Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Keluarga Terhadap Kesehatan

David E. Newton, MD, MS, DABFP


PSPD/UNEJ
2006

I. Pengantar
A. Definisi keluarga
1. “Kelompok keluarga apapun berhubungan satu dengan lain secara biologis,
emosi, atau hukum.” (Pequegnat & Bray, 1997)
B. Mengapa harus mempelajari tentang keluarga?
1. Hal ini merupakan unit hubungan yang paling dasar dan merupakan lingkungan
sosial yang erat dalam masyarakat.
2. Hal ini merupakan sumber utama dalam kepercayaan kesehatan, tingkah laku
yang berhubungan dengan kesehatan, stress, dan penyokong emosi.
3. Keluarga mempunyai pengaruh utama dalam kesehatan fisik dan mental tiap
anggota keluarga (Doherty & Champbell, 1998)
4. Mengerti bagaimana pengaruh kesehatan dalam keluarga akan membantu dokter
dalam bekerja lebih efektif terhadap pasien dan keluarga.
5. Spesialis kedokteran keluarga adalah pekerjaan yang unik dengan penekanan
pada perawatan kesehatan di atas siklus kehidupan.

II. Hubungan, Dinamika, dan Kesehatan Keluarga


A. Kumpulan keluarga yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit
1. Hubungan dan dinamika keluarga berhubungan kuat dengan kedua hal:
kesehatan dan penyakit
2. Penekanan pengobatan dalam patologi memastikan dokter untuk memfokuskan
segi negatif dalam keluarga dan mengabaikan segi yang bermanfaat.
3. Keluarga adalah “pengantar sosial utama dalam mempromosikan kesehatan dan
dalam keadaan yang baik.” (World Health Organization, 1976)
4. Bagaimana hubungan keluarga dan khususnya pendukung sosial, promosi
kesehatan dan menahankan efek dari stres dapat membantu dokter kedokteran
keluarga untuk menggunakan sumber-sumber ini dalam perawatan pasien.
(Bray, 1995)

B. Hubungan antara hubungan2 sosial dan morbiditas dan mortalitas


1. Rasio2 resiko relatif pada umur yang sesuai untuk hubungan dengan pendukung
sosial yang rendah lebih kuat daripada resiko relatif untuk semua laporan
penyebab kematian untuk merokok.
2. Anggota keluarga, terutama suami atau istri, terlihat sebagai sumber pendukung
sosial yang paling penting dan terhitung sebagian besar untuk kumpulan antara
pendukung sosial dan kesehatan.
3. Komponen pendukung sosial struktural (status perkawinan, jumlah anak)
mempunyai efek langsung terhadap kesehatan.
4. Pendukung sosial fungsional atau perasaan (kualitas hubungan) secara tidak
langsung mempengaruhi kesehatan lewat menahan stres (Blake, 1998).

1
5. Penelitian Berkman and Syme (1979)
a. 6000 dewasa
b. jaringan sosial adalah peramal mortalitas selama lebih dari 9 tahun periode,
bebas status sosioekonomi, status kesehatan terdahulu, atau kebiasaan
kesehatan.
c. Status perkawinan dan hubungan perkawinan dengan sanak famili dan
teman-teman adalah peramal yang paling kuat terhadap kesehatan.
6. Penilitian Terhadap Kaum Tua (Blazer, 1982)
a. Orang yang lebih tua dengan penyokong sosial terganggu mempunyai rata-
rata mortalitas dua atau tiga kali lebih banyak daripada yang mempunyai
penyokong sosial yang baik.
b. Kehadiran dan jumlah anak-anak hidup adalah peramal kelangsungan hidup
yang paling penting. Anak-anak dewasa adalah sumber pendukung sosial
terpenting di saat tua.

III. Promosi Kesehatan Dan Pencegah Penyakit


Metode pengunaan keluarga adalah jalan yang paling efektif dan efisien untuk
mencegah penyakit dan mempromosikan kesehatan (Doherty & Campbell, 1988).
Kebanyakan penyakit-penyakit kronis disebabkan tingkah laku yang tidak sehat atau
faktor-faktor resiko yang sulit dirubah.

A. Faktor resiko Cardiovaskular


1. Pilihan pasangan
a. Perkawinan asortif—kecenderungan untuk menikahi seseorang dengan sifat
atau tingkah laku yang sama adalah biasa.
b. Pasangan perokok yang berhenti di saat yang sama kemungkinan besar
berhasil.
c. Laki-laki dengan penyakit jantung kemungkinan besar patuh kepada program
latihan jika istri-istri mereka mempunyai sikap yang positif terhadap program
tersebut
d. Tingkah laku yang kritis (cerewet) oleh pasangannya mempunyai pengaruh
negatif.

2. Kolesterol
a. Seorang istri tertarik dengan program obat penurun kolesterol untuk laki-laki
berhubungan dengan komplians (kecenderungan untuk mengikuti saran
dokter)

3. Kebiasaan makan dan obesitas


a. Kebanyakan tingkah laku yang beresiko terhadap jantung, termasuk diet,
merokok, dan latihan sangat dipengaruhi oleh keluarga (Sallis & Nadir, 1988).
b. Pelajaran tentang adopsi anak menunjukkan bahwa obesitas di masa anak-
anak dipengaruhi oleh genetika dan lingkungan keluarga.
c. Pada tahun 1958, 25% ibu-ibu Amerika menggunakan makanan sebagai
hadiah, 10% sebagai hukuman (Bryan & Lowenberg, 1958)

2
4. Tekanan Darah Tinggi
a. Hanya ¼ individu hipertensi berada di bawah pengobatan dan hanya ½ dari
orang-orang tersebut mempunyai tekanan darah yang terkontrol.
b. Keterlibatan keluarga dapat menyebabkan pengaruh yang dramatis dalam
pemenuhan dan mortalitas dalam hipertensi (Morisky, et al., 1983)

IV. Keluarga dan Penyakit kronis


A. Keluarga-keluarga adalah perawat utama untuk pasien dengan penyakit kronis.
B. Secara acak, studi kontrol terhadap schizophrenia menunjukkan bahwa suasana
emosional dan pola komunikasi dalam keluarga secara kuat mempengaruhi
kekambuhan dan perjalanan penyakit dan penyakit-penyakit kronis lainnya.

V. Keluarga psikosomatis
A. Keluarga dengan kepaduan tinggi vs kepaduan rendah
1. Kepaduan tinggi=”pengekangan”=overproteksi, terlalu keras, pencegahan
konflik
2. Kepaduan rendah=”tidak terikat”=tidak ada perbedaan dalam hal yang
berkaitan dengan orang tua, tanpa sosok ayah, kondisi hidup yang buruk,
konflik keluarga yang terus-menerus.
B. Diabetes Melitus
1. Kedua hal kepaduan keluarga yang rendah dan tinggi mempunyai keterkaitan
kontrol diabetes yang rendah pada anak-anak (Anerson, et al., 1981)
2. Kontrol yang optimal membutuhkan dukungan keluarga dan pengawasan
dengan menghormati individualitas dan otonomi yang sewajarnya.

VI. Pengertian klinis


A. Menentukan jumlah tekanan dalam keluarga dapat memberi pengalaman,
termasuk kematian baru apapun, perceraian, atau perpisahan, dan penyakit-
penyakit yang baru, kesulitan perkawinan, atau disfungsi seksual.
B. Mekanisme penilaian yang dihadapi dahulu dan sekarang
C. Jika tingkah laku yang tidak sehat (merokok, proses pencernaan alkohol yang
berlebihan, obesitas, dsb) terdeteksi pada salah satu anggota keluarga, saringlah
anggota sisanya
D. Meningkatkan dukungan dari anggota-anggota keluarga.
1. Kenali dan libatkan satu orang yang berpengaruh untuk mendukung pasien
2. Dukung otonomi pasien dengan baik
3. Untuk keluarga yang mengekang, bantu pasien dan keluarga merundingkan
batasan-batasan
4. Serahkan keluarga yang sama sekali tidak berfungsi untuk diberi bimbingan
a. Beri kepada keluarga jalan untuk menolong yang dihadapi keluarga
dengan penyakit kronis.

VII. Tekanan stres dan Kesehatan Keluarga


A. Skala Kejadian Hidup (Holmes & Rahe, 1967)
1. 10 dari 15 kejadian yang paling membuat stres adalah kejadian keluarga

3
2. Studi prospektif dan retrospectif yang memakai skala ini menunjukkan bahwa
dalam peningkatan kejadian stres dalam hidup mendahului perkembangan
perluasan jangkauan dari penyakit-penyakit yang berbeda.
3. Penelitian dalam bidang psikoimunologi terlihat bahwa stres dapat
menurunkan imunitas dan membuat individu lebih mudah terkena penyakit-
penyakit yang berbeda, termasuk infeksi.
B. Pengaruh perceraian yang kuat terhadap keluarga
1. Proses dari perpisahan dan perceraian
a. Pengaruh kuat yang utama dalam kesehatan dan keadaan yang baik dari
semua anggota keluarga
b. Pengaruh hubungan orang tua-anak, latihan mengasuh dan keefektifan,
konflik keluarga, pendapatan keluarga dan tempat tinggal, memperpanjang
hubungan keluarga, dan hubungan sebaya dan sosial.
c. Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa dinikahi dihubungkan dengan
penghasilan yang lebih baik, menyeluruh, dan masalah kesehatan yang
lebih sedikit dibandingkan diceraikan atau sendiri (Somers, 1979)
d. Bagaimanapun juga, anak-anak mungkin lebih stabil, tempat tinggal
perceraian lebih baik daripada dalam keadaan tidak bahagia, konflik yang
tinggi, rumah yang utuh (Hetherington, et al., 1978)
e. Berdasarkan “periode pertimbangan yang mendalam” sebelum berpisah,
dokter dapat mempromosikan metode kesehatan menghadapi stres,
mengajarkan orang tua bagaimana berhubungan dengan anak-anak mereka
yang memaksimalkan yang dihadapi, dan menyesuaikan penyerahan untuk
bimbingan jika diperlukan.
f. Penilaian awal, campur tangan, dan, jika dibutuhkan, penyerahan
bimbingan dapat mencegah kesulitan dalam perpisahan perkawinan dan
perceraian.

2. Keluarga pos-perceraian
a. Keluarga memasuki tingkat percobaan untuk mencapai keseimbangan
yang baru dan kestabilan.
b. Kunjungan anak menimbulkan stres tetapi ini penting.

3. Reaksi-reaksi orang dewasa terhadap perceraian


a. Tahun pertama setelah perceraian mempunyai tingkat stres yang tinggi.
b. Para laki-laki dan para wanita sering melaporkan penurunan harga diri,
kehilangan kontrol, kesendirian, dan keterisolasian.
c. Sering mengunjungi dokter berkaitan dengan pemenuhan kelelahan, gejala
somatis lainnya dan gejala depresi.
d. Gangguan kesehatan adalah peramal sosiodemografi tunggal paling kuat
pada penyakit fisik yang berkaitan dengan stres.
1) Individu yang terpisah memiliki lebih dari 30% penyakit-penyakit akut
2) Laki-laki yang bercerai meningkatkan rata-rata bunuh diri dan menjadi
korban kekerasan.
3) Fungsi imunitas berkurang (Kiecolt-Glaser, et al., 1987)

4
e. Kebanyakan individu, proses penyembuhan membutuhkan waktu 2
tahun.
1) Banyak pasien mengharapkan penyembuhan lebih cepat daripada
kenyataan (Musty, 1983).
4. Pengaruh perceraian pada anak-anak
a. Pengaruh yang bermacam-macam tergantung oleh jumlah faktor termasuk:
1) Jenis kelamin anak-anak, umur anak-anak, jangka waktu sejak
perceraian, hubungan keluarga setelah perceraian, dan faktor-faktor
sosioekonomi (Bray, et al., 1999)
2) Biasanya lebih sulit untuk anak-anak laki-laki daripada anak-anak
perempuan yang dapat berlangsung selama 4-7 tahun setelah
perceraian, terutama jika penjagaan ibu yang tinggal sendiri.
3) Anak-anak di bawah 3 tahun mengalami kemunduran dalam tingkah
laku (ngompol), umur 4-6 tahun mengalami kemunduran, menjadi
anak yang merengek dan nempel terus dengan orang tuanya, umur 6-
10 tahun sedih dan kecewa dan merasa bertanggung jawab terhadap
perceraian dan mempunyai khayalan-khayalan .............., umur 12-18
bereaksi dengan cara marah, kebencian, dan permusuhan dan biasanya
tidak menyalahkan diri sendiri dalam hal perceraian.
4) Membutuhkan 2 tahun untuk penyesuaian dan kestabilan untuk
kembali.
5. Peran Dokter keluarga dalam perceraian
a. Bantuan dan perhatian
1) Tanyakan pertanyaan terbuka, misalnya “Bagaimana ‘sesuatu’ terjadi
di rumah?”
2) Ajari mereka tentang pengaruh stres dan jalan untuk
menanggulanginya.
3) Kebanyakan pasien memilih dokter yang mendengarkan secara empati
daripada yang memberi nesehat mengenai kedudukan orang tua
tunggal (Anstett & Lewis, 1986)
4) Tentramkan pasien bahwa perasaan mereka normal dan akan
meningkat dalam waktu yang akan datang
5) Jadilah penyokong anak-anak. Tanyakan kepada anak-anak bagaimana
yang mereka rasakan. Kurang dari 10% anak-anak diberi tahu orang
dewasa tentang perceraian (Wallerstein & Kelly, 1980). Besarkan hati
tiap orang tua untuk membicarakan kepada anak-anak tentang
perceraian dan menetramkan anak-anak bahwa orang tua mereka yang
bercerai satu sama lain, bukan anak-anak dan bukan anak-anak yang
menyebabkan perceraian.
6) Anjurkan kepada orang tua untuk menggunakan perannya sebagai
orang tua secara konsisten, menegakkan disiplin, dan mengijinkan
anak-anak untuk menyatakan perasaan mereka, menghindari batas-
batas yang kabur antara orang tua dan anak-anak, menghindari
tindakan yang mengesampingkan anak-anak atau mengharuskan anak-
anak menjadi pembawa pesan antara orang tua.

5
7) Dokter-dokter bisa waspada untuk menandai tindakan mengatasi
masalah yang rendah dari anak-anak: depresi, cemas, keluhan somatis,
kelelahan, bosan, prestasi sekolah turun, cepat marah, penarikan diri
terhadap teman dan aktivitas sosial rutin, melarikan diri, pelacuran,
penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan (Price, et al., 1983)
C. Pernikahan kembali dan Keluarga tiri
1. Pengaruh pernikahan kembali pada orang dewasa dan anak-anak
a. Memberikan rangkaian perubahan, positif dan negative
b. Sering membutuhkan 2 tahun untuk penyesuaian
c. Perempuan lebih sulit daripada laki-laki (lawan dari penyesuaian terhadap
perceraian)
2. Peran dokter keluarga dalam pernikahan kembali dan keluarga tiri
a. Mengantisipasi masalah dan menyediakan panduan dan bimbingan
pencegahan.
b. Menghilangkan prasangka yang dibuat-buat tentang pernikahan kembali
(misalnya penyesuaian cepat)
c. Mensahkan konflik perasaan dalam anggota-anggota keluarga
d. Menganjurkan komunikasi terbuka di dalam keluarga
e. Menganjurkan pasangan perkawinan baru mengambil waktu untuk mereka
sendiri tanpa anak-anak.

VIII. Kesimpulan
A. Keluarga memiliki pengaruh yang kuat dalam kepercayaan dan tingkah laku
kesehatan kita, sama dengan kesehatan mental dan fisik menyeluruh kita.
B. Ketika ada penyakit serius di dalam keluarga, Dokter keluarga dapat
mengarahkan kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber dalam keluarga.
C. Mengerti bagaimana stres keluarga dan pengaruh pendukung terhadap kesehatan
membantu dokter keluarga merawat keluarga dan pencegahan dan mengobati
penyakit dengan lebih efektif. Pendekatan yang berorientasi terhadap keluarga
menyediakan jalan kepuasan yang sangat besar untuk mempraktekkan obat
(McDaniel, et al., 1990)

Referensi:

Rakel, Robert E., MD, Textbook of Family Practice, 6th Edition, W.B.
Saunders Company, 2002, pp31-41

Anda mungkin juga menyukai