Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA

e-ISSN 2477-3743 p-ISSN 2541-0024

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada


Pasien HIV/AIDS di Indonesia
Linlin Lindayani1*

STIKEP PPNI Jawa Barat, Bandung, Indonesia


Email korespondensi: linlinlindayani@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRAK


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang
HOW TO CITED: berhubungan dengan kebutuhan perawatan paliatif pada pasein dengan
Lindayani, L. (2018).
HIV/AIDS di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode
Faktor-Faktor yang Berhub- cross sectional di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
ungan dengan Kebutuhan yang berfokus pada penanganan HIV/AIDS di Bandung, Indonesia.
Perawatan Paliatif pada Instrumen yang digunakan meliputi data pengkajian demografik pasien,
Pasien HIV/AIDS di Indone-
sia. Jurnal Pendidikan sosial-ekonomi infomasi klinis dan pengkajian kebutuhan paliatif
Keperawatan Indonesia 4(2), dengan kuesiner yang sudah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia
hlm. 113-121 yaitu Problems and Needs of Palliative Care (PNPC). Sejumlah 215
pasien dengan HIV/AIDS berhasil direkruit dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisa multivariate dengan linear regresi didapatkan
DOI: bahwa konsumsi obat antiretroviral (t=-4,13, 95% CI= -3,16- -1,12),
10.17509/jpki.v4i2.10301
jumlah CD4 (t= -3,58, 95% CI= -0,01- -0,00), tempat tinggal (t=-4,33,
95% CI= -5,17- -1,93), pendapatan per bulan (t=-2,24, p value=0,03,
ARTICLE HISTORY: 95% CI= -3,419 - -1,052), dan status pernikahan (t=2,11, % CI= -3,419
Accepted - -1,052) berhubungan dengan kebutuhan perawatan paliatif pada
September 10, 2018 pasien HIV/AIDS dengan R2 sebesar 0,185. Hasil penelitian
Revised menunjukan konsumsi obat antiretroviral sangat berpengaruh terhadap
December 06, 2018 kebutuhan perawatan paliatif care pasien HIV/AIDS. Sehingga,
diharapkan pemerintah Indonesia dapat meningkatkan pelayanan dan
Published penyediaan obat antiretroviral (ARV) pada pasien dengan HIV/AIDS
December 31, 2018
sesuai dengan yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015, yaitu
memberikan obat antiretroviral kepada semua pasien HIV/AIDS tanpa
mempertimbangkan jumlah CD4.
Kata kunci: HIV/AIDS, kebutuhan, per awatan paliatif

ABSTRACT
The objective of this study was determine patient’s needs of palliative
care and factors associated with their needs of palliative care in
patients with HIV/AIDS. This study was conducted using a cross
sectional study at a HIV/AIDS non-government organization in
Bandung, Indonesia. Individuals were assessed for demographic data,
social-economic, and clinical information and a questionnaire of
Problems and Needs of Palliative Care (PNPC). A total of 215 patients
with HIV/AIDS were enrolled. Initiation of ART (t=-4.13, 95% CI= -
3.16- -1.12), a higher CD4 a count (t= -3.58, 95% CI= -0.01- -0.00),
living in urban area (t=-4.33, 95% CI= -5.17- -1.93), and higher

113
Lindayani, L. | Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia.

monthly income (t=-2.24, p value=0.03, 95% CI= -3.419 - -1.052), and unmarried (t=2.11, % CI= -
3.419 - -1.052) were related to the needs of palliative care with R square was 0.185. In conclusion,
initiation of antiretroviral therapy is key important factors associated with palliative care needs. The
findings support the health policy makers to encourage initiating antiretroviral therapy following the
WHO guidelines for “treat for all people with HIV”.

Kata kunci: HIV/AIDS, needs, palliative care

PENDAHULUAN hensif HIV/AIDS (WHO, 2005). Pada tahun


Prevalensi pasien yang terinfeksi Human 2015, secara global diperkirakan sebanyak 20,4
Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia juta pasien membutuhkan perawatan perawatan
mengalami peningkatan yang signifikan dari paliatif dan 5,7% nya adalah pasien dengan
tahun ke tahun. Hal tersebut berbeda dengan HIV/AIDS (WHO, 2016). Sebagai per-
negara-negara lain dikawasan Asia-Pasifik, bandingan, di Afika, sekitar 80% pasien dengan
dengan perkiraan total pasien HIV dari 5,846 di HIV/AIDS membutuhkan perawatan paliatif,
tahun 2004 menjadi 198,219 pada tahun akhir jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan kebu-
tahun 2015 (WHO, 2016; Depkes, 2016). Pen- tuhan perawatan paliatif untuk pasien kanker
ingkatan jumlah tersebut diiringi dengan pening- (Harding et al., 2005; Uwimana & Struthers,
katan jumlah pasien dengan Acquired Immune 2007).
Deficiency Syndrome (AIDS) dari 4,973 di ta- Pelayanan perawatan perawatan paliatif un-
hun 2004 menjadi 77,112 pada akhir tahun 2015. tuk pasien dengan HIV di Indonesia kurang
Berbeda dengan tren peningkatan jumlah pasien berkembang. Padahal, pemerintah Indonesia su-
HIV dan AIDS, angka kematian yang disebab- dah mengeluarkan kebijakan untuk menginte-
kan AIDS mengalami penurunan secara dramatis grasikan pelayanan perawatan paliatif kedalam
dari 13,86% pada tahun 2004 menjadi 0,2% di pelayanan komprehensif HIV/AIDS sejak tahun
tahun 2015 (Depkes, 2016). Dengan mening- 2011. Sampai tahun 2016, perawatan paliatif di
katnya umur harapan hidup pasien HIV maka rumah sakit masih berfokus untuk pasien kanker
infeksi HIV mengalami perubahan dan lebih (Depkes, 2016). Penelitian sebelumnya banyak
mengarah pada penyakit kronik. Sehingga pela- berfokus pada kajian kebutuhan perawatan pali-
yanan kesehatan untuk pasien HIV/AIDS harus atif saja terutama pada pasien kanker, sedangka
mengalami penyesuain dan berfokus pada pe- kajian faktor yang mempengaruhi dan pada
ningkatan kualitas hidup pasien. pasien HIV masih sangat jarang. Kajian prioritas
Perawatan paliatif merupakan sebuah pen- kebutuhan pelayanan perawatan paliatif untuk
dekatan yang terbukti efektif dalam memperbai- pasien dengan HIV/AIDS dan faktor-faktor yang
ki kualitas hidup pasien dengan HIV/AIDS mempengaruhinya penting untuk dilakukan se-
(Huang, 2013). Pelaksanaan perawatan paliatif bagai data dasar yang dapat digunakan untuk
harus dimulai dari awal diagnosa sampai men- perencanaan dan pelaksaan perawatan paliatif
jelang kematian. Pada tahap awal pasien di diag- yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pasien
nosa HIV, pasien membutuhkan pelayanan su- HIV/AIDS di Indonesia. Sehingga tujuan dari
portif untuk membantu dalam pelaksanaan tes penelitian ini adalah untuk mengkaji kebutuhan
HIV, memfasilitasi dalam membuka status HIV perawatan paliatif pada pasien HIV/AIDS dan
terhadap teman dan keluarga, dan memberikan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
dukungan dalam beradaptasi sebagai seseorang paliatif tersebut.
yang hidup dengan HIV (Consortium, 2013).
Badan kesehatan dunia seperti WHO sudah METODE
merekomendasikan untuk mengintegrasikan Jenis penelitian
perawatan paliatif kedalam pelayanan kompre- Penelitian ini merupakan studi cross-sectional

114 JPKI 2018 volume 4 no. 2


Lindayani, L. | Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia.

yang digunakan untuk mengkaji kebutuhan cara penularan HIV, tahun didignosa HIV, tahun
perawatan paliatif dan menentukan faktor-faktor dimulainya konsumsi obat ARV, jenis obat ARV
yang mempengaruhi kebutuhan perawatan pali- yang digunakan, pelayanan kesehatan yang ser-
atif pada pasien HIV/AIDS. Penelitian ini dil- ing dimafaatkan, tempat untuk mendapatkan
aksanakan di Lembaga Swadaya Masyarakat ARV, transportasi yang digunakan untuk pergi ke
(LSM) Rumah Cemara, Bandung Indonesia. pelayanan kesetahan atau mendapatakn obat
ARV, asuransi kesehatan, pendapatan perbulan,
Populasi jumlah tanggungan dalam keluarga.
Target populasi dalam penelitian ini adalah
pasien dengan HIV/AIDS. Peneliti menerapkan Problems and Needs of Palliative Care (PNPC)
teknik convenience sampling. Kriteria Inklusi PNPC merupakan self-assessment untuk
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengindentifikasi masalah dan kebutuhan pasien
pasien dengan HIV/AIDS, usia ≥ 18 tahun, dan HIV. Instrumen ini sudah dikembangkan oleh
bisa menulis serta membaca dalam Bahasa Indo- Bart H.P. Osse, dkk (2005). Terdapat tujuh do-
nesia. Adapun kriteria ekslusi dalam penelitian main kajian yang terdiri atas aktivitas sehari-hari,
ini adalah, pasien dengan gangguan mental kare- gejala fisik, autonomi, isu social, isu psikologis,
na akan berpengaruh pada kemampuan kogni- isu spiritual dan isu keuangan (Osse et al., 2007).
tifnya dalam menjawab pertanyaan yang dalam Domain dalam PNPC ini memiliki kesamaan do-
kuesioner. Ibu hamil yang menderita HIV/AIDS main dengan kualiatas hidup pasien. PNPC-sv
juga termasuk dalam kriteria eklusi karena terdiri dari 33 item pertanyaan yang berhubungan
berhubungan dengan isu spesifik yang berkaitan dengan masalah dan kebutuhan terhadap perawa-
dengan maternitas dan isu perawatan anak se- tan paliatif. Setiap item akan ditanyakan
hingga akan berakibat pada permasalahan dan mengenai masalah dan dari masalah yang dirasa-
kebutuhan yang spesifik begitu juga dengan kan itu apakah mereka membutuhkan bantuan
kualitas hidupnya. dari tenaga kesetahan dengan pilihan jawabanya
Perkiraan jumlah sampel dihitung dengan adalah (ya, banyak/tidak). PNPC memiliki ko-
menggunakan software G-Power versi 3.1.6 relasi yang signifikan dengan dimensi kualitas
dengan uji F dan asumsi α = 0.05, effect size = hidup yang dikembangkan oleh EORTC QLQ-
0.10, power level=0.80 dan 13 prediktor. Se- C30 (European Organization for Research and
hingga total minimal sampel dalam penelitian ini Treatment of Cancer Quality of Life Question-
adalah 200 dengan penambahan 34 responden, naire-Core 30) dengan p value = 0,01. PNPC
mempertimbangkan kemungkinan missing data. juga meliliki internal konsistensi yang baik
dengan nilai alpha 0, 70 - 0, 86.
Instrumen Penelitian PNPC sudah diterjemahkan kedalam Bahasa
Semua pasien dengan HIV/AIDS yang me- Indonesia oleh Ibu Effendy dengan metode for-
menuhi kriteria inklusi akan dikaji berdasarkan ward-backwards translation. PNPC dalam Bahasa
laporan pasien sendiri secara langsung. Instru- Indonesia juga sudah dimodifikasi terhadap
men yang akan digunakan terdiri atas dua sesuai dengan konteks budaya di Indonesia. Mod-
kuesioner, yaitu: ifikasi terhadap domain autonomi, kesulitan da-
lam mengatasi perintah dari orang lain itu tidak
Data demografik dan informasi kesehatan termasuk dalam domain autonomi apalagi pada
pasien konteks keluarga besar. PNPC ini pertama dikem-
Data demografik pasien meliputi: usia, jenis ke- bangkan pada pasien kanker untuk mengkaji ma-
lamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, salah dan kebutuhan terhadap pelayanan perawa-
pendapatan, dan alamat. Kemudian untuk infor- tan paliatif. Sehingga, untuk digunakan pada
masi kesehatan pasien, data yang akan diperoleh pasien dengan HIVAIDS, pertanyaan yang ada
meliputi: status HIV, tanggal terakhir pemerik- domain psikologis yang berkaitan dengan
saan CD4, jumlah CD4 dalam 6 bulan terakhir, perasaan takut terhadap metastase dirubah men-

JPKI 2018 volume 4 no. 2 115


Lindayani, L. | Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia.

menjadi perasaan takut terhadap perkembangan square serta multivariat linear regresi. Semua
penyakit. Selain itu, peneliti juga menambahkan data akan dianalisa dengan menggunakan soft-
pertanyaan yang berhubungan dengan akses ter- ware IBM SPSS versi 20.00 untuk windows.
hadap pengobatan ARV. Pada penelitian ini,
cronbach’s alpha untuk internal konsistensinya HASIL PENELITIAN
menunjukan nilai yaitu 0,928. Data demografik dan status sosial-ekonomi
pasien HIV/AIDS
Teknik Pengumpulan Data Jumah pasien dalam penelitian ini yang ber-
Izin untuk melaksanakan penelitian didapat- hasil direkruit yaitu sebanyak 215 pasien dengan
kan dari bagian Kesbang, Kota Bandung, Jawa HIV/AIDS. Usia rata-rata nya adalah 33,5 tahun
Barat. Setelah mendapatkan surat izin penelitian, (Standar deviasi (SD) = 4,667), dengan rentang
peneliti menjelaskan semua prosedur dan tujuan usia dari 18 sampai 49 tahun. Secara umum,
dari penelitian yang meliputi kriteria sampel, sebanyak 66% pasien dalam penelitian ini adalah
kegunaan dan manfaat penelitian ini kepada ma- laki-laki, dengan tinggak pendidikan paling ban-
najer LSM Rumah Cemara. Kemudian, peneliti yak adalah lulusan sekolah menengah atas
bersama manajer akan mencari partisipan yang (70,2%), sudah menikah (48,4%), dan sebanyak
memenuhi kriteria inklusi penelitian. Setelah itu 53,3% tinggal didaerah perkotaan. Sebesar
peneliti dibantu manajer melakukan pendeketan 68,8% partisipan dikategorikan kedalam tingkat
pada partisipan dan melakukan inform consent ekonomi menengah kebawah dengan rata-rata
yang terdiri dari penjelasan mengenai proteksi jumlah tanggungan dalam keluarga sebanyak
terhadap partisipan, termasuk tidak mencan- dua orang (31,2%). Hampir seluruh (98, 6%)
tumkan nama partisipan, dan pada tanda tangan pasien dengan HIV/AIDS tidak memiliki asuran-
tidak disertai dengan nama jelas serta menyam- si baik swasta ataupun yang ditanggung oleh
paikan bahwa penelitian ini untuk kepentingan pemerintah pada tahun 2014. Kemudian, sarana
akademik. Peneliti akan memberikan kuesioner pelayanan kesehatan yang sering digunakan ada-
kepada partisipan setelah partisipan setuju untuk lah puskesmas dan motor merupakan alat trans-
terlibat dalam penelitian. Kemudian partisipan portasi yang sering digunakan untuk mengakses
juga berhak menolak jika merasa tidak nyaman. pelayanan kesehatan oleh sebanyak 76,7% pa-
Selanjutnya partisipan akan mengisi kuesioner ritisipan (Tabel 1).
diruang tertutup dengan memastikan privasinya.
Peneliti akan berada ditempat pengumpulan data Informasi klinis pasien HIV/AIDS
selama proses penelitian berjalan untuk mengan- Secara umum, sebanyak 68,8% menunjukan
tisipasi pertanyaan yang muncul dari partisipan. bahwa transimis HIV melalui penggunaan
Kemudian pada akhirnya, partisipan yang sudah narkoba suntik. Hasil pengumpulan data menun-
mengisi secara komplete kuesionernya, akan jukan bahwa sebanyak 70,7% paritisipan mem-
mengembalikan kuesioner kepada peneliti iliki jumlah CD4 lebih dari 350 cell/, rata-rata
dengan menggunakan amplop. durasi hidup dengan HIV yaitu 5,77 tahun (SD =
3,251), dan lebih dari 82% pasien dengan HIV/
Analisis Data AIDS sedang menjalani terapi ARV. Meskpun
Analisa deskriptif dilakukan dengan menam- ARV gratis, akan tetapi setiap pengambilan obat
pilkan data dalam bentuk mean, SD, dan range setidaknya paseien harus mengeluarkan uang
digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan rata-rata sebanyak Rp.59.800 (SD=5.070), se-
terhadap perawatan paliatif. Setelah itu, untuk dangkan sebanyak 98,6 % pasien tidak memiliki
mengidentifikasi faktor yang berhubungan asuransi. Disamping itu, sebanyak 86,5% dari
dengan kebutuhan perawatan paliatif, seperti partisipan sudah menginformasikan status mere-
data demografik, status ekomoni, dan informasi ka sebagai HIV (+) dan sebanyak 75,8%
klinis mengenai HIV, menggunakan analisa bi- menginformasikan kepada pasangannya (Table
variate dengan Pearson correlation dan chi 2).

116 JPKI 2018 volume 4 no. 2


Lindayani, L. | Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia.

Tabel 1. Data demografik dan sosial-ekonomi pasien HIV/AIDS

Karakteristik n (%)
Usia 33,54±0,667
(Rentang: 18-49 tahun)
20-29 28 (13,0)
30-39 167 (77,7)
40-49 20 (9,3)

Jenis Kelamin
Laki-laki 142 (66)
Perempuan 73 (34)

Status pernikahan
Belum menikah 81 (37,7)
Menikah 104 (48,4)
Janda/duda/cerai 30 (13,9)

Tingat Pendidikan
Tidak tamat SD 2 (0,9)
Sekolah menengah pertama 18 (8,4)
Sekolah menengah atas 151 (70,2)
Diploma/sarjana 44 (20,5)
Tempat tinggal
Pedesaan 100(46,5)
Perkotaan 115 (53,5)

Penghasilan per bulan (rentang Rp 0 -Rp 7.280.000) 1.768.000 ± 10.400


< 1.000.000 25 (11,6)
1.000.000 – 2.000.000 148 (68.8)
>2.000.000 42 (19,5)

Jumlah tanggungan Keluarga


Tidak ada 60 (27,9)
1 54 (25,1)
2 67 (31,2)
>2 34 (15,8)

Pelayanan kesehatan yang sering digunakan


Puskesmas 26 (12,1)
Rumah sakit daerah 75 (34,9)
Rumah sakit provinsi 114 (53,0)

Tipe kendaraan yang sering digunakan untuk pergi ke


pelayanan kesehatan
Motor 165 (76,7)
Mobil 2 (0,9)
Kendaraan umum 48 (22,3)

JPKI 2018 volume 4 no. 2 117


Lindayani, L. | Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia.

Tabel 2. Informasi klinik pasien HIV/AIDS (N=215)

Uraian n (%)

Rute transmisi HIV


Homosuksual 17 (7,9)

Heteroseksual 50 (23,3)

Pengguna narkoba suntik 148 (68,8)

Durasi sejak didiagnosa HIV sampai pengambilan data 5,77±3,251

Rentang ( 0-14 tahun)


<3 49 (22,8)

3−7 85 (39,5)

>7 81 (37,7)

Jumlah CD4 terakhir, cell/mm3 487,27±214,084

< 200 16 (7,4)

201-350 47 (21,9)

>350 152 (70,7)

Mengkonsumsi obat ARV


Ya 176 (81,9)

Tidak 36 (16,7)

Drop Out 3 (1,4)


Biaya yang harus dikeluarga untuk mendapatkan ARV
Rp. 59.800 ±5.070
(rentang Rp 0- 416.000)
Memiliki Asuransi
Ya 3 (1,4)

Tidak 212 (98,6)

Disclosure status
Ya 186 (86,5)
Tidak 29 (13,5)

Disclosed kepada
Pasangan 141 (75,8)

Ibu 6 (3,2)

Ayah 2 (1,1)

Ibu dan Ayah 22 (11,8)

Teman dekat 15 (8,1)

118 JPKI 2018 volume 4 no. 2


Lindayani, L. | Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebu- penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang


tuhan perawatan paliatif pada pasien HIV/ faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebu-
AIDS tuhan perawatan paliatif pada pasien HIV/AIDS.
Berdasarkan hasil analisa bivariate, menun- Hasil penelitian ini memiliki perbedaan
jukkan bahwa tempat tinggal, tingkat penghasi- dengan penelitian yang dilakukan di Amerika
lan, jumlah tanggungan keluarga, jumlah CD4, yang menunjukan bahwa pasien HIV yang ting-
dan konsumsi ARV berhubungan dengan total gal didaerah pedesaan memiliki tingkat kebu-
kebutuhan perawatan paliatif (p <0, 05). Setelah tuhan yang lebih tinggi (Karus et al., 2005).
mengontrol faktor perancu, ditemukan bahwan Selain itu, dalam penelitian ini juga didapatkan
konsumsi obat ARV (t=-4,13, 95% CI= -3,16- - bahwa mengkonsumsi obat ARV merupakan
1,12), jumlah CD4 yang tinggi (t= -3,58, 95% faktor penting yang berpengaruh terhadap kebu-
CI= -0,01- -0,00), tinggal didaerah perkotaan (t= tuhan perawatan paliatif pada pasien dengan
-4,33, 95% CI= -5,17- -1,93), penghasilan per HIV/AIDS. Akan tetapi, akses untuk mendapat-
bulan yang tinggi (t=-2,24, p value=0,03, 95% kan obat ARV masih terbatas dibeberapa rumah
CI= -3,419 - -1,052), dan tidak menikah (t=2.11, sakit rujukan untuk HIV yang sebagian besar
% CI= -3,419 - -1,052) memiliki hubungan berlokasi di tingkat kabupaten ataupun provinsi.
negatif dengan kebutuhan perawatan paliatif Sehingga, sangatlah penting untuk meningkat-
pada pasien dengan HIV/AIDS dengan R2 sebe- kan askes bagi pasien HIV/AIDS untuk
sar 0,185 (Tabel 3). mendapatkan obat ARV. Selain itu, jumlah pen-
dapatan perbulan juga berpengaruh terhadap
PEMBAHASAN tingkat kebutuhan perawatan paliatif, dimana
Berdasarkan hasil analisa multivariate sebagian besar dari partisipan memiliki tingkat
ditemukan bahwa konsumsi obat ARV, jumlah pendapatan yang rendah dibandingkan dengan
CD4, tinggal di daerah perkotaan, status per- upah minimum regional. Hal tersebut disebab-
nikahan dan pendapatan per bulan berpengaruh kan karena sebagian besar pasien dengan HIV/
terhadap kebutuhan perawatan paliatif pada AIDS tidak memiliki pekerjaan tetap atau
pasien HIV/AIDS. Akan tetapi, sedikit sekali bahkan tidak bekerja (Ford et al., 2004).

Tabel 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan perawatan paliatif pada pasies HIV/AIDS
Kebutuhan perawatan paliatif
t p value 95% CI
Usia -0,25 0,81 -0,20 0,16
Jenis kelamin -1,55 0,12 -3,08 0,37
Tingkat pendidikan -0,96 0,34 -2,23 0,77
Status pernikahan 2,11 0,04* 0,07 1.97
Tempat tinggal -4,33 <0,001** -5,17 -1,93
Pendapatan per bulan -2,24 0,03* 0,00 0.01
Jumlah tanggungan keluarga 1,51 0,13 -0,18 1,36
Status disclosure 0,04 0,97 -2,37 2,47
Durasi hidup dengan HIV 0,78 0,44 -0,15 0,36
Jumlah CD4 -3,58 <0,001** -0,01 0,01
Mengkonsumsi obat ARV -4,13 <0,001** -3,16 -1,12

Catatan: R2 = 0,185; Adjusted R2 = 0,141; ** level signifikansi 0,001; * level signifikansi 0, 05.

JPKI 2018 volume 4 no. 2 119


Lindayani, L. | Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia.

Indonesia memiliki sebanyak 34 provinsi ber- kebutuhan untuk dukungan sosial merupakan pri-
beda yang memungkinkan untuk memiliki ting- oritas kebutuhan untuk perawatan paliatif pada
kat kebutuhan perawatan paliatif yang berbeda- pasien dengan HIV/AIDS di Indonesia. Mengkon-
beda sesuai dengan kondisi pasien dan ketersedi- sumsi obat ARV, jumlah CD4, tinggal di daerah
aan pelayanan kesehatan. Akan tetapi untuk perkotaan, status pernikahan dan pendapatan per
mengurangi bias dalam penelitian ini, maka bulan berpengaruh terhadap kebutuhan perawatan
jumlah sample dalam penelitian ini diambil da- paliatif pada pasien HIV/AIDS.
lam jumlah yang cukup besar sehingga diharap-
kan mampu mewakili gambaran keseluruhan SARAN
kebutuhan pasien HIV/AIDS di Indonesia. Diharapkan tenaga kesehatan dapat mengem-
Selain itu, kuesioner yang digunakan dalam bangkan perawatan paliatif yang sesuai dengan
penelitian ini dikembangkan pertama kali untuk kebuthan pasien dalam rangka meningkatkan
pasien kanker meskipun beberapa penelitian kualitas hidup pasien dengan HIV/AIDS. Perawa-
sebelumnya menunjukan persamaan permasala- tan paliatif yang berfokus pada manajemen
han dan kebutuhan antara pasien HIV/AIDS gangguan tidur, dukungan psikologis dan sosial
dengan pasien kanker. Hal tersebut juga berkai- merupakan hal yang sangat penting. Selain itu,
tan dengan belum tersedianya instrumen baku mempertimbangkan bahwa konsumsi obat ARV
untuk pengkajian kebutuhan perawatan paliatif sangat berpengarh terhadap kebutuhan pasien, se-
pada pasien dengan HIV/AIDS sehingga hingga peningkatan pelayanan terhadap ARV
penelitian selanjutnya untuk pengembangan yang sesuai dengan yang direkomendasikan oleh
kuesioner baku tentang perawatan paliatif khu- WHO yaitu memerikan obat ARV pada semua
sus pasien HIV/AIDS sangat diperlukan. pasien HIV tanpa mempertimbangkan jumlah
CD4 sangatlah penting serta perlu nya pening-
katan akses untuk mendapatkan obat ARV baik
SIMPULAN untuk yang tinggal dipedesaan ataupun di daerah
Hasil penelitian ini menunjukan bahwan perkotaan. Penelitian selanjutnya, dalam mengem-
gejala fisik, masalah piskologis, dan sosial bakan kuesioner untuk pengkajian perawatan pali-
merupakan permasalah pasien HIV/AIDS yang atif khusus untuk pasien HIV/AIDS sagat diper-
membutuhkan prioritas penangan dengan lukan. Kemudian, penelitian tentang ganguan tidur
perawatan paliatif. Secara detail, kebutuhan akan pada pasien HIV/AIDS dibutuhkan untuk
perawatan gangguan tidur, pengendalian nyeri, mengkaji lebih dalam permasalahannya dan upaya
dukungan keuangan, dukungan psikologis, dan managemen yang efektif dan tepat.

REFERENSI
Allavena, C., Guimard, T., Billaud, E., de la Beynon, T., Gomes, B., Murtagh, F. E., Glucks-
Tullaye, S., Reliquet, V., Pineau, S., man, E., Parfitt, A., Burman, R., . . . Hig-
Michau, C. (2014). Prevalence and risk ginson, I. J. (2011). How common are palli-
factors of sleep disturbances in a large HIV- ative care needs among older people who
infected adult population. Journal of the die in the emergency department? Emergen-
International AIDS Society, 17(4Suppl 3). cy Medical Journal, 28(6), 491-495. doi:
Astuti, Reini, Yosep, Iyus, & Susanti, Raini 10.1136/emj.2009.090019
Diah. (2015). Pengaruh Intervensi Spiritual Chu, C., & Selwyn, P. A. (2011). An epidemic
Emotional Freedom Technique Terhadap in evolution: the need for new models of
Penurunan Tingkat Depresi Ibu Rumah HIV care in the chronic disease era. J Urban
Tangga Dengan HIV Di Kota Bandung. Health, 88(3), 556-566. doi: 10.1007/s11524
Universitas Padjadjaran. -011-9552-y

120 JPKI 2018 volume 4 no. 2


Lindayani, L. | Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia.

Consortium, U. A. (2013). Palliative care and Harding, R., & Higginson, I. J. (2005). Palliative
HIV. www.aidsconsortium.org.uk. care in sub-Saharan Africa. Lancet, 365
Crum-Cianflone, N. F., Roediger, M. P., Moore, (9475), 1971-1977. doi: 10.1016/S0140-6736
D. J., Hale, B., Weintrob, A., Ganesan, A., (05)66666-4
Letendre, S. (2012). Prevalence and factors Huang, Y. T. (2013). Challenges and responses in
associated with sleep disturbances among providing palliative care for people living with
early-treated HIV-infected persons. Clinical HIV/AIDS. International Journal of Palliat-
infectious diseases, 54(10), 1485-1494. tive Nurse, 19(5), 218, 220-215.
dos Santos, M. M., Kruger, P., Mellors, S. E., Karus, D., Raveis, V. H., Alexander, C., Hanna,
Wolvaardt, G., & van der Ryst, E. (2014). B., Selwyn, P., Marconi, K., & Higginson, I.
An exploratory survey measuring stigma (2005). Patient reports of symptoms and their
and discrimination experienced by people treatment at three palliative care projects ser-
living with HIV/AIDS in South Africa: the vicing individuals with HIV/AIDS. Journal of
people living with HIV stigma index. BMC Pain and Symptom Management, 30(5), 408-
public health, 14(1), 80. 417. doi: 10.1016/j.jpainsymman.2005.04.011
Depkes. (2016). Indonesian Health Profile 2015. Omonuwa, T. S., Goforth, H. W., Preud'homme,
Retrieval from http://www.depkes.go.id/ X., & Krystal, A. D. (2009). The pharmaco-
resources/download/pusdatin/profil- logic management of insomnia in patients
kesehatanindonesia/profil-kesehatan- with HIV. Journal Clinical Sleep Medicine, 5
indonesia-2013.pdf. diakses pada 25 July (3), 251-262.
2016 Osse, B. H., Vernooij-Dassen, M. J., Schade, E.,
Ford, K., Wirawan, D. N., Sumantera, G. M., & Grol, R. P. (2005). The problems experi-
Sawitri, A. A. S., & Stahre, M. (2004). Vol- enced by patients with cancer and their needs
untary HIV testing, disclosure, and stigma for palliative care. Support Care Cancer, 13
among injection drug users in Bali, Indone- (9), 722-732. doi: 10.1007/s00520-004-0771-6
sia. AIDS Education and prevention, 16(6), Osse, B. H., Vernooij-Dassen, M. J., Schade, E.,
487-498. & Grol, R. P. (2007). A practical instrument to
Gazini, C. C., Reimão, R. N. d. A. A., Rossini, explore patients' needs in palliative care: the
S. R. G., Centeville, M., Mazzola, T. N., Problems and Needs in Palliative Care ques-
Vilela, M. M. d. S., & Silva, M. T. N. d. tionnaire short version. Palliative Medicine,
(2012). Quality of sleep and quality of life in 21(5), 391-399. doi:
adolescents infected with human immunode- 10.1177/0269216307078300
ficiency virus. Arquivos de neuro- Rahayu, Dedeh Sri, & Ochoa, Marcos. (2015).
psiquiatria, 70(6), 422-427. Cervical Cancer Awareness: An Information
Goswami, U., Baker, J. V., Wang, Q., Khalil, Dissemination Campaign In Indonesia. Jurnal
W., & Kunisaki, K. M. (2015). Sleep Apnea Keperawatan Padjadjaran, 3(1).
Symptoms as a Predictor of Fatigue in an Samiuddin, Z. (2006). Insomnia in HIV and treat-
Urban HIV Clinic. AIDS Patient Care ment. Retrieval from http://spiritia.or.id/cst/
STDS, 29(11), 591-596. doi: 10.1089/ bacacst.php?artno=1032.
apc.2015.0079 Simms, V., Higginson, I. J., & Harding, R. (2012).
Harding, R., Easterbrook, P., Higginson, I. J., Integration of palliative care throughout HIV
Karus, D., Raveis, V. H., & Marconi, K. disease. Lancet Infectious Disease, 12(7), 571-
(2011). Access and equity in HIV/AIDS pal- 575. doi: 10.1016/S1473-3099(12)70085-3
liative care: a review of the evidence and
responses. Palliative Medicine, 19(3), 251-
258. doi: 10.1191/0269216305pm1005oa

JPKI 2018 volume 4 no. 2 121

Anda mungkin juga menyukai