Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“ PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA


RISIKO TINGGI DAN PENYAKIT
MENULAR “

Dosen Pembimbing
( Ns. Agung Riyadi, S.Kep, M.kes)
Disusun Oleh:
Kelompok 3
- Amelia Cantika (P05120320003)
- Farah Diba Nur A (P05120320015)
- Fitri Yuliani (P05120320016)
- Gebby Grasella (P05120320018)
- Mila Novita (P05120320024)
- Ranita Zulinda Putri (P05120320031)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2022/2023

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kelompok tiga berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Juli 2022

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
TINJAUAN TEORITIS.................................................................................................... 6
A. Konsep Keluarga Risiko Tinggi.............................................................................. 6
B. Sasaran Keperawatan Keluarga .............................................................................. 7
C. Pentingnya Pedidikan Kesehatan Pada Keluarga Risiko Tinggi ............................. 8
D. Konsep Penyakit Menular ....................................................................................... 9
E. Penularan Penyakit Menular ................................................................................. 10
F. Mencegah Penyakit Menular Pada Keluarga Resiko Tinggi ................................ 11
BAB III............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan.
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010). Pengertian lain dari keperawatan
keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya
sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memobilisasi sumber
pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari profesi
lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas
(Depkes RI, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari keluarga resiko tinggi
2. Siapa saja sasaran pendidikan kesehatan pada keluarga resiko tinggi
3. Bagaimana pentingnya pendidikan kesehatan pada keluarga resiko tinggi
4. Apa konsep dari penyakit menular
5. Bagaimana cara penularan penyakit pada penyakit menular
6. Bagaimana mencegah penyakit menular dengan keluarga resiko tinggi

4|Page
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Keperawatan keluarga adalah Kemandirian keluarga dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya.
b. Tujuan khusus
1. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh
anggota keluarga.
2. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
untuk membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
D. Manfaat Penulisan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
E. Sistematika Penulisan
1. Cover
2. Bab I Pendahuluan
(Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat
Penulisan, Sistematika Penulisan)
3. Bab II Tinjauan teoritis
(Konsep Keluarga Resiko Tinggi, Sasaran Pendidikan kesehatn
Terhadap keluarga Resiko Tinggi, Pentingnya Pendidikan Kesehatan
Pada Keluarga Resiko Tinggi, Konsep Penyakit menular, cara
Penularan Penyakit terhadap Penyakit Menular, Cara mencegah
Penyakit Menular )
4. Bab III Penutup
(Kesimpulan, Saran)
5. Daftar Pustaka

5|Page
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keluarga Risiko Tinggi


Pendidikan Kesehatan merupakan suatu intervensi keperawatan yang
mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehetannya melalui pembelajaran yang berperan
sebagai pendidikan kesehatan.
Adapun tujuan Pendidikan Kesehatan :
1. Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah
mengembangkan atau meningkatkan domain perilaku yaitu kognitif
(Kogniti domain), afektif (Afektif domain), Psikomotor (Psikomotor
domain).
2. (Notoadmodjo, 2007 : 139) menurut dalam perkembangannya, teori bloom
ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni :
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan domaian yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang ( Overt behavior ). Pengetahuan yang
tercangkup dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan :
• Tahu
• Memahami
• Aplikasi
• Sintesis
• Evaluasi
b. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan
yaitu :
• Menerima
• Merespon
• Menghargai

6|Page
• Bertanggung Jawab
c. Ruang Lingkung Pendidikan Kesehatan
1. Aspek Kesehatan
- Promosi ( Promotif)
- Pencegahan (Preventif)
- Penyembuhan ( Kuratif)
- Pemulihan ( Evaluation)
2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
- Keluarga
- Sekolah
- Tempat-tempat kerja
- Tempat-tempat umum
- Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Tingkat pelayanan Kesehatan :
- Promosi Kesehatan
- Perlindungan khusus
- Diagnosa Dini
- Pembatasan Cacat
- Rehabilitasi

B. Sasaran Pendidikan Kesehatan Terhadap Keluarga Resiko Tinggi


1. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi
tidak mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi
terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh
kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.

7|Page
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih
anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan
untuk menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga
dan keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit
kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit
terminal.
C. Pentingnya Pedidikan Kesehatan Pada Keluarga Risiko Tinggi

Pendidikan Kesehatan Menurut WHO dalam Depkes (2006),


mendefinisikan pendidikan kesehatan adalah proses pemberdayaan individu
dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan
determinan- determinan kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan mereka (Subaris, 2016). Tujuan utama pendidikan kesehatan
adalah agar mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri,
mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnnya,
dengan sumber daya yang asa pada mereka ditambah dengan dukuan dari
luar, dan mampu memutuskan kegiatan yang tepat guna untuk
meningkatkan kegiatan yang tepat untuk meningkatkan taraf hidup sehat
dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut undangan-undangan kesehatan No. 23 tahun 1992 dan
WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik
secara fisik, mental dan sosialnya,sehingga produktif secara ekomoni
maupun sosial, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi , masyarakat,
pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya.

8|Page
D. Konsep Penyakit Menular
Menurut peraturan menteri kesehatan tentang penanggulangan
penyakit menular Bab I Pasal 1 Penyakit Menular adalah penyakit yang dapat
menular ke manusia yang disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus,
bakteri, jamur,dan parasit. Penyakit menular adalah suatu penyakit yang dapat
ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari binatang ke orang dan
sebaliknya, baik langsung maupun tidak langsung. Di Indonesia khususnya
daerah tropis terdapat sembilan penyakit menular bersumber binatang yakni
leprosy, frambusia, filaria, japanese, encephalitis, rabies, leptospirosis,
plaque, dan kecacingan. Kesembilan penyakit tersebut yang menjadi
perhatian khusus yakni filariasis atau kaki gajah
Penyakit menular timbul sebagai hasil interaksi berbagai faktor dari
agen, host maupun lingkungan.Bentuk ini lebih dikenal sebagai penyebab
majemuk (mulitiple causation of disease) yang merupakan lawan dari
penyebab tunggal (single causation).Para ahli telah mengumpulkan berbagai
pengetahuan mengenai timbulnya penyakit, mereka telah melakukan berbagai
eksperimen terkendali untuk menguji sampai dimana penyakit itu bisa
dicegah sehingga taraf hidup penderita bisa meningkat (Irwan, Epidemiologi
Penyakit Menular, 2017).Dalam kondisi tertentu, agen biologis patogenik
dapat ditularkan dari individu yang terinfeksi dalam masyarakat kepada
individu sehat yang rentan.Agens penyakit menular dapat diklasifikasikan
lebih jauh, seperti penejalsan berikut ini. Unsur-unsur di dalam model
penyakit menular sederhana: agen, host dan lingkungan. Ketiga faktor ini
nampaknya membentuk persyaratan minimal untuk kejadian dan penyebaran
penyakit menular dala populasi. Dalam model ini agen merupaka unsur yang
harua ada agar penyakit dapat terjadi.Contoh, virus influenza harus ada dalam
diri seseorang agar seseorang tersebut menderita influenza. Pejamu adalah
organisme rentan apapun, organisme bersel tunggal, apakah itu tumbuhan,
binatang, maupun manusia yang disusupi oleh agen infeksius. Lingkungan,
mencakup semua faktor lain: fisik, biologi, ataupun social yang menghalangi
atau memicu penularan penyakit. Penularan penyakit menular terjadi jika

9|Page
seorang pejamu rentan dan suatu agen patogenik berada di dalam suatu
lingkungan yang kondusif untuk terjadinya penularan penyakit(Mc.Kenzie,
Pinger, & Kotecki, 2006). Pada proses terjadinya penyakit menular, seringkali
dijumpai berbagai bentuk manisfestasi klinik mulai dari gejala klinik yang
tidak tampak sampai pada munculnya gejala klinik yang berat, dimana akhir
dari suatu penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal dunia (Indasah,
2018).
E. Penularan Penyakit Menular
1. Penularan Langsung;
Mekanisme ini menularkan bibit penyakit langsung dari sumbernya
kepada orang atau binatang lain melalui “Port d’entre”. Hal ini bisa
melalui kontak langsung seperti melalui sentuhan, gigitan, ciuman,
hubungan seksual, percikan yang mengenai conjunctiva, selaput lendir dari
mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain bersin, batuk, meludah,
bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak yang kurang dari 1 meter)
2. Penularan Tidak Langsung
Penularan Melalui Alat – Alat yang terkontaminasi seperti mainan
anak-anak, saputangan, kain kotor, tempat tidur, alat masak atau alat
makan, instrumen bedah atau duk; air, makanan, susu, produk biologis
seperti darah, serum, plasma, jaringan organ tubuh, atau segala sesuatu
yang berperan sebagai perantara dimana bibit penyakit di “angkut” dibawa
kepada orang/binatang yang rentan dan masuk melalui “Port d’entre” yang
sesuai. Bibit penyakit tersebut bisa saja berkembang biak atau tidak pada
alat tersebut sebelum ditularkan kepada orang/binanat yang rentan
3. Penularan Melalui Vektor
Mekanis : Cara mekanis ini meliputi hal-hal yang sederhana seperti
terbawanya bibit penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik
terbawa pada kakinya atau pada belalainya, begitu pula bibit penyakit
terbawa dalam saluran pencernaan serangga. Bibit penyakit tidak
mengalami perkembangbiakan.

10 | P a g e
Biologis : cara ini meliputi terjadinya perkembangbiakan
(propagasi/multiplikasi), maupun melalui siklus perkembangbiakan atau
kombinasi kedua-duanya. (“cyclopropagative”) sebelum bibit penyakit
ditularkan oleh serangga kepada orang/binatang lain. Masa inkubsi
ekstrinsik diperlukansebelum serangga menjadi infektif. Bibit penyakit
bisa ditularkan secara vertical dari induk serangga kepada anaknya melalui
telur (“transovarium transmission”); atau melalui transmis transtadial yaitu
Pasasi dari satu stadium ke stadium berikutnya dari siklus hidup parasit
didalam tubuh serangga dari bentuk nimfe ke serangga dewasa. Penularan
dapat juga terjadi pada saat serangga menyuntikkan air liurnya waktu
menggigit atau dengan cara regurgitasi atau dengan cara deposisi kotoran
serangga pada kulit sehingga bibit penyakit dapat masuk kedalam tubuh
manusia melalui luka gigitan serangga, luka garukan. Cara penularan
seperti ini bukanlah cara penularan mekanis yang sederhana sehingga
serangga yang menularkan penyakit dengan cara ini masih bisa disebut
sebagai vektor penyakit
4. Penularan Melalui Udara
Penyebaran bibit penyakit melalui “Port d’entre” yang sesuai,
biasanya saluran pernafasan. Aerosol berupa berupa partikel ini sebagian
atau keseluruhannya mengandung mikro organisme. Partikel ini bisa tetap
melayang-layang diudara dalam waktu yang lama sebagian tetap infektif
dan sebagian lagi ada yang kehilangan virulensinya. Partikel yang
berukuran 1 – 5 micron dengan mudah masuk kedalam alveoli dan
tertahan disana
F. Mencegah Penyakit Menular Pada Keluarga Resiko Tinggi
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu upaya yang
ditujukan untuk mencegah transmisi penyakit menular di semua tempat
pelayanan kesehatan (Minnesota Department of Health, 2014).
Pencegahan memiliki arti mencegah agar tidak terjadi infeksi, sedangkan
pengendalian memiliki arti meminimalisasi resiko terjadinya infeksi.
Dengan demikian, tujuan utama dari pelaksanaan program ini adalah

11 | P a g e
mencegah dan mengendalikan infeksi dengan cara menghambat
pertumbuhan dan transmisi mikroba yang berasal dari sumber di sekitar
penderita yang sedang dirawat (Darmadi, 2008).
Pemerintah/Pemda dapat menetapkan program penanggulangan
penyakit menular sebagai prioritas nasional/daerah, bila memenuhi
kriteria:
1. Penyakit endemis lokal
2. Penyakit menular potensial wabah
3. Fatalitas tinggi/angka kematian tinggi
4. Memiliki dampak sosial, ekonomi, politik,ketahanan yang luas;
dan/atau
5. Menjadi sasaran reduksi, eliminasi, dan erasikasi global
Adapun kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi
penyakit menular pada keluarga resiko tinggi
1. Promosi kesehatan
2. Surveilans kesehatan
3. Pengendalian faktor risiko
4. Penemuan kasus
5. Penanganan kasus
6. Imunisasi
7. Pemberian obat pencegahan secara masal
Dalam menanggulangi penyakit ada beberapa hal yang dilakukan :
a. Pencegahan
Memutus mata rantai penularan, perlindungan spesifik,
pengedalian faktor risiko, perbaikan gizi masyarakat dan upaya lain.
b. Pengendalian
Mengurangi dan menghilangkan faktor risiko penyakit dan/atau
gangguan kesehatan
c. Pemberantasan
Meniadakan sumber atau agen penularan baik secara fisik,
kimiawi, biologi

12 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Kesehatan merupakan suatu intervensi keperawatan
yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehetannya melalui pembelajaran
yang berperan sebagai pendidikan kesehatan.
Menurut WHO pendidikan kesehatan adakah untuk mengubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar mampu menerapkan
masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang dapat
mereka lakukan terhadap masalahnnya, dengan sumber daya yang asa pada
mereka ditambah dengan dukuan dari luar, dan mampu memutuskan
kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan kegiatan yang tepat untuk
meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu upaya
yang ditujukan untuk mencegah transmisi penyakit menular di semua
tempat pelayanan kesehatan (Minnesota Department of Health, 2014).
B. Saran
Diharapkan untuk dapat memahami hal – hal yang berkaitan
dengan keluarga resiko tinggi terhadap penyakit menular ehingga dapat
dilakukan upaya – upaya yang bermanfaat untuk mencegah maupun
menangani penyakit ini. Diharapkan kepada semua perawat agar tetap
menggunakan proses keperawatan sebagai metode acuan pemecahan
masalah, mengingat begitu banyak diagnosa keperawatan yang dapat
muncul dalam proses keperawatannya.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Heryana, A. (2015). Upaya Pencegahan Penyakit Menular. Universita Esa


Unggul, 4. Dipetik Juli 19, 2022, dari
http://adeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/5665/2015/10/Ade-Heryana_Upaya-Pencegahan-
Penyakit-Menular_Materi-Online-Class1.pdf
Larasati, G. I. (2017, Oktober 16). SUHAN KEBIDANAN KELUARGARISIKO
TINGGI PADA KELUARGA Tn ZainuriDI DUSUN KARANG
TENGAH DESA TEGALANKECAMATAN KANDAT KABUPATEN
KEDIRI. Dipetik Juli 19, 2022, dari
https://www.academia.edu/8621278/ASUHAN_KEBIDANAN_KELUAR
GA_RISIKO_TINGGI
Pendidikan KeluargA. (2017, Desember). Dinas Kesehatan. Dipetik Juni 19,
2022, dari http://repositori.kemdikbud.go.id/19146/1/ed7_th2.pdf
Sinta. (2019, january 23). UNUD. Diambil kembali dari
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1302116011-3-BAB%20II.pdf
Wismarini, D. M. (2016, April 14). Bakti Husada. Dipetik Juli 19, 2022, dari
Rakerkesda Provinsi Banten:
https://dinkes.bantenprov.go.id/upload/article_doc/7._Penguatan_Upaya_P
2P_melalui_gerakan_Masyarakat_sehat-2.pdf

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai