GANGGUAN KEPRIBADIAN
SKIZOID
DI SUSUN OLEH :
PEMBIMBING
Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K)
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Paper ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti
kepanitraan klinik senior di Departemen Psikiatri.Paper ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai gangguan kepribadian
skizoid, sehingga dapat lebih mengetahui tentang gangguan ini serta
mendiagnosisnya.Pemahaman yang lebih baik tentang gangguan kepribadian
skizoid ini diharapkan dapat memudahkan dalam diagnosis sehingga jika
diketahui lebih dini, pasien dapat memiliki prognosis yang lebih baik, sehingga
mencegah terjadi kesalahan pengobatan dan mencegah gangguan ini terjadi
berlarut-larut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Klasifikasi
1. Kelompok A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan
skizotipal dimana orang dengan gangguan ini sering kali tampak aneh dan
eksentrik.3 Gangguan kepribadian skizotipal oleh DSM IV dikategorikan ke
6
kali orang tersebut tampaknya menjauhkan diri. Kita perlu mengerti tidak adanya
sosiabilitas orang tersebut sebagai akibat ketakutan akan keintiman.3 Ahli terapi
harus mempertahankan minat yang tenang, menentramkan, dan penuh perhatian
pada mereka tanpa memaksakan respons sebaliknya. Pengenalan ketakutan
mereka akan kedekatan dan menghormati cara eksentrik mereka adalah
membantu.3
2.2.3 Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian skizoid tidak ditentukan secara jelas.
Gangguan mungkin mengenai 7,5% populasi umum. Rasio jenis kelamin untuk
gangguan adalah tidak diketahui, walaupun beberapa penelitian melaporkan suatu
rasio laki-laki terhadap wanita adalah 2 berbanding 1. Orang dengan gangguan
cenderung mencari pekerjaan sendirian yang melibatkan sedikit kontak atau tanpa
kontak dengn orang lain. Banyak orang menyukai kerja malam hari dibandingkan
kerja siang hari, sehingga mereka tidak perlu berhadapan dengan orang banyak.2.3
2.2.4 Gambaran Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian skizoid memberikan kesan dingin
dan mengucilkan diri, dan mereka tampak menjauhkan diri dan tidak ingin terlibat
dengan peristiwa sehari-hari dan permasalahan orang lain. Mereka tampak tenang,
jauh, menutup diri, dan tidak bersosialisasi. Mereka mungkin menjalani
kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan dengan
orang lain yang sangat kecil. Mereka adalah yang terakhir menangkap perubahan
gaya hidup popular.3
Mereka seringkali terpikat oleh mode diet dan kesehatan, gerakan filosofi,
dan skema perbaikan sosial, khususnya yang tidak memerlukan keterlibatan
pribadi.Walaupun orang dengan gangguan kepribadian skizoid tampak terserap ke
dalam diri sendiri dan terlibat dalam mimpi di siang hari yang berlebihan, mereka
tidak menunjukkan kehilangan kapasitas untuk mengenali realitas. Mereka sering
kali terlihat sebagai mengucilkan diri, tetapi suatu waktu orang tersebut mampu
menyusun, mengembangkan dan memberikan pada dunia suatu gagasan yang asli
dan kreatif.2,3
2.2.5 Diagnosis
9
skizoid mungkin menjadi pasien yang tekun, jika jauh. Saat kepercayaan
berkembang, pasien skizoid mungkin, dengan keragu-raguan yang kuat,
mengungkapkan suatu fantasi yang berlebihan, teman-teman khayalan, dan
ketakutan ketergantungan yang tidak dapat ditanggung.2,3
Ahli terapi harus mengingat bahwa kejujuran dan toleransi keintiman
adalah bidang yang sulit bagi pasien dengan gangguan. Pasien terlanda ketakutan
jika mereka merasa bahwa orang yang akan mencoba menolong mereka adalah
lemah dan tidak berdaya, dengan demikian, ahli terapi tidak boleh mengancam
mengambil kendali kecuali mereka mampu melakukannya. Terapi perilaku telah
digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan untuk menghilangkan
kecurigaan terhadap permainan peran.3
b. Farmakoterapi
Farmakoterapi dengan antipsikotik dosis kecil, antidepresan dan
psikostimulan telah efektif pada beberapa pasien.2
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan kepribadian skizoid adalah pola perilaku berupa pelepasan diri
dari hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal. Bersifat pervasif, berawal sejak dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks. Gangguan kepribadian ini didiagnosis pada pasien yang
menunjukkan pola penarikan sosial yang lama. Pada gangguan kepribadian
skizoid, ia menggunakan mekanisme pertahanan karakteristik fantasi, yang
digunakan secara berlebihan. Mereka mencari penghiburan dan kepuasan dalam
diri mereka sendiri dengan menciptakan kehidupan khayalan, khususnya teman
khayalan, di dalam pikiran mereka. Orang dengan gangguan kepribadian skizoid
memberikan kesan dingin dan mengucilkan diri dan mereka tampak menjauhkan
diri dan tidak ingin terlibat dengan peristiwa sehari-hari dan permasalahan orang
lain. Mereka tampak tenang, jauh, menutup diri, dan tidak bersosialisasi.
Terapi pada pasien dengan gangguan kepribadian skizoid adalah mirip
dengan terapi pasien gangguan kepribadian paranoid. Farmakoterapi dengan
antipsikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan telah efektif pada
beberapa pasien.
13
DAFTAR PUSTAKA
(1)
Johar.A., Hartuti.P., Palupi.D.D. 2014. Implementasi Metode Frame untuk
Mendiagnosa Gangguan Kepribadian Dramatik Menggunakan Sistem Pakar.
Jurnal Rekursif. Bengkulu.
(2)
Mangindaan.L. 2015. Gangguan Kepribadian. Buku Ajar Psikiatri.Ed.2. Badan
Penerbit FKUI. Jakarta.
(3)
Kaplan.H.I., Sadock.B.J., Grebb.J.A. 2010. Gangguan Kepribadian. Sinopsis
Psikiatri. Binapura Aksara.
(4)
Maslim.R. 2013. Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa
Dewasa.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDG III dan DSM V.
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta.