I. Konsep Penyakit
Definisi
Etiologi
Tanda Gejala
Anak GDD atau retardasi mental bukanlah berarti mereka tidak akan
berkembang lagi. Namun, perlu pula dijelaskan bahwa walaupun akan ada
perkembangan dan kemajuan, anak retardasi mental tidak akan mencapai
tingkat anak yang normal yang sebaya. Hanya pada retardasi mental yang
sangat ringan sesekali akan terjadi pengejaran perkembangan sampai normal.
Patofisilogi
Pemeriksaan Penunjang
Penilaian pertumbuhan
Plot pada kurva pertumbuhan yang sesuai dengan standard yang dipakai:
PB/U, PB/BB, BB/U. NCHS/CDC 2000
Penilaian maturitas
Komplikasi
Ada dua efek pada anak dengan GDD yaitu
Efek jangka pendek
Efek jangka pendek dari GDD misalnya gagal tumbuh sesuai usia,
tidak mandiri dan selalu bergantung kepada orang di dekatnya. Kebanyakan
anak dengan gangguan intelektual sulit bersosialisasi dengan anak
seumurnya, tidak berkembang sesuai umurnya misalnya kurangnya
pendengaran atau penglihatan, postur yang tidak sesuai, atau sulit untuk
duduk atau berjalan pada anak usia 6-18 bulan. Gangguan bicara dan bahasa
paling banyak terjadi setelah usia 18 bulan.
Kebanyakan anak dengan GDD memiliki kesulitan dalam melakukan
aktifitas hidup sehari-hari atau kemandirian yang berkaitan dengan merawat
diri, sehingga mereka perlu diajarkan/dilatih secara khusus dalam bentuk
bimbingan dan latihan yang terus menerus serta bersifat praktis dari orang
disekitarnya, dalam hal ini memerlukan bantuan kedua orang tua, kakek dan
neneknya (seluruh anggota keluarga), atau masyarakat disekitarnya. Untuk
mengembangkan kemampuan intelektualnya diperlukan terapis atau guru
pembimbing dirumah sebelum memasuki usia prasekolah.
Anak dengan GDD yang cepat diberikan penanganan akan
mengalami kemajuan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, tetapi
dalam hal ini keluarga harus mendukung dan bersabar dalam prosesnya.
Efek jangka panjang
Efek jangka panjang dari setiap individu berbeda-beda, bergantung
pada derajat defisit kognitif dan adaptif, gangguan perkembangan pada masa
embrionik, dan dukungan keluarga serta lingkungan. Salah satu program
kegiatan belajar bagi penyandang retardasi mental, dalam hal pendidikn
khusus dan pusat-pusat terapi adalah kemampuan merawat diri. Dengan
diberikan pengetahuan dan keterampilan tersebut, penyandang retardasi
mental sedang akan mampu mengetahui, mengenal, memahami tata cara
merawat diri serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Efek jangka panjang dari setiap individu berbeda-beda, bergantung
pada derajat defisit kognitif dan adaptif, gangguan perkembangan pada masa
embrionik, dan dukungan keluarga serta lingkungan. Salah satu program
kegiatan belajar bagi penyandang retardasi mental, dalam hal pendidikn
khusus dan pusat-pusat terapi adalah kemampuan merawat diri. Dengan
diberikan pengetahuan dan keterampilan tersebut, penyandang retardasi
mental sedang akan mampu mengetahui, mengenal, memahami tata cara
merawat diri serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi diantaranya
adalah berat ringannya kelainan, usia pada saat di diagnosis, tingkat
kemampuan berbicara dan berbahasa seperti organ mulut yang tidak
sempurna menyebabkan anak kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal,
tingkat kelebihan (strength) dan kekurangan (weakness) yang dimiliki anak,
kecerdasan/IQ, kesehatan dan kestabilan anak, terapi yang tepat dan terpadu
meliputi guru/terapis seperti tenaga yang profesional, kurikulum yang tepat,
metode dan manajemen, sarana pendidikan, lingkungan (keluarga, sekolah,
dan masyarakat).22dan lain-lain. Orang tua perlu diajarkan untuk
menstimulasi gerakan atau mencegah posisi anak yang tak normal serta
memberikan asupan gizi yang adekuat dan kasih sayang.
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi khusus bagi penderita GDD, tetapi untuk beberapa
keadaan dapat dilakukan penatalaksanaan. Pengobatan secara farmakologi
dapat diberikan piracetam dengan mempertimbangan farmakodinamik dan
farmakokinetik dari obat tersebut. Pada bayi fungsi organ tubuhnya belum
sempurna, terutama dalam proses metabolisme dan ekskresinya, begitu juga
ikatan protein belum berfungsi baik sehingga fraksi obat bebas akan banyak di
dalam tubuh bayi. Sehingga dibutuhkan dosis yang lebih kecil dari orang
dewasa. Selain itu perlu bayi/anak diberikan vitamin dan mineral. Vitamin
merupakan senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil
untuk mempertahankan klesehatan dan sering kali bekerja sebagai kofaktor
untuk metabolism enzim, sedangkan mineral adalah senyawa anorganik yang
merupakan bagian penting dari enzim, mengatur berbagai fungsi fisiologis
tubuh yang digunaka untuk proses pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
termasuk tulang. Vitamin yang dapt diberikan yaitu vitamin B kompleks atau
Prolakta for Baby untuk menunjang perkembangan otak bayi dan untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi,anak.
Tindakan non-farmakologi juga dapat dilakuakan dengan
melakukan fisioterapi. Fisioterapi untuk bayi yang lahir dengan risiko
tinggi atau bayi yang diperkirakan dalam kehidupan selanjutnya akan
mengalami gangguan perkembangan atau cacat, fisioterapi ditujukan untuk
meningkatkan tonus otot, memperbaiki pola-pola yang tidak benar,
meningkatkan kualitas gerakan atau pola gerakan spontan, serta pendidikan
orang tua. Tekniknya beragam, misal touching atau massage , pengaturan
posisi untuk mencegah pola yang abnormal, latihan-latihan gerakan p
Pathway
II. Rencana Asuhan Klien dengan Efusi Pleura
Pengkajian
Riwayat keperawatan
a. Identitas klien
Biasanya oang tua mengeluhkan anak belum dapat berjalan atau anak
belum dapat berbicara.
c. Riwayat penyakit sekarang
Orang tua pasien merasa pada usia 12 bulan anak belum bisa
berjalan, oleh ibu pasien sudah dilatih berjalan, hanya berdiri kemudian
duduk lagi. Pasien bisa duduk tegak, bergerak dengan ngesotkan badan.
Pasien juga baru bisa mengucapkan “ma” sekarang pasien hanya mau
minum ASI.
d. Riwayat penyakit dahulu
Kepala,
lingkar kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun denga
pengkuruan diameter oksipito-frontalis terbesar
Rambut,
warna, distribusi dan keadan kulit kepala.
Ubun-ubun,
normal ubun-ubun besar rata atau sedikit cekung sampai anak usia 18 bulan,
Mata,
refleks mata baik, sclera adaka ekterus, conjuntiva adakah anemis , penuruna
penglihatan (visus).
Telinga
semetris, fungsi pendengaran
Mulut/leher,
Kulit,
keadaan warna, turgor, odema, keringat dan infeksi.
Thorax,
bentuk simteris, gerakan
Paru,
Jantung,
pembesaran, irama, suara jantung dan bising.
Genetalia,
testis, jenis kelamin, apakah labio mayor menutupi labio minor pada
perempuan.
Ekstremitas,
refleks fisiologis, refleks patologis, refleks memegang, sensibilitas,
tonus dan motorik.
Pemeriksaan penunjang
Penilaian pertumbuhan
Plot pada kurva pertumbuhan yang sesuai dengan standard yang dipakai:
1) PB/U, PB/BB, BB/U. NCHS/CDC 2000
2) BB/U. KMS – WHO
3) Lingkar kepala Nellhaus
4) Lingkar lenganLingkar dada
Penilaian maturitas
Definisi
Docslide. (2014). Tumbang GDD (Internet). Jakarta: Document Tips. Tersedia dalam
<http//:documents.tips> (diakses tanggal 27 Desember 2016).
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2013). Mengenal Keterlambatan Umum pada Anak
(Internet). Jakarta: IDAI. Tersedia dalam: <http://idai.or.id> (diakses 27 Desember
2016).
Wilkinson, J.M. & Ahern, N.R. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawata