PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Bayi lahir dalam tahap perkembangannya akan mempelajari beberapa
global
(KPG),
merupakan
suatu
keadaan
ditemukannya
yang
akan
memiliki
ketergantungan
sangat
tinggi
terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1.Definisi
Global development delay didefinisikan sebagai suatu keterlambatan
yang signifikan pada 2 atau lebih aspek perkembangan motorik kasar/halus,
kognitif, bicara/bahasa, personal/sosial, atau aktivitas dalam kehidupan seharihari). Keterlambatan yang signifikan bila 2 atau lebih standard deviasi di bawah
rata-rata kondisi normal pada skrining perkembangan atau tes pemeriksaan. 9
Istilah Global Developmental Delay dalam beberapa referensi disebut
pula dengan anak berkelainan mental subnormal, retardasi mental, defisit mental,
lemah ingatan, tunagrahita. Semua makna dari istilah tersebut sama, yakni
menunjuk kepada seseorang yang memiliki kecerdasan mental dibawah normal
(intelegensi di bawah rata-rata). 10
Menurut pendapat Branata 1979 seseorang dikategorikan retardasi
mental atau Global Developmental Delay, jika ia memiliki tingkat kecerdasan
yang sedemikian rendahnya (dibawah normal), sehingga untuk meniti tugas
perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara spesifik, termasuk
dalam program pendidikannya. 11
Tumbuh yaitu setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan
bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural dalam arti
sebagian atau keseluruhan. Indikator tumbuh meliputi berat badan, tinggi badan,
dini
perkembangan
anak
dilakukan
dengan
cara
pemeriksaan
perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi
penyimpangan dari perkembangan normal. Tindak lanjut dari skrinning adalah
diagnostik perkembangan, tujuannya untuk menentukan secara tepat tingkat
perkembangan anak dan penyebab terjadinya gangguan tersebut. 12,13
Perkembangan
terlambat
adalah
umum,
mempengaruhi
1-3%
Motorik kasar
Penglihatan dan motorik halus
Kemampuan komunikasi; pendengaran, bicara, pemahaman dan bahasa
Sosial, emosi dan tingkah laku
Perkembangan terhambat merupakan istilah deskriftif untuk anak-
anak dengan kesulitan yang jelas terlihat lebih dini pada masa kanak-kanak. Ini
tidak termasuk suatu kelainan organik tertentu atau penyebab suatu sindrom dan
istilah ini tidak terdapat di ICD-10. 15
Perkembangan terhambat dapat dibedakan atas 2 kelompok yaitu
global development delay (terhambat pada 2 atau lebih komponen dan seringnya
pada semua komponen) dan development delay spesifik (misalnya motorik,
bahasa dan bicara, terlambat pada satu komponen). 15
4
2.2.2. Epidemiologi
Prevalensi GDD diperkirakan 5-10 persen dari populasi anak di dunia
dan sebagian besar anak dengan GDD memiliki kelemahan pada semua tahapan
kemampuannya. Sekitar 8 persen dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di
dunia memiliki masalah perkembangan dan keterlambatan pada satu atau lebih
area perkembangan.2 Sekitar 1-3 % anak usia 0-5 tahun di dunia mengalami
GDD.17
Sementara di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK).
Hasilnya, dari 476 anak yang diberi pelayanan SDIDTK, ditemukan 57 (11,9%)
anak dengan kelainan tumbuh kembang. Adapun lima jenis kelainan tumbuh
kembang yang paling banyak dijumpai adalah, Delayed Development (tumbuh
kembang yang terlambat) sebanyak 22 anak, Global
Development Delay
sebanyak 4 anak, gizi kurang sebayak 10 anak, mikrochepali sebanyak 7 anak dan
anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan dalam beberapa bulan terakhir
sebanyak 7 anak. 8
HIV
Kelahiran prematur
Nutrisi yang rendah
Anak yang terabaikan
Selain itu, beberapa kondisi di bawah ini juga menyebabkan anak
Prematuritas
Malformasi serebral
Kelainan kromosom
Infeksi
Gangguan metabolik
Hipotiroidisme
Hidrocefalus
Sindrom Rhett
2.2.4. Etiologi
Herediter dan faktor lingkungan mungkin mempunyai peranan dalam
etiologi dari retardasi mental. Orang tua seharusnya mengetahui secara cepat apa
yang menyebabkan anak mereka mengalami gangguan bertumbuh. Di dalam
beberapa kasus dari retardasi mental, khususnya pada kasus tertentu, etiologi tidak
dapat disimpulkan sebelum melakukan pemeriksaan secara lengkap. Diagnosis
etiologi sangat penting untuk ditegakkan karena pada beberapa pasien kejadian
didapatkan karena adanya kelainan faktor genetik yang didapatkan dari orang tua.
Penyebab retardasi mental bisa di dapatkan saat prenatal, perinatal atau faktor
postnatal. 17
hingga gangguan
Tabel etiologi GDD (di adaptasi dari Forsyth dan Newton 2007 15
10
11
12
Anak GDD atau retardasi mental bukanlah berarti mereka tidak akan
berkembang lagi. Namun, perlu pula dijelaskan bahwa walaupun akan ada
perkembangan dan kemajuan, anak retardasi mental tidak akan mencapai tingkat
13
anak yang normal yang sebaya. Hanya pada retardasi mental yang sangat ringan
sesekali akan terjadi pengejaran perkembangan sampai normal. 21
Anak yang mengalami retardasi mental (Global developmental delay)
pada umumnya tidak mempunyai keterampilan untuk melakukan kemampuan
merawat diri sendiri dengan baik. Mereka biasanya mengalami kesulitan dalam
mengkomunikasikan sesuatu sehingga sulit dimengerti, dan umumnya mereka
tidak mampu untuk mengingat instruksi atau perintah verbal secara berurutan.
Ketepatan (keakuratan) respon anak retardasi mental kurang daripada respon anak
normal. Anak dengan retardasi mental mengalami kesulitan untuk cepat
menangkap stimulus yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh adanya kerusakan
atau penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis dari susunan
syaraf pusat. 21
Zainal Alimin melaporkan hasil penelitian mengenai kecepatan
merespon anak retardasi mental terhadap gambar yang tidak lengkap. Pada
umumnya anak retardasi mental yang memiliki MA (Mental Age) kurang lebih 6,5
tahun memiliki performance yang hampir sama dengan anak normal berumur 6
tahun, dalam mengenali gambar yang tidak lengkap. Perbedaannya terletak pada
kecepatan menjawab soal, anak retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan anak normal. Apabila anak memiliki IQ di bawah 20 (retardasi
mental sangat berat) maka kondisi ini berarti individu yang bersangkutan sangat
terbatas kemampuannya untuk memahami atau mematuhi permintaan atau
instruksi. 22
14
15
16
masih belum jelas dari riwayat klinik penyakit dan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang lini pertama mesti dilakukan.
- Fungsi pendengaran (TDD), Fungsi penglihatan (TDL) dll.
7). Klasifikasi / Diagnosis kerja
Setelah dilakukan skrinning kemudian perlu ditetapkan apakah anak
termasuk kategori normal atau menyimpang (terlambat atau terlalu cepat
dibandingkan dengan standar).
Sebagian besar investigasi tampaknya telah dilakukan pada fase awal
kehidupan anak; pemeriksaan medik yang lebih jauh
khususnya investigasi
17
gangguan yang dengan mudah ditangani, dengan maksud bila diagnosis luput.
Yang kedua, banyak kelainan kromosomal yang dihubungkan dengan peningkatan
risiko hipotiroid, untuk contohnya trisomi 21, 45X dan deplesi 22q11. Urat juga
termasuk lebih stabil dibandingkan ammonia dan laktat dan ini mudah untuk
mendiagnosis kelainan/gangguan metabolisme purin, yang dapat muncul berupa
18
kelainan global delay terisolasi. Disini juga diajukan pemeriksaan defisiensi besi,
karena hal ini berhubungan dengan perkembangan yang terlambat dan ini mudah
diukur serta ditangani. 24,25
Investigasi metabolik mesti dilakukan ketika temuan riwayat klniik
penyakit dan temuan pemeriksaan fisik meningkatkan kecurigaan secara klinik;
hal yang mendukung kecurigaan ini yaitu adanya riwayat keluarga, kekerabatan
parental, regresi dari perkembangan, ataksia kongenital atau disequilibrium,
epilepsi, organomegali dan gambaran wajah yang khas/kasar. Namun untuk
jelasnya berikut dibawah ini dapat dilihat jabaran temuan klinik untuk kelainan
akibat gangguan metabolisme beserta kercurigaan etiologinya. 19,24
Tabel temuan pemeriksaan fisik akibat kelainan metabolisme 19
19
20
2.2.7. Penatalaksanaan
Keluhan utama terbanyak orang tua membawa anaknya berobat adalah
belum bisa berjalan dan berbicara. Hal ini sesuai dengan rata-rata umur pertama
kali didiagnosis KPG yaitu lebih kurang dari 21,8 bulan, berarti kebanyakan orang
tua terlambat mengetahui keterlambatan perkembangan pada anaknya sehingga
penanganannya juga terlambat. Keterlambatan perkembangan harus dideteksi
secara dini dan stimulasi sedini mungkin untuk mendapatkan hasil yang
optimal.24,27,28
21
Kenapa respon orang tua terlambat, belum diketahui secara pasti dan
memerlukan penelitian lebih lanjut. Hasil yang sama juga ditemukan pada
penelitian Shevell dkk. Etiologi diketahui pada lebih dari 50 % kasus, sehingga
dapat memberikan manfaat antara lain memberikan tata laksana yang sesuai
etiologinya, memberikan penjelasan tentang kemungkinan berulangnya kasus
yang sama di dalam keluarga, membuat prognosis yang lebih akurat dan
kemungkinan memberikan intervensi spesifik kepada pasien. 29
Etiologi GDD yang dapat diidentifikasi paling banyak adalah
disgenesis serebral. Oleh karena itu, dianjurkan pada pasien GDD yang tidak
dapat diidentifikasi etiologinya dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, sebaiknya
dilakukan pemeriksaan CT Scan atau MRI secara rutin.
24
22
interaksi sosial, bahasa dan perawatan diri sendiri. Terapi yang diberikan adalah
terapi wicara, terapi okupasi, terapi sensori integrasi. 22
ABA memiliki banyak istilah yang mempunyai makna yang sama,
istilah-istilah tersebut antara lain: discrete trial training (DIT), intensive
behavioral intervention (IBI), behavioral theraphy, treatment, behavioral
modification dan behavioral management. Banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan terapi ABA diantaranya adalah berat ringannya kelainan, usia pada
saat di diagnosis, tingkat kemampuan berbicara dan berbahasa seperti organ mulut
yang tidak sempurna menyebabkan anak kesulitan untuk berkomunikasi secara
verbal, tingkat kelebihan (strength) dan kekurangan (weakness) yang dimiliki
anak, kecerdasan/IQ, kesehatan dan kestabilan anak, terapi yang tepat dan terpadu
meliputi guru/terapis seperti tenaga yang profesional, kurikulum yang tepat,
metode dan manajemen, sarana pendidikan, lingkungan (keluarga, sekolah, dan
masyarakat). 22
23
atau berjalan pada anak usia 6-18 bulan. Gangguan bicara dan bahasa paling
banyak terjadi setelah usia 18 bulan. 34
Kebanyakan anak dengan GDD memiliki kesulitan dalam melakukan
aktifitas hidup sehari-hari atau kemandirian yang berkaitan dengan merawat diri,
sehingga mereka perlu diajarkan/dilatih secara khusus dalam bentuk bimbingan
dan latihan yang terus menerus serta bersifat praktis dari orang disekitarnya,
dalam hal ini memerlukan bantuan kedua orang tua, kakek dan neneknya (seluruh
anggota keluarga), atau masyarakat disekitarnya. Untuk mengembangkan
kemampuan intelektualnya diperlukan terapis atau guru pembimbing dirumah
sebelum memasuki usia prasekolah. 22
Anak dengan GDD yang cepat diberikan penanganan akan mengalami
kemajuan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, tetapi dalam hal ini
keluarga harus mendukung dan bersabar dalam prosesnya. Di Indonesia sudah
banyak ditemukan lembaga pendidikan untuk anak dengan kebutuhan khusus
salah satunya Dalta Ozora yang berada di Madiun yang telah berhasil
menggunakan terapi ABA dan mengalami banyak kemajuan.22
-
24
25
2.2.9. Prognosis
Seorang anak yang mengalami retardasi mental yang berat, prognosis
kedepannya ditentukan oleh keadaan anak tersebut pada masa awal kanakkanaknya. Kelainan yang ringan bisa jadi terjadi hanya sementara. Anak-anak
26
mungkin akan didiagnosis sebagai retardasi mental pada awalnya, namun pada
tahun-tahun usia berikutnya, mungkin kelainannya akan dapat lebih dispesifikan,
contohnya gangguan komunikasi dan autism. 34,35
BAB III
PENUTUP
Perkembangan
yang
terlambat
(developmental
delay)
adalah
27
28