NIM : 1203151011
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa yang dikenal dengan “masa mencari jati diri”, masa
remaja termasuk dalam kategori umur 10 tahun sampai 22 tahun, berada pada masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang rentan terhadap stres, frustasi,
dan konflik yang tidak saja meliputi masalah internal tetapi juga meliputi masalah
eksternal misalnya dari segi kematangan biologis, dari segi kematangan seksual yang
mulai memperlihatkan karakteristik seks sekunder sampai mencapai kematangan seks,
dari segi perkembangan kejiwaannya mulai berkembang dari sifat anak-anak menjadi
dewasa, dari segi sosial ekonomi remaja beralih dari ketergantungan menjadi relatif
bebas.
Maka, untuk mencegah terjadinya perilaku seks bebas yang semakin luas
dikalangan remaja peran dari sekolah, orang tua, media massa maupun pemerintah
adalah memikirkan dan membuat program pendidikan seksual untuk remaja (Moglia
dan Knowles dalam Dariyo, 2004).
Dari kasus diatas yang sering terjadi seperti pergaulan bebas dikalangan
remaja atau perilaku seksual lainnya hal tersebut dapat terjadi dikarenakan siswa
kurang memiliki pemahaman terhadap perilaku seksual. Kurangnya pemahaman
dampak dari melakukan seks bebas sangat berbahaya bagi perkembangan remaja.
Banyak dari remaja kurang memahami dampak apa yang akan ia rasakan dari perilaku
seksualnya sehingga mereka tidak bisa mempertanggung jawabkan resiko apa yang
mereka lakukan misalnya saja resiko sosialnya seperti mereka bisa menjadi bahan
gunjingan oleh masyarakat.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang
memiliki peranan penting bagi siswa melalui berbagai layanan salah satunya layanan
informasi. Pendidikan seksual dapat diberikan melalui pemberian layanan informasi .
Dengan diberikannya layanan informasi hal ini bertujuan untuk membekali para siswa
dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, pekerjaan
dan perkembangan pribadi atau sosial, agar mereka dapat belajar tentang lingkungan
hidupnya serta lebih mampu mengatur kehidupannya sendiri.
Maka hal yang perlu diberikan dalam pendidikan seksual seperti perubahan
dan fungsi organ- organ reproduksi selama masa remaja, perubahan kondisi
psikologis-emosional selama masa pubertas, dampak yang diterima dari perilaku
seksual, fungsi dan kegunaan alat-alat kontrasepsi, serta cara mencegah dan mengatasi
perilaku seksual di kalangan remaja. Mengingat pentingnya informasi mengenai
Pendidikan seks bebas maka guru BK memiliki peran dalam melakukan upaya
preventif yaitu melalui layanan layanan informasi dengan menggunakan media audio
visual (video). Dengan diberikannya layanan informasi mengenai Pendidikan seksual
melalui media audio visual, maka hal tersebut diharapkan dapat membuat siswa
terhindar dari perilaku seks bebas dan bagi siswa yang sudah melakukan seks bebas
tidak melakukan seks bebas kembali setelah mendapat informasi yang cukup
mengenai pendidikan seksual.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menawarkan judul dan penelitian ini
dengan “Meningkatkan Pemahaman Pendidikan Seksual Melalui Layanan
Informasi Berbasis Media Audio Visual Siswa Kelas XI IPA 1 SMA FREE
METHODIST 2 MEDAN”.
Setelah dirumuskan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan tujuan dari
penelitian ini yaitu:
Pendidikan seks secara dini bagi peserta didik sangat penting untuk
diberikan demi kesejahteraan dan kemantapan pribadi peserta didik tersebut saat
dewasa. Terdapat beberapa alasan mengapa Pendidikan seks penting bagi peserta
didik, yaitu:
1) Pendidikan seks secara dini akan memudahkan peserta didik menerima
keberadaan tubuhnya secara menyeluruh dan menerima fase-fase
perkembangannya secara wajar
2) Pendidikan seks yang sehat efektif untuk menghilangkan rasa ingin tahu
yang tidak sehat yang sering muncul dalam benak peserta didik
3) Pendidikan seks yang sehat, jujur dan terbuka juga menumbuhkan rasa
hormat dan patuh peserta didik terhadap orang tuanya
4) Pendidikan seks yang diajarkan secara terarah dan terpimpin di dalam
lingkungan keluarga cenderung cukup efektif untuk mengatasi informasi-
informasi negatif yang berasal dari luar.
5) Pendidikan seks mempersiapkan anak untuk menjadi orang tua yang
baik dan benar, menjadi orang tua yang nantinya akan mengajarkan
pengetahuan seks kepada anak-anaknya kelak.
c. Aspek Sosial
Aspek sosial meliputi hasil aktivas hubungan manusia
dengan alam sekitarnya. Akibat psikologis juga timbul karena
kebingungan yang berasal dari harapan sosial yang tua, guru dan
orang-orang lainnya. Anak laki-laki dan perempuan diharapkan
berbuat sesuai dengan standar yang pantas untuk usia mereka. Hal
ini mereka anggap relatif mudah kalau pola perilaku mereka
terletak pada tingkat perkembangan yang sesuai.
Namun, anak yang kematangannya belum siap untuk
memenuhi harapan harapan sosial menurut usianya cenderung akan
mengalami masalah seperti :
1) Emosi yang tinggi
Yang meninggi Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan
kecenderungan untuk menangis adalah hasutan yang sangat kecil
yang merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini
anak merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah. Pemenuhui
kebutuhan,berhubungan tugas Perkembangan ,dan kebahagiaan.
2) Prestasi Rendah
Dengan cepatnya pertumbuhan fisik maka tenaga menjadi
melemah. Ini mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan
pada tiap kegiatan yang melibatkan usaha individu. Prestasi rendah
yang biasanya mulai di sekitar kelas empat atau kelas lima, pada
saat gairah bersekolah berubah menjadi tidak bergairah, pada
umumnya mencapai puncaknya selama masa puber
2.1.5 Cara Mengatasi Perilaku Seksual Remaja
Beberapa ahli berpendapat bahwa penyimpangan perilaku seksusal
remaja ini dapat diatasi. Beberapa cara untuk mengatasi perilaku seksual pada
remaja adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi tentang kesehatan reproduksi,. Minimnya
informasi yang akurat dan benar tentang Kesehatan reproduksi
memaksa remaja untuk melakukan eksplorasi sendiri, baik
melalui media informasi maupun dari teman sebaya.
b. Memperbanyak akses pelayanan kesehatan, serta sarana
konseling.
c. Meningkatkan partisipasi remaja dengan mengembangkan
pendidikan sebaya.
d. Menciptakan lingkungan keluarga yang kukuh, kondusif, dan
informatif. Menghilangkan pandangan bahwa seks adalah hal
yang tabu agar remaja dapat bbertanya tentang kesehatan
reproduksinya dengan orang tuanya sendiri.
merupakan defenisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Dalam
tentang suatu hal yang perlu diketahui untuk dapat mengatur dan
media audio visual. Dengan begitu kita bisa mengukur sejauh mana
mencakup bagaimana cara menjaga diri, baik dari sisi kesehatan, kebersihan,
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Model Skala Likert/Konsioner
Tentang
Pemahaman siswa tentang Pendidikan Seksual
b. Observasi
Observasi berarti menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung
terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku. Pengumpulan data dengan
menggunakan alat indera dan diikuti dengan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala-gejala/fenomena yang diteliti. Observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan
angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi).
Hesti Sefriyani, Dianto, M., Solina, W. (2022). The Effectiveness of Using Audio Visual
Media in Information Services to Improve Students' Understanding of Sex
Education at SMKN 4 Sijunjung. NEOKONSELING, 4 (2).
Mulyani, Rahma Rila Dkk. (2020). Pentingnya Penggunaan Media Bimbingan Dan
Konseling Dalam Layanan Informasi. Jurnal Media Layanan Informasi
Nursalim Moch, Nurhalimah, S. (2013). Penerapan Layanan Informasi Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Dampak Perilaku Seks Bebas.
Jurnal BK UNESA, 04 (01), 144-153.
Rima Irmayanti. (2018). MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN
LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN DAN KONSELING PADA
PESERTA DIDIK SMP. QUANTA, 2 (2).
Suarni, Leny Dkk. (2018). Hubungan Pendidikan Sex Dengan Perilaku Seks Bebas Pada
Remaja. Jurnal Jumantik, 3(2).
ANGKET PENELITIAN
A. Pengantar
Pernyataan yang ada dalam angket ini disusun untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang Pendidikan seksual. Jawaban ini tidak berpengaruh
terhadap prestasi anda, oleh karena itu diharapkan anda dapat memberikan jawaban
yang menggambarkan diri anda yang sebenarnya dengan jujur karena identitas atau
nama dirahasiakan dan kerahasiaan jawaban anda terjamin oleh peneliti.
B. Petunjuk Pengisian
Di bawah ini ada pernyataan-pernyataan. Cara menjawab angket ini dengan
memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan keadaan anda.
Alternative jawabannya ialah:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
KS : Kurang Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
C. Data responden:
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Hari/Tanggal :
NO Pernyataan SS S KS TS STS
1 Untuk menghindari seks bebas perlu
memahami pentingnya bahaya seks bebas
2. Dampak seks bebas merupakan informasi yang
penting dalam kehidupan setiap manusia
terutama wanita
3 Dampak negative dari ketidaktahuan tentang
dampak seks bebas yaitu penyakit kelamin dan
HIV/AIDS
4 Saya suka mencari informasi yang lebih banyak
dari yang lebih ahli misalnya pada orang tua
maupun guru,agar saya menjadi lebih mengerti
tentang dampak seks bebas.
5 Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru
BK membuat saya mengerti tentang dampak
seks bebas
6 Saya akan menjaga diri saya dari perilaku seks
bebas
7 Dampak sosial perilaku seksual adalah di
kucilkan dari masyarakat karena hamil di luar
nikah
8 Dengan mendengarkan penjelasan guru BK
saya jadi lebih tahu tentang dampak seks bebas
yang beresiko tinggi terkena kanker serviks
9 Setelah mengikuti layanan informasi tentang
dampak seks bebas saya akan menjahui
perilaku seks bebas, seperti berciuman
10 Remaja yang melakukan hubungan seks bebas
adalah orang yang telah berbuat suatu
kesalahan yang melanggar norma-norma di
masyarakat
11 Putus sekolah bagi remaja wanita yang hamil di
luar nikah yang merupakan dampak dari seks
bebas
12 Saya menjadi lebih mengerti tentang bahaya
seks bebas setelah mengikuti layanan informasi
menggunaan media audio visual yang di
laksanakan oleh guru BK
13 HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang di
timbulkan oleh seks bebas
14 Timbulnya persaan takut akan hukuman Tuhan,
mimipi buruk, halusinasi, kehilangan
konsentrasi merpukan dampak psikis dari seks
bebas
15 Setelah mengikuti layanan informasi tentang
dampak seks bebas saya lebih bertanggung
jawab terhadap diri saya
16 Munculnya rasa bersalah, marah, sedih,
menyesal, malu, dan kesepian merupakan
dampak psikologis dari seks bebas
17 Setelah mengikuti layanan informasi tetang
dampak seks bebas saya menjahui perilaku dan
bentuk-bentuk seks bebas
18 Kehamilan tidak diinginkan merupakan salah
satu resiko dari seks bebas
19 Seks bebas dapat dilakukan secara bebas, tanpa
dibatasi oleh aturan-aturan serta tujuan yang
jelas
20 Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan YME
kita akan terhindar dari prilaku seks bebas
21 Saya bertanya atau berkonsultasi dengan teman
sebaya untuk mencari dampak seks bebas
22 Seks bebas akan menimbulkan trauma
psikologis bagi wanita yang hamil di luar nikah
karena harus menanggung aib.
23 Seks bebas adalah aktivitas seksual yang
dilakukan dengan lawan jenis tanpa ikatan
pernikahan yang sah