Anda di halaman 1dari 19

KONSEP BERBAGAI GANGGUAN PERILAKU MANUSIA

Dosen Pembimbing :

Ns. Ervan,S.Kep,M.Kep.,S.Kep.J

Disusun oleh :

Kelompok IV

- Farah Diba Nur Azizah ( P05120320015)


- Nahprecellia Muharromah (P05120320028)
- Tasya Fadilah (P05120320043)
- Wahyudi Saputra (P05120320049)

Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Program Studi Sarjana Terapan Jurusan Keperawatan

Tahun Ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul konsep berbagai
gangguan perilaku manusia

Makalah berbagai gangguan perilaku manusia disusun guna memenuhi tugas


pada mata kuliah psikologi di poltekkes kemenkes Bengkulu. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada mam Sariman

Pardosi.,S.Kp.,M.Si dan Ns. Ervan,S.Kep,M.Kep.,S.Kep.J selaku dosen mata kuliah


komunikasi dalam keperawatan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih

Bengkulu, 24 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................................5
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................5
1.2. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................5
1.3. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................5
1.4. MANFAAT PENULISAN.......................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................................7
1.1. Konsep Perilaku.......................................................................................................7
1.2. Pengertian Gangguan Kepribadian...........................................................................7
1.3. Konsep Gangguan Jiwa............................................................................................8
1.4. Gangguan Kepribadian Skhizofrenia........................................................................9
1.5. Gangguan Kepribadian Manic Depressive.............................................................10
1.6. Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian.........................................................................11
1.7. Golongan DSM-IV kelompok A............................................................................11
2.1. Gangguan Paranoid.................................................................................................11
2.2. Gangguan Skhizoid............................................................................................12
2.3. Gangguan Skhizotipal.......................................................................................12
1.8. Golongan DSM-IV Kelompok B............................................................................13
2.1. Gangguan Kepribadian Histrionik......................................................................13
2.2. Gangguan Kepribadian Narsitik.........................................................................13
2.3. Gangguan Kepribadian Anti Sosial....................................................................14
2.4. Gangguan Kepribadian Border-Line....................................................................15
1.9. Golongan DSM-IV Kelompok C............................................................................16
2.1. Gangguan Kepribadian Avoidant ( Avoidant Personality Disorder)...................16
2.2. Gangguan Kepribadian Dependent ( Ketergantungan )......................................17
2.3. Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif........................................................17
BAB III..................................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................................18
1.1. KESIMPULAN......................................................................................................18
1.2. SARAN..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perilaku ialah suatu proses reaksi suatu individu kepada lingkungan dan
rangsangan yang ada disekitarnya. Selain itu kepribadian atau perilaku dapat diartikan
sebagai keseluruhan cara pandang seseorang bereaksi dan berinteraksi terhadap
orang disekitarnya. Kepribadian juga merupakan gabungan emosi dan tingkah laku
yang memberikan karakteristik kepada tiap individu. Kepribadian yang stabil dapat
memberikan tindakan yang akan diambilnya. Latar belakang kehidupan dan
pengalaman masalalu dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Latar belakang
kepribadian seseorang dapat terganggu oleh beberapa faktor internal dan eksternal.

Menurut Larsen 2005, Gangguan kepribadian ialah suatu bentuk perilaku atau
kebiasaan yang sangat jauh berbeda dari kebiasaan seseorang pada umumnya. Dari
hal ini, perbedaan gangguan dapat dilihat dari cara berpikir, bersikap, dan cara
berinteraksi kepada orang lain. Menurut DSM-IV gangguan kepribadian dibagi
menjadi tiga gangguan yang mana dikelompokkan dalam Kelompok A, B dan C

1.2. RUMUSAN MASALAH


 Apa pengertian konsep perilaku ?
 Apa pengertian gangguan kepribadian?
 Apa konsep gangguan jiwa?
 Apa itu gangguan schizophrenia ?
 Apa itu gangguan Manic Depressive?
 Apa saja jenis-jenis gangguan Kepribadian
 Bagaimana golongan DSM-IV kelompok A?
 Bagaimana golongan DSM-IV Kelompok B ?
 Bagaimana golongan DSM-IV Kelompok C?

1.3. TUJUAN PENULISAN


 Untuk mengetahui pengertian dari konsep perilaku
 Untuk mengetahui gangguan kepribadian
 Untuk mengetahui konsep dari gangguan jiwa
 Untuk mengetahui gangguan Schizophrenia
 Untuk mengetahui gangguan Manic Depressive
 Untuk mengetahui jenis-jenis dari gangguan kepribadian
 Untuk mengetahui golongan DSM-IV kelompok A
 Untuk mengetahui golongan DSM-IV kelompok B
 Untuk mengetahui golongan DSM- IV kelompok C

1.4. MANFAAT PENULISAN


Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pembaca
khususnya mahasiswa . Dari makalah ini diharapkan pula mahasiswa mampu
mengambil manfaat seperti :
 Mahasiswa mengetahui golongan kepribadian tiap individu
 Mengetahui apa saja yang menjadi gangguan kepribadian tiap individu
 Menjadikan perawat yang unggul dalam bersikap kepada tiap individu yang
mengalami gangguan kepribadian.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.1. Konsep Perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku ialah suatu tanggapan atau
reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Perilaku merupakan suatu
manifestasi dari segala macam interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan
mahkluk hidup yang terwujud dalam bentuk, dan sikap. Perilaku juga terbentuk dari
rangsangan yang ada disekeliling individu yang menghasilkan suatu respon dari
individu tersebut. Perilaku sendiri terdiri dari perilaku sadar, perilaku tidak sadar
yang merupakan hasil spontan individu itu sendiri, perilaku tampak dan tidak tampak,
serta perilaku sederhana dan kompleks. Perilaku dapat diukur dan diobservasi dari
keadaan individu baik keadaan internal dan eksternal, serta yang disengaja ataupun
tidak.

1.2. Pengertian Gangguan Kepribadian


Kepribadian lahir dari kebiasaan Kepribadian ialah suatu pola tingkah laku
kebiasaan seseorang yang diperlihatkan dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan
Kepribadian dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan yang buruk sehingga
mengalahkan diri sendiri, mempengaruhi fungsinya atau bahkan menyebabkan gejala
psikiatrik dan menimbulkan ketidak mampuan beradaptasi sosial denan keluarga,
teman, dan pekerjaan.

Terdapat beberapa jenis gangguan kepribadian salah satunya ialah psikiatrik.


Psikiatrik adalah ditujukan kepada penderita psikopat. Menurut Here (1993)
mendeskripsikan Psikopat sebagai predator yang menggunakan daya Tarik,
manipulasi, intimidasi dan kekerasan untuk mengendalikan seseorang demi kepuasan
egois mereka.
1.3. Konsep Gangguan Jiwa
Gangguan Jiwa ialah suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan
dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang tidak sesuai dengan norma sosial dan
kultural yang meganggu fungsi sosial, kerja dan fisik individu.

Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku individu yang berkaitan dengan
suatu gejala penderitaan dan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi penting dari
manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, gaangguan tersebut
mempengaruhi hubungan antara dirinya sendiri dan juga masyarakat (Maramis,
2010).

Penyebab timbulnya gangguan jiwa yaitu :


a. Struktur biologis
Tiap manusia neutransmiter, anatomi dan faktor genetik ada hubungannya
dengan terjadinya gangguan jiwa. Dalam setiap individu berbedabeda struktur
anatominya dan bagaimana cara menerima reseptor ke hipotalamus sebagai
respon dari rangsangan tersebut hingga mengakibat gangguan jiwa
b. Ansietas dan ketakutan.
Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan perasaan yang tidak
menentu akan sesuatu hal menyebabkan individu merasa terancam, ketakutan
hingga terkadang mempersepsikan dirinya terancam.
c. Faktor Psikologik
Setiap penderita yang mengalami gangguan jiwa fungsional memperlihatkan
kegagalan yang mencolok dalam satu atau beberapa fase perkembangan akibat
tidak kuatnya hubungan personal dengan keluarga, lingkungan sekolah atau
masyarakat sekitarnya
d. Faktor Budaya dan Sosial
Perbedaan ras, golongan, usia dan jenis kelamin mempengaruhi terhadap
penyebab mula gangguan jiwa. status ekonomi juga dapat berpengaruh
terhadap terjadinya gangguan jiwa.
1.4. Gangguan Kepribadian Skhizofrenia
Skizofrenia adalah salah satu bentuk gangguan psikosis yang menunjukkan
beberapa gejala psikotik. Pasien psikotik tidak dapat mengenali atau tidak memiliki
kontak dengan realitas. Beberapa gejala psikotik adalah delusi, halusinasi,
pembicaraan kacau, tingkah laku kacau Bleuler menyatakan terdapat gejala primer
dan gejala sekunder pada gangguan skizofrenia.

Adapun jenis-jenis Skizofrenia ialah:


 Skizofrenia paranoid
Jenis skizofrenia ini sering mulai sesudah mulai pasien 30 tahun. Permulaanya
mungkin sub-akut, tetapi mungkin juga akut. Kepribadian penderita sebelum
sakit sering dapat digolongkan schizoid.
 Skizofrenia hebefrenik
Jenis skizofrenia ini munlai muncul perlahan-lahan dan sering timbul pada
masa remaja atau antara 15 – 25 tahun. Gejala yang mencolok adalah
gangguan proses berpikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau
double personality
 Skizofrenia katatonik
Timbulnya pertama kali antara usia 15 sampai 30 tahun, dan biasanya akut
serta sering didahului oleh stres emosional.
 Skizofrenia simplex
Sering timbul pertama kali pada masa pubertas.Gejala utama pada jenis
simplex adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.
 Skizofrenia residual
Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya
satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah gejala
negative yang lebih menonjol

Empat gejala primer yang terkait dengan skizofrenia meliputi:


 Gangguan asosiasi,
 Gangguan afektif,
 Autisme, dan
 Ambivalensi
Gejala sekunder yang terkait dengan skizofrenia adalah
 Halusinasi dan
 Waham.

1.5. Gangguan Kepribadian Manic Depressive


Penyakit manic depresif adalah gangguan dimana periode pada kegembiraan
yang hebat dan -ciri perubahan eksitasi dengan periode depresi dan putus asa. Adapun
ciri-ciri dari Manic Depressive:
 Rasa harga diri yang tinggi secara berlebihan. Ia merasa dirinya paling hebat,
paling wah segalanya dan dapat melakukan apa saja.
 Selalu gembira secara berlebihan
 Gangguan tidur, yaitu ia tidak membutuhkan waktu tidur banyak-banyak.
Cukup3 – 4jam sehari, tetapi ia tidak merasa kelelahan.
 Biacaranya cepat, kata-kata fdan idenya banyak secara berlebihan
Perhatiannya gampang teralih. Belum selesai dengan satu hal sudah tertarik
dengan hal lain. Semacam hiperaktif.
 Aktivitasnya berlebih: masak dalam jumlah berlebih, arisan, shopping terus
menerus, membagi-bagi uang atau barang ke orang-orang.
 Nafsu seksual yang meninggi dan cenderung mengarah ke hal yang aneh-aneh

1.6. Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian


Menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders Fourth
Edition atau disingkat DSM – IV gangguan kepribadian digolongkan menjadi 3
kelompok yaitu:

 kelompok A : dimana individu gambarannya aneh (odd), menyendiri (aloof),


dan eksentrik (Paranoid, Skizoid, dan Skizotipal)
 kelompok B: dimana individu gambarannya dramatik (dramatic), impulsif,
dan tak menentu (erratic) (Histrionik, Narsitik, Anti Sosial dan Border Line)
 kelompok C: dimana individu gambarannya cemas dan penuh ketakutan
(Avoidant, Dependet atau ketergantungan dan Obsesif- Kompulsif)

1.7. Golongan DSM-IV kelompok A


Pengelompokan gangguan kepribadian menurut DSM-IV terbagi kedalam 3
Kelompok. Pada kelompok pertama atau kelompok A merupakan kelompok individu
yang aneh atau eksentrik. Terdiri dari:

2.1. Gangguan Paranoid

Individu yang memiliki kepribadian paranoid dalam DSM – IV ditandai dengan


ketidakpercayaan terhadap oranglain dan menganggap oranglain memiliki motif
tersembunyi dan ditafsirkan sebagai orang yang jahat. Orang paranoid berharap dapat
menyaniaya atau mengeksoploitasi, sehingga dapat merahasiakan dan terus
mewaspadai tanda penipuan dan pelecehan. Individu yang mengalami Gangguan ini
berbeda dengan skizofrenia. Karena gejala lain dari skizofrenia seperti halusinasi,
kurang dan menurunnya fungsi sosial. Gangguan kepribadian paranoid juga dapat
disebabkan oleh pengalaman masa kecil yang buruk ditambah dengan keadaan
lingkungan yang dirasa mengancam. Pola asuh dari orang tua yang cenderung tidak
menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan orang lain juga dapat menjadi
penyebab dari berkembangnya gangguan ini. Untuk mengobati 6 kepribadian
paranoid seseorang dapat menggunakan terapi (CBT) Chognitive Behavioral
Therapy.
2.2. Gangguan Skhizoid
Gangguan ini dicirikan dengan ketidak acuhan sosial dan hubungan lainnya,
seperti dalam pengalaman dan ekspresi emosional pada cakupan yang terbatas.
Orang dengan gangguan tersebut seringkali memilih melakukan aktivitas sendiri
daripada bersama dengan orang lain. Individu ini juga cenderung tidak menunjukkan
emosi secara penuh, sehingga akan tampak dingin, tertutup, menarik diri dari
lingkungan sosial. Gangguan ini dapat mengganggu banyak aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari.. Tidak seperti orang yang memiliki gangguan kecemasan,
orang dengan gangguan kepribadian skizoid ini sering tidak menyadari bahwa mereka
memiliki masalah dan tidak percaya bahwa mereka membutuhkan bantuan.

Penderita gangguan ini biasanya menarik diri dari lingkungan dan berlangsung
sejak lama. Mereka merasa tidak nyaman jika harus berinteraksi dengan orang lain
dan lebih menyukai menyendiri ditempat yang sepi. Orang dengan gangguan ini
sering dilihat sebagai individu yang intrinsik, terkucil, dan penyendiri

Dalam teorinya Horney beranggapan bahwa rasa aman jauh lebih penting dari
pada kepuasan. Jadi dukungan dari pihak keluarga berupa pembelaan, bantuan dalam
rumah tangga dan bimbingan sangat membantu terapi yang akan diberikan pada
penderita skizoid.

2.3. Gangguan Skhizotipal


Kata schizo berasal dari bahasa Yunani, yang merujuk pada kecenderungan
menarik diri dari sosial atau keterbatasan dalam berekspresi. Kata schizo diartikan
sebagai terpisah, terbelah, atau pecah jadi Skizotipal adalah gangguan kepribadian
dimana individu dengan kecenderungan memiliki pola fikir yang khas sehingga dapat
merusak interaksi yang tengah berlangsung.
Dalam DSM – IV skizotipal memiliki beberapa tanda seperti:
 Tidak dapat menikmati hubungan dekat,
 Selalu berselisih pendapat
 Hanya memiliki sedikit ketertarikan dengan pengalaman seksual
 Tidak memiliki teman dekat, dan
 Tidak mempedulikan kritikan dan pujian dari orang lain
 Sering menggunakan kata yang tidak biasa dan tidak jelas
 Penampilan aneh dan seperti suka berbicara pada diri sendiri.
1.8. Golongan DSM-IV Kelompok B
Pengelompokan gangguan kepribadian menurut DSM-IV terbagi kedalam 3
Kelompok. Pada kelompok kedua atau kelompok B merupakan kelompok individu yang
dramatis, emosional, atau eratik. Terdiri dari:

2.1. Gangguan Kepribadian Histrionik


Gangguan Kepribadian Historionik atau Histrionic personality disorder (HPD)
ialah gangguan dimana seseorang terlalu mencemaskan penampilan mereka, dan
selalu berprilaku dramatis dalam situasi tertentu. Ekspresi dramatis ini dinilai dangkal
dan berlebihan. Pada penderita gangguan ini ini dibesarkan dengan lingkungan
keluarga yang orang tuanya berbicara tentang seks atau berkata kotor maka anaknya
akan berperilaku demikian. Seperti didikannya, mungkin bisa menjelaskan keasyikan
dengan seks. Menjadi pusat perhatian terlihat seperti mempertahankan diri dari harga
diri yang rendah
Kriteria menurut DSM-IV-TR:
 Keinginan besar untuk menjadi pusat perhatian
 Berperilaku tidak pantas dan menggoda
 Cepat berganti ekspresi dan emosi
 Menggunakan penampilan fisik untuk menjadi perhatian
 Perkataan terkesan rinci dan berlebihan.

2.2. Gangguan Kepribadian Narsitik


Secara bahasa narsistik ialah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang
berlebihan. Gangguan kepribadian narsistik ini termasuk gangguan mental yang
disebabkan adanya perasaan ego yang tinggi dan kekaguman yang berlebihan
terhadap dirinya sendiri. Narsistik sering kali memandang dirinya lebih baik dari
orang lain, memiliki fantasi yang berlebihan terhadap keberhasilan yang dicapainya
dan kurang memperhatikan perasaan orang lain Orang dengan gangguan ini sangat
rapuh pada penghargaan dirinya. Pada bagian ini mereka mencoba untuk
mempertahankan kepercayaannya bahwa mereka adalah spesial lalu baginya interaksi
antar individu sangat penting untuk mereka mendukung penghargaan dirinya.
Dalam DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-Fourth
Edition) seseorang dikatakan mengalami gangguan kepribadian narsistik jika
memiliki lima dari sembilan ciri, yaitu:
 Merasa paling hebat,
 Seringkali memiliki perasa iri hati kepada orang lain,
 Memiliki fantasi secara berlebihan terhadap kesukesan dan
kelebihannya,
 Ingin dikagumi secara berlebihan,
 Kurang memiliki empati terhadap orang lain,
 Selalui ingin memperoleh keistimewaan,
 Memiliki sikap angkuh,
 Sensitif terhadap kritik,
 Memiliki kepercayaan diri secara semu,

 Memiliki keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki keunikan


dan hanya dapat dimengerti oleh orang-orang tertentu
2.3. Gangguan Kepribadian Anti Sosial
Adapun gangguan kepribadian antisosial atau Antisocial Personality Disorder
(ASDP) merupakan gangguan pada manusia dimana mereka yang terkena gangguan
ini tidak dapat bekerjasama dengan baik dengan orang lain. Gangguan ini sering
disebut psikopat atau sosiopat. Atau dissosial (ICD-10). Individu dengan gangguan
kepribadian anti sosial biasanya secara terus menerus melakukan tingkah laku
kriminal atau anti sosial, namun tingkah laku ini tidak sama dengan melakukan
kriminalitas. Gangguan kepribadian ini lebih menekankan pada ketidakmampuan
individu untuk mengikuti norma-norma sosial yang ada selama perkembangan masa
remaja dan dewasa. Gangguan ini sering terjadi pada orang dengan sosio ekonomi
rendah.
Kriteria DSM-IV-TR :
 Mengabaikan hak orang lain sejak umur 15 tahun
 Gejala muncul sebelum umur 15 tahun, seperti;
 Sering membolos
 Pergi dari rumah
 Berbohong
 Suka mencuri, dan
 Menghancurkan barang dengan sengaja.

2.4. Gangguan Kepribadian Border-Line


Gangguan kepribadian ambang atau Borderline Personality Disorder, BPD
ialah salah satu jenis gangguan kepribadian yang ditandai dengan adanya pola
kepribadian yang tidak stabil secara menyeluruh, mulai dari hubungan dengan orang
lain: citra diri, dan afek disertai impulsivitas yang berlebihan. Individu yang
mengalami gangguan kepribadian ambang ini biasanya bingung terhadap konsep atau
identitas dirinya sendiri.

Individu yang mengalami gangguan ini sering mengalami perubahan suasana


hati yang ekstrim, antara senang berlebihan, kemudian berganti tertekan, khawatir,
dan menderita. Perubahan emosi yang ekstrim ini mendorong individu berpikir untuk
mengakhiri hidupnya atau menyakiti diri sendiri. Usaha-usaha untuk bunuh diri ini
juga merupakan cara individu untuk memaksa orang lain (keluarga, kekasih, terapis)
agar memperhatikan dan tidak mengabaikan dirinya. Usaha ini disebut, parasuicide.

Salah satu contohnya ialah ketika Individu mengalami ketakutan yang


berlebihan atau kemarahan yang tidak tepat ketika ia berpisah sementara dengan
orang dekatnya (orang tua, keluarga, kekasih, teman), atau ketika terjadi perubahan
rencana yang tidak dapat dihindari seperti: individu menjadi marah ketika orang yang
dekat dengannya membatalkan janji dan saat pertemuan datang terlambat. Individu
ini mempercayai bahwa “pengabaian” ini menyiratkan bahwa mereka “buruk” atau
“tidak cukup baik” menurut orang terdekat mereka. Rasa takut terhadap pengabaian
ini berkaitan dengan ketidakmampuannya untuk mentoleransi kesendirian dan
kebutuhan untuk berada bersama orang lain. Individu berusaha sedapat mungkin
menghindari pengabaian dari orang-orang terdekatnya dengan bertindak impulsif
seperti: memutilasi diri sendiri atau perilaku bunuh diri, untuk mendapaatkan
perhatian dari keluarga, atau kekasihnya

Terdapat tiga faktor sebagai pengaruh utama dalam perkembangan gangguan


kepribadian ambang yaitu:
1. Lingkugan keluarga pada masa kanak-kanak yang tidak kondusif,
2. Psikopatologi orangtua, dan
3. Kekerasan pada massa kanak-kanak

1.9. Golongan DSM-IV Kelompok C

Pengelompokan gangguan kepribadian menurut DSM-IV terbagi kedalam 3


Kelompok. Pada kelompok kedua atau kelompok C merupakan kelompok yang memiliki
gambaran cemas dan penuh ketakutan yaitu :

2.1. Gangguan Kepribadian Avoidant ( Avoidant Personality Disorder)


Penderita gangguan kepribadian Avoidant sangat sensitive terhadap
penolakan, sehingga akhirnya yang tampak adalah tingkah laku menarik diri, karena
mereka berfikir tentang penolakan, maka individu tersebut menghindari hubungan
dengan orang lain kecuali dengan mereka menerima jaminan bahwa mereka diterima
tanpa dicela. Sebenarnya mereka ingin berelasi dan berhubungan namun mereka
malu. Biasanya memiliki perasaan rendah diri dan tidak percaya diri. Dengan kata
lain, penghindaran adalah suatu pertahanan dan bila mereka tidak berusaha berteman
dengan orang lain maka mereka tidak akan mengalami risiko ditolak. Bentuk Self-
Acceptance sangat dibutuhkan pada individu yang mengalami gangguan kepribadian
avoidant.

Penderita gangguan ini kerap mendapatkan major depressive disorder apabila


individu kehilangan seseorang tempatnya bergantung. Dan apabila individu tersebut
menghilang ataupun tidak sesuai harapan maka akan mengalami kecemasan serta
kamarahan yang memuncak. Individu biasanya mengalami masalah fobia sosial
dalam perjalanannya.
2.2.Gangguan Kepribadian Dependent ( Ketergantungan )
Gangguan kepribadian dependen didefinisikan sebagai suatu pola perilaku
berupa kebutuhan berlebih agar dirinya dipelihara, bergantung kepada orang lain, dan
ketakutan akan perpisahan dengan orang tempat ia bergantung.
Ciri gangguan ini:
 Memiliki kebutuhan kuat untuk dijaga
 Membawahi kebutuhan sendiri untuk memastikan hubungan dgn orang lain
tidak putus
 Penderita melihat diri sendiri yang lemah dan mencari orang lain untuk
memberikan dukungan dan mengambil keputusan.

2.3. Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif


Gangguan Kepribadian obsesi Kompulsif atau biasa disebut OCD ialah suatu
gangguan kecemasan dimana pikiran dipenuhi dengan pemikiran yang tidak menetap
dan tidak dapat dikendalikan sehingga individu dipaksa untuk terus menerus
mengulang tindakan tertentu sehingga kegiatan yang ia lakukan mengalami disfungsi.

Penderita ini merupakan seseorang yang sangat sempurna, sesuai dengan


rincian, aturan, dan jadwal. Penderita gangguan ini ingin semuanya terlihat sempurna,
tidak ingin ada kesalahan sedikitpun. Penyebab gangguan ini biasanya dari
pengalaman masa kecil dan Gaya pengasuhan orang tua yang sangat proktektif dan
otoritas
BAB III
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN
 Perilaku ialah suatu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Perilaku merupakan suatu manifestasi dari segala macam interaksi
manusia dengan manusia, manusia dengan mahkluk hidup yang terwujud dalam
bentuk, dan sikap.
 Gangguan Kepribadian dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan yang buruk
sehingga mengalahkan diri sendiri, mempengaruhi fungsinya atau bahkan
menyebabkan gejala psikiatrik dan menimbulkan ketidak mampuan beradaptasi
sosial denan keluarga, teman, dan pekerjaan.
 Gangguan Jiwa ialah suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan
dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang tidak sesuai dengan norma sosial dan
kultural yang meganggu fungsi sosial, kerja dan fisik individu
 Menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders Fourth Edition
gangguan kepribadian digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
 kelompok A : dimana individu gambarannya aneh (odd), menyendiri (aloof),
dan eksentrik (Paranoid, Skizoid, dan Skizotipal)
 kelompok B: dimana individu gambarannya dramatik (dramatic), impulsif,
dan tak menentu (erratic) (Histrionik, Narsitik, Anti Sosial dan Border Line)
 kelompok C: dimana individu gambarannya cemas dan penuh ketakutan
(Avoidant, Dependet atau ketergantungan dan Obsesif- Kompulsif)

1.2. SARAN
Penulis berharap semoga makalah Konsep Berbagai Gangguan Perilaku
Manusia dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dapat menilai orang yang ada disekitar
mengenai gangguan perilaku/kepribadian tiap individu dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarti Meilanny, Krisnani Hetty, Deraputri Isna Nur Gevia. 2018. GANGGUAN
KEPRIBADIAN ANTISOSIAL PADA NARAPIDANA. Diunduh 2021 Juli 23.
Pukul 07.12. 7(2): 1-79. Tersedia pada article.php (ristekdikti.go.id)

Wulya Laksita. 2019. EFEKTIVITAS KONSELING RESTRUKTURISASI


KOGNITIF UNTUK MENURUNKAN KECENDERUNGAN GANGGUAN
SKIZOID PADA ANAK. Diunduh 2021 Juli 23. Pukul 10.19. Tersedia pada
Laksita-Wulya.pdf (um.ac.id)

Idrus Faisal M. 2016. GANGGUAN KEPRIBADIAN. Diunduh 2021 Juli 21, Pukul
23.11. Tersedia pada Gangguan-Kepribadian.pdf (unhas.ac.id)

Taufik Ikhsan. 2014. APLIKASI DIAGNOSA GANGGUAN KEPRIBADIAN.


Diunduh 2021 Juli 22, Pukul 14.21. 8(2 ) ; 69-83. Tersedia di *220-401-1-
SM.pdf

Limoa Erlyn. 2012. GANGGUAN KEPRIBADIAN DEPENDEN. Diunduh 2021 Juli


23, Pukul 16.32. Tersedia di *GANGGUAN_KEPRIBADIAN_DEPENDEN.pdf

Harahap Farida. 2018. GANGGUAN KEPRIBADIAN. Diakses pada 2021 Juli 23


pukul 16.50. Tersedia di Slide 1 (uny.ac.id)

Suprapto Helena Maria. 2019. Dialectical Behavior Therapy: Sebuah Harapan bagi
Individu dengan Gangguan Kepribadian Ambang. Diakses pada 23 Juli 2021.
Pukul 18.45. Tersedia di Suprapto.pdf (uphsurabaya.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai