Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

PENYULUHAN SEX EDUCATION

1. Latar Belakang

Pendidikan Sex adalah suatu pengetahuan yang kita ajarkan mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Ini mencakup mulai dari
pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin
sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada wanita
dan pada laki-laki. Tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai
kepada timbulnya birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon.
Termasuk nantinya masalah perkawinan, kehamilan dan sebagainya.

Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang lebih
trend-nya “sex education” sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang
sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun
informal. Ini penting untuk mencegah biasnya sex–education maupun pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja.

Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education) Bagi Remaja


Ada beberapa hal mengenai Pentingnya pendidikan sex bagi remaja diantaranya
yaitu:

 Untuk mengetahui informasi seksual bagi remaja


 Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas
 Memiliki kesadaran akan fungsi-fungsi seksualnya
 Memahami masalah-masalah seksualitas remaja
 Memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah
seksualitas

Selain itu ada dua faktor mengapa pendidikan sex (Sex Education) sangat penting
bagi remaja.

Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum
paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa
membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu. Sehingga dari ketidak fahaman
tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan
anatomi reproduksinya.

Faktor kedua, dari ketidakfahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi
reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya
sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat
pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat
ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu. Dampak dari ketidakfahaman
remaja tentang sex education ini, banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya
hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus
HIV dan sebagainya.

Ada beberapa pendapat yang bilang, ”sex education” memang pantas dimasukkan
dalam kurikulum di sekolah menengah, apalagi siswa pada ini adalah masa
pubertas. Pendidikan Seks ”Sex education” sangat perlu sekali untuk
mengantisipasi, mengetahui atau mencegah kegiatan seks bebas dan mampu
menghindari dampak-dampak negatif lainnya.

Mungkin kita baru menyadari betapa pentingnya pendidikan sex karena banyak
kasus pergaulan bebas muncul di kalangan remaja dewasa ini. Kalau kita
berbicara tentang pergaulan bebas, hal ini sebenarnya sudah muncul dari dulu,
hanya saja sekarang ini terlihat semakin parah. Pergaulan bebas remaja ini bisa
juga karena dipicu dengan semakin canggihnya kemajuan teknologi, juga sekaligus
dari faktor perekonomian global. Namun hanya menyalahkan itu semua juga
bukanlah hal yang tepat. Yang terpenting adalah bagaimana kita mampu
memberikan pendidikan sex (sex education) kepada generasi muda.
belajarpsikologi.com › Psikologi Remaja (Diana Septi Purnama).
2. Tujuan
Tujuan pendidikan seks secara umum, yakni sesuai dengan kesepakatan
internasional ”Conference Of Sex Education And Family Panning” pada tahun
1962, adalah untuk menghasilkan manusia dewasa yang dapat menjalankan
kehidupan yang bahagia serta tanggung jawab terhadap dirinya dan terhadap orang
lain.

Tujuan pendidikan seks menurut The Sex Information and Education Council The
United States (SIECUS) (dalam Subiyanto, 1996:79) sebagai berikut :

 Memberi pengetahuan yang memadai kepada siswa mengenai diri siswa


sehubungan dengan kematangan fisik, mental dan emosional sehubungan
dengan seks
 Mengurangi ketakutan dan kegelisahan sehubungan dengan terjadinya
perkembangan serta penyesuaian seksual pada anak
 Mengembangkan sikap objektif dan penuh pengertian tentang seks
 Menanamkan pengertian tentang pentingnya nilai moral sebagai dasar
mengambil keputusan
 Memberikan cukup pengetahuan tentang penyimpangan dan penyalahgunaan
seks agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan fisik dan mental
 Mendorong anak untuk bersama-sama membina masyarakat bebas dari
kebodohan

Dalam proposal ini yang diajukan untuk tujuan pendidikan seks dapat dirinci
sebagai berikut : Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan
wanita dalam keluarga, pekerjaan, dan seluruh kehidupan yang selalu berubah dan
berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan, membentuk pengertian tentang
peranan seks dalam kehidupan manusia dan keluarga, mengembangkan pengertian
diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan seks, dan membantu
seseorang dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu mengambil
keputusan yang bertanggung jawab, yaitu :

1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan


proses

kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.

1. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan

penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)

1. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua


manifestasi yang bervariasi.
2. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa

kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.

1. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk

memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan

perilaku seksual.

1. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar

individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu
kesehatan fisik dan mentalnya.

1. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional


dan

eksplorasi seks yang berlebihan.

1. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan


aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya
sebagai istri atau suami, orangtua, anggota masyarakat.
2. Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, kami akan mengadakan penyuluhan di Sekolah
Dasar Santa Maria RK Ilir Rantauan Timur Banjarmasin. Dengan sasaran anak-
anak kelas 7, sebanyak 98 siswa.

4.Proses Kegiatan

1. Peserta dibagi dalam 4 kelompok


2. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan tentang :
3. perubahan yang terjadi pada remaja pria
4. perubahan yang terjadi pada remaja wanita
5. pemeliharaan kesehatan reprodukasi pada remaja pria
6. pemeliharaan kesehatan reproduksi pada remaja wanita.

5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan :

Kegiatan ini akan dilaksanakan di Aula SMP Sekolah Santa Maria Kelayan
Banjarmasin, pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 15 Juli 2013

Pukul : 10.00 – selesai

6. Anggran

Anggaran yang diperlukan untuk menyelenggarakan penyuluhan ini adalah sebagai

berikut :

1. Komsumsi 100 siswa x 15.000 1.500.000,-


2. Transportasi 100.000,-
3. ATK 500.000,-
4. Gambar yang mendukung 500.000,-
5. Doorprice 400.000,-
6. Souvenier 300.000,-

TOTAL Rp. 3.300.000,- +

7. Methode : Memberi Penyuluhan dengan methode interaktif


8. Penutup

Mengingat penyuluhan ini sangat penting bagi anak-anak Remaja, maka kami
mohon kesedian STIKES Suaka Insan untuk mendanai kegiatan ini sebagai bentuk
kepedulian kita untuk para remaja, dan juga sebagai salah satu bentuk dari STIKES
Suaka Insan dalam mewujudkan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu dalam
pengabdian kepada masyarakat.

Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya dalam mendukung kegiatan ini.

Banjarmasin 15 Juli, 2013 Mengetahui,

Koordinator PPM

Anastasia Maratning, SPC, MAN Sr. Reli Lidia , SPC. MM

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN

PENYULUHAN SEX EDUCATION

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

BANJARMASIN 2013

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN

PENYULUHAN SEX EDUCATION

STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN

8. H. Zafri Zam-Zam No 8. Banjarmasin

Telp. Dan Fax 0511 – 3361654

1. PENDAHULUAN

Materi sederhana ini dibuat karena adanya keprihatinan terhadap semakin


maraknya permasalahan remaja yang berkaitan dengan pergaulan remaja umumnya
(pergaulan tidak sehat; seks sebelum menikah, free seks, penyalah gunaan
narkoba). Tingginya peningkatan permasalahan tersebut tidak bisa dipungkiri
sebagai dampak dari kemajuan teknologi informas, sehingg sangat mudah bagi
remaja bahkan anak-anak mengakses porografi dari internet. (Agnes Dororini, dkk
2013).

Remaja sangat besar rasa ingin tahunya tentang hal-hal yng berkaitan engan
masalah seks dan seksualitasnya, hal ini bisa dimengerti mengingat pertumbahan
dan perkembangan biologis mereka (mulai hormone seksual mulai aktif)

Disisi lain, banyak orang tua atau guru masih ragu-ragu atau sungkan untuk
memberikan informasi dan pendidikan seksualitas kepada anak atau remaja dengan
berbagai alas an (tabu, malu, tidak mampu karena tidak tahu harus mulai dari
mana, dsb). Atau kalau pun ada, cara penyampaiannya bersifat menggurui (Satu
arah) dan lebih banyak larangan-larangan, akibatnya kurang menarik dan bahkan
remaja justru menjadi resisten (menolak, karena isinya keras langsung dikatikan
dengan dosa, dsb).

Akibatnya remaja akan mencari informasi sendiri di dunia maya (internet).


INTERNET menjadi nara sumber utama mereka sebagai pengganti orang tua dan
guru mereka. Masalahnya, kurangnya pembekalan pemahaman akan seksualitas
yang benar oleh roang tua, guru, atau pun orang dewasa lainya, membuat remaja
pun kurang mampu memfilter serbuah informasi yang masuk mengenai seks dan
seksualitas. Akibatnya semua informasi ditelannya tanpa memilah-milah informasi
yang sampah (antara lain pronografi) dan informasi yang baik dan menambah
pngetahunnya.

Maka sudah saatnya kita sebagai tenaga pendidik atau pendamping remaja sadar
bahwa harus beradu cepat dalam membrikan pendidikan seksualitas yang tepat,
benar dan menarik. Pendekatan ceramah agaknya untuk saat sekarang sudah tidak
fektif lagi. Pendekatan yang partisipatoris agaknya lebih efektif, dalam artian
remaja perlu lebih aktif dilibatkan dalam proses pendidikan seksualitas.

2. Tujuan

Tujuan pendidikan seks menurut The Sex Information and Education Council The
United States (SIECUS) (dalam Subiyanto, 1996:79) sebagai berikut :

 Memberi pengetahuan yang memadai kepada siswa mengenai diri siswa


sehubungan dengan kematangan fisik, mental dan emosional sehubungan
dengan seks
 Mengurangi ketakutan dan kegelisahan sehubungan dengan terjadinya
perkembangan serta penyesuaian seksual pada anak
 Mengembangkan sikap objektif dan penuh pengertian tentang seks
 Menanamkan pengertian tentang pentingnya nilai moral sebagai dasar
mengambil keputusan
 Memberikan cukup pengetahuan tentang penyimpangan dan penyalahgunaan
seks agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan fisik dan mental
 Mendorong anak untuk bersama-sama membina masyarakat bebas dari
kebodohan

Dalam proposal ini yang diajukan untuk tujuan pendidikan seks dapat dirinci
sebagai berikut : Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan
wanita dalam keluarga, pekerjaan, dan seluruh kehidupan yang selalu berubah dan
berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan, membentuk pengertian tentang
peranan seks dalam kehidupan manusia dan keluarga, mengembangkan pengertian
diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan seks, dan membantu
seseorang dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu mengambil
keputusan yang bertanggung jawab, yaitu :
1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan
proses

kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.

1. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan

penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)

1. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua


manifestasi yang bervariasi.
2. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa

kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.

1. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk

memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan

perilaku seksual.

1. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar

individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu
kesehatan fisik dan mentalnya.

1. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional


dan

eksplorasi seks yang berlebihan.

1. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan


aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya
sebagai istri atau suami, orangtua, anggota masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai