Anda di halaman 1dari 24

KRETINISME PADA ANAK

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK II

DOSEN PENGAMPU :

SUCI FITRI RAHAYU, NS.,M.KEP

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2019/2020
KELOMPOK 2

SOFYAN AMIN SYAMSURYA 1614201110016

RIZQI FIRDAUS 1714201110053

SAHRI RAMADAN 1714201110055

SAHRIL SIDIK 1714201110056

ADI FITRIANI 1714201110065

AHMAD RIF’AT NAUFAL AZMI 1714201110066

AKHMAD DHARMA PUTRA 1714201110067

FIKRI 1714201110074

RIANDA PUTRA 1714201110088

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas berkat
dan rahmat-nya lah semata mata sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan dengan tepat pada waktunya.

Adapun tugas Makalah yang diberikan berjudul ”makalah


KREATINISME pada anak ”, tugas ini kami susun untuk memenuhi
nilai mata kuliah keperawatan Anak II.

Kelompok pun menyadari jauh dari kesempurnaan yang ada pada


makalah ini, maka dari itu kami memohon kepada para pembaca agar
kiranya memberikan saran dan kritik, agar dalam penyusunan makalah
selanjutnya tidak terjadi kesalahan dan kekurangan.
Atas segala perhatiannya kami dari tim penulis mengucapkan banyak
terimakasih.

Penulis

Kelompok II

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................5
A. Latar Belakang....................................................................5
B. Rumusan Masalah...............................................................5
C. Tujuan..................................................................................5
D. Manfaat ...............................................................................6
BAB II PEMBAHASAN......................................................................7
A. Pengertian kretinisme........................................................7
B. Jenis-jenis kretinisme........................................................8
C. Etiologi ............................................................................10
D. Manifestasi Klinik............................................................10
E. Patofisiologi......................................................................11
F. Pathway............................................................................13
G. Penatalaksanaan Medis ...................................................14
H. Komplikasi.......................................................................14
I. Prognosis..........................................................................14
J. Pemeriksaan Diagnostic...................................................14
K. Diagnosa Keprawatan......................................................15
L. Intervensi Keperawatan....................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................20
A. Kesimpulan ........................................................................20
B. Saran...................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................21

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kreatinisme merupakan suatu kondisi akibat hipotiroidisme ekstrem yang
diderita selama kehidupan janin,bayi,atau kanak-kanak dan terutama
ditandai dengan gagalnya pertumbuhan tubuh anak tersebut dan retardasi
mental.Kreatisme disebabkan oleh gangguan pertumbuhan kelenjar tiroid
secara kongenital (kreatinisme kongenital).karena kelenjar tiroid gagal
memproduksi hormone tiroid akibat defisiensi genetic pada kelenjar, atau
karena kurangnya yodium pada diet (kreatinisme endemic).

B. Rumusan Masalah

 Apa pengertian kretinisme?

 Apa sajakah jenis-jenis kretinisme?

 Bagaimanakah etiologi kretinisme?

 Bagaimanakah manifestasi klinik kretinisme?

 Bagaimanakah penatalaksanaan kretinisme?

 Apakah komplikasi kretinisme?

 Apakah prognosis kretinisme?

 Bagaimanakah pemeriksaan diagnosis kretinisme?

C. Tujuan

 Untuk Mengetahui pengertian kretinisme

 Untuk Mengetahui jenis-jenis kretinisme

5
 Untuk Mengetahui etiologi kretinisme

 Untuk Mengetahui manifestasi klinik kretinisme

 Untuk Mengetahui penatalaksanaan kretinisme

 Untuk Mengetahui komplikasi kretinisme

 Untuk Mengetahui prognosis kretinisme

 Untuk Mengetahui pemeriksaan diagnosis kretinisme

D. Manfaat
 Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengembangkan dan paham
mengenai Kretinisme.
 Dengan membuat makalah ini, penulis dapat mengetahui dan memahami
secara spesifik tentang Kretinisme.

6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian kretinisme

Syndrom kretin adalah suatu syndrom yang disebabkan oleh karena


kekurangan Iodine dan thyroid hormon yang terjadi pada permulaan
kehamilan atau kekurangan Iodine dan thyroid hormon pada umur yang sangat
muda. Syndrom kretin ini mempunyai gejala-gejalayang sangat kompleks dan
bennacam-macam manifestasinya. Kita sering mendengar istilah-istilah serta
pembagian-pembagian yang digunakan pada penderita kretin, diantaranya
kretin endemik dan kretin sporadik. Dua macam kretin tersebut sepintas lalu
sama; yaitu sama-sama menderita kretin, tetapi dari keduanya sangat banyak
perbedaan-perbedaan symtomatologinya.

Menurut Djokomoeljanto (1996) kretin adalah seseorang yang lahir di


suatu daerah dengan defisiensi iodium berat dengan menunjukkan 2 atau lebih
kombinasi gejala ireversibel yaitu retardasi mental, kelainan neuromotorik
(gangguan bicara, cara berjalan yang khas, reflek patologis dan reflek fisiologis
meninggi, mata juling, gangguan akibat kerusakan batang otak serta late
walker) dan gangguan pendengaran.

7
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak yang terjadi
akibat kurangnya hormon tiroid . Penderita kelainan ini mengalami kelambatan
dalam perkembangan fisik maupun mental.

Kretinisme adalah perawakan pendek pada anak-anak akibat kurangnya


hormon tiroid dalam tubuh.

Kretinisme juga merupakan gejala kekurangan iodium di intrauterin pada


masa awal setelah bayi di lahirkan. Biasanya terjadi pada daerah gondok
endemic. Pertumbuhan bayi tersebut sangat terhambat, wajahnya kasar dan
membengkak, perut kembung dan membesar. Kulitnya menjadi tebal dan
kering dan seringkali mengeriput, lidahya membesar dan bibirnya tebal dan
selalu terbuka.

Pada Negara seperti Zaire, kretinisme terjadi akibat konsumsi ubi kayu
yang tinggi. Bahkan uji kontrol di papua nugini membuktikan bahwa
kretinisme dapat dicegah dengan pemberian minyak beryodium sebelum hamil.

B. Jenis-jenis kretinisme

1. Kretin sporadic

Kretin sporadik atau dikenal juga sebagai hipotiroid kongenital


berbeda dengan kretin endemik. Etiologi kretin sporadik bukan karena
defisiensi yodium tetapi kelenjar tiroid janin yang gagal dlam
memproduksi hormon tiroid secara cukup karena berbagai macam sebab.

Kretin Sporadik Ialah terdapatnya penderita-penderita kretin pada


daerah yang bukan endemik goiter (daerah gondok endemik). Jadi pada
penderita kretin sporadik tidak pernah terjadi kekurangan Iodine sejak
mulai hidupnya, tetapi terjadi gangguan faal dari glandula thyroid.

8
Menurut Krupp-chatton (1973) dikatakan bahwa penderita kretin
sporadik akan terdapat glandula thyroid yang mengalami rudimenter. Jadi
pada penderita kretin sporadic ini yang sangat jelas dan menonjol adalah
gejala-gejala hypothyroidisme.

2. Kretin endemic

Menurut Djokomoeljanto (1974) terjadinya kretin endemik


disebabkan oleh karena kekurangan lodine selama kehamilan dan saat-saat
berikutnya, tetapi tak selalu menyebabkan hypothyroidisme post—natal.
Umumnya terdapat di daerah gondok endemik.

ini berarti bahwa selama dalam kandungan anak telah mengalami


cidera dan setelah lahir anak tersebut dapat saja mempunyai hormon
thyroid yang cukup untuk pertumbuhan selanjutnya. Cidera di dalam
kandungan ini dapat menyebabkan gangguan neurologik yang lebih luas
misalnya : paresis, mata juling, gangguan waktu berjalan dan sebagainya.

Kretin endemik adalah istilah gabungan untuk beberapa


perkembangan yang abnormal, yang secara geografik kebetulan bersamaan
dengan adanya gondok endemik dan disebabkan oleh laesi yang didapat
sebelum atau segera sesudah kelahiran. Lebih tepat didefinisikan sebagai
ekses dari kelainan- kelainan yang ditemukan pada populasi gondok yang
tidak mendapat pencegahan yang cukup terhadap gondok. (Symposium
Penyakit Kelenjar Gondok 1975). Syndrom kretin endemik dapat dikenal
dari dua komponen utama.

a. Type nervosa. Terdapat kerusakan pada susunan saraf pusat yang


terdiri dari : Retardasi mental, Gangguan pendengaran type perseptiv
(tuli saraf), Kerusakan batang otak, dan Retardasi neuromotorik.

b. Type myxoedema. Pada type ini yang paling menyolok adalah tanda-
tanda hypothyroid, yang berupa: Gangguan pertumbuhan,
Myxoedematosa, Rambut kering dan kasar, Tonus otot yang lembek,

9
Penimbunan lemak di pangkal leher, sehingga leher kelihatan, lebih
pendek, Perut buncit dan sering terdapat Hernia Umbilicalis

Untuk membedakan kedua type tersebut diatas sangatlah sukar


sekali, karena kita harus mengadakan pemeriksaan khusus serta
pemeriksaan laboratorium khusus.

Menurut (Djokomoeljanto, 1974) dikatakan bahwa dalam


penyelidikan-penyelidikan jarang diketemukan type tersebut yang berdiri
sendiri, tetapi biasanya diketemukan dalam bentuk campuran

Kretin endemik yang disebabkan kekurangan yodium menyangkut 3


hal yaitu epidimologis, klinis dan pencegahannya. Secara epidimologis
kretin endemik selalu berhubungan dengan defisiensi yodium yang berat,
dan secara klinis gejalanya disertai dengan defisiensi mental. Defisiensi
mental meliputi gejala neurologis yang terdiri atas gangguan pendengaran
dan bicara, gangguan berjalan dan sikap berdiri yang klinis; gejala yang
menyolok lain adalah gangguan pertumbuhan (cebol) dan hipotiroidisme.
Dari sisi pencegahan, kretin endemic dapat dicegah dengan menggunakan
yodium, dan jika hal ini dilakukan dengan adekuat maka terjadinya kretin
endemik ini dapat dicegah.

C. Etiologi

1. Kekurangan yodium

2. Kekurangan hormon tiroid

3. Pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)

4. Tiroiditis hashimoto

10
5. Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya
sindroma truner

6. Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam


perkembangan penyakitnya.

Pada Penderita kretin sporadik tidak pernah terjadi kekurangan yodium


sejak mulai hidupnya, tetapi terjadi gangguan faal dari glandula thyroid.

Etiologi kretin sopradik bukan karena defisiensi yodium, tetapi kelenjar


tiroid janin yang gagal dalam memproduksi hormon tiroid secara adekuat
karena berbagai macam penyebab. Problem medik ini dikenal dengan istilah
congenital hypothyroidism. Hormon tiroid ibu selama kehamilan cukup
termasuk yang ditransfer ke fetus melalui plasenta. Pada kretin sopradik
hormon tiroid ibu (T4) mampu melindungi otak janin pada awal kehidupan
sedangkam pada kretin endemik tidak karena adanya hipotioridi maternal.
Inilah yang menjelaskan mengapa pemberian T4 pada neonatus pada kasus-
kasus kretin endemik dapat mencegah kerusakan otak dengan hasil yang cukup
baik.

D. Manifestasi klinik

Secara umum, gejala dari kretinisme sebagai berikut:

1. Gangguan perkembangan fisik (cebol)Bibir tebal

2. Lidah tebal

3. Bicara terbata-bata

4. Jarak antara kedua mata lebih besar

5. Kulit kasar dan kering

6. Warna kulit agak kekuningan dan pucat

11
7. Kepala besar

8. Muka bulat (moon face)

9. Pertumbuhan tulang terlambat

10. Hidung besar dan pesek

11. Tumbuh gigi terlambat

Pengaruh utama defisiensi iodium pada janin adalah kretinisme endemis


yang sangat berkaitang dengan bentuk sporadic. Bentuk kretinisme yang
endemic akan timbul manakala lebih dari 10% penduduk mengasup yodium
<25 μg/hari.

Gejala khas kretinisme terbagi menjadi 2 jenis yakni jenis syaraf (type
nervosa) dan jenis miksedema (Type myxoedema). Jenis yang pertama
menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-tuli, diplegia
spastic. Jenis terakhir memperlihatkan tanda khas hipotirodisme, serta
dwarfisme.

Gejala-gejala awal kretinisme tidak mudah dikenali sampai usia 3-4 bulan
setelah lahir. Bila gejala dapat diketahui dalam keadaan dini dan diberi
pengobatan yang baik, maka keadaan dapat menjadi normal

Pada Kretin endemik merupakan gangguan akibat kekurangan yodium


yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan mental serta
gangguan motorik yang tidak dapat disembuhkan.

Kretin sudah timbul sejak lahir, atau menjadi nyata dalam beberapa bulan
pertama dari kehidupan. Manifestasi dini dari kretin antara lain ikterus
fisiologik yang menetap, tangisan parau, konstipasi, somnolesia, kesulitan
makan dan kesulitan untuk mencapai perkembangan normal. Anak yang
menderita kretin mempunyai ciri-ciri fisik : tubuh pendek, profil kasar, lidah
menjulur keluar, hidung yang lebar dan rata, mata yang jaraknya jauh, rambut

12
jarang, kulit kering, dan perut menonjol (perut buncit).

E. Patofisiologi

Kecepatan pertumbuhan tidak berlangsung secara kontinyu selama masa


pertumbuhan, demikian juga faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan.
Pertumbuhan janin, tampaknya sebagian besar tidak bergantung pada
control hormon, ukuran saat lahir terutama ditentukan oleh faktor genetik
dan lingkungan. Faktor hormon mulai berperan penting dalam mengatur
pertumbuhan setelah lahir. Faktor genetik dan nutrisi juga sangat
mempengaruhi pertumbuhan pada masa ini.

Kelenjar tiroid yang bekerja dibawah pengaruh kelenjar hipofisis, tempat


diproduksinya hormon tireotropik. Hormone ini mengatur produksi
hormone tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-tironin (T3). Kedua
hormone tersebut dibentuk dari monoiodo-tirosin dan diiodo-tirosin.
Untuk itu diperlukan dalam proses metabolic di dalam badan, terutama
dalam pemakaian oksigen. Selain itu juga merangsang sintesis protein dan
mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan vitamin. Hormon ini
juga diperlukan untuk mengolah karoten menjadi vitamin A. Hormone
tiroid esensial juga sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia sendiri
tidak secara langsung bertanggung jawab menimbulkan efek hormone
pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam mendorong
pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhan akan maksimum hanya
apabila terdapat hormone tiroid dalam jumlah yang adekuat. Akibatnya,
pada anak hipotiroid pertumbuhan akan terganggu, tetapi hipersekresi
hormone tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan berlebihan.

Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan


dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena
kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan
tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan

13
lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak
mengakibatkan kretinisme.

F. Pathway
Penggunaan
obat antitiroid
Gangguan
Penurunan sekresi saat kehamilan
terhadap Kekurangan
Jaringan tiroid TSH atau resistensi yodium
fungsional TSH

Hipotiroidisme
Reaksi
Autoimun
Menurunnya kadar hormone T3
dan T4

Pulsasi jantung
Menurunnya Penurunan
lambat
laju metabolisme
metabolisme protein dan
14
pembentukan
tulang
Suhu tubuh
menurun

Gangguan Sulit makan,


pertumbuhan dan Hipotermia
Ikterik menyusui
perkembangan
persisten,
edema
Ketidakefektifan
peorbital,
Gangguan citra pola nafas Gangguan Menelan
anemia
tubuh
Penurunan kekuatan otot Hambatan Mobilitas
Fisik

G. Penatalaksanaan Medis

1. Pencegahan

a. Pemberian makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan protein

b. Mengkonsumsi makanan yang diberi garam beryodium atau pemberian


suplemen yodium untuk merangsang produksi hormon atau pemberian
minyak beryodium.

c. Mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral

2. Pemberian obat khusus

15
Kelainan ini dapat diobati dengan pemberian hormon tiroid. Hormon tiroid
diberikan secara terus menerus. Bila kelainan muncul sebelum usia dua
tahun, pengobatan ini tidak dapat memperbaiki keterbelakangan mental
yang ditimbulkan.

H. Komplikasi

Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermia
tanpa menggigil, hipotensi, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hinggan
koma. Dalam keadaan darurat misalnya pada koma miskedema maka hormon
tiroid diberikan secara intravena

I. Prognosis

Makin muda dimulai dalam pemberian hormon tiroid, maka makin baik
prognosisnya. Kalau terapi dimulai sesudah umur 1 tahun, biasanya tidak akan
tercapai IQ yang normal. Pertumbuhan badan dapat tumbuh dengan baik.

J. Pemeriksaan diagnostic

1. Laboratorium

Pemeriksaan darah yang mengukur kadar hormon tiroid (T3 dan T4), TSH,
dan TRH akan dapat mendiagnosis kondisi dan lokasi masalah kelenjar
tiroid. Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi tiroid biasanya menunjukkan
kadar T4 rendah dan TSH tinggim

2. USG atau CT Scan Tiroid

menunjukkan ada tidaknya goiter

16
3. X – foto tengkorak

Menunjukkan kerusakan hipotalamus atau hipofisis anterior

K. Diagnosa Keperawatan
1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d ketunadayaan fisik
2. Gangguan citra tubuh b.d tahap perkembangan
3. Hipotermia b.d penurunan laju metabolisme

4. Ketidakefektifan pola nafas b.d Imaturitas neurologis

5. Gangguan menelan b.d Keterlambatan Perkembangan

6. Konstipasi b.d penurunan laju metabolisme

7. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot

17
L. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1 Keterlambatan Pertumbuhan dan Peningkatan
pertumbuhan dan perkembangan perkembangan anak
perkembangan b.d
ketunadayaan fisik Setelah di lakukan 1. Berikan reinforcement
tindakan selama 7 x positif atas hasil yang
24 jam diharapkan di capai anak.
anak mengalami 2. Dorong anak
perubahn pada melakukan perawatan
pertumbuhan maupun sendiri
perkembangannya 3. Management perilaku
dengan anak yang sulit.
4. Dorong anak
Kriteria hasil ; melakukan sosialisasi
1. Anak berfungsi dengan kelompok
optimal sesuai 5. Ciptakan lingkungan
tingkatannya. yang aman.
2. Keluarga dan anak
mampu

18
menggunakan
koping terhadap
tantangan karena
adanya
ketidakmampuan.
3. Berat badan
2 Gangguan citra tubuh b.d Gambaran Diri Perubahan Gambaran
tahap perkembangan Setelah di lakukan Diri
tindakan keperawatan 1. Kaji secara verbal dan
yaitu 4 kali pertemuan non verbal respon klien
di harapkan keluarga terhadap tubuhnya.
dan anak dapat 2. Dorong klien
menerima kondisinya mengungkapkan
dengan perasaannya.
3. Fasilitasi kontak
Kriteria hasil ; dengan individu lain
1. Gambaran diri dalam kelompok kecil.
positif
2. Mempertahankan
interaksi sosial

3 Hipotermia b.d penurunan Pengaturan Panas Pengaturan Suhu


laju metabolisme Setelah di lakukan 1. Monitor TTV
tindakan keperawatan 2. Monitor warna kulit
selama 1 x 60 menit di dan suhu kulit
harapkan kondisi klien 3. Selimuti pasien untuk
membaik dengan mencegah hilangnya
kehangatan tubuh.
4. Berikan antipiretik jika
Kriteria hasil; perlu
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal.
2. Nadi dan RR dalam

19
rentang normal
4 Ketidakefektifan pola Status Pernafasan Manajamen Jalan Nafas
nafas b.d Imaturitas Setelah di lakukan 1. Posisikan pasien untuk
neurologis tindakan keperawatan memaksimalkan
1 x 60 menit di ventilasi
harapkan klien dapat 2. Identifikasi pasien
bernafas secara perlunya pemasangan
normal dengan alat jalan napas buatan.
3. Auskultasi suara napas,
Kriteria Hasil ; catat adanya suara
1. Menunjukkan jalan tambahan.
nafas yang paten 4. Monitor respirasi dan
seperti klien tidak status O2
merasa tercekik,
irama nafas, Oxygen therapy
frekuensi 1. Bersihkan mulut dan
pernafasan dalam hidung
rentang normal dan 2. Pertahankan jalan napas
tidak ada suara yang paten.
napas abnormal. 3. Atur peralatan
oksigenasi
4. Monitor peralatan
oksigenasi
5. Pertahankan posisi
klien
5 Gangguan menelan b.d Status menelan Pencegahan Aspirasi
Keterlambatan Setelah di lakukan 1. Posisi tegak sembilan
Perkembangan tindakan selama 1x 24 puluh derajat atau
jam di harapkan sejauh mungkin.
2. Menyuapkan makanan
Kriteria hasil ; dalam jumlah kecil.
1. Dapat 3. Potong makanan
mempertahankan menjadi potongan

20
makanan dalam potongan kecil
mulut. 4. Jauhkan kepala tempat
2. Kemampuan tidur di tinggikan 30
menelan adekuat. sampai 45 menit
3. Mampu mengontrol setelah makan.
mual dan muntah.

6 Konstipasi b.d penurunan Eliminasi Usus Manajemen konstipasi


laju metabolisme Setelah di lakukan dan infeksi
tindakan keperawatan 1. Monitor feses ;
selama 1x 24 jam di frekuensi, konsistensi,
harapkan pasien dapat dan volume.
BAB lancar dengan 2. Mendorong
meningkatkan asupan
Kriteria Hasil ; cairan.
1. Bebas dari 3. Anjurkan pasien atau
ketidaknyamanan keluarga untuk diet
dan konstipasi. tinggi serat,
2. Feses lunak dan
berbentuk
7 Hambatan mobilitas fisik Keaktifan Gerakan Terapi Latihan
b.d penurunan kekuatan Persendian 1. Ajarkan pasien dan
otot Setelah di lakukan keluarganya tentang
tindakan keperawatan teknik ambulasi.
selama bebrapa 2. Berikan alat bantu jika
minggu di harapkan klien memerlukan.
pasien dapat lebih 3. Latih pasien dalam
aktif dalam ber pemenuhan kebutuhan
aktivitas dengan ADLs secara mandiri
sesuai kebutuhan.
Kriteria Hasil ; 4. Ajarkan pasien
1. Klien meningkat bagaimana merubah
dalam aktivitas posisi dan berikan

21
fisik. bantuan jika di
2. Memverbalisasikan perlukan.
perasaan dalam
meningkatkan
kekuatan dan
berpindah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormon tiroid


dalam tubuh. Hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama
sel folikel tiroid. Penyebab paling sering dari kekurangan hormon tiroid adalah
akibat kurangnya bahan baku pembuat. Bahan baku terpenting untuk produksi
hormon tiroid adalah yodium yang biasanya terdapat pada garam yang
beryodium. Kretinisme dapat terjadi bila kekurangan berat unsur yodium
terjadi selama masa kehamilan hingga tiga tahun pertama kehidupan bayi.
Hormon tiroid bekerja sebagai penentu utama laju metabolik tubuh
keseluruhan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta fungsi saraf.
Sebenarnya gangguan pertumbuhan timbul karena kadar tiroid yang rendah
mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan, hanya saja ditambah gangguan
lain terutama pada susunan saraf pusat dan saraf perifer. Bila kurangnya
hormon tiroid terjadi sejak janin, maka gejalanya adalah defisiensi mental (IQ
rendah) disertai salah satu gejala atau keduanya yaitu: Gangguan pendengaran
(kedua telinga dan nada tinggi) dan gangguan wicara, gangguan cara berjalan
(seperti orang kelimpungan) ,mata juling, cara berjalan yang khas, kurangnya
massa tulang, terlambatnya perkembangan masa pubertas dan lain-lain

B. Saran

22
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat
mengetahui tentang apa itu kretinisme, bagaimana
menghindari kretinisme, gejala yang di timbulkan akibat
kretinisme, serta diharapkan agar perpustakaan UIN Alauddin
Makassar untuk menyediakan lagi lebih banyak referensi untuk
digunakan sebagai sumber referensi dalam penyempurnaan
makalah menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia


Pustaka
Utama.

Irianto, kus dan kusno waluyo, 2012. Gizi dan pola hidup sehat. Bandung:
Yrama Widya

Price, Sylvia A, dan Lorraine M. Wilson. 2005.Patofisiologi Konsep Klinis


Proses-Proses Penyakit.Jakarta :EGC.

Winarno. 20012. Kimia dan pangan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Arisman. 2009. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta:EGC

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta : Badan


Penelitian

23

Anda mungkin juga menyukai