Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INTERPRETASI DATA KLINIK


PARATIROID

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 KELAS B
RACHELIA SUNARYANI G 701 14 044
FACHRI G 701 14 062
SANG AYU PUTU W G 701 14 125
SITI ATIKA G 701 14 134
CAHYA AZALIKA G 701 14 173
NINING ANGGRIANA G 701 12 068
MUTIA IRVANA DEWI G 701 12 060
YUDHA G 701 13

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat perkenan-Nya sehingga makalah media pembelajaran ini dapat
diselesaikan.

Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada seluruh pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini baik
bantuan berupa materi maupun moril.

Penyusun telah menyelesaikan makalah ini dengan kemampuan


terbaiknya, namun apabila masih ada kesalahan atau kata-kata yang kurang
berkenan sekiranya penyusun meminta maaf. Penyusun juga sangat berharap
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Palu, 04 Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kelenjar Paratiroid
2.2 Tes Laboratorium
2.3 Contoh Kasus
2.4 Interpretasi Kasus

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik & Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kelenjar paratiroid adalah suatu organ dalam sistem endokrin yang
berfungsi mensekresi parathormon (PTH), senyawa tersebut membantu
memelihara keseimbangan dari kalsium dan phosphorus dalam tubuh. Oleh
karena itu hormon paratiroid penting sekali dalam pengaturan kadar kalsium
dalam tubuh seseorang.

Kekurangan hormon paratiroid dalam tubuh seseorang akan


mengkibatkan kekurangan kadar kalsium dan peningkatan fosfor dalam
tubuh. Penderita dengan kekurangan hormon paratiroid dinamakan
hipoparatiroid. Hipoparatiroid akan menyebabkan hipokalsemia. Dan banyak
gejala klinis yang muncul akibat hipokalsemia ini diantaranya bisa
menyebabkan iritabilitas neuromuscular yang berupa tetanus (hipertonis otot
yang menyeluruh).

Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia masih jarang ditemukan.


Kira-kira 100 kasus dalam setahun yang dapat diketahui, sedangkan di negara
maju seperti Amerika Serikat penderita penyakit hipoparatiroid lebih banyak
ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam setahun. Oleh karena itu penting
untuk mengetahui tentang hipoparatiroid ini.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definsi kelenjar paratiorid ?

2. Pemeriksaan laboratorium apa saja yang digunakan di paratiroid ?

3. Contoh kasus beserta penanganannya

I.3 Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami pengertian kelenjar paratiroid


dengan jelas, lalu pemeriksaan laboratorium apa saja yang digunakan dalam
paratiroid, berserta contoh kasus yang berhubungan dengan paratiroid.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Kelenjar Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang
terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior
kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing
paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-
kadang ditemukan di mediastinum. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya
kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan
memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor
didalam darah dan tulang.

Fungsi kelenjar paratiroid


1. Memelihara kosentrasi ion kalsium yang tetap pada plasma.
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal, mempunyai
efek terhadap reabsorbsi hormontubuler dari kalsium dan sekresi
fosfor
3. Mempercepat absorbsi kalsium di intestinal.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi
reabsorsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstimulasi dan mentransportasi kalsium dan fosfat melalui
membran sel.
Struktur Anatomi Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid kecil, kuning kecoklatan oval, biasanya terletak


antara garis lobus posterior dari kelenjar tiroid dan kapsulnya. Ukurannya
kira2 6x3x2 mm. Beratnya 50 mg. Biasanya 2 pada tiap sisi, superior dan
inferior. Normalnya paratiroid posterior bergeser hanya pada kutub
paratiroid posterior, tapi bisa juga turun bersama timus ke thorax atau pada
bifurcation karotis.
Kelenjar paratiroid superior letaknya lebih konstan daripada inferior dan
biasanya terlihat di tengah garis posterior kelenjar tiroid walaupun bisa lebih
tinggi. Bagian inferior sangat bervariasi pada beberapa situasi (tergantung
perkembangan embriologisnya) dan bias tanpa selubung fascia tiroid, di
bawah arteri tiroid, atau pada kelenjar tiroid dekat kutub inferior.
Apabila terjadi pembesaran dari glandula superior maka akan turun
mengikuti gravitasi disekitar atau ke cabang trakeoesofagal dan dapat
berada di inferior dari glandula paratiroid inferior. 5 Kelenjar paratiroid
bagian kaudal bisa dijumpai posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau
didalam timus, bahkan berada di mediastinum. Kelenjar paratiroid kadang
kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. 1
Glandula paratiroid superior terletak biasa pada posterior terhadap
lobus lateralis tiroidea dalam 1-2 cm sefalad terhadap perpotongan arteri
tiroidea inferior dan nervus laringeus rekurens. Tersering paratiroid
menempati posisi yang sama ditiap sisi. Tetapi bila membesar, sering ia
bermigrasi melalui fascia pretrachelis ke dalam ruang prevertebralis atau
turun diatas pedikel vaskular dibawah fasia yang menanam tiroidea atau bisa
terletak dalam celah superfisialis dari tiroidea. Sangat jarang glandula
paratiroidea superior berada tepat di intratiroidea. 2,6,7.
Posisi glandula paratiroid inferior lebih bervariasi. Posisinya sering
anterior terhadap nervus laringeus rekurens dekat kutub bawah tiroid. Tetapi
sekitar 20 persen turun lebih caudal dan terletak dalam lobus atas timus.
Lebih lanjut, sekitar 2,5 persen glandula paratiroid inferior terletak persis di
intratiroidea, biasanya dalam sepertiga bawah kelenjar. Glandula paratiroid
inferior bisa terletak pada titik manapun antara os hyoideum dan
mediastinum anterior dibawah arcus aorta.
Biasanya terdapat dua kelenjar paratiroid pada tiap sisi (superior dan
inferior) sehingga total didapatkan ada 4 kelenjar paratiroid. Akan tetapi,
jumlah kelenjar paratiroid dapat bervariasi , yaitu dijumpai lebih atau
kurang dari empat buah. Kelanjar paratiroid berwarna kuning-coklat, dengan
bentuk yang bermacam-macam dan berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm,
beratnya 100 mg. Berat dan ukuran glandula paratiroid pun bervariasi,
orang yang kegemukan mempunyai banyak lemak ekstrasel didalam kapsula
paratiroidea. Oleh karena itu, diperlukan ahli bedah yang berpengalaman
untuk dapat mengidentifiksai kelenjar paratiroid yang normal pada
pembedahan tiroid dan paratiroid. 1,4,6.

Mekanisme Kerja Kelenjar Paratiroid


Di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi
secara langsung oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion
kalsium yang terdapat didalam cairan ekstraseluler. Produksi PTH akan
meningkat apabila kadar kalsium didalam plasma menurun. Didalam keadaan
fisiologis normal, kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan
hoemostatik dalam batas yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi
oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dengan
darah.

Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid


adalah suatu hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu
empat kelenjar kecil yang terletak di permukaan belakang kelenjar tiroid
Hormon Paratiroid bersama-sama dengan vitamin D dan kalsitonin mengatur
kadar kalsium dalam darah. Sintesis paratiroid hormon dikendalikan oleh
kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi
dan dirangsang bila kadar kalsium rendah.
Seperti aldosteron, hormon paratiroid esensial untuk hidup. Efek keseluruhan
Hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plasma
dan mencegah hipokalsemia. Apabila Hormon paratiroid sama sekali tidak
tersedia, dalam beberapa hari individu yang bersangkutan akan meninggal,
biasanya akibat asfiksia yang ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot
pernapasan. Melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid
meningkatkan kadar kalsium plasma apabila kadar elektrolit ini mulai turun
sehingga hipokalsemia dan berbagai efeknya secara normal dapat dihindari.
Hormon ini juga bekerja menurunkan konsentrasi fosfat plasma.

Hormon pada kelenjar paratiroid


Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid/parathormon (PTH) yang
berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler
dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh
ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.

Fungsi utama hormon paratiroid adalah meningkatkan kadar kalsium dalam


darah. Hal ini tercapai dengan meningkatkan secara tidak langsung jumlah
kalsium yang diabsorbsi pada usus halus dan mereabsorbsi kalsium pada
tubulus ginjal. Jika sumber ini memberikan suplai yang tidak adekuat, maka
hormon paratiroid menstimulasi osteoklas (sel penghancur tulang) dan
resorpsi kalsium dari tulang.

Terdapat tiga hormon yang mengatur konsentrasi kalsium (dan secara


bersamaan mengatur fosfat) dalam plasma. Salah satunya adalah hormon
paratiroid. PTH, yang sekresinya secara langsung ditingkatkan oleh
penurunan konsentrasi kalsium plasma, bekerja pada tulang, ginjal dan usus
untuk meningkatkan konsetrasi kalsium plasma. Efek tersebut esensial untuk
kehidupan karena mencegah akibat fatal hipokalsemia.

Dengan kata lain, PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus
ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya
menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH
akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan
homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus.

Gangguan Fungsi Kelenjar Paratiroid


1. Hiperparatiroid
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar
paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya.
Hiperparatiroidisme dapat menimbulkan berbagai gejala seperti tulang menjadi
rapuh, lemah, dan berbentuk abnormal. Selain itu, kadar ion kalsium yang
berlebihan dalam darah dapat masuk ke air seni dan mengendap bersama ion
fosfat. Endapan ini dapat membentuk batu ginjal sehingga menyumbat saluran
air seni.

Jika jumlah hormon paratiroid yang disekresi lebih banyak daripada


yang dibutuhkan maka ini disebut hiperparatiroidisme primer. Jika jumlah yang
disekresi lebih banyak karena kebutuhan dari tubuh maka keadaan ini disebut
hiperparatiroidisme sekunder.

Hiperparatiroidisme primer
Berkurangnya kalsium dalam tulang sehingga timbul fraktur spontan,
sering nyari pada tulang, tumor tulang. Bagian yang sering terkena adalah
tulang panjang.
Kelainan traktus urinarius : defek (kegagalan) pada tubulus ginjal biasanya
reversible (bisa kembali), batu ginjal, kadang-kadang neprokalsinosis
(deposisi kalsium dalam nepron)
Manifestasi dari sistem saraf sentral (defresi, konfusi dan koma)
Kelemahan neuromuskular, tenaga otot berkurang, hipotonik (penurunan
tonus) otot, fatigue (hilang tenaga), dan kadang-kadang terjadi aritmia
kardiak.
Manifestasi gastrointestinal : kurang nafsu makan, nausea, muntah
(vomitus) dan konstipasi.

Hiperparatiroidisme sekunder
Pada penyakit ini terdapat hiperplasia dan hiperfungsi kelenjar paratiroid
yang disebabkan : gagal ginjal kronik dan kurang efektifnya PTH pada
beberapa penyakit (defisiensi vitamin D dan kelainan gastrointestinal)
2. Hipoparatiroid
Hipoparatiroidisme adalah gabungan gejala dari produksi hormon
paratiroid yang tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan
umumnya sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar
paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi
ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara kongenital). Kadang-kadang
penyebab spesifik tidak dapat diketahui.

Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan


yang disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan
dari penderita (70 %) adalah tetani. tetani = hipertonia otot yang
menyeluruhnya tremor dan kontraksi spasmodik atau tak terkordinasi yang
terjadi dengan atau tanpa upaya untuk melakukan gerakan volunter.

II.2 Tes Laboratorium

Sebaiknya dilakukan pengukuran jumlah kadar kalsium dan albumin


atau kadar ion kasium. Hiperkalsemia sebaiknya ditandai dengan lebih dari
satu penyebab sebelum didirikan diagnosis. Uji coba kadar hormon paratiroid
adalah inti penegakan diagnosis. Peningkatan kadar hormon paratiroid
disertai dengan peningkatan kadar ion kalsium adalah diagnosis
hiperparatiroidisme primer. Pengukuran kalsium dalam urin sangat
diperlukan. Peningkatan kadar kalsium dengan jelas mengindikasikan
pengobatan dengan cara operasi.

II.3 Contoh Kasus

Tn. X usia 58 tahun datang ke rumah sakit pada tangggal 9 Mei 2012
dengan keluhan sering mengalami kejang 1 bulan terakhir. Saat pengukuran
TTV didapatkan TD : 90/80 mmHg, suhu : 370C, nadi : 88x/menit, RR :
20x/menit dan suara nafas stridor. Hasil uji laboratorium menunjukan kalsium
3-5 mg/dL (normalnya 8.510.5 mg/dl), kadar fosfat 6.0 mg/dL (normalnya
2.5-4.5 mg/dL). Keluarga pasien mengatakan bahwa saat di rumah pasien
sering mengeluh sakit kepala, sulit nafas saat kejang, kejang/kekakuan
dirasakan pada muka, terkadang pada tangan dan kaki, dan akhir-akhir ini
pasien tidak mau makan dikarenakan susah menelan. Rambut pasien terlihat
tumbuh jarang dan kulit kering / bersisik. Terdapat Tanda Chvosteks atau
Trousseaus positif pada pasien. Pasien mengatakan pernah mengalami operasi
bedah leher 2 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pernah melakukan operasi pembedahan pada


leher.

Riwayat Penyakit Sekarang : Tn. X sering mengalami kejang 1 bulan terakhir.

II.4 Interpretasi Kasus

Berdasarkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium Tn.


X berusia 38 tahun di diagnosa bahwa menderita hipoparatiroid pasca
bedah. Hal ini dapat diketahui bahwa pasien pernah melakukan operasi
pembedahan pada leher, kemudian berdasarkan pemeriksaan fisik pasien
kejang yang dialami selama 1 bulan dan berdasarkan hasil laboratorium
kalsium yang sangat rendah. Oleh karena itu, pasien memerlukan asupan
suplemen kalsium lebih banyak agar kadar kalsium dapat kembali normal.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia,
yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior
kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing
paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid
kadang-kadang ditemukan di mediastinum. Di dalam melaksanakan
kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi secara langsung oleh
kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang terdapat
didalam cairan ekstraseluler. Produksi PTH akan meningkat apabila kadar
kalsium didalam plasma menurun. Didalam keadaan fisiologis normal,
kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan hoemostatik dalam
batas yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet
setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah. Kelenjar
paratiroid menghasilkan hormon paratiroid/parathormon (PTH) yang
berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan
ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi
kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang. Bila kelenjar
paratirod tidak berfunsi normal, maka akan menyebabkan terjadinya
beberapa penyakit yaitu : hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana
kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid
dari biasanya dan hipoparatiroidisme adalah gabungan gejala dari produksi
hormon paratiroid yang tidak adekuat.

III.2 Kritik & Saran

Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari


kesempurnaan karena saya memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak
dapat saya pungkiri,untuk itu saya harapkan kritik dan saran yang
membangun dari dosen pembimbing dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ross and Wilson. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba

Medika

Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran

EGC

Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2.

Jakarta : Salemba Medika

http://yudimedis.wordpress.com/2010/11/17/kelenjar-paratiroid/

http://lutfieblogs.blogspot.com/2012/03/makalah-kelenjar-tiroid-dan paratiroid.html

http://skydrugz.blogspot.com/2012/01/refarat-anatomi-dan-fisiologi.html

Anda mungkin juga menyukai