yang membentuk istilah tersebut
yaitu pendidikan dan seks.

        Pendidikan adalah suatu usaha ataupun proses yang disengaja serta dilakukan
dengan sadar dan terprogram oleh orang dewasa kepada anak didik dengan tujuan
menjadikan seseorang lebih baik dan sempurna. Sedangkan pengertian seks ialah
pembahasan terkait alat kelamin, anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah lainnya yang
membedakan laki-laki dan perempuan, kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam
tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat kelamin, proses pembuahan, kehamilan
dan kelahiran.

        Pendidikan seksual penting diberikan sejak dini supaya anak mengetahui
fungsi organ seks, tanggungjawabnya, halal haram yang berkaitan dengan organ
seks, dan panduan menghindari penyimpangan perilaku seksual sejak dini. Selain itu,
pendidikan seksual juga memberikan bekal pengetahuan serta membuka wawasan
anak seputar masalah seks secara benar dan jelas. Pemberian pendidikan seks yang
benar mampu menjauhkan anak dari berbagai risiko negatif perilaku seksual, seperti
kehamilan di luar nikah, pelecehan seksual dan penyakit menular seksual.

        Sebelum anak menuju usia remaja, pengetahuan tentang seks perlu diberikan
agar mereka mengenal dirinya secara lebih jauh, mengerti akan hubungan dirinya
dengan lingkungannya, memiliki bekal ilmu tentang dirinya dan seksualitasnya
sehingga kelak ketika menginjak masa remaja anak akan lebih percaya diri, mampu
menerima keunikan dirinya, sekaligus mengerti bagaimana menjaga dirinya sendiri
sebaik mungkin. Informasi tentang seksualitas ini semuanya didapat melalui
pendidikan seks.

        Pendidikan seksual pada anak mencakup pengajaran pengetahuan-


pengetahuan yang berguna terhadap keterampilan yang berkaitan dengan masalah-
masalah penting yang berhubungan dengan seksualitas, seperti mengenali identitas
diri yang berkaitan erat dengan organ biologis mereka serta perbedaan antara laki-
laki dan perempuan, memperkenalkan anatomi tubuh, proses reproduksi, pubertas
dan perubahan-perubahan fisik yang terjadi, termasuk keintiman, hubungan manusia,
identitas seksual dan peran gender, anatomi reproduksi dan citra tubuh, aspek
emosional dari pendewasaan, cara-cara pencegahan kehamilan dan pencegahan
HIV/PHS (Penyakit akibat Hubungan Seksual), dan akibat-akibat kesehatan dari
tidak memakai kontrasepsi serta cara-cara pencegahan diantara remaja-remaja yang
aktif secara seksual.

Adapun beberapa definisi mengenai pendidikan seks menurut beberapa ahli


adalah sebagai berikut:

        Menurut Calderone dalam (Suraji, 2008), Pendidikan seks adalah pelajaran
untuk menguatkan kehidupan keluarga, untuk menumbuhkan pemahaman diri dan
hormat terhadap diri, untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan bersosialisasi
dengan orang lain secara sehat, dan untuk membangun tanggung jawab seksual dan
sosial.

        Menurut Dr. A. Nasih Ulwan dalam (Suraji, 2008) Pendidikan seks adalah
upaya pengajaran penyadaran dan penerangan tentang masalah-masalah seks yang
diberikan kepada anak agar ia mengerti masalah-masalah yang berkaitan dengan
seks, naluri, dan perkawinan, sehingga jika anak telah dewasa dan dapat memahami
unsur-unsur kehidupan ia telah mengetahui masalah-masalah yang dihalalkan dan
diharamkan bahkan mampu menerapkan tingkah laku islami sebagai akhlak,
kebiasaan, dan tidak mengikuti syahwat maupun cara-cara hedonistic.

        Menurut Dr. J. L. Ch. Abineno (1980) pendidikan seks merupakan


“pendidikan yang diberikan kepada anak tentang pengetahuan seks dan bagaimana
menggunakan seks dalam hidupnya.”
        Menurut Syamsudin, (1985:14), Pendidikan seks adalah “sebagai usaha untuk
membimbing seseorang agar dapat mengerti benar-benar tentang arti dan fungsi
kehidupan seksnya, sehingga dapat mempergunakannya dengan baik selama
hidupnya.”

        Bisa disimpulkan dari definisi diatas bahwa pendidikan seks merupakan suatu
usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk manusia-manusia dewasa yang dapat
menjalankan kehidupan yang bahagia, dapat mempergunakan fungsi seksnya serta
bertanggung jawab baik dari segi individu, sosial maupun agama. Kebahagiaan yang
dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dirinya dengan
partnernya, masyarakatnya, dan lingkungannya. Tanggung jawab diartikan sebagai
hubungan yang tidak mempunyai efek yang merugikan bagi dirinya, partnernya,
masyarakatnya serta kesadaran mengatur dorongan seksualnya dengan nilai-nilai
moralitas yang berlaku.

        Pendidikan seks juga harus berjalan beriringan dengan pendekatan religi,
psikis, higienis, sosial, moral dan sebagainya. Pendidikan seks yang diberikan secara
kompleks dan utuh serta disesuaikan dengan tingkat usia sangat diperlukan oleh
setiap anak tanpa memandang dulu latar belakang anak tersebut dengan meninjau
apakah anak itu normal atau memiliki keterbelakangan, karena pada dasarnya semua
pengetahuan tersebut akan membantu mereka dalam bersosialisasi di masyarakat,
sehingga tidak akan timbul masalah penyimpangan-penyimpangan seksual.

2.2.  Pentingnya Pendidikan Seksual di lingkungan Sekolah

         Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang
lebih trend-nya “sex education” sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang
sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal.

Beberapa hal pentingnya pendidikan seks bagi Remaja di lingkungan sekolah adalah:

·   Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas

·   Membantu menghindari tindakan penyimpangan dan abnormalitas seks

·   Mencegah aborsi akibat kehamilan di luar nikah


·   Memberikan pemahaman tentang bahayanya penyakit seks yang menular

         Pendidikan seks penting di lingkungan sekolah, mengingat jaman modern


seperti sekarang diperlukan suatu materi yang bisa memberikan pemahaman kepada
peserta didik mengenai materi tersebut. walaupun penting tapi ternyata umumnya
guru masih memandang bahwa pendidikan seks masih merupakan hal yag tabu untuk
dibicarakan. Mengenai materinya tidak harus dipisahkan menjadi mata pelajaran yang
khusus tapi cukup diintegrasikan dengan mata pelajaran tertentu yang sesuai.  Para
guru melihat bahwa pendidikan seks penting karena nantinya akan memberikan dasar
supaya anak dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.

2.3.  Dampak Yang Terjadi Jika Pendidikan Seksual Diabaikan

        Seksualitas merupakan wawasan atau pengetahuan yang harus diketahui oleh
semua orang. Sebab dengan memahami seksualitas, manusia menjadi paham akan
batasan-batasan dirinya kepada orang lain. Selain itu, pendidikan seksualitas juga
memberikan kita pemahaman mengenai moralitas diri sebagai manusia yang
memiliki organ reproduksi dengan berbagai macam hikmah dibalik keberadaannya.
Sehingga melalui pendidikan seksualitas, kita dapat memahami apa yang perlu kita
ketahui. Oleh karena itu, beberapa dampak yang terjadi bila Pendidikan seksual tidak
diberikan kepada masyarakat yaitu:

a) Pelecehan seksual

        Pelecehan seksual tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, tetapi
juga terjadi pada remaja dan anak dibawah umur. Oleh karena itu, pendidikan
seksual menjadi penting untuk memberikan pemahaman mengenai bagian
tubuh yang boleh disentuh. Peran orangtua dalam mengawasi anak juga harus
tetap dilakukan meski anak sudah mendapatkan pendidikan seksual. Sebab
diluar sana tidak selalu menjadi lingkungan yang aman bagi sang anak dari
pelecehan yang dikarenakan punya kelainan tertentu.

b) Penyimpangan dan kelainan seksual pada anak


        Melalui pendidikan seksualitas yang diedukasi sejak dini dapat
mengurangi sekaligus mencegah munculnya penyimpangan seksual terhadap
anak. Pendidikan seks yang diajarkan kepada anak dapat mencegah berbagai
kemungkinan buruk yang bisa terjadi kapanpun dan dimanapun kepada anak.
Penyimpangan seksual biasa terjadi saat diiringi oleh kehamilan saat usia
dini. Hingga saat ini pun kasus aborsi masih marak terjadi yang pada
akhirnya akan beresiko pada kematian sang ibu.

c) Tidak paham akan nilai moral

        Pendidikan seks sangat penting untuk diterapkan kepada anak-anak


karena dapat berpengaruh pada moral yang dimiliki oleh anak. Apabila moral
anak-anak merosot secara perlahan, membuat orangtua harus lebih berusaha
dan tegas dalam menjaga anak-anaknya agar nilai moral tersebut tetap berada
dalam diri sang anak.

d) Meningkatkan kasus perceraian akibat nikah saat usia dini

        Melakukan hubungan pernikahan disaat anak masih usia dini dapat
menjadi masalah karena sang anak belum tentu siap dan matang untuk
menikah. Hal ini menjadi masalah di kalangan masyarakat. Kasus seks bebas
hingga kini dapat menyebabkan kehamilan dan membuat orang yang terlibat
harus menikah dini, ada yang harus putus sekolah dikarenakan hal tersebut.
Disaat itu jugalah mental anak menjadi stress dan tidak sehat secara batin.
Dengan mengetahui dampak buruk jika tidak mengajarkan pendidikan
seksual pada anak, tentu saja membuat anak lebih paham akan batasan yang
harus dilakukannya terhadap orang lain. Ini juga akan membuat anak untuk
tampil lebih berani saat ada orang yang menyentuh bagian tubuhnya atau
mengarah pada kekerasan seksual.

2.4.  Cara Menanggulangi Minimnya Pendidikan Seksual Pada Usia Dini

        Pendidikan seksual telah menjadi bagian penting dalam mengedukasi remaja
untuk memperluas wawasannya mengenai kesehatan reproduksi. Meskipun masih
dianggap tabu oleh masyarakat, pengetahuan tentang seksualitas tetap diperlukan
oleh semua kalangan, khususnya usia remaja. Hal tersebut agar masyarakat dapat
memahami dan mengerti mengenai reproduksi pada manusia. Pendidikan tentang
seksualitas menjadi hal utama dalam tujuan mengantisipasi atau menanggulangi
minimnya mengenai seksualitas di lingkungan sekitar. Berikut cara menanggulangi
kurangnya pendidikan seksual pada usia dini:

a) Jangan kenalkan anak pada gawai sebelum anak mencukupi umur.

        Gawai digunakan oleh semua kalangan. Dari usia dini hingga
dewasa. Tetapi penggunaan gawai yang digunakan pada anak-anak
tidak selalu mendapatkan pengawasan dari orang tua. Teknologi maju
pada gawai membuat semua hal menjadi mudah untuk mendapatkan
informasi, mulai dari yang positif maupun negative. Oleh sebab itu,
orangtua harus membatasi penggunaan gawai pada anak sebelum
cukup umur. Hal tersebut mengantisipasi anak agar terhindar dari
resiko negatif pornografi di media sosial.

 b) Memberikan pendidikan seks pada anak sejak usia dini.

        Pendidikan seks sangatlah penting. Proses edukasi harus


diterapkan oleh keluarga di rumah supaya anak dapat teredukasi
mengenai seksualitas dan membatasi diri pada pergaulan bebas yang
dapat memicu seks bebas.

c) Memberikan batasan-batasan pergaulan pada anak.

        Perhatian keluarga pada anak dalam mendidik seksualitas dapat


diberikan melalui pembatasan-pembatasan pergaulan pada anak yang
dilakukan oleh orangtua dengan berbagai cara. Salah satunya adalah
tidak membiarkan anak pulang larut malam atau bergaul dengan
teman-teman yang dirasa membawa pengaruh buruk pada anak.

 d) Memberikan nilai-nilai agama dan moral pada anak sejak dini.

Peran keluarga menjadi vital dalam menerapkan nilai religius dan


mengedukasikan kepada anak moralitasnya sebagai manusia yang
beradab dan berhati nurani. Bila keluarga telah memenuhi perannya
maka anak juga akan tetap terjaga dari tindakan yang merugikan
dirinya di lingkungan masyarakat. Hal tersebut juga membuat anak
menjadi manfaat bagi sekitarnya sebagai bagian dari masyarakat yang
berguna. 

e) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan anak.

        Dalam hal ini orangtua harus menciptakan hubungan yang


harmonis dengan anak dan menciptakan komunikasi yang baik dengan
anak. Sehingga anak menjadi lebih terbuka tentang persoalan yang
sedang dialaminya. 

        Upaya-upaya dapat dilakukan orangtua kepada anak agar sang anak tidak
terjerumus dalam pergaulan bebas yang beresiko. Orangtua harus bisa memberikan
waktu yang berkualitas untuk anak sehingga tidak ada celah untuk anak melakukan
perilaku menyimpang.

2.5.  Tujuan Mempelajari Pendidikan Seksual

Adapun tujuan dari pembelajaran pendidikan seksual, yaitu :

1. Memberi pemahaman terkait apa yang boleh dan apa yang belum boleh dilakukan
soal seks.

2. Untuk mengetahui secara baik dan benar apa itu seksual bagi manusia.

3. Menumbuhkan kesadaran terhadap anak akan masalah seksual pada manusia.

4. Mendapatkan pengertian tentang fungsi-fungsi seksual dengan benar.

5. Memahami dan mengerti seputar masalah seksual remaja.

6. Menyadari masalah yang akan timbul akibat seksualitas remaja, yang notabene
belum boleh melakukannya.
7. Membantu anak mengetahui topik-topik biologis seperti pertumbuhan, masa
puber, dan kehamilan

8. Mencegah anak-anak dari tindak kekerasan

9. Mengurangi rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan akibat tindakan seksual

10. Mencegah remaja perempuan di bawah umur dari kehamilan

11. Mendorong hubungan yang baik

12. Mencegah remaja di bawah umur terlibat dalam hubungan seksual (sexual
intercourse)

13. Mengurangi kasus infeksi melalui seks

14. Membantu anak muda yang bertanya tentang peran laki-laki dan perempuan di
masyarakat.

Strategi pendidikan seks, sebagaimana pendidikan dengan materi apapun,


harus disesuaikan dengan tujuan, tingkat kedalaman materi, usia anak, tingkat
pengetahuan dan kedewasaan anak, dan media yang dimiliki oleh pendidik.

2.6.  Cara Mengenalkan Pendidikan Seksual Pada Usia Dini

Bagi sebagian orang di Indonesia, pendidikan seksual masih terdengar sangat tabu.
Banyak orangtua masih bingung membicarakan seks kepada anak-anaknya. Antara
tabu, malu dan takut salah bicara, mereka seringkali menyembunyikan pengetahuan
tersebut hingga anak-anaknya beranjak dewasa. Sebaliknya banyak orangtua yang
malah bertindak dengan melarang anak laki-laki dan perempuan bermain bersama-
sama. Padahal topik mengenai pendidikan seksual sangat penting untuk diajarkan
dan diperbincangkan agar anak lebih paham dan mengerti tentang hal tersebut.
Pendidikan seksual akan jauh lebih baik jika dikenalkan oleh para guru dan orangtua,
dibandingkan dari media digital yang saat ini sering menggiring anak-anak kita ke
hal-hal negatif, seperti video porno. Hal tersebut dinilai negatif oleh para ahli sebab
bisa mengganggu perkembangan mental anak-anak. Karena di luar dari kontrol
tujuan edukasi, mereka bisa salah pemahaman. Menurut para ahli, baiknya
pengetahuan tentang seks dan alat kelamin sudah dimulai sejak dini karena banyak
manfaat yang bisa didapatkan. Namun untuk bisa menyampaikannya, orangtua harus
paham terlebih dahulu bagaimana cara menyampaikannya. Berikut ini merupakan
cara mengenalkan pendidikan seks pada anak usia dini:

1. Baru lahir sampai umur dua tahun

Anak balita di usia ini cukup diajari perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara
seksualitas atau jenis kelamin. Bisa dimulai dengan memberikan sebutan alat
kelamin yang mudah diingat. Saat memberi penjelasan tidak ada larangan untuk
penggunaan kata-kata seperti penis dan vagina, terutama ketika mengalami luka atau
isu kesehatan lainnya. Saat anak memasuki umur dua tahun, ada saatnya anak suka
memegang alat kelaminnya. Sebagai orang tua waktu itu adalah waktu yang tepat
untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang kelamin mereka bahwa itu normal.
Bahkan orang dewasa pun juga terkadang melakukan hal tersebut di kamar mereka
namun tidak di tempat umum.

2. Anak umur 2 sampai 5 tahun

Anak di usia ini sudah mulai pandai berbicara dan merespons pembicaraan. Orangtua
dapat memberi pengajaran tentang batasan dan apa yang boleh disentuh harus sudah
mulai diterapkan. Ini krusial untuk mengajarkan anak-anak meminta izin dahulu jika
mereka mau memegang yang lain. Itu karena di fase umur ini, anak-anak sudah
mulai penasaran dengan tubuh orang atau anak lain.

Orangtua juga bisa menginfokan ke mereka tentang kapan waktu yang tepat untuk
boleh telanjang dan tidak. Membangun mental mereka untuk berani mengatakan
tentang tubuhnya juga bisa membuat mereka lebih terjamin keamanannya.

Orang tua perlu mengajarkan anak tentang perbedaan jenis kelamin antara
perempuan dan laki-laki. Memberikan contoh bahwa laki-laki nantinya akan seperti
ayah dan perempuan seperti ibu. Konsep perbedaan jenis kelamin ini juga berfungsi
untuk mengajarkan anak menggunakan toilet dan pakaian sesuai dengan jenis
kelaminnya.
 3. Tanamkan budaya malu kepada anak.

Penting bagi orang tua mengajarkan rasa malu kepada anak agar anak dapat
menghargai dirinya sendiri. Mengajarkan batasan-batasan dalam bermain dengan
lawan jenis. Memberi arahan untuk tidak melepas dan mengganti pakaian di tempat
umum.

 4. Membatasi aktivitas menonton pada anak.

Disamping dampak negatif yang muncul dari kebiasaan menonton televisi


terlalu lama, tayangan yang dipertontonkan kepada anak juga tidak semuanya
bernilai pendidikan. Banyaknya tayangan yang menampilkan adegan-adegan yang
belum pantas dilihat oleh anak. Hal ini akan mengakibatkan anak meniru adegan
dalam tayangan tersebut karena sifat alamiah dari anak adalah meniru apa yang
mereka lihat. Lebih baik bermain bersama anak daripada membiarkan anak
menonton televisi.

 5. Jauhkan gadget dari anak!

Dewasa ini banyak orang tua dengan bangga memberikan gadget kepada anak.
Sebagian oang tua bahkan memberikan akses penuh gadget kepada anak dengan
dalih agar anak dapat belajar atau agar anak tidak mengganggu pekerjaan orang tua.
Namun, hal tersebut bukanlah langkah yang tepat bagi orang tua. Anak dibiarkan
mendownload games tanpa pengawasan orang tua. Padahal banyaknya konten yang
tersembunyi dari games tersebut. Banyaknya unsur pornografi dan perilaku yang
kurang pantas dilihat oleh anak ada di dalamnya. 

6. Tumbuhkan rasa percaya anak kepada orang tua.

Tumbuhkan rasa percaya anak kepada orang tua. Ajarkan anak untuk tidak
menyembunyikan apapun dari orang tua apabila ada perlakuan yang tidak pantas
yang diterima atau yang terlihat oleh anak meskipun anak mendapatkan ancaman
dari si pelaku.

 7. Bicarakan seks kepada anak dengan mengajak diskusi sederhana.


Pendidikan seks dapat ditanamkan orang tua dengan mengajak anak berdiskusi
sederhana dan menyenangkan. Menjawab pertanyaan anak dengan lemah lembut.
Menjelaskan fakta-fakta yang terjadi dilapangan dengan bahasa yang tidak vulgar
dan tidak terkesan menakut-nakuti anak. Orang tua juga harus banyak mempelajari
hal-hal terkait tentang pendidikan seks terhadap anak. Karena, semakin
berkembangnya zaman pemikiran anak akan semakin bertambah dan anak akan
semakin kritis mempertanyakan hal-hal yang tidak dimengerti olehnya. Penting bagi
orang tua untuk banyak membaca atau mengikuti forum diskusi seputar pendidikan
seks untuk anak usia dini dari pakar yang berkompeten di bidangnya.
BAB III

PENUTUP

 3.1 Kesimpulan

Pendidikan seks merupakan pengetahuan yang sudah seharusnya diterapkan


sejak usia dini, agar mereka mampu memahami kesehatan reproduksi dan apa yang
diperbolehkan atau tidak. Lalu, pendidikan seksualitas diartikan sebagai sarana
mendidik seseorang agar mereka memahami dengan jelas aturan-aturan yang
mengatur perilaku seksual, serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.  

3.2 Saran

Orang tua anak mendapatkan informasi penting melalui berbagai media, baik
buku, media internet, penyuluhan mengenai pentingnya pendidikan seks dasar untuk
anak usia dini, pentingnya pola asuh, mengawasi, membimbing, dan pemberian
pendidikan dalam menyertai tumbuh kembang anak di masa yang akan datang, serta
mengetahui bahayanya dampak kejahatan seksual terutama pada anak usia dini
sehingga perlu menyampaikan mengenai pendidikan seks dasar pada anak-anak
mereka dengan berbagai macam multimodal yang menyenangkan.

Guru mendapatkan informasi mengenai pentingnya pendidikan seks dan


program pendidikan seksual yang dapat diberikan pada anak sesuai dengan tahapan
usia anak. Pemberian materi pendidikan seks dengan berbagai metode dan media yang
menyenangkan bagi anak dapat menjadi bahan ajar yang dapat diterapkan untuk
penyampaian materi pendidikan seks dasar untuk anak usia dini.

Masyarakat mendapatkan informasi mengenai pentingnya pemberian


pendidikan seksual dasar untuk anak usia dini, sehingga informasi tersebut dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dengan menggunakan berbagai macam
media serta metode agar materi pendidikan seksual dapat tersampaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/42976198/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Artikel_Ilmiah

https://wakool.id/blog/1571-dampak-buruk-jika-tidak-mengajarkan-sex-education-pada-anak

https://www.fimela.com/parenting/read/5051680/cara-mengenalkan-pendidikan-seks-pada-
anak-sedari-dini-sesuai-usianya

https://ybkb.or.id/pentingnya-pendidikan-seks-untuk-anak-dan-remaja/

https://www.unja.ac.id/pentingnya-pendidikan-seks-pada-anak-usia-dini-di-era-digital/
#:~:text=Tujuan%20pendidikan%20seksual%20untuk%20membekali,sosial%20dan
%20seksual%20yang%20baik.

https://www.halodoc.com/artikel/alasan-pentingnya-memberikan-pendidikan-seks-untuk-
anak

https://www.kompasiana.com/iffahfahmawati/5687d7b4927e61b80a379a22/pentingnya-
kurikulum-pendidikan-seks-untuk-sekolah-menengah-atas

chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/http://staff.uny.ac.id/sites/default/
files/pengabdian/diana-septi-purnama-mpd/sex-education-high-school.pdf

https://www.academia.edu/35626186/
Pentingnya_Pendidikan_Seksual_di_Sekolah_dalam_Perspektif_Sosiologi

https://www.spekham.org/pentingnya-pendidikan-seksualitas-masuk-kurikulum-sekolah/

https://www.fimela.com/parenting/read/3832945/pentingnya-pendidikan-seks-di-sekolah
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/http://eprints.ums.ac.id/29771/3/
BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai