Anda di halaman 1dari 1

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

“Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Pendidik”


Kelangsungan hidup yang kita miliki sehari-hari tentu sangat lekat dengan adanya
kesehatan. Tubuh yang sehat adalah idaman setiap orang. Setiap orang yang ingin bekerja pasti
pernah melewati seleksi medical check up (MCU), tentu setiap perusahan pemerintah ataupun
swasta menginginkan karyawan yang sehat jasmani dan rohani. Namun sampai sekarang, tidak
banyak sekolah negeri ataupun swasta yang mengadakan seleksi tersebut. Karena beberapa
sekolah sudah menjamin bahwa setiap tenaga pengajar pasti sudah sehat. Namun itu belum
100% benar, karena masih banyak saja guru atau tenaga pendidik yang terkadang absen
dikarenakan sakit.
Untuk menanggulangi hal tersebut, beberapa sekolah negeri maupun swasta
memfasilitasi asuransi kesehatan dan asuransi ketenagakerjaan. Hal tersebut mengurangi
adanya tingkat kesakitan yang dialami tenaga pendidik. Namun bagaimana dengan sekolah-
sekolah yang tidak memfasilitasi hal tersebut?
Saya adalah seorang perantau yang berasal dari Kalimantan Tengah tepatnya di
Kabupaten Seruyan yang sepenuhnya paham akan keadaan didaerah terpencil. Tidak sedikit
nasib guru-guru yang belum memiliki fasilitas asuransi jaminan kesehatan dan jaminan
keselamatan kerja dengan alasan biaya. Untuk makan saja tidak cukup, apalagi harus
dibebankan dengan biaya perbulan. Fasilitas guru honorer tentunya hanya difasilitasi gaji pokok
saja mungkin juga ada beberapa dengan tunjangan daerah ,namun tanpa adanya fasilitas
asuransi jaminan kesehatan dan jaminan keselamatan kerja. Dalam undang-undang no.14
tahun 2005 disebutkan tentang Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja terhadap guru.
Namun tidak bayak yang tahu bahwa hal tersebut belum merata hingga pelosok daerah.
Berkaca dari kisah tersebut, tentu membuat banyak guru (terutama guru honorer) yang
resah akan kesehatan dan keselamatan kerja. Tidak banyak yang tahu, menjadi tenaga pengajar
itu memiliki resiko yang tinggi. Contohnya saya yang mengajar produktif tata boga, tentu saja
banyak resiko yang saya alami ketika mengajar siswa/i. Hal yang pernah saya alami ketika
sehari-hari menghirup asap proses pemasakan. Bukankah sama saja dengan menghirup polusi
udara? Tentu dampak yang dirasakan tidak langsung, namun jika diakumulasikan hal tersebut
akan menjadi berbahaya bagi kesehatan saya. Begitu juga dengan keselamatan selama kerja,
sebut saja ketika kita berangkat menuju sekolah. Apakah ada yang menjamin ketika kita
mengalami kecelakaan kerja pada saat berangkat menuju sekolah? Tentu tidak lain asuransi
keselamatan kerja.
Minimnya perlindungan kesehatan untuk guru, membuat hati saya tergelitik untuk
memberikan pengetahuan kepada mereka tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan
kerja. Karena tingkat kesehatan pekerja bukan semata-mata berasal dari faktor eksternal,
namun juga berasal dari faktor internal. Bisa saja hal kesakitan tersebut didapatkan ketika tidak
pada saat proses belajar mengajar. Namun bisa saja hal tersebut karena kurangnya kesadaran
guru akan kesehatan dan keselamatan mereka. Banyak sekali keinginan yang saya lakukan
untuk guru-guru, terutama ingin sekali memberikan pengetahuan tentang pentingnya asupan
gizi, hygiene dan sanitasi, dan keamanan pangan. Sesuai dengan latar belakang pendidikan
saya yaitu Sarjana Gizi saya ingin sekali berbagi ilmu yang bermanfaat dalam hal preventif
(pencegahan).
Ketika mengingat kisah seorang guru terpencil yang tidak memiliki fasilitas jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja, apakah yang kita bisa lakukan sebagai guru? Yang pertama
berikanlah mereka dorongan agar tetap menjadi tenaga pendidik yang ikhlas. Dengan begitu
anak-anak yang kita didik akan memberikan doa kepada kita agar selalu sehat dan selamat
senantiasa. Karena apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai kelak. Sehingga kita akan
menatap masa tua kita dengan menyaksikan kesuksesan anak-anak penerus bangsa yang cerdas
dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai