Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta yang telah memberikan kekuatan, ketabahan dan
ilmu yang bermanfaat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Peserta Didik dengan judul materi
“Konsep Pendidikan Seks Peserta Didik”.
Demikian makalah ini kami susun, dan kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami
meminta agar sekiranya pembaca dapat memberikan masukan dan sarannya demi
kebaikan kami dalam penulisan makalah kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Pendidikan Seks Peserta Didik 2
B. Tujuan Pendidikan Seks Peserta Didik 3
C. Nilai Pendidikan Seks 4
D. Muatan Pendidikan Seks 5
E. Lingkungan Pendidikan Seks 5
F. Metode Pedidikan Seks Peserta Didik 7
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
i
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
Seks bagi orang awam masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu,
apalagi jika berkaitan dengan para remaja. Seperti yang diketahui bahwa seks
merupakan bagaian integral dalam kehidupan manusia. Tidak hanya
berhubungan dengan reproduksi, seksual juga berkaitan dengan masalah
kebiasaan atau adat istiadat, agama, seni, moral dan hukum.
Maraknya pemberitaan tentang kasus kekerasan seksual dan prilaku seks
yang menyimpang, seperti seks abuse, dan free sex, menjadi ancaman bagi
generasi muda, khususnya anak-anak yang masih kosong dalam
pengetahuannya tentang seks. Berdasarkan data KPAI (Komisi Perlindungan
Anak Indonesia) kasus sexual abuse mengalami peningkatan dalam kurun 5
tahun terakhir. Adanya peningkatan kasus ini harus menjadi perhatian
bersama. Orangtua, sekolah, pemerintah dan semua pihak haruslah menjadi
pelindung anak dari berbagai hal, termasuk perlindungan terhadap
penyimpangan seksual. Seringkali kasus kekerasan seksual dilakukan oleh
orang-orang terdekat anak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya anak memiliki
bekal perlindungan diri yang cukup semenjak dini terutama didalam proses
pendidikannya.
Dengan adanya permasalahan tersebut, pemakalah akan membahas
konsep pendidikan seks peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dituliskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari pendidikan seks peserta didik ?
2. Apa-apa saja tujuan dari pendidikan seks peserta didik ?
3. Bagaimana bentuk nilai pendidikan seks ?
4. Apa saja muatan pendidikan seks ?
5. Bagaimana bentuk dari lingkungan pendidikan seks ?
6. Apa saja metode yang digunakan dalam pendidikan seks peserta didik ?
1
BAB II
PEMBAHASA
N
1
Chabib Thoha, Kapita Selakta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm.
99
2
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 4
3
Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai
Pustaka, 1992), hlm.93.
2
digerakan oleh banyak faktor yang sangat kompleks, yaitu aspek kejiwaan,
akal, emosi, keinginan, latarbelakang kehidupan, pendidikan, status sosial dan
lain sebagainya.4 Namun sejatinya, pendidikan seks memiliki arti yang sangat
kompleks yaitu upaya yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik
mengenai pengetahuan biologis, psikologis, dan psikososial sebagai akibat
pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan manusia.5
Sehingga dapat disimpulkan pendidikan seks peserta didik adalah usaha
untuk membekali pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan
menanamkan moral, etika serta agama agar tidak terjadi penyalahgunaan
organ reproduksi tersebut.
Pendidikan seks ini sebagai komponen pokok dari kehidupan yang
dibutuhkan manusia, karena pada dasarnya mengkaji pendidikan seks berarti
mengkaji kebutuhan hidup.6 Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
pembahasan pendidikan seks sangatlah luas bukan hanya terkait dimensi
fisik, namun juga psikis dan sosial.
4
Mas’ud Mubin dan A. ma’ruf Asrori, Menyikap Problema Seks Suami Isteri, (Surabaya: Al
Miftah, 1998), hlm. 1
5
Nirna Surtiretna, Bimbingan SeksBbagi Remaja, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001),
hlm. 2.
6
Moh. Rasyid, Pendidikan Seks, Mengubah Seks Abnormal Menuju Seks yang Lebih
Bermoral,
(Semarang: Rasail, 2013), hlm. 83
3
cukup lama. Hasilnya pun tidak dapat dilihat dengan cepat.7 Berikut adalah
beberapa tujuan pendidikan seks yaitu8 :
1. Memberikan pemahaman dengan benar tentang materi pendidikan seks
diantaranya memahami organ reproduksi, identifikasi dewasa/baligh,
kesehatan seksual, penyimpangan seks, kehamilan, persalinan, nifas,
bersuci dan perkawinan.
2. Menepis pandangan miring khalayak umum tentang pendidikan seks
yang dianggap tabu, tidak islami, seronok, nonetis dan sebagainya.
3. Pemahaman terhadap materi pendidikan sek pada dasarnya memahami
ajaran Islam.
4. Pemberian materi pendidikan seks disesuaikan dengan usia anak yang
dapat menempatkan umpan dan papan.
5. Mampu mengantisipasi dampak buruk akibat penyimpangan seks
6. Menjadi generasi yang sehat.
7
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) hlm. 105
8
Ibid, Moh. Rasyid, Pendidikan Seks, Mengubah Seks Abnormal Menuju Seks yang Lebih
Bermoral, hlm. 84-85
4
peserta didik atau remaja menjadi dewasa dan bertanggung jawab, hal ini
berlaku baik pada wanita maupun laki-laki.9 Tidak hanya bagaimana agar
pendidikan seks itu mampu menjaga manusia dari penyakit dan gangguan
seksual saja, tapi lebih penting dari itu bahwa pendidikan seks dirancang
untuk menjaga moral umat dan membetuk umat yang berakhlak mulia. Selain
nilai yang terkandung dalam Islam, pendidikan seks juga mengandung nilai-
nilai lain, seperti nilai sosial, budaya dan kesehatan.
9
Nina Surtiretna, Remaja dan Problema Seks, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) hlm. 5
5
remaja. Pendidikan seks ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang
berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar.
Menurut Singgih, D. Gunarsa, penyampaian materi pendidikan seks ini
idealnya diberikan pertama kali oleh orang tuanya sendiri. Sayangnya di
Indonesia tidak semua orang tua mau terbuka terhadap anak di dalam
membicarakan permasalahan seksual, sehingga anak seringkali mencari tau
dengan caranya sendiri yang salah. Maka anak-anak sebagai calon generasi
bangsa sudah sepatutnya mendapat pendidikan seks yang tepat dan jelas.
Ada dua contoh lingkungan dalam kaitanya menerapkan pendidikan seks
tersebut :
1. Pendidikan seks dalam keluarga
Keluarga menjadi sebuah lingkungan yang tepat untuk menanamkan
pengetahuan tentang pendidikan seks. Terlebih pendidikan seks bukanlah
sebagai suatu pendidikan yang harus ada pada lembaga formal. Seks kita
ajarkan secara berkelanjutan, bertahap dan informal kepada anak-anak
kita. Dalam pandangan Islam, pendidikan seks tidak mungkin dipisahkan
dari pendidikan akhlak. Pemisahan etika dari pendidikan seks akan
menjerumuskan anak pada penyelewengan seksual.10
2. Pendidikan seks dalam sekolah
Sekolah merupakan lembaga yang sangat ideal untuk menanamkan
nilai-nilai intelektual dan moral. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal di atur langsung oleh pemerintah idealnya ikut berperan penuh
dalam memberikan pendidikan seks pada generasi muda. Karena pada
dasarnya pendidikan tidak hanya mempersiapkan pemuda agar mampu
menyesuaikan diri saja, tetapi manusia perlu dikembangkan segi
intelegensinya, kemanusiaan dan tanggung jawab moralnya secara
individual.11
10
Hasan El Qudsy, Ketika Anak Bertanya tentang Seks, (Solo: Tiga Serangkai, 2012), hlm. 18
11
Oemar Hamali, Psikologi Belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), hlm.
16
6
F. Metode Pedidikan Seks Peserta Didik
Pendidikan seks yang membutuhkan metode yang tepat dalam
penyampaianya supaya pesan yang disampaikan mampu diterima dengan
baik. Dengan begitu metode pendidikan seks bersifat fleksibel dan sangat
tergantung dengan berbgai faktor yang ada, seperti anak atau peserta didik,
umur dan tempat berlangsungnya pendidikan seks. Dengan begitu dapat
dikatakan “No single method is the best”, tidak ada suatu metode yang
terbaik, yang ada adalah metode yang sesuai, tetapi pemilihan metode yang
sesuai menjadi sebuah keharusan supaya pendidikan seks mampu berjalan
dengan baik.
Metode yang dianggap sesuai dalam membelajarkan pendidikan seks
adalah sebagai berikut :
1. Metode ceramah, ialah metode pendidikan dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta didik
yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Dalam hal ini biasanya
mengaenai topik (pokok bahasa) tertentu ditempat tertentu dengan lokasi
waktu tertentu. Metode ini dinilai mudah mempersiapkan dan
melaksanakannya serta paling ekonomis untuk menyampaikan informasi.
Berguna juga untuk memperjelas uraian tentang deskripsi perkembangan
seksual remaja, serta sistem reproduksi pada manusia.
2. Metode diskusi, dalah metode pendidikan yang sangat erat hubunganya
dengan memecahkan masalah. Metode ini lazim juga disebut dengan
metode diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
(socialized recitation).
3. Metode tanya jawab, merupakan metode dimana guru memberi
pertanyaan kepada peserta didik dan peserta didik menjawab, atau
sebaliknya peseta didik bertanya pada guru dan guru menjawabnya.
4. Metode demonstrsi, adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik
secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Penyampaian meteri pendidikan seksual dapat menggunakan alat peraga
berupa torso laki-laki dan perempuan guna menerangkan bagian-bagian
organ
7
reproduksi pada manusia. Cara ini menjadikan pengajaran menjadi lebih
jelas dan kongkrit, membuat peserta didik lebih mudah memahami apa
yang sedang dipelajari, membuat peserta didik terangsang untuk aktif
mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan, serta pengajaran
lebih hidup dan lebih menarik.
Yang terpenting seorang guru harus bijak dalam penggunaan metode.
Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu,
guru perlu memilih metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi
peserta didik.
8
B
A
A. Kesimpulan B
I
I
I
P
E
N
U
T
U
P
9
4. Ada dua lingkungan yang tepat untuk membeikan pendidika seks pada
peserta didik, yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.
5. Metode yang dapat digunakan dalam pendidikan seks peserta didik yaitu
ceramah, diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi.
B. Saran
Sebaiknya dari diri peserta didik itu sendiri harus belajar dan patuh akan
agama, carilah teman yang mendukung dalam kegiatan dan aktivitas yang
positif dan agar semua itu menghidarkan diri dari perilaku seks pranikah.
Untuk sekolah seharusnya sering memberikan pendidikan seks salah satunya
bisa dengan penyuluhan kesehatan reproduksi yang bekerja sama antara pihak
sekolah dengan dinas kesehatan setempat.
1
DAFTAR PUSTAKA