Anda di halaman 1dari 15

Visi

Pada Tahun 2028 Menghasilkan Perawat yang Unggul dalam Penerapan Keterampilan
Keperawatan Lansia Berbasis IPTEK Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DOWN SINDROM

TUGAS MATA PRAKTIKUM ANAK

Disusun oleh:

1. Nur Aini P3.73.20.1.19.026


2. Nur Fadillah P3.73.20.1.19.027
3. Nurul Latifa P3.73.20.1.19.028
4. Rifa Aliyah Nanda P3.73.20.1.19.029
5. Rury Khairunnisa P3.73.20.1.19.030
6. Ruth Dame Ivana P3.73.20.1.19.031

Pembimbing: Dr. Tuti Sulastri, S.Kp., M.Kep

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Down Sindrom”

Kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan karya ilmiah ini berkat bantuan dan
bimbingan para dosen sehingga kendala-kendala dapat kami selesaikan. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada

1. Ratna Ningsih, S.Kp., M.Kep sebagai penanggung jawab mata kuliah Keperawatan
Anak;
2. Dr. Titi Sulastri, S.Kp., M.Kep sebagai dosen pembimbing dalam pembuatan makalah
ini;
3. teman-teman mahasiswa kelas 2 reguler A Prodi D III Keperawatan yang telah membantu
dalam penyusuan makalah ini.

Kami berharap karya ilmiah ini dapat dinikmati oleh para pembaca. Kami juga menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah dapat dipahami oleh para pembaca. Sekiranya karya ilmiah yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan karya ilmiah ini.

Bekasi, 5 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ...................................................................... 3

A. Konsep Dasar............................................................................................... 3

1. Definisi Down Sindrom .......................................................................... 3

2. Anatomi Fisiologi ................................................................................... 4

3. Etiologi .................................................................................................... 7

4. Patofisiologi ............................................................................................ 12

5. Tanda dan Gejala ..................................................................................... 17

6. Pemeriksaan Diagnostik ............................................................................ 20

7. Penatalaksanaan ......................................................................................... 23

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ............................................................. 25

1. Pengkajian ................................................................................................ 25

2. Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 31

3. Perencanaan ............................................................................................... 32

4. Implementasi ............................................................................................. 37

5. Evaluasi ..................................................................................................... 37

iv
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 39

A. Kesimpulan..................................................................................................... 39

B. Saran............................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan
pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik. WHO memperkirakan jumlah anak
berkebutuhan khusus di Indonesia sekitar 7-10 % yang terdiri dari anak usia 0-18 tahun. Di
Indonesia belum memiliki data yang akurat dan spesifik mengenai jumlah anak
berkebutuhan khusus, namun menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, pendataan jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia pada tahun
2013 sekitar 4,2 juta jiwa, yang salah satu klasifikasinya adalah Down Syndrome.
Down Syndrome merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang terjadi karena
kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri pada saat terjadinya
pembelahan. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21) yang
berdampak pada keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental penyandangnya (Selikowitz,
2001).
Down Syndrome ini terutama bermasalah dalam perkembangan kecerdasan sehingga
mempunyai hambatan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ia membutuhkan pertolongan
atau bantuan sepanjang hidupnya mulai dari keluarga, masyarakat, dan negara.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan down syndrome?
2. Bagaimana anatomi fisiologi pada anak down syndrome?
3. Apa saja etiologi pada anak down syndrome?
4. Bagaimana patofisiologi pada anak down syndrome?
5. Apa saja tanda dan gejala pada anak down syndrome?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada anak down syndrome?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada anak down syndrome?

6
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan Umum
Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak berkebutuhan khusus, salah satunya pada
anak down syndrome.
Tujuan Khusus
1. Mampu mengetahui definisi down syndrome.
2. Mampu mempelajari dan memahami anatomi fisiologi pada anak down syndrome.
3. Mampu mengetahui etiologi pada anak down syndrome.
4. Mampu memahami patofisiologi pada anak down syndrome.
5. Mampu mengetahui tanda dan gejala pada anak down syndrome.
6. Mampu mengetahui pemeriksaan diagnostik pada anak down syndrome.
7. Mampu menerapkan dan memahami penatalaksanaan pada anak down syndrome.

7
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Dasar
1. Definisi Down Syndrome
Down syndrome atau sindrom down (SD) merupakan kelainan genetik yang paling
sering terjadi dan paling mudah diidentifikasi. Sindrom down ini lebih dikenal sebagai
kelainan genetik trisomy, dimana terdapat tambahan kromosom pada kromoson 21.
Kromosom ekstra tersebut menyebabkan terganggunya pertumbuhan normal dari tubuh
sehingga adanya perubahan perkembangan otak yang sudah tertata sebelumnya. Selain
itu kelainan tersebut dapat juga menyebabkan keterlambatan fisik, ketidakmampuan
belajar, penyakit jantung, bahkan kanker darah atau leukemia.
Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan
mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Anak
dengan sindrom down adalah individu yang mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang
terjadi akibat adanya kromoson 21 yang berlebihan (Soetjiningsih).

2. Anantomi Fisiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Tanda dan Gejala
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Widyastuti (2020) potensi seorang anak terlahir dow syndrome, sangat
mungkin dideteksi dengen berbagai cara. Dengan tes skrining saat hamil dapat
membantu mengidentifikasi kemungkinan terjadinya down syndrome. Adapun
pemeriksaan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1) Amniosentesis
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan setelah usia kehamilan memasuki 15-22 pekan.
Caranya dengan mengambil sedikit sempel air ketuban. Kebanyakan ibu hamil

8
pasien yang melakukan umum berpotensi terkena masalah kromosom atau ada latar
belakang risiko genetis tertentu.
2) CVS (Chorionic Villus Sampling)
CVS dapat dilakukan setelah usia kehamilan memasuki 10 pekan dengan
mengambil sedikit sampel sel-sel plasenta untuk pemeriksaan lanjut di
laboratorium.
3) Cordocentesis (Tes Prenatal)
Biasanya dilakukan ketika usia kehamilan menginjak antara 18-22 minggu. Tes ini
dilakukan dengan mengambil sampel darah janin melalui tali pusar. Tujuannya
untuk memeriksa jumlah kromosom yang ada. Namun, bisa juga dilakukan setelah
bayi dilahirkan. Tujuannya untuk menganalisis struktur kromosom dalam gen bayi
yang baru lahir. Jika dalam beberapa atau seluruh sel terdapat kromosom 21, maka
kemungkinan down syndrome benar terjadi. Tambahan pada kromosom ke-21
inilah yang menimbulkan down syndrome.

Menurut Heni (2017), bahwa untuk mendeteksi adanya kelainan pada kromosom,
ada beberapa pemeriksaan lainnya, yaitu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan fisik penderita;
b. Pemeriksaan kromosom;
c. Ultrasonografi (USG);
d. Ekokardiogram (ECG);
e. Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling).

7. Penatalaksanaan
Menurut Heni (2017), terapi merupakan salah satu penatalaksanaan down
syndrome. Asapun penatalaksanaannya, yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan
Bayi yang mengalami kelainan down syndrome biasanya harus mendapat
pendidikan yang khusus, karena mempunyai latar belakang yang berbeda.
2. Intervensi Dini

9
Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan
lingkungan yang memadai bagi anak dengan down syndrome. Program ini
bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu
berbahasa. Selain itu agar anak mampu mandiri seperti berpakaian, makan, belajar,
BAB/BAK, mandi, dan menjalin hubungan baik.
3. Terapi Wicara
Suatu terapi yang diperlukan untuk anak down syndrome yang mengalami
keterlambatan bicara dan pemahaman dalam kosakata.
4. Terapi Okupasi
Terapi ini diberikan untuk melatih anak dalam hal kemandirian,
kognitif/pemahaman, kemampuan sensorik dan motoriknya. Pada dasarnya anak
down syndrome tergantung pada orang lain atau bahkan terlalu acuh sehingga
beraktifitas tanpa ada komunikasi dan tidak memperdulikan orang lain. Terapi ini
membantu anak mengembangkan kekuatan dan koordinasi tanpa menggunakan alat.
5. Terapi Remedial
Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami gangguan kemampuan akademis
dan yang dijadikan acuan dan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan aturan
yang berlaku di masyarakat.
6. Terapi Alternatif
a. Terapi Akupuntur
Terapi ini dilakukan dengan cara menusuk titik persarafan pada bagian tubuh
tertentu dengan jarum. Titik saraf yang ditusuk disesuaikan dengan kondisi
sang anak.
b. Terapi Musik
Anak dikenalkan nada, bunyi-bunyian, dan lain-lain. Anak-anak pasti sangat
senang dengan musik maka kegiatan ini akan sangat menyenangkan bagi
mereka dengan begitu stimulasi dan daya konsentrasi anak akan meningkat dan
mengakibatkan fungsi tubuhnya yang lain juga membaik.
c. Terapi Lumba-Lumba
Biasanya dipakai pada anak autis tetapi hasilnya sangat mengembirakan bagi
mereka. Terapi ini bisa dicoba untuk anak down syndrome. Sel-sel saraf otak

10
yang awalnya tegang akan menjadi relaks ketika mendengar suara lumba-
lumba.
d. Terapi Craniosacral
Terapi dengan sentuhan tangan dengan tekanan yang ringan pada syaraf pusat.
Dengan terapi ini anak down syndrome diperbaiki metabolisme tubuhnya
sehingga daya tahan tubuh lebih meningkat.

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Lakukan pengkajian fisik
b) Lakukan pengkajian perkembangan
c) Dapatkan Riwayat keluarga, terutama yang berkaitan dengan usia ibu atau
anak lain dalam keluarga yang mengalami keadaan serupa
d) Observasi adanya manisfestasi syndrome Down
o Kararakteristik fisik (paling sering terlihat)
 Tengkorak bulat kecil dengan oksiput datar

 Lipatan epikantus bagian dalam dan fisura palpebra serong (mata


miring ke atas, ke luar)
 Hidung kecil dengan batang hidung tertekan ke bawah (hidung
sedel)

 Lidah menjulur kadang berfisura


 Leher pendek tebal

11
 Mandibula hipoplastik (membuat lidah tampak besar)
 Palatum berlengkung tinggi
 Sendi hiperfleksibel dan lemah
 Garis simian (Puncak transversal pada sisi telapak tangan)
 Tangan dan kaki lebar, pendek dan tumpul

o Intelegensia
 Bervariasi dari reterdasi hebat sampai intelegensia normal
rendah
 Umumnya dalam rentang ringan sampai sedang
 Kelambatan Bahasa lebih berat daripada kelambatan
kognitif
o Anomali Kongenital (Peningkatan Insiden)
 Penyakit jantung kongenital (Paling umum)
 Defek lain meliputi :
 Agenesis renal - merupakan kegagalan
pembentukan ginjal saat masa perkembangan janin
 Atresia duodenum – kondisi dimana duodenum
tidak dapat berkembang dengan baik
 Penyakit hiscprung
 Fistula trakesoesofagus – sambungan abnormal
antata esofagus dan trakea
 Subluksasi pinggul
 Ketidakstabilan vertebra servikal pertama dan
kedua
o Masalah Sensori (sering kali berhubungan)

12
Dapat mencakup hal-hal berikut :
 Kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum)
 Strabismus atau mata juling
 Myopia
 Nystagmus - ganggaun penglihatan yang ditandai dengan
Gerakan bola mata yang tidak terkendali dan berulang
 Katarak
 Konjungtivitis
o Pertumbuhan dan perkembangan seksual
 Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan menurun;
umumnya obesitas
 Perkembangan seksual terlambat, tidak lengkap atau
keduanya
 Infertile pada pria, wanita dapat fertile
 Penuaan premature umum terjadi; harapan hidup rendah
 Bantu dengan tes diagnostic misalnya; Analisis kromosom.

2. Diagnosis Keperawatan
a) Resiko cidera berhubungan dengan perubahan fungsi kognitif (SDKI, D.
0138)
b) Deficit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologi retardasi
mental (SDKI, D. 0110)
c) Kesiapan pengingkatan koping keluarga (SDKI, D. 0090)
d) Gangguan tumbung kembang berhubungan dengan inkontinensia respon
(SDKI, D. 0106)
e) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan individu dalam
hubungan sosial (SDKI, D. 0119)

3. Perencanaan
4. Implementasi

13
5. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Heni. (2017). Kelainan Perkembangan Pada Anak. Cirebon: LovRinz Publishing.

Irwanto, d. (2019). A-Z Sindrom Down. Surabaya: Airlangga University Press.

Sembiring, L. R. (2020). Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus (Sebuah Perspektif Bimbingan


dan Konseling). Jakarta: Yayasan Kita Menulis.

Widyastuti, A. (2020). Permasalahan Anak dan Cara Mengatasinya. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

14
15

Anda mungkin juga menyukai