Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AGAMA ISLAM

tentang
Pendidikan Seksual

Oleh :
Febrina Rahmadani
Ulfah Talitha
Zieta Sakinah Emdi
Putri Dwi Amalia
Yanetry Adriani
Alvinny Ganeshaputri

(1311411015)
(1311411008)
(1311411022)
(1311412005)
(1311419012)
(1311419022)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2014

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Agama Islam ini yang
berjudul Pendidikan Seksual. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Agama Islam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Padang, 11 Maret 2014

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar .....................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1-2
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................

C. Rumusan Masalah............................................................................................................

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Seks, Tujuaan, dan Hikmahnya................................................... 4 - 10
B. Perilaku Seksual yang Diharamkan dalam Islam ............................................................. 11-13
C. Pengaruh Perilaku Seksual yang Diharamkan terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat .. 14-15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran...........................................................................................................

16

Daftar Pustaka ......................................................................................................................

17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan remaja selalu disertai dengan keinginan untuk mengetahui lebih
lanjut tentang seks. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan seks bagi remaja merupakan bagian
integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Akan tetapi, banyak
remaja yang menyalahgunakan perkembangan tersebut ke jalan yang tidak semestinya, sehingga
banyak kasus free sex dalam pergaulan bebas remaja yang terkadang timbul perkelahian, bunuh
diri, dan sebagainya terhadap hal tersebut. Apa lagi hal ini didukung dengan adanya kemajuan
teknologi informasi yang membuat orang bisa berkomunikasi dari mana saja dan informasi dapat
tersebar secara cepat.
Selain itu, teknologi informasi juga membawa dampak negative pada jenis informasi
yang berisi pornografi yang mendorong banyak pihak untuk melakukan kemaksiatan, melalui
situs internet atau VCD porno yang dengan mudah dapat mengakses hal-hal yang dulu sulit
didapat, termasuk pada para remaja yang belum memiliki nilai agama dan moralitas yang kokoh
sehingga mereka cendrung ingin mencoba apa yang dilihatnya.
Pada masa sekarang akibat kurangnya anggota masyarakat mendapat pendidikan seks,
mengakibatkan mereka melakukan seks bebas (Free Sex) yang akibatnya banyak penyakit yang
tidak ada obatnya. Cukup banyak factor yang mendorong para remaja melakukan hal itu yang
jelas bertentangan dengan etika dan norma-norma terlebih agama. Maka salah satu faktornya
ialah telah banyak masuknya budaya asing dan budaya timur yang selama ini sangat menjunjung
tinggi nilai adab dan kesopanan serta menghormati nilai-nilai dan norma-norma adat dan agama.
Pendidikan seks bagi remaja sering kali dianggap sebagai sesuatu yang tabu, terutama
dinegara dengan budaya timur seperti Indonesia. Pengetahuan mengenai masalah seks yang
seharusnya bersumber dari orang tua, tidak tersampaikan dengan baik. Akibatnya, banyak remaja
yang sedang mengalami baik perubahan fisik maupun hormone berusaha mencari tahu sendiri
melalui berbagai sumber.
1

Sayangnya, sebagian besar remaja memilih sumber informasi yang salah dan kurang bias
dipertanggungjawabkan, seperti internet dan media-media porno yang saat ini mudah diakses.
Hal tersebut menyebabkan informasi serta interpretasi yang didapat seringkali salah, tidak tepat
sasaran, bahkan berakibat buruk. Ketidaktahuan remaja mengenai seks akan menggiring mereka
kepada perasaan ingin mencoba-coba hal baru. Oleh karena itu, pendidikan seks sangat penting
diberikan, mengingat pada saat remaja terjadi proses pubertas sehingga mereka memiliki
dorongan seks yang dipengaruhi hormon yang sedang meledak-ledak. Jika pendidikan seks tidak
diberikan saat anak menginjak masa remaja, maka akan berdampak negative, tidak hanya kurang
pahamnya mereka mengenai dampak dari perilaku seks yang mereka lakukan, namun juga tidak
siapnya mereka menanggung akibat dari kegiatan seks tersebut.
Akhir-akhir ini masyarakat merasakan perlu diperluasnya pengetahuan tentang sex
education dengan latar belakang yang bermacam-macam, guna memelihara tegaknya nilai
moral, mengatasi gangguan-gangguan psikis dikalangan remaja, serta memberi pengetahuan
orangtua dalam menghadapi perkembangan anak-anak mereka.
Kesadaran orang tua dan pendidik akan pendidikan seks kepada para remaja masih sangat
minim dan kurang jelas. Salah satunya adalah menyembunyikan urutan seksual dari anak-anak
pada saat mereka membutuhkan bimbingan yang murni, yaitu umur tujuh hingga empat belas
tahun (7-14 tahun) sehingga mereka tidak mengetahui apa-apa tentang masalah seksual sampai
mereka beranjak usia puber (dewasa). Padahal dalam Islam, seorang anak mumayiz harus
dikenalkan pada kaidah-kaidah yang berkaitan dengan pendidikan seksual untuk mempersiapkan
anak menghadapi perubahan dalam pertumbuhannya.
Sebagai agama, yang memberikan pedoman hidup kepada umat manusia dalam segala
aspeknya, Islam mengatur dan member arah juga kepada umat manusia dalam melaksanakn
fungsi seksualnya kearah tujuan yang benar dan baik, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai
mahkluk yang beradap dan terhormat.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Pengertian Pendidikan Seks, Tujuan, dan Hikmahnya


2. Perilaku Seksual yang Diharamkan dalam Islam
3. Pengaruh Perilaku Seksual yang Diharamkan terhadap Individu, Keluarga, Dan
Masyarakat

1.3 RumusanMasalah
1. Apa itu pengertian dari Pendidikan Seks, Tujuan Dan hikmahnya?
2. Apa saja perilaku seksual yang diharamkan dalam Islam ?
3. Apa saja pengaruh perilaku seksual yang diharamkan terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat ?

1.4 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah dimaksudkan untuk memberikan informasi serta penjelasan
mengenai dampak positif dari pendidikan seks tersebut, dan dapat mengetahui akibat dan
bahaya dari seks ini, serta dapat mengetahui tindakan yang menyimpang dan dapat
menghindarinya.

Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Pendidikan Seks, Tujuan, dan Hikmahnya

Pengertian Pendidikan Seks


Pengertian pendidikan seks adalah salah satu bentuk pengenalan fungsi seks dan
organ-organ seksual untuk menjamin kesehatan dan fungsi seks yang normal. Pemahaman
yang berbeda terhadap arti pendidikan seks membuat orang salah mengartikan kata
pendidikan seks sebagai sesuatu yang jorok dan hanya mengajarkan hubungan kelamin
antara laki-laki dan perempuan. Padahal, pendidikan seks merupakan bagian dari pendidikan
secara keseluruhan, sehingga pengertian pendidikan seks erat hubungannya dengan
pendidikan pada umumnya.
Menurut Suliman (dalam Suraji, 2008) Pendidikan adalah suatu perbuatan atau
tindakan yang dilakukan dengan maksud agar anak atau orang yang dihadapi itu akan
meningkat pengetahuannya, kemampuannya, akhlaqnya bahkan seluruh pribadinya.
Menurut Kamus Dasar Bahasa Indonesia dalam (Suraji, 2008) menyebutkan
pengertian pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan, proses, perbuatan dan cara mendidik.
Adapun beberapa definisi mengenai pendidikan seks menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Calderone dalam (Suraji, 2008), Pendidikan seks adalah pelajaran untuk

menguatkan kehidupan keluarga, untuk menumbuhkan pemahaman diri dan hormat


terhadap diri, untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan bersosialisasi dengan
orang lain secara sehat, dan untuk membangun tanggung jawab seksual dan sosial.
2. Menurut Dr. A. Nasih Ulwan dalam (Suraji, 2008), Pendidikan seks adalah upaya

pengajaran penyadaran dan penerangan tentang masalah-masalah seks yang diberikan


kepada anak agar ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan
perkawinan,
4

sehingga jika anak telah dewasa dan dapat memahami unsur-unsur kehidupan ia telah
mengetahui masalah-masalah yang dihalalkan dan diharamkan bahkan mampu menerap
kan tingkah laku islami sebagai akhlaq, kebiasaan, dan tidak mengikuti syahwat maupun
cara-cara hedonistic.

3. Menurut Dr. J. L. Ch. Abineno (1980) pendidikan seks merupakan pendidikan yang

diberikan kepada anak tentang pengetahuan seks dan bagaimana menggunakan seks
dalam hidupnya.
4. Menurut Syamsudin, (1985:14), Pendidikan seks adalah sebagai usaha untuk

membimbing seseorang agar dapat mengerti benar-benar tentang arti dan fungsi
kehidupan seksnya, sehingga dapat mempergunakannya dengan baik selama hidupnya.
5. Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994) secara umum pendidikan
seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia jelas dan benar
yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku
seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Pendidikan seks
adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan
tujuan seks sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan illegal. Pendidikan seks
dapat dibedakan antra lain :
a) Sex instrtuction ialah penerangan mengenai anatomi seperti pertumbuhan rambut
pada ketiak dan mengenai biologi dan reproduksi, yaitu proses berkebang tidak
melalui hubungan untuk mempertahankan jenisnya.
b) Education in sexuality meliputi bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi dan
pengetahuan lainnya yang dibutuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya
sendiri sebagai individual sexual serta mengadakan interpersonal yang baik.
,menurut Sarlito Wirawan Surwono ( dalam Suraji, 2008), pendidikan seks
dilakukan secara formal atau non formal melalui pusat konsultasi dan pelayanan
terpadu mempunyai tujuan sebagai berikut :

5
1) Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita dalam
keluarga dan pekerjaan.
2) Membentuk pengertian tentang peranan seks didalam kehidupan masyarakat dan
keluarga, hubungan seks dan cinta serta peranan seks dalam perkawinan.

3) Mengembangkan pengertian diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan


kebutuhan seks.
4) Membantu mengembangkan

kepribadiannnya

agar

mampu

mengambil

keputusan yang bertangggung jawab.


Selain tujuan diatas, Suraji (2008) mengemukakan tujuan pendidikan seks yang
diberikan pada anak usia 7-12 tahun adalah:
1) Mempersiapkan anak menghadapi perubahan-perubahan pada diri anak saat
2)
3)
4)
5)
6)

mereka memasuki usia pubertas.


Melatih anak menjaga kebersihan, khususnya kebersihan kelamin.
Anak memahami proses penciptaan dan perkembangbiakan manusia.
Menjadikan anak banggadengan jenis kelaminnya.
Anak mampu memahami dan menyadari perbedaan laki-laki dan perempuan.
Memperkenalakna norma-norma dan etika Islam yang harus diikuti agar selamat

dan bahagia hidupnya.


7) Menghindarkan anak dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat merusak
perkembangan seksualnya.
Seiring perkembangan teknologi dan lingkungan, semakin cepat berdampak pada
perkembangan remaja, termasuk pengetahuan dan informasi mengenai seksualitas. Untuk itu,
sedari usia dini, anak harus diberi pengetahuan soal pendidikan seks. Hikmahnya yaitu agar
anak tidak mencari informasi itu sendri dan menyalahgunakannya. Maka pentingnya
pendidikan seksual diberikan kepada anak baik dari pendidikan formal maupun informal.

6
Adapun kesimpulan dari beberapa definisi di atas, bahwa yang dimaksud dengan
pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk manusiamanusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia, dapat mempergunakan
fungsi seksnya serta bertanggung jawab baik dari segi individu, sosial maupun agama.
Kebahagiaan yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dirinya
dengan partnernya, dengan masyarakatnya, dan dengan lingkungannya. Tanggung jawab

diartikan sebagai hubungan yang tidak mempunyai efek yang merugikan bagi dirinya,
partnernya, masyarakatnya serta kesadaran mengatur dorongan seksualnya dengan nilai-nilai
moralitas yang berlaku.
Pendidikan Seks pada anak mencakup pengajaran pengetahuan-pengetahuan yang
berguna dan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan masalah-masalah penting yang
berhubungan dengan seksualitas, seperti mengenali identitas diri berkaitan erat dengan organ
biologis mereka serta perbedaan antara laki-laki dan perempuan, memperkenalkan anatomi
tubuh, proses reproduksi, pubertas dan perubahan perubahan fisik yang terjadi, termasuk
keintiman, hubungan manusia, identitas seksual dan peran gender, anatomi reproduksi dan
citra tubuh, aspek emosional dari pendewasaan, cara-cara pencegahan kehamilan dan
pencegahan HIV/PHS (Penyakit akibat Hubungan Seksual).
Pendidikan seks juga harus disertai dengan pendekatan religion, psikhis, higienis,
sosial, moral dan sebagainya. Bila pendidikan seks meliputi hal-hal tersebut, tidak akan ada
lagi yang menolak pendidikan seks diberikan pada anak. Pendidikan seks yang diberikan
secara kompleks dan utuh serta disesuaikan dengan tingkat usia sangat diperlukan oleh setiap
anak tanpa memandang dulu latar belakang anak tersebut apakah anak itu normal atau
memiliki keterbelakangan, karena pada dasarnya semua pengetahuan tersebut akan membantu
mereka dalam bersosialisasi di masyarakat. Sehingga tidak akan timbul masalah
penyimpangan-penyimpangan seksual.

7
Tujuan Pendidikan Seksual
Tujuan pendidikan seks menurut The Sex Information and Education Council The United
States (SIECUS) (dalam Subivanto 1996:79) sebagai berikut :
Memberi pengetahuan yang memadai kepada siswa sehubungan dengan kematangan

fisik, mental, dan emosional sehubungan dengan seks


Mengurangi ketakutan dan kegelisahan sehubungan dengan terjadinya perkembangan
serta penyesuaian seksual pada anak

Mengembangkan sikap objektif dan penuh pengertian tentang seks


Menanamkan pengertian tentang pentingnya nilai moral sebagai dasar mengambil

keputusan
Memberikan cukup pengetahuan tentang penyimpangan dan penyalahgunaan seks
agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan fisik dan mental

Kirby, Alter dan Scales (dalam Bruess, 1981:207), tujuan pendidikan seks antara lain :

Memberikan informasi yang akurat tentang seksualitas


Mengurangi rasa takut dan kecemasan mengenai perkembangan seksual
Mendorong lebih bertanggung jawab dan berhasul dalam membuat keputusan
Mengembangkan keterampilan untuk mengelola masalah-masalah seksual
Menciptakan hubungan interpersonal yang memuaskan
Mengurangi problem-problem seksual seperti penyakit menular seksual dan kehamilan
yang tidak dikehendaki

Sciller (dalam Bruess, 1987:209) menyebutkan tujuan pendidikan seks adalah :


Memberikan informasi yang factual seluruh aspek seksualitas dan perencanaan

keluarga
Meningkatkan pemahaman diri mengenai seksualitas sehingga menjadi percaya diri
Meningkatkan pemahaman mengenai seks yang berlawanan jenis sehingga dapat
meningkatkan hubungan yang positif

Memberikan bimbingan dan penjelasan tentang perubahan fungsi organ seksual


sebagai Tahapan yang harus dilalui dalam kehidupan manusia dengan memasukkan

ajaran agama dan norma-norma yang berlaku


Pendidikan seks dapat membantu para remaja laki-laki dan perempuan untuk
mengetahui resiko dari sikap seksual dan mengajarkan pengambilan keputusan seksual
agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain

Hikmah Pendidikan Seksual


Mencegah penyimpangan seksual dan kelainan seksual pada anak khususnya remaja
Memperkuat akhlak dan moral pada anak
Menghindarkan gangguan psikis pada anak
Membawa kemaslahatan di dunia ataupun di akhirat

Memahami dan mengerti kodrat dari masing-masing jenis kelamin


Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat

Al-Quran dan Pendidikan Seks


Surat Ath-Thaariq ayat 6 & 7 :


) (6

)(7

Artinya : "Maka hendaklah manusia memperhatikan dan apa ia diciptakan. Dia diciptakan
dari air yang terpancar, yang keluar diantara bagian seksual daripada laki-laki dan
perempuan.

Surat Al-Baqarah ayat 187 :








Artinya : "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri
kamu; mereka itu pakaian bagimu dan kamupun pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu
dan memberi keringanan bagimu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa
yang ditetapkan Allah untukmu."

10

B. Perilaku Seksual yang Diharamkan Islam


1.

ABNORMALITAS SEKS DILIHAT DARI HASRAT SEKS DAN DERAJAT


KEPUASANNYA

Prostitusi/pelacuran
Menurut Dra. Kartini Kartono pelacuran merupakan bentuk penyimpangan seksual,

dimana terdapat pola organisasi impuls-impuls/dorongan seks yang wajar. Ada


dorongan seks yang tidak terintegrasi dalam kepribadian, dengan mana relasi seks itu
sifatnya impersonal, tanpa afeksi dan emosi (kasih sayang), berlangsun g cepat, tanpa
mendapatkan orgasme di pihak wanita. Seks dijadikan barang dagangan sehingga
terjadi komersialisasi seks yang berupa penukaran kenikmatan seksual dengan
benda/materi dan uang. Ada pelepasan nafsu seks tersebut dengan banyak orang.

Promiscuity

Suatu pola hubungan seks bebas yang ekstrim, dengan banyak pasangan dan siapa

saja. Wanita yang melakukan promiscous disebut amatrice, sedangkan untuk pria
disebut amateur.

Perzinahan (Adultery)
Merupakan hubungan seks yang dilakukan seorang yang telah terikat pernikahan

dengan orang lain yang bukan pasangan sahnya.

Seduksi dan perkosaan


Seduksi merupakan bentuk bujuk-rayu seseorang untuk berbuat mesum. Biasanya

terjadi dengan alasan pembuktian cinta. Sedangkan pada peristiwa perkosaan, sang
pemerkosa selalu didorong oleh nafsu-nafsu seks sangat kuat, dibarengi oleh emosiemosi yang tidak dewasa dan tidak mapan. Biasanya dimuati oleh unsur-unsur
kekejaman dan sifat sadistis.

11

Nimfomania
Merupakan kondisi wanita dengan nafsu seks yang luar biasa (hyperseks), dan selalu

berkeinginan melampiaskan nafsu seksnya berulang kali. Seks bagi wanita ini telah
menjadi candu. Sedangkan istilah yang dipakai bagi kaum laki-laki yang mempunyai
hasrat seks yang terlalu menggebu-gebu atau hiperseksualitas disebut satyriasis.

Frigiditas
Adalah wanita yang tidak atau kurang berkeinginan seks. Wanita tersebut tidak

mampu menghayati proses cumbu rayu dalam bersenggama dan pada akhirnya sulit
mencapai orgasme.
Pemecahannya adalah disesuaikan dengan penyebab timbulnya gangguan. Jika karena
gangguan organis, maka pengobatan merupakan jalan keluarnya. Jika karena
gangguan psikologis , merubah pola hidup yang sehat , dengan menghindari tekanan
kehidupan atau menggali ketentraman jiwa lewat pendekatan kepada Allah SWT
adalah alternatif yang terbaik, bukankah Allah berfirman : ( yaitu) orang-orang

yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram ( Ar Rad:28).
Vaginismus

Ialah peritiwa kontraksi atau peregangan, pengerasan yang datang tiba-tiba ketika

penis melakukan penetrasi yaitu pada bagian distal vagina. Jika penegangan sangat
kuat, bisa terjadi penis yang masuk terjepit dengan kuat hingga tidak dapat keluar
dari vagina. Peristiwa ini distilahkan penis captivus.
Impotensi

Adalah pria yang tidak dapat melakukan senggama meskipun ada keinginan, akibat

penis tidak mampu ereksi atau tidak mampu mempertahankan ereksinya.Seorang pria
dikatakan mengalami impotensi jika telah mengalami dari tiga kali kegagalan dalam
usaha senggama

12

2.

ABNORMALITAS SEKS DILIHAT DARI PASANGANNYA

Homoseksual
Homoseksualitas merupakan rasa tertarik dan mencintai pada kelamin sejenis. Untuk
kaum pria dikenal sebagai gay sadangkan pada wanita disebut lesbian. Dalam hal
ini Allah telah menggambarkan pada masyarakat Nabi Luth dan bukan tidak mungkin
sejarah akan terulang kembali.
Allah SWT berfirman: Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada

kaumnya: Mengapa kamu mengerjakan perbuatan homoseksual/fashisyah itu


sedangkan kamu memperlihatkannya?Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk
(memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita?Sebenarnya kamu adalah kaum
yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu). Maka tidak lain jawaban kaumnya
melainkan mengatakan :Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu: karena

sesunggunya mereka itu orang-orang yang (menganggap dirinya) bersih. (an


Naml:54-56).
Nabi dengan tegas melak-nat para pelaku penyimpangan perilaku dan seksual ini.
Terhadap kaum waria, yaitu kaum pria yang menjadi wanita, Nabi dengan tegas
menyatakan, Ra-sulullah melaknat kaum perem-puan yang menyerupai pria, dan
kaum pria yang menyerupai wanita. (HR. Bukhari, Abu Da-wud, at-Tirmidzi, anNasa'i dan Ibn Majah dari Ibn 'Abbas). Hadits ini tidak hanya berlaku untuk waria,
tetapi perempuan yang menyerupai laki-laki. Tidak hanya itu, Nabi pun melaknat
kaum pria yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang memakai pakai-an pria
(HR. Ahmad dan Abu Dawud). Tidak hanya melaknat, Nabi pun memerintahkan agar
mereka diusir (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah).

13

C. Pengaruh perilaku seksual yang diharamkan terhadap individu, keluarga,


dan masyarakat
Perilaku seksual yang dilarang atau diharamkan oleh agama Islam seperti seks bebas akan
berpengaruh dan memunculkan dampak negative terhadap individu. Seks bebeas adalah
perilaku seksual yang dilakukan oleh seeorang bersama orang lain diluar ikatan pernikahan
yang telah disahkan secara legal oleh badan hukum Negara atau badan hukum agama.
Dampak yang terjadi bagi individu itu dapat berupa dampak fisik maupun psikologis.
Dampak fisiknya antara lain :
1) Untuk perempuan di bawah usia 17 tahun yang pernah melakukan hubungan seks
bebas akan berisiko tinggi terkena kanker serviks.
2) Berisiko tertular penyakit kelamin HIV-AIDS yang bisa menyebabkan kemandulan
maupun kematian.

3) Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan sehingga tindakan aborsi yang dapat
menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung
kematian.
Dampak psikologis juga dapat berpengaruh terhadap individu antara lain akan selalu
mucul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan,
bingung, stress, benci pada diri sendiri, benci kepada orang lain yang terlibat, takut tidak
jelas, insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan
konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, takut kepada Allah,
mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi dll.
Kegiatan seks bebas itu juga berdampak terhadap keluarga, yaitu keluarga merasa malu
dengan keadaan individu tersebut. Keluarga akan merasa nama keluarganya tercoreng dan
akan menyebabkan masalah di internal keluarganya. Pengaruh di masyarakat yaitu
masyarakat akan mengucilkan keluarga tersebut sehingga hubungan keluarga dengan
masyarakat berjalan tidak baik.
14
Penyebab terjadinya perilaku seksual itu sendiri berasal dari keluarga, masyarakat dan
individu itu sendiri. Individu tidak memiliki pendidikan seksual yang baik atau juga dari
segi agamanya, tidak adanya nilai religious yang dimiliki individu. Selain itu, dari
keluarga, orang tua tidak mengajarkan pendidikan seksual secar jelas kepada anak dan rasa
ketidakpedulian orang tua terhadap anak, membuat aktivitas anak tidak terkontrol. Dari
masyarakat, kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan seks yang tinggi
dan penyebaran informasi yang tidak terkontrol juga akan menyebabkan munculnya
perilaku seks yang diharamkan itu.

15

Bab III
Penutup
Kesimpulan
Pendidikan seks diartikan sebagai usaha untuk membimbing seseorang agar dapat
mengerti benar tentang arti kehidupan seksnya, sehingga dapat mempergunakannya dengan baik
selama hidupnya. Islam sendiri memberikan pedoman-pedoman tentang kehidupan seksual,
meskipun belum terperinci seperti yang ada sekarang di dunia sexiologi. Masa remaja adalah
masa peralihan dimana seseorang berpindah dari kanak-kanak menjadi dewasa, dalam masa ini
berbagai perubahan jasmaniah, rohaniah, dan sosial terjadi dengan jelas. Perubahan itu biasanya
disertai oleh bernacam-macam problema yang timbul karena tidak dipersiapakannya jiwa remaja
untuk menghadapi perubahan tersebut ditambah lagi dengan tidak dimengertinya orang tua, guru
dan masyarakat tentang ciri pertumbuhan remaja itu sendiri.

Secara psikologis, jiwa seseorang yang baru tumbuh menjadi remaja masih sangat labil
dan rasa keingintahuannya sangat tinggi. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan perhatian orang tua
dan masyarakat dalam menghadapi problema remaja agar tidak menjurus pada hal-hal yang tidak
diinginkan seperti freesex. Maka dari itu, pendidikan seks perlu adanya untuk menghindari rasa
ingin tahu seseorang yang lebih baik mereka dapatkan dari lingkungan tetdekat mereka seperti
keluarga dan secara formal disekolah dari pada mencari tahu sendiri.
Saran
Fokus utama dari Pendidikan Seks adalah pendidikan dan pengetahuan daripasa seks.
Pendidikan seks mampu menyelamatkan kaum remaja dari keadaan yang tidak sehat atau
berbahaya untuk kesehatannya. Seharusnya, pendidikan seks tidak dianggap tabu dan tidak
ditutup-tutupi lagi. Dan ruang sekolah seharusnya mengambil peran utama untuk memberi
Pendidikan Seks ini, Serta pemerintah bertindak mengembangkan program Pendidikan Seks
dengan bahan resmi untuk disediakan di setiap sekolah. Lebih banyak dana yang diberikan
kepada bidang pendidikan, untuk meyakinkan setiap siswa mengalami kesempatan untuk
mengakses informasi yang dibutuhkan. Program pendidikan seks seharusnya mencapai
keseimbangan antara pengetahuan lengkap dan norma-norma kebudayaan dan agama islam
16

Daftar Pustaka
Nasikh ulwan, Pendidikan Seks, 1996. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Abineno, Seksualitas dan Pendidikan Seksual, 1980. Jakarta: Gunung Mulia.
Http://tintaputihlisna.blogspot.com/2012/12/makalah-pendidikan-seks-padaanak.html?m=1
Http://ipanideamgs.blogspot.com/2013/08/dampak-seks-bebas-pada-remaja.html?
m=1

17

Anda mungkin juga menyukai