Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkah dan rahmat-Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tentang “Asuhan keperawatan pada anak dengan
retardasi mental”. Dengan harapan makalah ini dapat membantu mahasiswa/i
dalam mempelajari mata kuliah keperawatan Anak.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka pengembangan dasar ilmu keperawatan anak yang berkaitan dengan
retardasi mental pada anak. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang pengetahuan keperawatan anak secara meluas.
Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan
masih perlu perbaikan serta penyempurnaan, baik dari segi materi maupun
pembahasan. Oleh sebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
ikut memberikan sumbangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bandung,
Desember 2019
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
a. Maturasi
b. Proses belajar
c. Penyesuaian diri secara social
2.2. ETIOLOGI
Penyebab biologis atau sering disebut retardasi mental tipe klinis mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Penyebab pranatal
1) Gangguan metabolisme
Gangguan metabolisme asam amino yaitu Phenyl Keton Uria (PKU), Maple
Syrup Urine Disease, gangguan siklus urea, histidiemia, homosistinuria, Distrofia
okulorenal Lowe, hiperprolinemia, tirosinosis dan hiperlisinemia. Gangguan
metabolisme lemak yaitu degenerasi serebromakuler dan lekoensefalopati
progresif. Gangguan metabolisme karbohidrat yaitu galaktosemia dan glycogen
storabe disease.
2) Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom muncul dibawah 5 persen kehamilan, kebanyakan kehamilan
yang memilki kelainan kromosom berakhri dengan kasus keguguran hanya
setenggah dari satu persen yang lahir memiliki kelainan kromosom, dan akan
meninggal segera setelah lahir. bayi yang bertahan, kebanyakan akan memiliki
kelainan down syndrome, atau trisomy 21. Manusianormal memiliki 46
kromosom (23 pasang).orang dengan kelainan down syndrome memiliki 47
kromosom (23 pasang + 1 kromosom pada kromosom ke 21).
3) Infeksi maternal selama kehamilan
yaitu infeksi TORCH dan Sifilis. Cytomegali inclusion body disease merupakan
penyakit infeksi virus yang paling sering menyebabkan retardasi mental. Infeksi
virus ringan atau subklinik pada ibu hamil dapat menyebabkan kerusakan otak
janin yang bersifat fatal. Penyakit Rubella kongenital juga dapat menyebabkan
defisit mental.
4) Komplikasi kehamilan
Meliputi toksemia gravidarum, Diabetes Mellitus pada ibu hamil yang tak
terkontrol, malnutrisi, anoksia janin akibat plasenta previa dan solutio plasenta
serta penggunaan sitostatika selama hamil.
b. Penyebab perinatal
1) Prematuritas
Dengan kemajuan teknik obstetri dan kemajuan perinatologi menyebabkan
meningkatnya keselamatan bayi dengan berat badan lahir rendah sedangkan bayi-
bayi tersebut mempunyai resiko besar untuk mengalami kerusakan otak, sehingga
akan didapatkan lebih banyak anak dengan retardasi mental.
2) Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya
akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan.
3) Kernikterus
Kernikterus adalah sindrom neurologis akibat pengendapan bilirubin
tak terkonjugasi di dalam sel-sel otak.
4) Hipoglikemia: menurunnya kadar gula dalam darah.
c. Penyebab postnatal
1) Infeksi (meningitis, ensefalitis)
2) Trauma fisik
3) Kejang lama
4) Intoksikasi (timah hitam, merkuri)
2.3. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-
hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif
yang muncul pada masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan
disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif :
berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumah
tanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan
diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca
natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat terbatas
kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi.
Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu
pada bentuk komunikasi nonverbal yang sangat elementer.
2.7. Pencegahan
1.Pencegahan primer
Dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan
keadaan-sosio ekonomi, konseling genetic dan tindakan kedokteran
(umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang
baik, kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan
pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
2.Pencegahansekunder
Meliputi diagnose dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan
subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat
dibuka dengan kraniotomi; padamikrosefali yang kogenital, operasi tidak
menolong).
3.Pencegahantersier
Merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya disekolah
luarbiasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau
dektrukstif. Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan
pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi
frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan Retardasi mental.
2.8. Penatalaksanaan
1.) Farmakologi
Anak Retardasi mental biasanya disertai dengan gejala hyperkinetik (selalu
bergerak, konsentrasi kurangdan perhatian mudah dibelokkan). Obat-obat
yang sering digunakan dalam bidang retardasi mentaladalah terutama untuk
menekan gejala-gejala hyperkinetik, misalnya :
a. Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari
b. Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hariEfek sampingan kedua obat diatas dapat
menimbulkan convulsi
c. Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga menekan gejala
hyperkinetik
Obat-obatan untuk konvulsi :
a. Dilantin dosis 5 - 7 mg/kg/hari (Dilantin dapat juga menurunkan gejala
hyperkinetik, gejalagangguan emosi dan menaikkan fungsi berfikir).
b. Phenobarbital dosis 5 mg/kg/hari (Phenobarbital dapat menaikkan gejala
hyperkinetik).
c. Cofein : baik untuk convulsi dan menurunkan gejala hyperkinetik
Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan belajar :
a. Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron).
b. Glutamic acid.
c. Gamma amino butyric acid (Gammalon).
d. Pabenol.
e. Nootropil.
f. Amphetamin dsb.
a. Serebral palcy
b. Gangguan kejang
c. Gangguan kejiwaan
d. Gangguan konsentrasi /hiperaktif
e. Defisit komunikasi
f. Konstipasi
2.)Pemeriksaan fisik
a. Kepala :Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan
cepat berubah
c. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
d. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping
melengkung ke atas, dll
e. Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit
lebar/melengkung tinggi
f. Geligi : odontogenesis yang tdk normal
g. Telinga : keduanyaletakrendah; dll
h. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
i. Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
j. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari
gemuk dan lebar, klinodaktil, dll
k. Dada & Abdomen : tdpbeberapa putting, buncit, dll
l. Genitalia : mikropenis, testis tidakturun, dll
m. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil
meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk
2.2. Diagnosa Keperawatan
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : An. B
Umur : 19 tahum
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLB
Alamat : Cibiru
2. Indentitas penanggung jawab
Nama : Ny. A
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub. Dengan Klien : Ibu Kandung
B. ANALISA DATA
NO Symptom Etiologi Problem
1 DS : Retardasi mental Hambatan komunikasi
Ny. A mengatakan anaknya ↓ verbal
berbicara lambat Ketidak mampuan
DO: kognitif
An. B bicaranya lambat ↓
tetapi dapat dimengerti Kelainan fungsi
kognitif berbicara
dan berbahasa
↓
Hambatan
komunikasi verbal
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan komunikasi verbal b/d kelainan fungsi kognitif
ASUHAN KEPERAWATAN
D. PENGKAJIAN
13. Identitas Klien
Nama : An. B
Umur : 19 tahum
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLB
Alamat : Cibiru
14. Indentitas penanggung jawab
Nama : Ny. A
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub. Dengan Klien : Kakak Kandung
15. Alasan Masuk Sekolah Luar Biasa
Ny. A mengatakan karena tidak ada perubahan ketika masuk
TK/PAUD tidak naik kelas selama 2 tahun.
16. Keluhan Utama
Ny. A mengatakan saat usia 2 tahun baru ketauan An. U mengalami
retardasi mental
17. Riwayat Kesehata Sekarang
Ny. A mengatakan anaknya sulit berbicara
18. Riwayat Kesehatan Dahulu
g. Ny. A mengatakan bahwa saat melahirkan An. B usia kehamilan 8
bulan dengan BB 2,4 kg. Kesehatan Ny.A tidak ada komplikasi
apapun. Saat lahir An. B diberikan ASI
h. Ny. A mengatakan makan diberikan nasi tim, dan ayam. Makan
An.U 2x/sehari.
i. Ny. A mengatakan bahwa An.B pernah mengalami sakit cacar.
j. Ny. A mengatakan anaknya tidak memiliki alergi apapun
k. Ny. A mengatakan melakukan imunisasi seperti yang dianjurkan
dokter.
l. Ny. A mengatakan saat anaknya sakit hanya minum obat dengan
resep dokter.
19. Riwayat Tumbuh Kembang
c. Ny. A mengatakan BB An.B saat lahir 2,4 kg. BB badan hingga
sekarang bertambah secara normal. TB badan An.A tidak tumbuh
secara normal.
d. – Motorik kasar: An.B mampu berjalan, berlari, duduk.
- Motorik halus: An.B suka menggambar.
- Perkembangan bicara dan bahasa: An. B bicara kurang jelas
dan sedkit bawel.
- Perkembangan emosi: emosi An.B seperti anak-anak lainnya
- Perkembangan Kognitif : An.B berfikir kurang
20. Riwayat Sosial Anak
Ny. A mengatakan bahwa anaknya tidak sulit bersosialisasi dengan
teman-temannya. An.B tidak pernak melakukan menghisap jari,
menggigit kuku dan sebagainya. Ketika marah An. B tidak pernah
menarik diri tepati An. B lebih menceritakan emosinya kepada ibunya.
21. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny. A mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami
penyakit retardasi mental.
22. Spiritual Anak dan Keluarga
Ny. A mengatakan selalu beribadah An. U melaksanakan tanpa harus
di perintah oleh ibunya. Tapi, An. B saat melakukan ibadah kiblatnya
tidak sesuai.
23. Pola Aktivitas Sehari-hari
No Pola Aktivitas Di Rumah
Nutrisi: - Makan nasi tim dan daging ayam
c. Makan dengan porsi habis dan terkadang
d. Minum nambah. Frekuensi makan An. B
2x/sehari
- An. B menyukai buah anggur dan
papaya.
- Tidak ada pantrangan atau alergi
makananan
- An. B makan sendiri
- Tidak terpasang alat apapun
- An. B minum air putih dan minuman
yang disukai nya adalah susu
2 Eliminasi: - An. B BAK lancar sesuai pemasukan
c. BAK nutrisi warna urine kuning jernih dan
d. BAB baunya khas
- An. B BAB lancar 1x/sehari dengan
konsistensi lembek warna kuning
3 Istirahat: - An. B biasa tidur siang 30 menit,
c. Siang kualitas tidur nyenyak.
d. Malam - Tidurnya ditemani oleh kakaknya, dan
pengantar tidurnya dengan cerita
- An. B tidur malam jam 7 WIB sudah
bangun lagi jam 5 WIB
4 Keberisihan diri - An. B mandi 2x/sehari memakai sabun
(Personal tidak dibantu memakai air hangat
Hygiene): - Sikat gigi 2x/sehari memakai odol tidak
d. Mandi dibantu
e. Sikat gigi - Cuci rambut seminggu 2 kali memakai
f. Cuci shampoo tidak dibantu
rambut
5 Aktivitas - Permainan yang disukai An. B adalah
Berteman/ main gambar-gambaran dan suka main
Bermain dan ayunan di taman
Rekreasi
E. ANALISA DATA
NO Symptom Etiologi Problem
1 DS : Kondisi fisiologis Hambatan komunikasi
Ny. A mengatakan anaknya verbal
sulit berbicara
DO:
An. B sulit bebicara atau
sulit mengungkapkan kata-
kata
2 DS: Kurang mengenal Kurangnya
- informasi pengetahuan
DO
Ny. A kurang nya
pengetahuan terhadap
penyakit yang di derita
anaknya.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Hambatan komunikasi verbal b/d kelainan fungsi kognitif
3. Kurangnya pengetahuan b/d kurang mengenal informasi
G. INTERVENSI
No Diagnosa tujuan intervensi rasional
1 Hambatan komunikasi Setelah dilakukan tindakan - Tingkatkan - untuk melatih
verbal b/d kelainan fungsi keperawatan 2x24 jam komunikasi verbal anak dalam
kognitif diharapkan An. B mampu - Ajarkan anak berkomunikasi
berbicara normal. Dengan untuk - untuk
kritria hasil: berbicara/berinter meningkatkan
- An. B mampu berbicara aksi dengan kemampuan
normal temannya berbicara
- An. B tidak mengisolasi -
diri
2 Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan tindakan - Berikan - Agar Ny. A
b/d kurang mengenal keperawatan 2x24 jam pengetahuan mengetahui
informasi diharapkan ny. A mampu: tentang apa itu apa itu
- Mengetahui penyebab retardasi mental retardasi
anaknya mengalami - Anjurkan Ny. A mental
penyakit retardasi untuk memonitor - Agar Ny. A
mental kemajuan An. B tahu
- Mengetahui kemajuan perkembanga
anak Ny. A n An. B
H. INTERVENSI
No Diagnosa tujuan intervensi Rasional
1 Hambatan komunikasi Setelah dilakukan tindakan - Tingkatkan - untuk melatih
verbal b/d kelainan fungsi keperawatan 2x24 jam komunikasi verbal anak dalam
kognitif diharapkan An. B mampu - Ajarkan anak berkomunikasi
berbicara normal. Dengan untuk - untuk
kritria hasil: berbicara/berinter meningkatkan
- An. B mampu berbicara aksi dengan kemampuan
normal temannya berbicara anak
- An. B akan merespon - Monitor kecepatan -Supaya dapat
setelah di ajak bicara berbicara anak mengalihkan
- Perhatikan apa pehatian anak
yang menjadi
pehatian anak
2 Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan tindakan - Berikan - Agar Ny. A
b/d kurang mengenal keperawatan 2x24 jam pengetahuan mengetahui
informasi diharapkan ny. A mampu: tentang apa itu apa itu
- Mengetahui penyebab retardasi mental retardasi
anaknya mengalami - Anjurkan Ny. A mental
penyakit retardasi untuk memonitor - Agar Ny. A
mental kemajuan An. B tahu
- Mengetahui kemajuan perkembanga
anak Ny. A n An. B
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
Peran orang tua sangatlah penting dalam perawatan anak dengan retardasi
mental, di dalam setiap kehidupan sehari-hari anak. Dan sebaiknya orang tua
ataupun keluarga menerima apapun kekurangan dari seorang anak dengan
retardasi mental, serta lebih memberikan support atau pujian yang dapat membuat
anak menjadi lebih baik. Serta peran serta perawat dalam memberikan dukungan
pendidikan kesehatan dan pelayanan keperawatan yang dapat berkontribusi dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu dalam merawat anak
dengan retardasi mental.
.
DAFTAR PUSTAKA
University Press
Jakarta: EGC.