Anda di halaman 1dari 16

1

GANGGUAN KEPRIBADIAN
SKIZOID

Paper ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mengikuti


kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa
atau Psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan.

DI SUSUN OLEH :

RYAN PRIMADI JASMAN


NPM : 71160891851

PEMBIMBING
dr.Harun Taher Parinduri, Sp.KJ(K)

SMF ILMU KESEHATAN JIWA / PSIKIATRI


RSUD Dr. PIRNGADI
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di bagian SMF Psikiatri
Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dengan judul “Gangguan Kepribadian
Skizoid”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar –


besarnya kepada dr. Harun Taher Parinduri, Sp.KJ(K), yang telah memberikan
bimbingan dan arahannya selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian
SMF Psikiatri Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dalam membantu
menyusun makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini memiliki banyak
kekurangan baik dari kelengkapan teori maupun penuturan bahasa, karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan menambah
pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan ilmu
kedokteran dalam praktek di masyarakat.

Medan, Januari 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3

2.1 Gangguan Kepribadian ............................................................................. 3


2.1.1 Definisi ..................................................................................... 3
2.1.2 Etiologi ...................................................................................... 3
2.1.3 Klasifikasi ................................................................................. 6
2.1.4 Kriteria Diagnostik.................................................................... 6

2.2 Gangguan Kepribadian Skizoid ............................................................... 7


2.2.1 Definisi ...................................................................................... 7
2.2.2 Etiologi ...................................................................................... 7
2.2.3 Epidemiologi ............................................................................. 8
2.2.4 Gambaran Klinis ....................................................................... 8
2.2.5 Diagnosis .................................................................................. 9
2.2.6 Diagnosis Banding .................................................................... 10
2.2.7 Terapi ........................................................................................ 11

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13


DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada umumnya, pada masa kanak-kanak, kepribadian seseorang sangat


egosentris dan egoistis. Egosentris, artinya apa yang dilakukan berorientasi pada
kepentingan diri sendiri sedangkan egoistis artinya ukuran baik dan buruk
menurut dirinya sendiri. Selanjutnya pada akhir remaja, kepribadian egosentris
dan egoistis tersebut berangsur-angsur hilang dan berubah membentuk
kepribadian yang lebih dewasa dan matang. Dalam beberapa kasus, kemungkinan
seseorang tidak menyadari bahwa mereka memiliki gangguan kepribadian, karena
cara berpikir dan berperilaku tampak alami bagi seseorang dan seseorang tersebut
mungkin menyalahkan orang lain atas keadaannya.1

Kepribadian itu sendiri, diartikan sebagai sesuatu yang terpola, baik cara
atau metode penyelesaiannya dalam menyikapi masalah yang dihadapi, dimana
hal tersebut ditengarai sebagai ciri atau tanda untuk mengenal seseorang.2
Sedangkan gangguan kepribadian adalah suatu bentuk lain dari sifat karakter
tersebut, yang diluar rentang dan ditemukan pada sebagian besar orang yang
memiliki sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan
gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subjektif.3

Gangguan kepribadian tertentu berasal dari kesesuaian parenteral yang


buruk yaitu ketidaksesuaian antara temperamen (gaya perilaku seseorang dan cara
khasnya dalam memberi tanggapan) dan cara membesarkan anak. Sebagai contoh
anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami gangguan
kepribadian menghindar.Sedangkan seorang anak yang pencemas dibesarkan oleh
ibu yang sama pencemasnya adalah lebih rentan mengalami gangguan
kepribadian dibandingkan anak yang sama yang dibesarkan oleh ibu yang
tenang.3Selanjutnya, Wilhelm Reich mengajukan istilah “character armor” untuk
menggambarkan gaya defensive karakteristik yang digunakan seseorang untuk
melindungi dirinya sendiri dari impuls internal dan dari kecemasan interpersonal
2

dalam hubungan yang bermakna, sebagai contohnya, orang dengan gangguan


kepribadian skizoid akan menggunakan mekanisme pertahanan karakteristiknya
dengan penarikan diri.3

Gangguan kepribadian skizoid sering kali dipandang oleh orang lain


sebagai eksentrik, terisolasi atau kesepian. Rasa tidak nyaman yang dialami
mereka dalam interaksi manusia, sifat introversi mereka dan afek lemah lembut
dan terbatas yang dimiliki mereka adalah penting untuk diperhatikan.3 Di jumpai
pada gangguan skizoid ini kira-kira 7,5% penduduk, laki-laki 2 kali lebih banyak
daripada perempuan. Sering memilih pekerjaan yang memerlukan sedikit saja
hubungan dengan orang lain atau memilih pekerjaan di malam hari disaat ia hanya
sedikit kontak dengan orang lain.2

1.2 Tujuan

Paper ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti


kepanitraan klinik senior di Departemen Psikiatri.Paper ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai gangguan kepribadian
skizoid, sehingga dapat lebih mengetahui tentang gangguan ini serta
mendiagnosisnya.Pemahaman yang lebih baik tentang gangguan kepribadian
skizoid ini diharapkan dapat memudahkan dalam diagnosis sehingga jika
diketahui lebih dini, pasien dapat memiliki prognosis yang lebih baik, sehingga
mencegah terjadi kesalahan pengobatan dan mencegah gangguan ini terjadi
berlarut-larut.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan Kepribadian
2.1.1 Definisi
Dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual), gangguan kepribadian
adalah kelompok gangguan yang sangat heterogen dan diberi kode pada Aksis II
serta dianggap sebagai pola perilaku dan pengalaman internal yang bertahan lama,
pervasif dan tidak fleksibel, yang menyimpang dari ekspektasi budaya orang yang
bersangkutan dan menyebabkan hendaya dalam keberfungsian sosial dan
pekerjaan.4

Gangguan kepribadian adalah cirri kepribadian yang bersifat tidak


fleksibel dan maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang bermakna atau
penderitaan subjektif.Orang dengan gangguan kepribadian menunjukkan pola
relasi dan persepsi terhadap lingkungan dari diri sendiri yang bersifat berakar
mendalam tidak fleksibel serta bersifat maladaptif.2 Dampak gangguan
kepribadian pada seseorang individu, yaitu terjadi disfungsi dalam hubungan
keluarga, pekerjaan, fungsi sosial.Dapat pula berkaitan dengan tindakan kriminal,
penyalahgunaan zat, pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, perceraian, problem
pemeliharaan anak, sering datang ke klinik gawat darurat. Terkadang gangguan
kepribadian berkaitan dengan gangguan jiwa yang lain antara lain depresi, panik
dan lain-lain.2

2.1.2 Etiologi

a) Faktor genetik
Hal ini dibuktikan melalui penelitian di Amerika Serikat pada 15.000
pasang anak kembar bahwa faktor genetik berperan terhadap timbulnya gangguan
kepribadian.Pada kembar monozigotik persamaan dalam gangguan kepribadian
beberapa kali lebih besar dibandingkan dengan kembar dizigotik. Hal itu juga
4

ditemukan walaupun kembar monozigotik itu dibesarkan secara terpisah sejak


kecil.2,3
b) Faktor Biologi
- Hormon
Orang yang menunjukkan sifat impulsif sering didapati kadar testosterone,
17-estradiol, dan estrone yang meningkat. Pada beberapa orang dengan
gangguan kepribadian ambang dan orang yang menderita depresi memiliki
kadar DST yang abnormal.2,3
- Monoamine Oksidase trombosit
Rendahnya kadar monoamine oksidase (MAO) trombosit dikaitkan
dengan aktivitas dan sosiabilitas. Penelitian menemukan bahwa mahasiswa
dengan kadar MAO trombosit yang rendah lebih banyak menggunakan
waktu untuk aktivitas sosial dibandingkan dengan mereka yang MAO
trombositnya tinggi. Kadar MAO trombosit yang rendah juga telah
ditemukan pada beberapa pasien skizotipal.3
- Smooth eye pursuit movements (Gerakan mata melirik halus)
Gerakan mata melirik halus bersifat cepat ditemukan pada orang introvert,
memiliki rasa rendah diri, serta memiliki gangguan skizotipal. Temuan ini
tidak memiliki penerapan klinis, tetapi menunjukkan peranan keturunan.3
- Neurotransmitter
Endorfin memiliki efek yang serupa dengan efek morfin eksogen, seperti
analgesia dan supresi perangsangan. Tingginya kadar endorphin endogen
mungkin terkait dengan sikap yang dingin. Studi pada ciri kepribadian dan
system dopaminergik serta serotoninergik menunjukkan adanya fungsi
mengaktifkan rangsangan untuk neurotransmitter ini.Kadar asam 5-
hidrosiindolasetat asid (5-HIAA) yang merupakan suatu metabolit
serotonin didapati rendah pada orang yang mencoba bunuh diri dan pada
pasien yang impulsif dan agresif.Peningkatan kadar serotonin dengan
pemberian agen serotonergik dapat mempengaruhi beberapa ciri
kepribadian.Serotonin dapat menurunkan depresi, impulsivitas dan
perenungan pada banyak orang dan dapat menghasilkan perasaan
5

kesehatan umum.Peningkatan dopamine di dalam sistem saraf pusat,


misalnya karena obat psikosimultan tertentu misalnya amfetamin, dapat
menginduksi euforia.2,3
- Elektrofisiologi
Pada orang dengan gangguan kepribadian antisosial dan ambang sering
ada gelombang lambat dalam EEG.3
c) Faktor Psikososial
Freud menghipotesiskan bahwa beberapa ciri kepribadian berkaitan
dengan fiksasi pada salah satu fase perkembangan psikoseksual, misalnya orang
dengan karakter oral bersifat pasif dependen karena mereka terfiksasi pada
stadium oral.Orang dengan karakter anal bersifat keras kepala, kikir, sangat teliti,
hal itu terjadi karena mengalami konflik selama toilet training pada fase anal.3
Mekanisme defensi yang digunakan perlu diperhatikan, jika seseorang
dapat menggunakan mekanisme defensi secara efektif maka kecemasan dan
depresi menjadi tidak tampak. Orang dengan gangguan kepribadian sering kali
memandang perilakunya tidak menimbulkan penderitaan pada dirinya sendiri
meskipun dapat merugikan orang lain. Pasien mungkin enggan untuk melibatkan
diri dalam proses terapi karena mekanisme defensi mereka adalah penting dalam
mengendalikan emosi yang tidak menyenangkan dan mereka tidak berminat
dalam mengubah mekanisme defensi tersebut.2,3
d) Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasikan pada masa anak-anak
mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa, sebagai
contoh anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami
gangguan kepribadian menghindar. Gangguan kepribadian tertentu mungkin
berasal dari kesesuaian parental yang buruk yaitu ketidaksesuaian antara
temperamen dan cara membesarkan anak. Misalnya seorang anak yang pencemas
dibesarkan oleh ibu yang sama pencemasnya adalah lebih rentan mengalami
gangguan kepribadian dibandingkan anak yang sama yang dibesarkan oleh ibu
yang tenang.3
6

2.1.3 Klasifikasi
1. Kelompok A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan
skizotipal dimana orang dengan gangguan ini sering kali tampak aneh dan
eksentrik.3 Gangguan kepribadian skizotipal oleh DSM IV dikategorikan ke
dalam kelompok gangguan kepribadian, sedangkan oleh PPDGJ III
dimasukkan ke dalam kelompok skizofrenia. Gangguan kepribadian
skizotipal secara bermakna banyak ditemukan dalam keluarganya yang
menderita skizofrenia, sedangkan hubungan kekeluargaan antara gangguan
kepribadian paranoid dan gangguan kepribadian skizoid dengan keluarga
yang menderita skizofrenia tidaklah demikian.2
2. Kelompok B terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang,
histrioinik, dan narsistik dimana orang dengan gangguan ini sering tampak
dramatik, emosional, dan tidak menentu.3 Dalam kelompok ini nampaknya
ada latar belakang faktor genetik. Gangguan kepribadian antisosial sering ada
kaitannya dengan gangguan penggunaan alkohol. Pada gangguan kepribadian
ambang seringkali juga ditemukan gangguan Mood (alam perasaan),
khususnya depresi. Sedangkan pada gangguan kepribadian histrionik
seringkali ada gangguan somatisasi (sindrom Briquet).2
3. Kelompok C terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan
obsesif-kompulsif dimana orang dengan gangguan ini sering tampak cemas
dan atau ketakutan.3 Pasien dengan gangguan kepribadian oobsesif kompulsif
(anankastik) sering menderita depresi, masa laten REM (Rapid eye
movement)-nya memendek. Serta hasil DST (dexamethason-suppression test)
yang abnormal.2

2.1.4 Kriteria Diagnostik


Dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ketiga
(PPDGJ III) Gangguan Kepribadian memiliki kode diagnostik F60 dengan
pedoman diagnostik :5
1. Kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan kerusakan atau penyakit otak
berat atau gangguan jiwa lainnya.
7

2. Memenuhi kriteria berikut :


 Disharmoni sikap dan perilaku yang cukup berat, biasanya meliputi
beberapa bidang fungsi, misalnya afek, kesiagaan, pengendalian impuls,
cara memandang dan berpikir, serta gaya berhubungan dengan orang
lain.
 Pola perilaku abnormal berlangsung lama, berjangka panjang, dan tidak
terbatas pada episode gangguan jiwa.
 Pola perilaku abnormalnya bersifat mendalam dan maladaptif yang jelas
terhadap berbagai keadaan pribadi dan sosial yang luas.
 Manifestasi diatas selalu muncul pada masa kanakatau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa.
 Gangguan ini menyebabkan penderitaan pribadi yang cukup berarti,
tetapi baru menjadi nyata setelah perjalanan yang lanjut.
 Gangguan ini biasanya berkaitan secara bermakna dengan masalah-
masalah dalam pekerjaan dan kinerja sosial tetapi tidak selalu.5

2.2 Gangguan Kepribadian Skizoid

2.2.1 Definisi

Gangguan kepribadian skizoid adalah pola perilaku berupa pelepasan diri


dari hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal. Bersifat pervasif, berawal sejak dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks.2 Gangguan kepribadian ini didiagnosis pada pasien yang
menunjukkan pola penarikan sosial yang lama.3

2.2.2 Etiologi

Banyak teori tentang etiologi yang menyebabkan terjadinya gangguan


kepribadian skizoid, pada penelitian sebelumnya yang berpengaruh pada
gangguan ini adalah faktor psikoanalitik, berdasarkan pengajuan Wilhelm Reich
dengan istilah “character armor” untuk menggambarkan gaya defensif
8

karakteristik yang digunakan seseorang untuk melindungi dirinya sendiri dari


impuls internal dan dari kecemasan interpersonal dalam hubungan bermakna.3
Pada gangguan kepribadian skizoid, ia menggunakan mekanisme pertahanan
karakteristik fantasi, yang digunakan secara berlebihan. Mereka mencari
penghiburan dan kepuasan dalam diri mereka sendiri dengan menciptakan
kehidupan khayalan, khususnya teman khayalan, di dalam pikiran mereka.Sering
kali orang tersebut tampaknya menjauhkan diri. Kita perlu mengerti tidak adanya
sosiabilitas orang tersebut sebagai akibat ketakutan akan keintiman.3 Ahli terapi
harus mempertahankan minat yang tenang, menentramkan, dan penuh perhatian
pada mereka tanpa memaksakan respons sebaliknya. Pengenalan ketakutan
mereka akan kedekatan dan menghormati cara eksentrik mereka adalah
membantu.3

2.2.3 Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian skizoid tidak ditentukan secara jelas.


Gangguan mungkin mengenai 7,5% populasi umum. Rasio jenis kelamin untuk
gangguan adalah tidak diketahui, walaupun beberapa penelitian melaporkan suatu
rasio laki-laki terhadap wanita adalah 2 berbanding 1. Orang dengan gangguan
cenderung mencari pekerjaan sendirian yang melibatkan sedikit kontak atau tanpa
kontak dengn orang lain. Banyak orang menyukai kerja malam hari dibandingkan
kerja siang hari, sehingga mereka tidak perlu berhadapan dengan orang banyak.2.3

2.2.4 Gambaran Klinis

Orang dengan gangguan kepribadian skizoid memberikan kesan dingin


dan mengucilkan diri, dan mereka tampak menjauhkan diri dan tidak ingin terlibat
dengan peristiwa sehari-hari dan permasalahan orang lain. Mereka tampak tenang,
jauh, menutup diri, dan tidak bersosialisasi. Mereka mungkin menjalani
kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan dengan
orang lain yang sangat kecil. Mereka adalah yang terakhir menangkap perubahan
gaya hidup popular.3
9

Mereka seringkali terpikat oleh mode diet dan kesehatan, gerakan filosofi,
dan skema perbaikan sosial, khususnya yang tidak memerlukan keterlibatan
pribadi.Walaupun orang dengan gangguan kepribadian skizoid tampak terserap ke
dalam diri sendiri dan terlibat dalam mimpi di siang hari yang berlebihan, mereka
tidak menunjukkan kehilangan kapasitas untuk mengenali realitas. Mereka sering
kali terlihat sebagai mengucilkan diri, tetapi suatu waktu orang tersebut mampu
menyusun, mengembangkan dan memberikan pada dunia suatu gagasan yang asli
dan kreatif.2,3

2.2.5 Diagnosis

Kriteria diagnostik untuk menegakkan gangguan ini dapat mengacu pada


kriteria berdasarkan DSM IV atau PPDGJ III.4,5
Kriteria diagnostik berdasarkan DSM-IV :
A. Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman emosi
yang terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal
dan ditemukan dalam berbagai konteks, seperti dinyatakan oleh empat (atau lebih)
berikut :
1) Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat termasuk
menjadi bagian dari keluarga.
2) Hampir selalu memilih aktivitas seorang diri.
3) Memiliki sedikit, jika ada, minat mengalami pengalaman seksual dengan
orang lain.
4) Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada, aktivitas.
5) Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak
saudara derajat pertama.
6) Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.
7) Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan, atau pendataran afektivitas.
B.Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood
dengan ciri psikotik, gangguan psikotik lain, atau suatu gangguan perkembangan
pervasif dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum.
10

Jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizofrenia, tambahkan “pramorbid”


misalnya, gangguan kepribadian skizoid pramorbid.3,4
Kriteria diagnostic berdasarkan PPDGJ III :
A.Gangguan kepribadian yang memenuhi deskripsi berikut :
a) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan.
b) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli.
c) Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain.
d) Tampak nyata ketidakpedulian baik terhadap pujian ataupun kecaman.
e) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
(perhitungkan usia penderita).
f) Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri.
g) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan.
h) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau
ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti
itu.
i) Sangat tidak sensitive terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari atas.5

2.2.6 Diagnosa Banding

Berbeda dengan pasien skizofrenia dan gangguan kepribadian skizotipal,


pasien dengan gangguan kepribadian skizoid tidak memiliki sanak saudara
skizofrenik.Pasien skizofrenik juga berbeda karena menunjukkan gangguan
pikiran atau pikiran waham.Gangguan kepribadian paranoid lebih
menunjukkan keterlibatan sosial, riwayat perilaku verbal yang agresif dan
kecendrungan yang lebih besar untuk memproyeksikan perasaan mereka kepada
orang lain.Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif dan menghindar
mengalami kesepian disforik, memiliki riwayat hubungan objek yang lebih
banyak di masa lalu, dan tidak terlibat banyak dalam lamunan autistik.3
11

Secara teoritis, perbedaan utama antara pasien gangguan kepribadian


skizotipal dan pasien gangguan kepribadian skizoid adalah bahwa pasien
skizotipal menunjukkan kemiripan yang lebih banyak dengan pasien skizofrenik
dalam hal keanehan persepsi, pikiran, perilaku dan komunikasi. Pasien gangguan
kepribadian menghindar adalah terisolasi tetapi memiliki keinginan kuat untuk
berperan serta dalam aktivitas, suatu karakteristik yang tidak ditemukan pada
pasien dengan gangguan kepribadian skizoid.3

2.2.7 Terapi

a. Psikoterapi

Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip dengan terapi


pasien gangguan kepribadian paranoid.Tetapi, kecendrungan pasien skizoid kea
rah introspeksi adalah konsisten dengan harapan ahli psikoterapi dan pasien
skizoid mungkin menjadi pasien yang tekun, jika jauh. Saat kepercayaan
berkembang, pasien skizoid mungkin, dengan keragu-raguan yang kuat,
mengungkapkan suatu fantasi yang berlebihan, teman-teman khayalan, dan
ketakutan ketergantungan yang tidak dapat ditanggung.2,3

Ahli terapi harus mengingat bahwa kejujuran dan toleransi keintiman


adalah bidang yang sulit bagi pasien dengan gangguan. Pasien terlanda ketakutan
jika mereka merasa bahwa orang yang akan mencoba menolong mereka adalah
lemah dan tidak berdaya, dengan demikian, ahli terapi tidak boleh mengancam
mengambil kendali kecuali mereka mampu melakukannya. Terapi perilaku telah
digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan untuk menghilangkan
kecurigaan terhadap permainan peran.3

b. Farmakoterapi

Farmakoterapi dengan antipsikotik dosis kecil, antidepresan dan


psikostimulan telah efektif pada beberapa pasien.3
12

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gangguan kepribadian skizoid adalah pola perilaku berupa pelepasan diri


dari hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal.Bersifat pervasif, berawal sejak dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks.Gangguan kepribadian ini didiagnosis pada pasien yang
menunjukkan pola penarikan sosial yang lama.Pada gangguan kepribadian
skizoid, ia menggunakan mekanisme pertahanan karakteristik fantasi, yang
digunakan secara berlebihan. Mereka mencari penghiburan dan kepuasan dalam
diri mereka sendiri dengan menciptakan kehidupan khayalan, khususnya teman
khayalan, di dalam pikiran mereka.Orang dengan gangguan kepribadian skizoid
memberikan kesan dingin dan mengucilkan diri, dan mereka tampak menjauhkan
diri dan tidak ingin terlibat dengan peristiwa sehari-hari dan permasalahan orang
lain. Mereka tampak tenang, jauh, menutup diri, dan tidak bersosialisasi.

Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip dengan terapi


pasien gangguan kepribadian paranoid.Farmakoterapi dengan antipsikotik dosis
kecil, antidepresan dan psikostimulan telah efektif pada beberapa pasien.
13

DAFTAR PUSTAKA
(1)
Johar.A., Hartuti.P., Palupi.D.D. 2014. Implementasi Metode Frame untuk
Mendiagnosa Gangguan Kepribadian Dramatik Menggunakan Sistem Pakar.
Jurnal Rekursif. Bengkulu.

(2)
Mangindaan.L. 2015. Gangguan Kepribadian. Buku Ajar Psikiatri.Ed.2. Badan
Penerbit FKUI. Jakarta.

(3)
Kaplan.H.I., Sadock.B.J., Grebb.J.A. 2010. Gangguan Kepribadian. Sinopsis
Psikiatri. Binapura Aksara.

(4)
Wikipedia. 2017. Personality
Disorder.https://en.m.wikipedia.org/wiki/Personality_disorder. diakses pada 29
Oktober 2017.

(5)
Maslim.R. 2013. Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa
Dewasa.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDG III dan DSM V.
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai